Wikisumber idwikisource https://id.wikisource.org/wiki/Halaman_Utama MediaWiki 1.43.0-wmf.26 first-letter Media Istimewa Pembicaraan Pengguna Pembicaraan Pengguna Wikisumber Pembicaraan Wikisumber Berkas Pembicaraan Berkas MediaWiki Pembicaraan MediaWiki Templat Pembicaraan Templat Bantuan Pembicaraan Bantuan Kategori Pembicaraan Kategori Pengarang Pembicaraan Pengarang Indeks Pembicaraan Indeks Halaman Pembicaraan Halaman Portal Pembicaraan Portal TimedText TimedText talk Modul Pembicaraan Modul Halaman:Taman Siswa.pdf/75 104 49598 201408 143358 2024-10-12T08:52:31Z Hadithfajri 15274 201408 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" /></noinclude>jang lebih berpihak „barat”, jang pada umumnja tidak mempunjai sympati terhadap gerakan Taman Siswa. Anehnja djuga, bahwa kebanjakan dari mereka hampir tidak mengenalnja sebagai seorang Djawa, djadi kelihatannja ia termasuk prototype orang Indonesia tulen. Hal ini tidaklah djuga mengherankan benar, kata Said, sebab hidung saja memperlihatkan liuk hidung Arab dan mata saja memilih djurusan mata orang Tionghoa dan sifat² ini bukanlah taktulen sama sekali. Murid²nja ada mempunjai ukuran sendiri untuk mentjoba masing², mana keindonesiaan jang baik, ukuran jang tidak luput dari ketjerdikan semata-mata. Mereka misalnja mengatakan kepada seorang teman dengan edjekan jang diperlukan, bahwa ia adalah seorang Sunda. Apabila teman ini tidak marah, ia telah menang dan membuktikan, bahwa ia memenuhi sjarat² keindonesiaan. Bagaimana djauhnja mereka „antidaerah”, kelihatan, apabila waktu peladjaran ternjata, bahwa untuk sesuatu pengertian tertentu belum ada istilahnja dalam bahasa Indonesia, djadi mereka harus mentjari sendiri. Apabila Said mengingatkan, bahwa bahasa Djawa ada mempunjai kata jang tepat untuk itu, maka datanglah djawab: „Tetapi itu bahasa Djawa.” Dan mereka ternjata lebih suka kepada kata jang sama sekali asing, misalnja istilah Arab. Tetapi dalam pandangan-hidupnja sendiri tidaklah pernah Said merasa perlu untuk menjembunjikan djiwa Djawanja. Djustru kelapangan dan kekuatan perasaan tjara berpikir Djawa ini merupakan unsurnja jang tulen, sehingga ia dengan pendidikannja (selfmade) jang lebih luas itu mendapat kesempatan untuk merangkum djuga beberapa aliran² filsafat modern, dengan synkretismus agama jang kentara. Inilah pendapatan jang aneh untuk prof. Kraemer jang djuga menjebutkan dirinja seorang ''synkretist'', tetapi jang maksudnja tidaklah lebih dari Kalvinismus jang telah menjesuaikan dirinja dengan berbagai-bagai kebudajaan. Pertukaran pikiran dengan Said, berdasarkan kechilafan persamaan istilah aliran kesukaan keduanja, akan membuatnja tentu melompat dengan langkah seribu, apabila jang lain mengatakan dengan tenang, bahwa ia menganggap ideaal pandangan-dunia jang mempersatukan kekristenan dengan adjaran Nietzsche. Apakah tjita² kepada kekuasaan selainnja dari tjita² kepada kebahagiaan? Dan kebahagiaan jang paling tinggi ialah kesenangan hati. Djadi menurut Nietzsche haruslah Kristus disebutkan manusia jang paling berkuasa, jang kebal, kebadjikan jang memberi. Tetapi orang² kristen dengan kerendahan hati mereka sebagai kemauan akan kekuasaan jang „salah”, adalah orang² jang bermusuhan dengan hidup. „Saja pertjaja, bahwa Nietzsche, kalau ia tidak gila, akan kembali kepada kekristenan.” Selandjutnja Said menerangkan, bahwa segala mistik pada hakekatnja nistjajalah synkretis, djadi djika diambil setjara teliti, untuk orang² kristen berarti fasik. Sebagai agama wahju kekristenan sebenarnja mengenal karunia pada satu pihak dan pada pihak lain kerendahan hati, djadi pada prinsipnja bukan kesatuan. Sebaliknja untuk kami orang² Djawa berlaku pengertian kawulo-gusti, pengertian budak dan tuan sebagai kesatuan <ref>Kesatuan ini berarti, bahwa kita dalam tiap² keadaan bukan hanja ''kawulo'' tetapi djuga ''gusti'', bukan hanja objek tetapi djuga subjek, dan karena itu mempergunakan reaksi-''walaupun begitu'' jang membuat „nerimo” mungkin. Dalam kereligian „deemoed” (kerendahan hati jang pessimistis) berubah mendjadi „ootmoed” (kerendahan hati jang optimistis) seperti telah diterangkan didepan ini.</ref>. Saja tidak memerlukan historisitet tokoh<noinclude>{{rh|66||}}</noinclude> 9ypedi4t6u7rvs6k3n0zp0dyex6s17t Halaman:Taman Siswa.pdf/1 104 49705 201393 197648 2024-10-12T05:06:09Z Hadithfajri 15274 201393 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="WanaraLima" /></noinclude>W.le Fèbre <big><big><big><big>TAMAN SISWA</big></big></big></big> [[Berkas:Kulit Muka Buku Taman Siswa.png|400px|Taman Siswa (cover)|center]]<noinclude></noinclude> 3m1efezql6vmzeihi87buf97mz6468d Halaman:Taman Siswa.pdf/2 104 49720 201394 199207 2024-10-12T05:08:44Z Hadithfajri 15274 201394 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="WanaraLima" /></noinclude>{{c| W. le Fèbre {{Custom rule|lzt|200}} <big>TAMAN SISWA</big> ialah kepertjajaan kepada kekuatan<br> sendiri untuk tumbuh ... PENERBITAN DAN BALAI BUKU INDONESIA <br> DJAKARTA - SURABAJA}}<noinclude></noinclude> 2dxq0bebleqa7jkcnms3o52hcdj9q5w Taman Siswa 0 68276 201389 201294 2024-10-12T03:08:17Z Hadithfajri 15274 201389 wikitext text/x-wiki {{header | title = Taman Siswa | author = W. le Fèbre | translator = P. S. Naipospos | section = | previous = | next = | notes = | year = 1951 }} <pages index="Taman Siswa.pdf" include=1/> {{pb|label=}} <pages index="Taman Siswa.pdf" include=2/> {{pb|label=}} <pages index="Taman Siswa.pdf" include=3/> {{pb|label=}} {{TOC-tambahan| * [[/1|1. Tugas jang besar: mewudjudkan diri sendiri ]] * [[/2|2. Tanah sendiri: kebudajaan Djawa.]] * [[/3|3. Benih tanaman jang mempunjai kekuatan hidup: programma azas.]] * [[/4|4. Penebas kebun berpagar itu: Ki Hadjar Dewantoro.]] * [[/5|5. Iklim: politik pengadjaran Gubernemen]] * [[/6|6. Zat² makanan: Asia jang sedang bangun.]] * [[/7|7. Nasionalismus Indonesia dienten pada batang Djawa dan “pengenten”: Sarmidi Mangunsarkoro.]] * [[/8|8. Angin topan dan hasilnja: pembentukan negara Indonesia. ]] * [[/9|9. Tukang kebon jang paling muda sedang mentjari sumber² universil: Mohamad Said.]] }} {{DP-ID-lama}} 1z701xo3amv1g0iqk6kpp95qxt0orsj 201395 201389 2024-10-12T05:09:42Z Hadithfajri 15274 201395 wikitext text/x-wiki {{header | title = Taman Siswa | author = W. le Fèbre | translator = P. S. Naipospos | section = | previous = | next = | notes = | year = 1951 }} <pages index="Taman Siswa.pdf" include=1/> {{pb|label=}} <pages index="Taman Siswa.pdf" include=2/> {{pb|label=}} <pages index="Taman Siswa.pdf" include=3/> {{pb|label=}} {{TOC-tambahan| * [[/0|Pengantar]] * [[/1|1. Tugas jang besar: mewudjudkan diri sendiri ]] * [[/2|2. Tanah sendiri: kebudajaan Djawa.]] * [[/3|3. Benih tanaman jang mempunjai kekuatan hidup: programma azas.]] * [[/4|4. Penebas kebun berpagar itu: Ki Hadjar Dewantoro.]] * [[/5|5. Iklim: politik pengadjaran Gubernemen]] * [[/6|6. Zat² makanan: Asia jang sedang bangun.]] * [[/7|7. Nasionalismus Indonesia dienten pada batang Djawa dan “pengenten”: Sarmidi Mangunsarkoro.]] * [[/8|8. Angin topan dan hasilnja: pembentukan negara Indonesia. ]] * [[/9|9. Tukang kebon jang paling muda sedang mentjari sumber² universil: Mohamad Said.]] }} {{DP-ID-lama}} 5sdo3d6ktnxt1nbijtm0hthrc4gems8 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/28 104 68603 201373 201048 2024-10-11T23:53:10Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201373 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„engkau dan Manuel untuk beberapa hari harus didaerah ini. Engkau harus mentjari-tjari berita, tetapi djangan sampai kentara. Musuh kita awas sekali, apapula setelah diketahui bahwa fihak polisipun mentjari mereka. Tidak hanja dari fihak itu sadja musuh kita, Niko, engkaupun harus awas terhadap polisi. Djangan sampai ditjurigai, meski aku bisa menolongmu kalau tersangkut dengan fihak polisi sadja.” sambungnja pula dengan menarik nafas pandjang dan tersenjum pahit: „Sebab kalau demikian, pekerdjaan kita gagal !” {{gap}} „Aku menginap didaerah ini ?” tanja saja. Ragu² saja untuk menginap dipelabuhan jang penuh teka-teki ini. Mungkin daerah ini penuh bandit, selundup dan pedagang gelap lainnja jang tak segan² untuk menumpas njawa saingannja. Termasuk kami sebagai musuh nomor satu. {{gap}} „Tidak, Niko! Engkau dan Manuel boleh pulang tiap hari. Tetapi malam hari harus ada disini. Karena kerdja disini dan kerdjamu djuga, dikerdjakan malam hari! Buka lebar² telingamu, Niko!” {{gap}} „Dan engkau, Haris?” {{gap}} „Urusan dalam kota menunggu ! Mungkin agak lama berpisah. Uang jang kau butuhkan bisa kau ambil dirumahmu, dan ini untuk belandja sementara disini!” {{gap}} Diberinja kami berdua uang duaratus seorang. Kemudian diberikan pada saja sebuah alat potret ketjil merk Leica lengkap dengan penjinarannja, sebuah verre-kijker ketjil dengan tempatnja sekali. {{gap}} Kedua-duanja kata Haris untuk mentjari djedjak dan bukti. Kemudian dia membajar harga makanan dan terus berangkat dengan Nashnja. Tinggal saja dan Manuel jang masih termangu-mangu. Entah apa jang hendak kami kerdjakan berdua. {{gap}} Mulailah kerdja kami berdua pada malam itu. Dari sebuah restaurant hingga warung kami masuki. Badju sudah kotor agaknja, karena gatal² rasanja kulit tubuh. {{gap}} Lampu pelabuhan jang beberapa bagian sadja menerangi djalan, sedang beberapa bagian gelap, terutama disimpangan<noinclude>{{rh|28}}</noinclude> qrntt6rafa11oait4ch43ccwtwa8ezt Halaman:Tjempaka Merah.pdf/29 104 68604 201374 199280 2024-10-11T23:53:48Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201374 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>djalan jang penuh gudang-gudang besar berdiri, tampak manusia² jang sedang berdjalan. Beberapa lagi ditepi laut sedang mengail. Tak ketinggalan jang sedang ber-tjumbu²an. Saja dan Manuel duduk dalam sebuah warung tepi laut. Dua djam berturut-turut disana, sambil sedikit bertanja-tanja barangkali orang² disitu mendengar apa² jang istimewa. Djawabannja tidak pernah! Mulailah warung lain. Sama sadja hasilnja. Restaurant lainnja djuga sama hasilnja. Djengkel sekali rasanja. Dan kami berdua pulang kekota sudah tengah malam. Esok malamnja demikian pula jang kami perbuat. Hasilnja djuga tak ada. Tinggal pekerdjaan mentjari didekat kapal „Hinomaru”. Disana ada dua orang polisi jang mendjaga keamanan. Pulang kerumah saja dapati surat Renny. Isinja meminta kedatangan saja kerumahnja, karena ada satu jang harus dibitjarakan. Setelah saja katakan pada Manuel, sajapun pagi itu kerumah Renny. Dia duduk diberanda rumah, tampaknja sedang menantikan kedatangan saja. Gaunnja dari sutera merah jang berkembang sedikit pada beberapa bagian. „Selamat pagi, Renny!” „Pagi!” djawabnja sambil tersenjum dan berdiri, sambungnja: „Duduk disini atau kedalam ?” Saja minta diberanda sadja. Sebab itu dia duduk kembali setelah menjilakan saja duduk. Tiba² muntjul muka pelajan jang mendjemukan kami dulu, berdiri dipintu seolah-olah menunggu perintah dari Renny. Renny memandang padanja dan memberi isjarat. Pelajan itupun masuk, mungkin menjediakan minuman pagi untuk saja. „Begini, Niko!” udjar Renny memulai pembitjaraan itu: „Hal permintaan jang kau adjukan dengan Mr. Haris itu telah ku pertimbangkan masak-masak. Tentu sadja aku mau membela Iskandar, tetapi harus kuingat, bahwa pembelaan itu<noinclude>{{rh|||29}}</noinclude> 5nb6pz4hxrdxuy4nhkxam3vme1iwacx Halaman:Tjempaka Merah.pdf/30 104 68605 201375 199291 2024-10-11T23:54:36Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201375 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>memakan djiwa. Engkau tahu, bahwa gerombolan jang sedang mentjampur adukkan peristiwa perampokan dengan Iskandar adalah gerombolan perampok dan pembunuh! Mungkin akupun akan djadi korban !” dia berhenti sampai disini karena pelajan itu membawa minuman kehadapan kami. Setelah itu dia berdiri lagi dipintu sebagai tadi. Terpaksa Renny memberi isjarat untuk pergi. „Hal itu tak usah kau pikir, Renny, karena kami sanggup melindungi engkau!” „Engkau dan Mr. Haris ?” tanjanja tersenjum pahit: „Seorang pengatjara sanggup melindungi djiwa seseorang?” Saja berdiamkan diri. Hendak saja katakankah bahwa ini dari '''Tjempaka Merah''', jang hendak membongkar peristiwa perampokan dan pembunuhan? Hendakkah kukatakan bahwa penjelidikan itu kami lakukan karena untuk membongkar rahasia komplotan bandit, sedang alasan kami pada Renny hanja untuk membela Iskandar dimedja hidjau? Teringat saja pada pesan Haris, bahwa seorangpun tak dapat dipertjajai dalam peristiwa apa sadja jang sedang dalam taraf penjelidikan. Djadi pada Renny-pun hal ini tak dapat saja katakan. Renny masih memandangi saja jang berdiamkan diri sadja. „Tidak, Niko! Bukan seorang pengatjara jang bisa melindungi djiwa orang, selain polisi atau {{...|8}}detective, Niko! Bukankah engkau dan Mr. Haris bukan detective?” Tersirap darah saja. Renny hendak menjelidiki sajakah? Ataukah memang dia bermaksud memantjing? Mata saja djadi liar. Saja pandangi sekeliling tempat duduk kami, dan diudjung sekali, pada sudut rumah tampak bajang? seorang laki-laki jang berdiri: bentuknja persis seperti pelajan! Ja! Pelajan Renny mengintip dan mendengarkan pembitjaraan kami, terutama kata-kata saja! Tentu ada apa-apa jang tidak beres disekitar sini. Mengapa Renny bersifat memantjing dan pelajan itu mendengarkan? Mungkin pulakah saja nanti akan dipukul orang disini ? Sebab itu saja berdiri lambat² hendak menjediakan pistol ketjil jang tersedia disaku.<noinclude>{{rh|30}}</noinclude> 7r4hnc90vh28gw2g7m4a78nog6f33g2 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/31 104 68606 201376 199366 2024-10-11T23:55:10Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201376 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>{{gap}} ,,Hendak kemana, Niko ?" tanja Renny. {{gap}} ,,Ah, mau ambil sigaret! Engkau merokok, Renny?" {{gap}} ,,Tidak!" djawabnja. {{gap}} ,,Ah, sajang! Kalau begitu akupun tak merokok!" {{gap}} ,,Tak apalah! Duduk kembali! Kuulangi lagi perkara tadi, Niko. Dapatkah engkau melindungi aku, meski engkau bukan polisi, atau engkau bukan detective. Kan begitu?" {{gap}} Saja tersenjum. Sambil melirik arah bajang2 pelajan, saja djawab: {{gap}} ,,Mengapa tidak? Tiap orang mempunjai kekuasaan untuk melindungi djiwa orang lain jang dalam bahaja. Bukankah itu sudah kewadjiban? Saja kira tak ada orang mengganggu engkau, Renny!" {{gap}} Dia tersenjum. Dipandangnja saja tenang, seolah-olah hendak diterobosnja dada saja ini untuk mengetahui apa jang tersimpan didalamnja. Pembitjaraan kami selandjutnja berkisar pada soal sehari-hari. Terutama kedjadian jang lalu. Bajang pelajan sudah tidak ada lagi. Tetapi tangan saja bersedia sewaktu-waktu untuk menarik pistol dari dalam saku. {{gap}} Kemudian saja minta idjin untuk pulang, karena nanti malam harus bekerdja dipelabuhan. Malam itu djuga saja dan Manuel telah ada didaerah pelabuhan. Tudjuan kami sekarang daerah jang penuh besi tua, didekat kapal Djepang,,Hinomaru." {{gap}} Disana banjak tempat gelap. Sebuah warung jang lumajan besarnja berdiri menempel pada sebuah gudang kosong. {{gap}} Saja masuk berganti-ganti dengan Manuel. Tiga orang jang duduk sambil makan dan minum. Saja duduk didekat tempat pendjual, dan Manuel diudjung jang lain. {{gap}} Mulailah saja tanjakan keadaan warungnja, keadaan sekitar pelabuhan, dan saja tjeritakan seperti saja ini termasuk orang pelabuhan djuga. {{gap}} ,,Wah, sungguh, bung! Achir² ini tampak sibuk sekali disini! Habis, kapal Djepang itu jang bikin ribut !" {{gap}} ,,Bikin ribut apa, bung!"<noinclude>{{rh|||31}}</noinclude> s0wi7pk11qqb5c7wjz9p9nshpcxukrf Halaman:Tjempaka Merah.pdf/32 104 68608 201377 199464 2024-10-11T23:56:22Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201377 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Salah seorang dari pembeli jg. hadir disana melihatkan saja. „Ribut apa ?” tanja dia tersenjum dan meneguk kopi panasnja dengan lega tampaknja: „Lihat polisi itu! Dulu tidak ada polisi! Dulu banjak pekerdja disini. Lantas baru² ini ada pekerdja itu berkelahi. Ramé, deh! Seorang ditikam, untung ndak terus mati!” „O, itu sebabnja didjaga!?” tanja saja membodoh. Orang itu mengangguk. „Tapi jang mengherankan, kang Djo,” udjar tukang warung sambil melambatkan pembitjaraannja: „sebelum ada polisi itu sudah ada orang menembak tiga kali berturut-turut. Mungkin pendjaga atau anak kapal jang menembak pentjuri besi tua!” „Menembak tiga kali ?” tanja saja tertarik, tetapi se-olah² pertanjaan biasa sadja. „Ja! Didekat gudang ini sebelah sana! Tigakali ber-turut², dan suara motor pergi.” „Kapan?” „Kira² sepuluh hari jang lalu! Saja takut, bung, kalau² polisi mengedjar pentjuri lantas pentjurinja nekad dan masuk warung sini. Tapi waktu itu polisi belum ada disana.” Orang jang duduk disebelah saja melotot memandang tukang warung. „Sepuluh hari jang lalu! Suara motor itu kan motornja tuan Fadholie! Waktu itu aku ada ditepi laut memantjing. Djangan kau kira jang tidak². Kalau motor biru itu, kang Pomo, ja motornja tuan Fadholie!” Mobil biru! Mobil biru telah disinjalir jang mengadakan perampokan di Bank dulu. Dan mobil biru itu disitu waktu penembakan sebagai jang didengar oleh orang warung tadi. Mobil biru. Siapakah Fadholie? Segera hal itu saja tanjakan pada orang jang berkata-kata tadi. Saja tjatatlah : {{C|'''Fadholie, pemilik gudang penjimpan kapok,'''<br>'''Gudang No. 47 sebelah tenggara warung.'''}} Saja keluar setelah selesai makan dan minum, Manuel djuga keluar terkemudian.<noinclude>{{rh|32}}</noinclude> j4wa2etm4bzs11sz7bps816q2uxbx84 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/35 104 68611 201378 199466 2024-10-11T23:57:05Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201378 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Nash Haris jang kami tumpangi sedang mengikuti Chevrolet biru milik Fadholie. Orang ini orang Arab, tetapi modern segala-galanja. Dengan tenang dikendarainja mobilnja dan sedang kami ikuti. Kami hanja ingin tahu rumahnja sadja. Hari telah rembang. Kira² pukul 7 petang sampailah kami pada rumah besar, dimana mobil Fadholie memasuki halamannja. Nash jang kami tumpangi pura terus. Saja, Manuel dan Haris turun. Melihat-lihat keadaan sekitar rumah. Kira² pukul 8 malam, Fadholie keluar pula dengan mobil birunja. Kami mengikuti lagi. Tudjuannja kini kearah pelabuhan kota. Dan gudangnja. Pukul 9.30 dia memasuki kantornja. Lampu dikantornja masih menjala. Tiga orang jang berdiri digelap pada beberapa sudut gudangnja mengarahkan pandangannja pada kami. „Niko, mereka teman kami!” udjar Haris sambil memberi isjarat dengan matanja pada orang² jang berdiri disudut-sudut gudang. Pukul 10 kurang seperempat! Kami pasang topeng. Lampu kantor Fadholie sudah padam. Dua orang kawan Haris mendobrak pintu dengan hebat, dan kami masuk bersama-sama. Didalam kamar itu gelap sadja. Entah apa jang saja kerdjakan dalam kamar gelap, karena apa jang kami tudju tak ada. Tiba² lampu menjala. Fadholie telah menjalakan lampu itu. Ditangannja diatjungkan selaras pistol berkaliber besar. Terkedjut Haris melihatkan kedjadian jang sebaliknja ini. Maksud kami menjergap Fadholie djangan sampai dapat bergerak atau berteriak, kini kami jang djadi sasaran. Kalau hal jang demikian tetap kami diamkan, berarti kedok kami akan terbuka, dan akan diketahuinja siapa Tjempaka Merah. „Bagus, saudara² !” udjarnja sambil menjeringai pada kami : „Saudara² menghendaki jang demikian ! Saja tahu rentjana<noinclude>{{rh|||35}}</noinclude> t7lgtfcme7y50swoqddl52hpo1avfiu Halaman:Tjempaka Merah.pdf/36 104 68612 201379 199572 2024-10-11T23:58:54Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201379 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>apa jang hendak saudara² lakukan. Baik! Sekarang harus menurut perintah saja!" {{gap}} Haris memandangi saja. Topeng kami ini jang menarik perhatian Fadholie. {{gap}} ,,Ja, saudara menang !" kata Haris tersenjum dari balik topengnja dan memandangi muka Fadholie dengan matanja jang menjembul dari balik topeng:,,Saudara menang! Tetapi, hingga kini djangan dikira saudara menang sama sekali! Tidak! Lihat diluar! Kawan kami mengepung saudara dengan sendjata lengkap!" {{gap}} Fadholie melihat arah djendela dengan ragu². Kemudian pandangannja diarahkan pada kami kembali. {{gap}} ,,Apa maksud saudara dengan menjergap saja ini! Hendak meminta uang ?" tanjanja. {{gap}} ,,Haha, lutju sekali! Tentu uang rampokan dari bank itu belum habis sama sekali!" {{gap}} ,,Apa maksudmu!" teriaknja dengan takut. {{gap}} ,,Uang dari bank!" udjar Haris tersenjum menakutkan: ,,Dan pistol German Luger jang ditangan saudara itu jang menjebabkan kami kemari! Nah, tiga butir telah lari, tinggal tiga butir peluru lagi. Kami tidak sajang pada djiwa kami. Djumlah kami banjak, saudara bersendiri. Tiga butir itu hilang, belum tentu njawa kami tumpas seluruhnja! Tapi, saudara akan tumpas! Tidak, saudara Fadholie, kami tidak bisa mati seperti Chen Jie !" {{gap}} Chen Jie !" Haris tersenjum, Djeratnja mengena, meski keadaan kami terbalik. Muka Fadholie tampak putjat sekali. {{gap}} ,,Saudara² memeras saja!" {{gap}} ,,Tidak !" djawab Haris: „Kami hanja ingin pengakuan saudara, dan ingin keadilan atas ini. Bukankah saudara jang membunuh Chen Jie dengan pistol Luger itu?" {{gap}} Fadholie berdiamkan diri. Diatjungkan lebih tinggi pistol jang ditangannja.<noinclude>{{rh|36}}</noinclude> 58er3zkmo92sbdu0xo1o8yp6xbu8v4l Halaman:Tjempaka Merah.pdf/38 104 68614 201380 199580 2024-10-11T23:59:44Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201380 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„Peluru saudara tinggal dua butir, saudara Fadholie! Dua butir tak sanggup membunuh kami! Sedang kami sekarang sedang bersendjata! Menjerahlah!” kata Haris dalam kegelapan itu. Sebuah sinar api jang menerangi sedjenak dengan letusan terdengar lagi. Kemudian terdengar pintu belakang dibuka orang. „Lekas, kedjar! Dia lari kegudang!” Kami berlompatan kearah pintu itu. Lampu didalam gudang menjala samar². Tampak Fadholie lari terbirit-birit. Saja mulai menembak dia. Kanan kirinja penuh karungan kapok „Djangan menembak sembarangan, Niko !” udjar Haris disebelah saja: „Sebab, disini akan mudah terbit kebakaran” Tiba² Fadholie muntjul lagi. Kami tak ada jang menembak. Dia berdiri ditempat jang agak terang. Haris melarang untuk menembak dia. „Tinggal sebuah peluru saudara!”" teriak Haris menggema didalam gudang. „Baik!” balas Fadholie: „Tetapi saja tak mau menjera pada Tjempaka Merah! Saja tak mau begitu sadja tundu pada kamu sekalian! Lihatlah kematian Fadholie!” Letusan pistolnja menggema. Dia rebah. Pelipisnja tembus kena peluru jang membunuh Chen Jie dulu. „Sajang !” keluh Haris mendekati majat Fadholie jang terhampar dikaki kami: „Saksi dan penundjuk djalan mati Haris mondar-mandir. Kemudian katanja sambil menundju kantor Fadholie: „Niko, tilpun Kommissaris Dahlan! Esok suruh datang dan tentu ditemukan seorang perampok dan pembunuh jang mati dengan pistolnja sendiri! Dan siangnja aku akan datar dikantornja, tapi djangan dikatakan djuga, Niko!” Setelah selesai menilpon kantor polisi agar disambungkan pada Kommissaris Dahlan esok pagi, saja memotret letak dan muka majat Fadholie sebentar, lalu kami berangkat bersama sama dalam Nash.<noinclude>{{rh|38}}</noinclude> 92idzzrvgq53p7wrkh4g6chrqdp4oqc Halaman:Tjempaka Merah.pdf/40 104 68616 201355 199581 2024-10-11T23:29:28Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201355 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Pekerdjaan Pelabuhan selesai sudah dengan kematian Fadholie serta kesibukan harian esok harinja. Berita² mengatakan bahwa dikantor Fadholie telah didatangi kawan²nja sendiri serta telah terdjadi pemburuan jang diachiri dengan bunuh diri. Polisi setelah menjelidiki apa² disekitar Fadholie, ternjata dialah pembunuh Chen Jie dan salah seorang dari perampok bank. Tjuma sadja belum diketahui kawan²nja jang lain. {{rule|4em}}<noinclude>{{rh|40}}</noinclude> hzpo9vqeynnk47cube8r0zlefqgknru Halaman:Tjempaka Merah.pdf/41 104 68617 201356 200417 2024-10-11T23:30:17Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201356 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>{{C|'''IV. PERISTIWA DIRUMAH RENNY.'''}} {{dropinitial|'''„B'''}}'''AIKLAH'''; tjukup kematian Fadholie ini menggelisahkan kawan-kawannja!” kata Haris ketika saja dan dia sedang duduk² didepan rumah saja. „Kita sekarang mentjari orang jang berbadju wooltjoklat seperti kata Robinson dulu! Salah seorang diantara Hamid dan Fatah. Kau tjatat alamatnja, Niko?” Saja mengangguk. „O ja,” sambung Haris: „Terang sudah kalau German Lager jang dipegang Fadholie itu untuk membunuh. Pertama karena pelurunja sama dengan jang mengenai kepala Chen Je, kedua, bekas tjatjad slagpen jang mengenai kepompong peluru sama dengan bekas tjatjad kepompong peluru jang kau temukan dalam mobil!” „Apa tindakan kita sekarang, Haris?” Dia tersenjum dan memandangi saja tenang-². Entah apa jang hendak dikatakannja maka soal itu didahului dengan senjuman. Dengan ragu-² saja tunggu keterangannja. „Pekerdjaan kita sekarang didalam kota ini sadja dulu! Engkau harus sering kerumah nona Renny! Awas, dia tunangan Iskandar! Djangan mata gelap !” „Gila engkau!” kata saja marah mendengar godaannja itu. Tiba-² teringat akan peristiwa diintai pelajan dahulu. Hal segera saja tjeritakan pada Haris. Tampak sekali dia tertarik pada tjerita saja itu. Kemudian dia tersenjum-senjum, dan mondar-mandir diberanda depan rumah. „Hal jang mudah tertjapai! Mudah untuk suatu penjelidikan dalam peristiwa ini, Bagus, Niko, pekerdjaanmu bagus ali! Nanti petang engkau harus kesana djuga! Ingat, jangan lupa bahwa njawamu masih diintai orang! Musuh kita, Niko!” Petang itu djuga saja sudah hadir dirumah Renny. Kali ini sungguh-² dia saja akui ketjantikannja. Mungkin<noinclude>{{rh|||41}}</noinclude> 0lno7on3khdn5hjrn2l9t7tm01j958l Halaman:Tjempaka Merah.pdf/42 104 68618 201357 200434 2024-10-11T23:30:33Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201357 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>karena demikian itulah maka saja pernah tertarik dan masih tertarik pada dia. Tetapi kedjadian dua tahun jang lalu lekas terlupakan bagi saja. Tak patut untuk dikenang lagi sekarang, karena hanja akan menimbulkan kesukaran sadja dalam melakukan pekerdjaan ini. Dipersilahkannja saja memasuki kamarnja jang penuh dengan hiasan barang-² matjam-² serta sekarangan bunga jang menghiasi sudut toilet dengan potret Iskandar jang tersenjum. Kembali muka pelajan jang saja segani itu muntjul didepan saja. Sekali ini perhatian saja padanja bersungguh-sungguh. Saja perhatikan muka jang nampaknja selalu memberengut itu, barangkali kelak bisa diingat bila perlu. Renny menjuruh mengambil minuman petang. Saja mulailah pertjakapan dengan berpokok tentang Iskandar. Bagaimana hidupnja sedjak perkenalan dengan Iskandar, dan bagaimana rentjana kelak kalau dia sudah kawin. Djawaban Renny mudah sadja, bahwa perkenalan itu terdjadi ketika dia sedang duduk dalam restaurant „The White Snow” dan Iskandar datang disana dengan maksud jang sama. Mereka berdua saling berkenalan, kemudian saling kundjung-mengundjungi dan achirnja peminangan dari Iskandar tiba. Saja tanjakan bagaimana rentjananja dengan peristiwa penangkapan terhadap tunangannja itu. „Hal itu memang menjedihkan aku, Niko! Tetapi apa hendak kukata, karena, jah, karena memang demikianlah!” „Tjintanja besar sekali terhadapmu, Renny! Besar sekali! Sajanglah kalau engkau menjia-njiakan tjintanja! Aku maklum, betapa sikapmu terhadap dia! Kau lakukan djuga seperti terhadapku dulu? Ja, ketika datang kawanmu jang lain jang tiba2 melarang engkau berhubungan dengan aku?” kata saja dengan sedikit mentjemoohkan dia. „Ja, kuingat peristiwa jang lalu itu, Niko! Maafkan, karena harus demikian! Hal itu dapatkah sekarang kuulangi ?” katanja setengah bergurau {{...|8}}<noinclude>{{rh|42}}</noinclude> d4qbd8jmc2elz0gpmituycedwbbbqjr Halaman:Tjempaka Merah.pdf/43 104 68619 201358 200435 2024-10-11T23:31:02Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201358 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„Hal itu telah lalu! Telah silam! Sekarang aku hendak mengingatkan engkau djangan hendaknja sampai mengulang peristiwa dulu, karena itu akan mendjatuhkan namamu sendiri!” Tiba-tiba dia menundukkan kepala. Airmatanja meleleh dengan derasnja. Dia menangis. Entah apa jang ditangiskan. Sedihkah karena mengingat peristiwa jang lalu, ataukah sedih dan malu karena kata-kata saja? Atau mungkin pula ada latar belakang jang menjeliputi dirinja? Ja, tentu ada jang menjeliputi dirinja. Hal ini tentu sudah diduga oleh Haris, sebab itu, saja disuruhnja kemari. Kalau tidak, apa gunanja kedatangan saja ini dengan pesan Haris bahwa sedapat mungkin membitjarakan soal pribadi dan soal pertjintaan sadja? Pikiran jang demikian ini timbul dengan tiba-tiba. Suatu tjara penjelidikan jang memakan korban perasaan dan dengan tjara tjinta. Dan mengapakah dengan pelajan jang selalu mengintai itu? Sekarang tentu dia mengintai saja lagi. Entah dari lubang kuntji entah dari balik dinding jang mengelilingi kamar Renny ini. Tapi saja berkepastian, bahwa ada orang mengintip. Kalau demikian, tentu ada apa² dengan Renny. Soal ini pandjang sekali hubungannja. Pelajan ini mungkin orang jang tak patut dipertjajai. Suatu anggauta gerombolan jang bermaksud djahat terhadap Renny atau Iskandar. Iskandar! Mengapa kini Iskandar meringkuk dalam tahanan? Karena perampokan itu! Uang jang ditjetjerkan dihalaman rumahnja. Tentu ada hubungannja. Uang rampokan ditjetjerkan, Iskandar ditangkap, dan Renny kini diintai orang! Tiga hal jang satu sama lainnja ada hubungannja. Begitu djauh hubungan ini dan penuh belat-belit. Mungkinkah Renny djuga tersangkut dalam peristiwa ini, ataukah hanja sebagai perisai ataupun dia tak tahu sama sekali Mungkinkah pula Renny diperas dalam hal ini ? Tak mungkin Renny tidak tahu peristiwa dan perbuatan pelajan jang kurang adjar itu. Kalau tidak diperas, tentu pelajan itu sudah dikeluarkannja. Dan penjelidikannja terhadap diri saja ketika pelajan itu mengintai? Apakah<noinclude>{{RH|||43}}</noinclude> 9us3tencp5rdojws1s4c9jk2xfvafq9 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/44 104 68620 201359 200567 2024-10-11T23:31:24Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201359 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>hal itu tidak disengadja? Pikiran-pikiran begitu tjepat datangnja pada otak saja. Dia masih berdiamkan diri sambil menghapus airmatanja. Tangisnja telah berhenti. „Renny,” udjar saja memetjah keruwetan jang menjeliputi kami: „hal itu hampir kumaklumkan! Engkau menjimpan rahasia besar jang membahajakan djiwa kami dan djiwamu sendiri! Rahasia jang kausimpan itu sekarang djuga harus kau keluarkan kepadaku! Kepadaku, karena aku dan Mr. Haris sanggup melindungi djiwamu! Engkau harus hidup bahagia kelak !” Diusapnja matanja kemudian dipandangnja saja tenang². „Ja, Niko! Kuakui, bahwa ada rahasia jang menjeliputi aku!” katanja lambat setengah berbisik: „Ada pula orang jang mentjintai aku, meski aku bentji padanja, Niko! Sebenarnja aku mau bebas, tetapi orang itu mengikuti aku kemana sadja aku pergi. Aku mau lari, tetapi tak dapat. Orang itu membiarkan aku berhubungan dengan Iskandar, tetapi dengan maksud untuk uangnja! Sebab itu dia mentjelakakan dengan djalan jang litjin sekali. Sedangkan engkau sendiri, Niko, perhubungan kita terpaksa diputuskan dengan tjara kasar. Dan engkau kira maksudku sendiri, bukan?” Betapa terkedjut saja mendengar tjeriteranja itu. Terutama tjerita tentang perhubungan saja dan dia jang telah lalu. Kiranja bandit² jang berdiri dibelakang Renny itulah jang akan menjebabkan perhubungan dia dan Iskandar putus. Hal ini tak boleh terdjadi dengan Renny dan Iskandar. Dalam otak saja mempunjai rentjana untuk memindahkan Renny kekantor Haris agar dapat melindunginja dari kedjahatan jang dilakukan oleh orang dibelakang Renny. Tetapi siapa dia? Ja, itu jang terpenting, karena pokok dan benggolan perampokan jang dilakukan terhadap bank itu berkisar disitu. Orang jang dibelakang Renny! „Siapakah orang jang dibelakangmu itu, Renny ?” tanja saja sambil mendekati dia: „Karena aku tahu bahwa dialah jang menjebabkan keonaran dikota ini karena perampokan!”<noinclude>{{rh|44}}</noinclude> ffiifp3kioy3dghjrqft5ma9gknexgp Halaman:Tjempaka Merah.pdf/45 104 68621 201360 200743 2024-10-11T23:31:47Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201360 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Renny tampak ragu². Satu djawaban nama dan alamat orang itu, bereslah pekerdjaan kami. Satu djawaban sadja. Belum sampai djawaban itu keluar dari mulut Renny, pintu kamar terbuka. Pelajan itu muntjul dengan muka jang mendjemukan. „Ada tamu diluar, nona !” katanja. Renny berdiri. „Maafkan, Niko !” katanja sambil pergi keluar kamar, Tiba-² terdengar djerit jang tersumbat dan barang djatuh. Tjepat-² saja melompat keluar kamar, tetapi sebuah pukulan menjebabkan saja terhujung. Dua orang berdiri didepan saja, sedang mata masih berkunang-kunang karena pukulan jang mengenai muka saja itu. Tampak kedua orang itu mendekati saja, dan kepala saja kena barang keras. Sudah itu tak ingat apa-² lagi. Pingsan mungkin. Dengan penat-² seluruh anggauta badan, saja menggeliat. Kiranja saja menggeletak pada sebuah tempat jang tak pernah saja kenal. Seluruh bagian dari tempat itu dilapisi dinding kuat. Kalau tak salah sebuah kelder atau sebuah gudang jang dibuat setjara kokoh sekali. Didepan saja berdiri tiga orang. Dua orang bersendjata pistol, dan seorang tidak. Ketiga-tiganja memakai topeng. Jang seorang dan tidak bersendjata itu saja kira pemimpinnja. Orang inikah jang berdiri dibelakang Renny? Perampok bank itukah dia? Ataukah kawan dari Fadholie jang membunuh Chen Jie ? Orang itu mendekati saja. Dipandangnja tenang-² muka saja. Matanja tadjam menjembul dari balik topengnja. „Bagus, bagus! Saudara achirnja bangun djuga!" sekali lagi didekatinja saja, dan ditariknja saja dengan kasar hingga terduduk. Seumpama tidak ada dua orang lainnja jang bersendjata itu, sudah tentu saja tumbuk keras-² perutnja. „Bagus, bagus! Seorang polisi telah ada ditanganku! Hahaha, lutju sekali penjelidikan saudara, ha?!” tangannja singgah dipipi saja, hingga membekas sekali rasanja. Kuat betul tangannja itu. Sajanglah bahwa kedua orang jang {{hws|me|memegang}}<noinclude>{{rh|||45}}</noinclude> oypercxyz408vg1xtiftdkhti8d4hxg Halaman:Tjempaka Merah.pdf/47 104 68623 201361 200881 2024-10-11T23:32:29Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201361 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>itu belum pernah saja ketahui, djalan masuk keluarnja sadja tak tahu. Umpamakan sesudah memukul orang itu, lalu lari kemana? Kalau sampai terdjegat didjalan, tentu akan lebih tjelakalah nasib saja. Setidak-tidaknja merupakan sasaran peluru. Apa tindakan saja selandjutnja? Hendak membabi buta begitu sadja ? Mungkinlah bisa didasarkan atas untung- untungan. Mungkin pula merupakan hal jang tak mungkin. Pendeknja, pertamakali usaha. Itulah jang bisa memastikannja kelak. Dengan berdjingkat-djingkat dan kepala masih sedikit pening saja tudjui sebuah medja jang disediakan disana. Sebuah kursi djuga ada, tetapi selain itu sudah tak ada lagi. Pendjaga itu menoleh pada saja. Tangan kanannja selalu didalam saku, dan tahulah saja bahwa ditangannja itu tergenggam pistol. Dia melihatkan sadja. Saja berdiri dan akan mendapatkan dia. „Djangan bergerak kemari ! Tetap pada tempatmu !“ katanja mengantjam. Saja berhenti dan tersenjum pada dia. „Bolehkah saja minta rokok ?“ Dengan tak berkata apa-apa dia mendekati saja. Diambilnja sigaret dari tempatnja, kemudian geretan apinja sekali. Tetapi tangannja jang sebelah tak lepas dari balik sakunja. Setelah itu saja kembalikan geretannja. „Hah, bagaimana rasanja nanti saudara terus djaga disini. Panas dan mendjemukan sekali!“ Dia diam sadja. Saja sambung kata-kata itu terus-menerus dengan mentjari bahan-bahan seadanja. Dia tetap membisu sadja. Lebih dekat saja kepadanja. Dia duduk diatas peti kosong itu. Tak dihiraukannja saja mendekati dia itu. Tetapi kira-kira pada djarak lima meter, dikeluarkan pistol dari dalam sakunja dan ditudjukan pada saja. „Kalau madju, saja tembak! Sungguh mati !“ Saja tersenjum. Dan saja mulai lagi berkata-kata. Sigaret sudah tinggal setengah. Dia tetap seperti tak atjuh. Suatu<noinclude>{{rh|||47}}</noinclude> rwmmeg23ftmix579las32sdk1twh0wo Halaman:Tjempaka Merah.pdf/48 104 68624 201362 200882 2024-10-11T23:32:59Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201362 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>kesempatan ! Dengan tjepat puntung jang menjala itu saja lemparkan kemukanja hingga tepat mengenai hidung dan didekat matanja. Dalam kegugupan ini setjepat-tjepatnja saja lompati dan pergumulan terdjadi. Pistolnja terlempar sudah. Kami bergumul dengan serunja. Beberapa kali muka saja kena gotjoh dia. Mau rasanja untuk mengalah begitu sadja karena gotjohan jang keras itu, tetapi njawa saja tergantung dari menang kalahnja pergumulan ini. Djadi satu-satunja djalan hanja harus menang dalam berkelahi. Satu-satunja djalan ! Leher badjunja saja angkat. Tidak peduli perut saja disodoknja. Sekuat tenaga saja dorongkan kearah dinding dan tepat kepalanja kena dinding itu. Menggeliat sedjenak, kemudian diam. Pingsan barangkali. Pistol segera saja ambil dan dengan sempojongan saja tinggalkan gudang gelap itu. Sepuluh menit berputar-putar sekitar lorong² gudang, barulah tampak sinar jang memberi harapan. Dengan hati² sekali saja keluari tempat tjelaka itu. Kepala masih pening rasanja. Diluar tak ada apa². Tak seorangpun lalu, dan tak sebuah kendaraanpun terdapat disana. Hanja djalan jang sunji sadja. Gudang ini gudang apa ? Tampaknja seperti kelder dibawah tanah. Mungkinkah itu bekas perlindungan jang dipakai waktu perang jang lalu ? Mungkin pula disana bersarangnja pendjahat² itu. Terdengar desau angin jang menerdjang daun-daun dan desau ombak laut. Tak salah lagi, disini tepi laut. Kemanakah jang hendak saja tudju sekarang ? Hanja orang jang pingsan itu sadja dapat saja djadikan penundjuk djalan. Pikiran inilah jang menjebabkan saja kembali memasuki gudang itu dan menemui orang jang pingsan itu sudah sadar tetapi masih susah untuk bangun. Segera saja pegang leher badjunja dan saja dorong dengan todongan pistol pada punggungnja.<noinclude>{{rh|48}}</noinclude> 620xldm71dsnd1ong3vivrpsdbgg1rw Halaman:Tjempaka Merah.pdf/49 104 68625 201363 201158 2024-10-11T23:33:54Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201363 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Sedikit demi sedikit sampailah kami pada tepi laut. Menjusur laut ini achirnja sampai djuga pada sebuah desa. Ramai djuga desa itu. Karangpondok namanja. Dari sanalah saja dan tawanan saja itu dapat kembali kekota dengan naik ......... bendi ! Saja dapati Manuel sedang dikantor, sedangkan Haris kata Manuel keluar kota. Begitulah rentjana saja jang muluk² untuk Renny gagal sama sekali karena telah didahului orang. Sedangkan Renny sendiri saja tak tahu. Untuk kerumahnja, tenaga saja sudah tak kuasa lagi. Manuel saja suruh mengurung tawanan itu pada sebuah kamar jang rapat. Esok hari barulah saja akan datang kerumah Renny. {{c|{{bar}}}}<noinclude>{{rvh|49}}</noinclude> g4a5zese43d21l9zk3ka8qw303uhmu0 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/50 104 68626 201365 201027 2024-10-11T23:42:24Z Dvnfit 20067 201365 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Zhilal Darma" /></noinclude>{{c|'''V. PESTA'''}} {{dropinitial|P}}'''AGI''' ini kabut masih menutupi djalan. Sepandjang djalan Werkudoro tampak suram oleh kabut. Remang² sadja. Tetapi pada pagi sedemikian itu saja telah hadir disana, didepan rumah nomor 16, rumah Renny. Rumah itu masih tertutup. Hanja lampu depan sadja menjala. Djas jang saja pakai terpaksa saja naikkan kerah lehernja untuk menahan dingin. Setelah sedjenak saja pandangi rumah itu, barulah saja masuki halamannja dan mengelilinginja dari balik² pohon²an serta tumbuh-tumbuhan jang tumbuh pada halaman itu. Pada bagian agak belakang, dimana pokok² kaju tumbuh dengan lebatnja, terutama pohon kopi, lebih mudahlah bagi pekerdjaan saja untuk mengintai isi rumah. Lama-kelamaan embun menguap djuga. Sinar matahari menerangi rumah, dan djendelanja sudah dibuka orang. Tak tampak Renny, tetapi orang asing bagi saja jang tampak. Orang laki² bermuka seperti Indo Belanda. Orang ini tak pernah saja djumpai sebelumnja, baik diluar maupun didalam rumah itu. Mungkin karena letak saja dan dia berdjauhan hingga tidak terang mata melihatnja. Mungkinkah dia anggauta gerombolan pendjahat jang menjergap saja dahulu? Mungkin demikian! Dimanakah Renny kalau demikian? Mengapakah orang asing dan orang laki itu hadir dirumah Renny? Ditjulikkah Renny? Kalau memang ada ketidak beresan terhadap Renny, maka kewadjiban sajalah untuk menjelidiki peristiwa itu. Djalannja hanja memasuki rumah itu setjara sembunji². Biarlah risikonja untuk itu besar, tetapi saja wadjib mendapat keterangan duduk perkaranja tentang pemukulan terhadap kepala saja. Itulah jang menjebabkan saja terus sadja memasuki rumah Renny, jang kini berpenghuni asing bagi saja itu.<noinclude>{{rvh|50}}</noinclude> gvrdjsfz9d38gy78xkjiz3pkiaiampv Halaman:Tjempaka Merah.pdf/52 104 68628 201364 201052 2024-10-11T23:40:12Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201364 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>{{gap}} ,,Renny, siapa orang jang dikamar mandi itu?" {{gap}} ,,Oh, lupa aku! Tutup dulu pintu itu, nanti aku bertjerita!" {{gap}} Segera pintu saja tutup dan saja kuntji dari dalam. Kemudian saja duduk disebelah Renny, pada korsi toilet. Didepan kami tampak tjermin. {{gap}} Mulailah Renny bertjerita dengan suara setengah berbisik. {{gap}} ,,Ketika aku keluar dulu, tiba² disergap orang. Dua orang, Niko! Kemudian muntjul pula dua orang memukul engkau. Sudah itu aku dibawa kekamar sebelah. Mereka bertopeng, djadi tidak kukenal. Salah seorang berkata padaku: Ini hanja peringatan sadja, nona! Djangan mentjeritakan apa² pada polisi tentang jang nona ketahui ! Dan polisi jang menanjai nona itu tidak akan kembali keasalnja! Dia tidak akan kembali! Nona harus tidak tahu apa² jang terdjadi dengannja,dan apa jang didapat polisi itu lenjap kedasar laut ! Niko! Jang dimaksud polisi ialah engkau. Hendak kukatakan pada mereka bahwa engkau bukan dari polisi, tetapi mereka sudah meninggalkan aku dengan antjaman dan dengan djandji bahwa aku disanggupi kepalanja untuk pergi dari Indonesia. {{gap}} Pikiran saja mulai bekerdja. {{gap}} ,,Kalau mereka berkata bahwa engkau tidak boleh berkata apa² tentang jang kau ketahui, mestinja engkau mempunjai rahasia. Bukankah begitu?" {{gap}} Renny menundukkan kepalanja. {{gap}} ,,Renny, keselamatan djiwamu, djiwa kekasihmu, dan djiwaku serta keamanan kota ini terletak pada pengakuanmu! Aku sanggup untuk melindungi namamu!" {{gap}} Entah darimana datang kesanggupan jang keluar dari mulut saja itu, tetapi udjudnja telah keluar dengan tidak saja sadari. {{gap}} Renny masih berdiamkan diri. Dipandanginja saja tenang², hingga menggeletar sedikit djantung saja oleh pandangnja itu. {{gap}} ,,Niko!" katanja dengan saju: „Aku pernah berkenalan dengan seorang bernama Jansen, anak Menado berbapa Belanda. Dia pernah berkata bahwa melindungi aku, tetapi sajanglah bagi dia, karena engkau dan Mr. Haris sudah melindungi aku djuga!"<noinclude>{{rh|52}}</noinclude> spgfjrj2kx5iiag2o1on3buek21ozx9 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/54 104 68630 201366 201058 2024-10-11T23:43:29Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201366 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>{{gap}} ,,Orangnja berkulit putih ?" tanja saja, karena teringat pada orang jang mandi tadi. {{gap}} Renny mengangguk. {{gap}} Dari luar terdengar langkah orang dan pintu jang dibuka. {{gap}} ,,Orangnja disini, Renny! Engkau tahu, dan sajang sekali bahwa tjeritamu belum habis! Nah, itu dia, habis mandi !" {{gap}} ,,Engkau tahu?" {{gap}} Saja mengangguk. {{gap}} ,,Hanja itu dulu jang hendak kuketahui, dan sekarang aku pergi dulu lewat djendela kamarmu ini !" kata saja kemudian setelah mendengar langkah orang diluar mendekat. {{gap}} ,,Aku belum selesai bertjerita, Niko!" {{gap}} Tangan saja sadja jang memberi djawaban sebagai isjarat agar dia diam. {{gap}} ,,Niko!" udjarnja pula ketika saja melangkahkan kaki hendak keluar djendela. Takut saja akan suara Renny jang keras sebagai berteriak itu. Ketika kaki akan keluar djendela, sebagai disambar petir sadja saja dengar suara seorang laki² jang keras: {{gap}} ,,Niko Djangan engkau bersusah pajah melalui djendela ! Dan djangan mentjoba menembak !" kemudian dia tertawa. {{gap}} Pada ingatan saja pernah saja dengar suara itu, tetapi muka saja belum saja palingkan padanja. Dalam pikiran masih ragu, bagaimana usaha saja nanti bila ternjata orang itu musuh jang harus ditakuti. {{gap}} Dengan perlahan-lahan muka saja palingkan. {{gap}} ,,Astagaaaa!" teriak saja kegirangan dan menarik surut kaki jang hendak keluar djendela dan mendekati orang Indo itu: ,,Engkau disini, '''Jansen''' !" Kami berdua tertawa terbahak Renny hanja tersenjum-senjum. Setelah selesai saja dan Jansen berdjabatan tangan, saja pandangi Renny dengan ragu². Mengapa Jansen dirumah ini? Dan tentu tidur pula disini? Renny djuga heran barangkali karena kami sudah berkenalan. {{gap}} Agaknja ketidak-enakan pada muka saja itu terbajang pada Jansen, dan dengan tersenjum dipandanginja saja sambil menggeleng-gelengkan kepala.<noinclude>{{rvh|54}}</noinclude> kerhr21v8yhhoc284hurxw1pox1bocj Halaman:Tjempaka Merah.pdf/55 104 68631 201367 201070 2024-10-11T23:48:09Z Dvnfit 20067 /* Telah diuji baca */ 201367 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" /></noinclude>„Niko, Niko! Engkau chawatir sahabat?" kata Jansen : „Nah, sekarang kutjeritakan. Begini! Aku sebenarnja berpakansi kekotamu ini dari Ibu kota hendak menemui Haris. Tiba² disini kudengar engkau menghadapi peristiwa jang patut untuk djadi bahan penjelidikan. Nah, begitulah ! He, duduk dulu engkau! Nona Renny djuga! Jah, kuteruskan! Daripada pakansi dengan nganggur begitu sadja, maka aku ikut engkau. Dan disini aku ditempatkan untuk mendjaga nona Renny. Malam aku datang, siang aku pergi. Persis seperti kelelawar." „Mengapa perlu didjaga?" „Penting, Niko, penting! Soal njawa! Dan djuga soal penjergapan jang akan kami adakan, barangkali pendjahat² jang memukul engkau itu datang malam hari. Tetapi rupa²nja mereka mengerti kalau aku adang!" „Engkau lewat pintu belakang?" „Jap! Tepat sekali! Aku tahu engkau djuga melewati djalan itu, dan engkau djalan berdjingkat-djingkat lewat depan kamar mandi!" „Mengapa tidak kau panggil?" „Dengan pistol ditanganmu? Hah, siapa tahu terus sadja engkau menembaki aku! Tjelaka, kan!" „Matamu awas, Jan!" kata saja tertawa. „Hah, kau lupa bajang2mu masuk kamar mandi, karena sinar masuk dari seberang pintu kamar mandi dan mengenai engkau! Hahahaha!" dia tertawa kegirangan. Saja kira dia mengintip dari pintu kamar mandi itu. Untunglah kawan sendiri, kalau tidak tentu untuk dua kalinja rentjana pendjahat itu berhasil menanam saja kedasar laut. Lama kami bertiga saling berdiamkan diri. Masing² tentu dengan pikirannja. Tiba² Jansen menepuk bahu saja dan sambil mengatakan sesuatu pada telinga saja. Muka saja djadi berseri-seri agaknja, karena Renny ikut tersenjum. „Dia sudah tahu!" kata Jansen sambil menundjuk Renny jang tersenjum girang itu. Dan rentjana kami akan dilakukan besok petang. {{c|★★★}}<noinclude>{{rh|||56}}</noinclude> rs12vbqwn05g6t470iijvlnxw5psum5 201369 201367 2024-10-11T23:48:55Z Dvnfit 20067 201369 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" /></noinclude>„Niko, Niko! Engkau chawatir sahabat?" kata Jansen : „Nah, sekarang kutjeritakan. Begini! Aku sebenarnja berpakansi kekotamu ini dari Ibu kota hendak menemui Haris. Tiba² disini kudengar engkau menghadapi peristiwa jang patut untuk djadi bahan penjelidikan. Nah, begitulah ! He, duduk dulu engkau! Nona Renny djuga! Jah, kuteruskan! Daripada pakansi dengan nganggur begitu sadja, maka aku ikut engkau. Dan disini aku ditempatkan untuk mendjaga nona Renny. Malam aku datang, siang aku pergi. Persis seperti kelelawar." „Mengapa perlu didjaga?" „Penting, Niko, penting! Soal njawa! Dan djuga soal penjergapan jang akan kami adakan, barangkali pendjahat² jang memukul engkau itu datang malam hari. Tetapi rupa²nja mereka mengerti kalau aku adang!" „Engkau lewat pintu belakang?" „Jap! Tepat sekali! Aku tahu engkau djuga melewati djalan itu, dan engkau djalan berdjingkat-djingkat lewat depan kamar mandi!" „Mengapa tidak kau panggil?" „Dengan pistol ditanganmu? Hah, siapa tahu terus sadja engkau menembaki aku! Tjelaka, kan!" „Matamu awas, Jan!" kata saja tertawa. „Hah, kau lupa bajang2mu masuk kamar mandi, karena sinar masuk dari seberang pintu kamar mandi dan mengenai engkau! Hahahaha!" dia tertawa kegirangan. Saja kira dia mengintip dari pintu kamar mandi itu. Untunglah kawan sendiri, kalau tidak tentu untuk dua kalinja rentjana pendjahat itu berhasil menanam saja kedasar laut. Lama kami bertiga saling berdiamkan diri. Masing² tentu dengan pikirannja. Tiba² Jansen menepuk bahu saja dan sambil mengatakan sesuatu pada telinga saja. Muka saja djadi berseri-seri agaknja, karena Renny ikut tersenjum. „Dia sudah tahu!" kata Jansen sambil menundjuk Renny jang tersenjum girang itu. Dan rentjana kami akan dilakukan besok petang. {{c|★★★}}<noinclude>{{rh|||55}}</noinclude> c8oefhllh5b3bdxxc35peq756h3f38i Halaman:Tjempaka Merah.pdf/56 104 68632 201368 201139 2024-10-11T23:48:38Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201368 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Rentjana kami djalankan. Petang itu, sehari sesudah pertemuan saja dengan Jansen, maka kali ini rumah Renny penuh djamu. Beberapa pelajan jang berdiri menunggu perintah djamu² jang hadir untuk minta ini-itu berderet sepandjang tepi dinding. Djamu datang bertambah banjak. Memang banjak sekali kawan Renny. Tak ketinggalan kawan Iskandar jang djuga diundang. Semua tampak gembira, karena Iskandar dibebaskan dari pendjara atas usul Haris. Meski polisi berkeberatan, tetapi permintaan Haris kepada kommissaris Dahlan keras sekali dengan alasan²nja. Itulah sebabnja mengapa Iskandar djuga hadir sebagai penerima djamu. Hanja sajanglah bahwa ibu Iskandar tak diidjinkan Haris untuk ikut hadir, karena kaum tua tidak boleh hadir, takut nanti kalau ada sesuatu jang menjinggung perasaan dan ingar-bingar terdjadi. Pesta jang merupakan pesta-berdiri ini didatangi djamu muda semua, baik laki² maupun wanita. Tak ketinggalan Haris, saja, Manuel dan Jansen. Minum² dan penganan diedarkan sudah, dan semua saja kira litjin tandas. Mendjelang pukul 8, diadakan malam dansa. Sebenarnja saja sendiri kali itu tidak ingin dansa, karena tugas jang hendak kami lakukan. Tetapi Renny datang pada saja dan mengadjak dansa. Berputarlah kami pada ubin rumahnja dengan disaksikan Iskandar. Perasaan saja lebih takut dari perasaan dan wadjah Renny serta Iskandar jang gembira itu. Saja takut terhadap kedjadian nanti, dan takut kalau² timbul tjemburu Iskandar. Dua-duanja jang mengchawatirkan saja. Pistol ketjil jang tersembunji dibalik djas-smoking itu sebentar² harus saja lihat, karena mungkin tampak oleh orang lain. Sudah lama kami saling berputar. Renny sekonjong-konjong menempelkan mukanja pada arah leher dan telinga saja. Dan saja dengar bisiknja diantara irama waltz piringan hitam dan dengung orang serta bunji sepatu pada lantai, bisiknja :<noinclude>{{rh|56}}</noinclude> ktnhknjpb5yone6o005116gznoipl8w Halaman:Tjempaka Merah.pdf/57 104 68633 201370 201140 2024-10-11T23:49:39Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201370 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„Niko,” dia berhenti sedjenak. Pandangannja diarahkan pada pintu rumah, sambungnja: „orang itulah jang kita tunggu! Ja, Indo itu! Ingat, djangan sampai dia lolos sebagai perdjandjian kita, sebab, kalau lolos, dia akan berbahaja bagi aku dan Iskandar!” Saja hanja diam, tetapi memutar badan bersama Renny dan mengarahkan langkah dansa pada orang itu. Dia seorang Indo jang bermuka tjakap sekali, berkumis tebal dipotong rapi, berdjas putih dengan dasi kupu² hitam, serta tjelana hitam mengkilat. Sungguh akan tertarik orang melihat ketjakapan bentuk dan potongannja, tetapi orang akan salah terka kalau melihat dalam² antara mata dan mukanja jang selalu nampak gembira itu. Orang akan ketjewa kalau mendengar bahwa dia bandit! Ja, memang dia seorang bandit jang harus digulung pada malam ini. Kalau rentjana meleset, kamilah jang akan digulungnja dengan komplotannja. Dipandangnja Renny dan saja. Dia memegang bahu saja untuk meminta mengganti Renny, dan dengan tersenjum saja serahkan Renny padanja. „Selamat datang, Walter !” kata Renny pada dia dengan tersenjum manis. Walter, Indo itu, mengangguk pada saja, dan pergilah saja dari dekatnja. Terus menudju tempat Haris jang duduk dan sedang berbintjang dengan kommissaris Dahlan jang berpakaian preman. Saja duduk dekat Haris dan menjintuh kakinja dengan kaki saja. „Dia hadir!” kata saja setengah menggerutu. „Dengan kawannja?” tanja Haris sambil tidak memperhatikan saja. „Ja!” djawab saja: „Dua orang!” Berhenti irama waltz, ganti dengan tango. Beberapa saat selesai pulalah irama dan langkah tango pada lantai itu. Piringan hitam tidak diputar lagi. Haris memandang saja sedjenak sambil berkata:<noinclude>{{rh|||57}}</noinclude> f33yg141g6fml6tnj122tifgrd2eplo Halaman:Tjempaka Merah.pdf/58 104 68634 201371 200696 2024-10-11T23:50:57Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201371 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„Sediakan pistolmu, djago tembak! Engkau harus menggunakan baik² sendjatamu!” Kemudian dia mengadjak kommissaris Dahlan berdiri sambil bertjakap-tjakap dan menudju tempat Renny dan Iskandar serta Walter jang berdiri dekat karangan bunga. „Para hadirin!” udjar Haris lantang hingga jang hadir tak mengeluarkan suara sedikitpun karenanja, disambungnja kata-katanja: Kepulangan tuan Iskandar inilah jang dirajakan sebagaimana isi undangan! Kami tahu, bahwa dia tidak bersalah! Saja sebagai pengatjara berhasil menginsjafkan polisi bahwa dia tidak bersalah, dan sebelum perkaranja kekehakiman, dia telah bebas! Inilah kommissaris Dahlan jang djuga turut hadir, jang membuat djasa atas kebebasan tuan Iskandar, meski sedikit harus didalam pengawasan!” Hadirin bertepuk tangan. Tepuk tangan terhadap Haris dan terhadap Kommissaris Dahlan. „Hadirin jang terhormat!” sambung Haris lantang pula: „Kebebasan tuan Iskandar malah lebih dari itu! Sebab, kini njata sudah, bahwa jang harus dimasukkan pendjara adalah orang lain, siperampok dan pembunuh besar! Kami sudah tahu, siapa² mereka itu. Nona Renny dan tuan Iskandar mengetahui bahwa dibelakang lajar perampokan bank tempoh hari adalah perbuatan disebabkan tjinta!” Sekali ini pandangan saja tertudju pada Walter. Dia sudah gelisah. Sebentar² saputangan dipakai untuk mengusap keringatnja. „Hadirin!” sambung Haris pula: „Orang jang berdiri dibelakang lajar itu dapat dibuka rahasianja dengan saksi² kuat dari nona Renny dan tuan Iskandar sendiri. Dan orang itu,” Haris berhenti berbitjara sedjenak, pandangannja dikelilingkan, suatu isjarat bagi kami, terutama saja jang dikenal kawan² saja dulu sebagai penembak jang tepat dan tjepat, sudah bersedia-sedia, sambungnja pula sambil tersenjum tapi senjum kedjam: „orang itu disini! Ja, disini, disamping saja!” Belum selesai keheran-heranan para hadirin, tiba² Walter sudah mengeluarkan browningnja ditudjukan pada Haris dan kommissaris Dahlan.<noinclude>{{rh|58}}</noinclude> srnh4n69wj9zyel99qzes989zlslkdn Halaman:Tjempaka Merah.pdf/59 104 68635 201372 200693 2024-10-11T23:51:40Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201372 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„Tjerdik sekali! Tjerdik sekali!” udjar Walter dengan bengis: „Tetapi ingatlah, anak buahku menahan semua orang jang disini dan saja wadjib membunuh, setidak-tidaknja membawa saksi² serta Mr. Haris sendiri dan kommissaris!” Haris dan kommissaris memandangi saja dengan pandang sedih. Tampak dalam pandangannja itu keketjewaan akan kegagalan rentjana serta kurang tjepatnja tangan saja bekerdja. „Bolehlah semua berkata saja pembunuh dan perampok!” sambung Walter: „Tetapi ini saja lakukan karena mentjintai nona Renny! Sajanglah, semua telah binasa! Binasa semua! Dia mengundang saja hanja dengan maksud agar saja tertangkap! Iskandar dibebaskan agar saja datang! Ja, saja datang! Tetapi masih tjuriga, sebab itu browning ini tidak ketinggalan dan kuntjinja selalu terbuka.” Dipandanginja semua jang hadir termasuk saja djuga. Tidak ada kesempatan. Didekat pintu ada pula dua orang anak buah Walter jang mendjaga dengan pistol, dan mungkin diluar rumah ada pula beberapa orang. Kalau tidak ada tanda dari kami, anggauta polisi jang bersembunji dibelakang semak² halaman rumah itu serta beberapa orang lagi jang berpakaian pelajan pertjumalah. Pelajan Renny sendiri; anggauta dari bandit² itu jang bernama Razak, sebagaimana namanja saja dengar ketika saja tertangkap dulu; telah masuk tahanan kami tadi siang. Dengan mengatakan pada pelajan lain jang bukan polisi bahwa dia keluar kota. Ja, ketika saja ditangkap! Suara orang itu, Walter! Suara Walter jang memakai topeng dulu! Kalau begitu sedjak tadi telah dikenalnja siapa ini ketika dia mengganti Renny untuk berdansa. Sebab itu browningnja sudah tersedia dan saja kalah tjepat. Bagus, kali ini harus berkelahi sungguh². Harus berkorban demi kehidupan kami dan keselamatan Renny dan Iskandar. Kalau saja terdjang begitu sadja, mungkin Haris ditembak Walter, djuga kommissaris Dahlan. Dan djuga dari arah belakang akan bertubi-tubi peluru menghudjani kami. Betul djuga mereka tertangkap oleh polisi dihalaman, tetapi pertumpahan darah inilah jang tidak menjenangkan saja.<noinclude>{{rh|||59}}</noinclude> pquk3bpbb90uqghsx9z4jmhjrq1wv1s Pengguna:Ledok Jawa 2 68714 201396 198603 2024-10-12T05:15:22Z Ledok Jawa 24537 201396 wikitext text/x-wiki Pengabdi Rencana Langit, Penghuni Gubuk ptm7sau1szljptx4e9l7jnxrpr4of3s Halaman:Horison 05 1968.pdf/14 104 68886 201397 199142 2024-10-12T06:18:56Z Hadithfajri 15274 201397 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Mnam23" /></noinclude><section begin="gitanjali" />[[Berkas:Gitanjali.png|nirbing|pus]] {{center|{{x-larger|RABINDRANATH TAGORE}}}} {{center|{{xx-larger|''GITANJALI''}}}} <section end="gitanjali" /> <section begin="gitanjali32" />{{anchor|XXXII}}{{center|XXXII}} <poem>Mereka jang mengasihi aku didunia ini mau mendjaga keselamatanku dengan ber-bagai djalan. Tetapi tidak demikian dengan kasih Mu jang lebih besar dari kasih mereka itu. Engkau membebaskan aku. Mereka tak berani membiarkan aku sendiri, supaja aku sekedjapun djangan lupa kepadanja. Tetapi hari bersusun lain, dan engkau tak djua tampak Meskipun tidak kuseru Engkau dalam doaku, walaupun tidak kusimpan Engkau dalam hatiku, tetapi kasihMu padaku, senantiasa menunggu kasihku.</poem> <section end="gitanjali32" /> <section begin="gitanjali33" />{{anchor|XXXIII}}{{center|XXXIII}} <poem>Tatkala hari telah siang, mereka datang kerumahku seraja berkata: „Kami hanja meminta kamar jang ketjil”. Mereka berkata: „Kami akan menolong engkau dalam memudja Tuhanmu dan menerima dengan sjukur hanja Rahmatnja jang teruntuk bagi kami. Lalu mereka mentjari tempat disudut, serta duduk diam dan tertib. Tetapi digelap malam, kulihat mereka mentjuri dari peti sutjiku, setjara hingar dan memaksa dan mengambil makan²an dari medja pudjaan dengan serakahnja.</poem> <section end="gitanjali33" /><noinclude>{{rule|8em|align=left}} {{*}}) Dikutip dari „Gitanjali", terdjemahan Amal Hamzah, Pustaka Rakjat, Djakarta 1961, halaman 36 {{--}} 41; untuk memperingati hari kelahiran Tagore, 5 Mei 1861-1968. {{center|HORISON / 142}}</noinclude> 6q4d6l1dz01a3s4kuiozmzg7qujjy9s Halaman:Tjempaka Merah.pdf/66 104 69311 201348 200000 2024-10-11T23:25:09Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201348 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Sungguh suatu hal jang mengerikan rentjana Han Ping Lok ini. Dengan tidak disadarinja Walter diundang oleh Renny pada malam resepsi itu, tetapi maksud kedatangannja kesana hanja karena ingin tahu muka Renny dan mempunjai maksud djahat, mengadakan huru-hara dan menembak Iskandar. Maksud pembunuhan ini sebenarnja adalah mendjadi rentjana Han Ping Lok karena Han jang pandai itu sudah menduga bahwa djedjak Walter ditjium polisi. Ternjata dengan pembebasan Iskandar. Djadi dengan membunuh Iskandar dan memaksa Renny, bereslah saksi-saksi jang mungkin membahajakan dan memberi djalan penjelidikan. Dan waktu bersama Renny dengan ongkos Han akan dikirim keluar negeri. Sajanglah bagi Han, karena Walter tertangkap. Untuk itu Han tidak sajang-sajang membuang uang upahan bagi siapa sadja jang bisa membunuh Walter, dengan djalan jang litjin dan tidak diketahui oleh anakbuah Walter jang setia. Sesudah selesai pembitjaraan ini, Haris menggamit saja untuk keluar bersama-sama kommissaris Dahlan. Ketika kami bertiga sadja, berkatalah Haris: „Kommissaris, sebaiknja kita tjari Han Ping Lok!” „Walter tidak mengaku siapa Han Ping Lok dan rumahnja?” tanja saja padanja. „Han sedjak tertangkapnja Walter itu sudah menghilang dari mata polisi! Dia kini masih didalam kota, itu aku pasti Niko, sebab untuk lari dengan uang sekian banjak dan ini itu dia tentu tidak akan sampai hati! Ingat, dia seorang jang mata duitan!” Kommissaris Dahlan memandangi saja. Kemudian pandangnja dialih pada Haris, katanja: „Lalu rentjana bung Haris bagaimana?” „Kalau polisi mau membantu dalam hal ini, beres!” „Tentu kami bantu, bung Haris!” djawab kommissaris Dahlan tersenjum. Perundingan bertiga kami landjutkan. Pembitjaraan mengenai tugas jang dibebankan pada saja. Meskipun hal itu<noinclude>{{rh|66||}}</noinclude> 71ms8r2t3k3ayqhsi1qp770v8a2tlm7 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/67 104 69312 201349 200003 2024-10-11T23:26:00Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201349 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>saja tolak, tetapi Haris bertetap hati untuk menindakkan pekerdjaan jang dipertanggungdjawabkan dengan njawa. Esok paginja Razak bebas. Tetapi reserse² selalu mengikutinja, barangkali dalam hal ini dapat ditangkap anak buah Han atau anak buah Walter. Pada malam berikutnja, „'''Bank Perindustrian'''” di Djalan Batanghari kemasukan perampok, dan dengan hasil jang lumajan. Limaratus ribu rupiah hilang dari peti besi. Polisi geger pada pagiharinja. Tetapi saja, Manuel dan Haris beserta kommissaris Dahlan dan beberapa kalangan-atas kepolisian tidak mentjari berita. Hal inilah termasuk rentjana. '''Saja dan Manuel jang membongkar bank itu!''' Harian² memuat gambar besar tentang perampokan, djuga djalan jang dipakai perampok. Belum reda berita ini, „'''Bank of Manilla & Philippine'''” dibongkar! Beberapa ribu rupiah hilang. {{c|★★★}} „Bagaimana, Haris, seluruh djalan ke-bank² didjaga polisi bersendjata! Hal ini terpaksa tak dapat kulakukan!” kata saja pada Haris ketika kami duduk² dikantornja. „Engkau tidak berani?” „Bukan begitu, tetapi untuk membongkar bank selandjutnja, harus kubutuhkan tembak-menembak dulu. Seumpama itu mengenai polisi apakah termasuk rentjana kita?” Haris berdiamkan diri. Lama djuga dia termenung itu. „Sudah kau djatuhkan potretmu dalam perampokan kemarin dulu?” Saja mengangguk. „Baik!” udjarnja: „Sedjak kini, harus kau pakai dua buah pistol! Jang satu berisi obat sadja, dan jang satunja peluru betul-betul! Kalau engkau diburu, engkau harus menembak polisi dengan peluru obat, sedangkan dalam keadaan bahaja, engkau harus memakai peluru sungguh-sungguh! Bagus, sekarang kita mulai.<noinclude>{{rh|||67}}</noinclude> lfy6knbf9ty4nbgr991caocjlmrysq0 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/68 104 69371 201350 200131 2024-10-11T23:26:30Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201350 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Nanti aku ke kommissaris Dahlan, tentang berita penjiaran potretmu, dan tentang keleluasaanmu dengan Manuel memasuki bank!” Setelah membetulkan letak dasi, saja, Haris dan Manuel kekantor polisi. Sebentar sadja disana. Ditangan saja ada selebaran tentang perampok bank dengan potretnja. Segera djuga saja pulang dan tak keluar rumah, takut tertangkap polisi. Hal ini agar tidak menimbulkan ketjurigaan dikalangan pendjahat² jang akan kami tangkap. Pagihari itu, saja dan Manuel dengan mobil Haris dan setjara bersembunji-sembunji sampai dikantor polisi, langsung menudju kommissaris Dahlan. Didalam kantornja itu saja dan Manuel berpakaian seragam polisi. Djam 9 bersama-sama beberapa anggauta kepolisian sampailah saja, Haris dan Manuel, djuga kommissaris Dahlan pada „'''Bank of Hongkong & Overseas'''”, bekas perampokan jang dilakukan anggauta² pendjahat Han Ping Lok. Direktur bank ini meminta bantuan polisi untuk mendjaga bank. Saja dan Manuel jang berpakaian seragam polisi dan membenamkan topi dalam² dengan tanda pangkat inspektur pada bahu kami berdua, bersama-sama kommissaris Dahlan dan Haris sampailah pada kantor bank itu, sebuah kantor jang ditingkat atas dengan pemandangan pada djalan besar. Kantor jang besar, lebar dan berbentuk modern serta bersih dan terang karena udara keluar masuk dengan bebas, disanalah kami ditemui direktur bank itu. Ruangan ini sudah pernah saja masuki dengan Haris ketika menanjakan serie-uang pada Chen Jie dulu. Pada samping kantor ada sebuah kamar jang disediakan untuk menjimpan badju jang sekarang sudah tidak begitu terpakai lagi, sedang dibagian lain sebuah kluis (kamar dengan lemaribesi) jang besar dan tertutup. Dua orang inspektur ikut naik kekantor. Direktur itu turun sebentar karena Haris dan kommissaris Dahlan ingin melihat bagian agak bawah dari tangga. Setjepat-tjepatnja saja dan Manuel memasuki kamar tempat berpakaian jang didalamnja terdapat sebuah djas, dua djas hudjan dan almari kosong.<noinclude>{{rh|68}}</noinclude> 65c8wn50zeqdc6xkucg0e2v5x10i9je Halaman:Tjempaka Merah.pdf/70 104 69372 201351 200133 2024-10-11T23:26:55Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201351 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Dua inspektur itu membantu kami dan setjepat-tjepatnja memberikan badju seragam kami padanja jang kemudian ditempatkan dalam tas jang dibawanja. Rentjana ini selesai. Kalau seumpama dengan bentuk sedemikian ini menemui direktur atau pegawai bank itu, tentulah saja dikenal sebagai pendjahat jang membongkar bank² diseluruh kota, karena potret dengan pakaian jang saja pakai itu disiarkan dimasjarakat sudah. Djadi kami bersembunji. Sementara itu saja dengan Haris dan kommissaris Dahlan meminta diri pada direktur, seorang inspektur jang menolong kami tadi mendjaga dibawah, karena mengepalai pendjagaan dan mengaturnja pada hari itu. Djam berdjalan terus. Kira-kira sudah empat djam saja dan Manuel meringkuk didalam kamar pakaian itu dengan panasnja. Entah untuk berapa lama lagi bubarnja kantor itu. Arlodji menundjuk pukul setengah lima petang. Udara mendjadi panas, saja kira hari mulai hudjan karena terdengar guruh diluar. „Kesempatan jang baik, bung Manuel!” kata saja pada dia jang badjunja sudah berkeringat karena sesaknja didalam kamar pakaian itu. Kantor bank terdengar agak ramai, Manuel mengintip dari tjelah pintu dan saja djuga ikut mengintip. Disana ada beberapa kassier, kepala dan direkturnja sendiri jang masih duduk menulis pada medjanja. Djumlah semuanja ada kira kira tudjuh orang didalam kantor itu. Pintu jang masuk kearah kantor ditutup mereka. „Bagaimana bung Niko!” tanja Manuel sambil melihatkan saja. Saja mengangguk. Pintu dibuka Niko perlahan-lahan dan terdengar suar kepala kassier baru, katanja:<noinclude>{{rh|70||}}</noinclude> 7h4pge7wknnm9pz5ohdofuvb8uodo1i Halaman:Tjempaka Merah.pdf/78 104 69412 201354 200203 2024-10-11T23:28:31Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201354 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>Ja, kita rampok. Nanti saudara akan mendapat bantuan dari anak buah saja untuk meledakkan apa² jang perlu, sementara itu saudara bekerdja. Bagus? Nah, uang itu harus saja dapat. Nanti saja akan keluar negeri dan saudara mendapat djuga bagiannja, atau kita sama2 pergi keluar negeri! Itu uang tabungan saja sendiri! Uang saja sendiri!” „Rentjana jang besar, saudara Han!” kata saja tersenjum mengedjek: Tetapi sudah pastikah saudara kalau saja mau mendjadi kompanjon saudara?!” Dia terperandjat agaknja. Mukanja djadi merah, tetapi berganti tersenjum manis dan menepuk bahu saja. „Kaget saja, saudara! Tidak baik menolak hal itu, karena saja berkuasa dalam kota ini dikalangan kita!” katanja sambil tersenjum pahit dan mengedjek. „Saudara memaksa?!” Dia mengangguk dan tersenjum menjeringai. Hal ini tak baik untuk diteruskan menentang dia. Mungkin sekali lagi membantah berarti maut. Djadi haruslah kehendaknja dituruti, tetapi harus saja ketahui dulu siapa² anggautanja dan djual mahal pada dia. „Bagus, kehendak saudara terlaksana sudah!” kata saja: „Tetapi bagaimana saja tahu kalau saudara tepati atau tidaknja tentang pembagian uang itu!” „Han Ping Lok tidak pernah berlaku tjurang!” katanja menjombongkan diri. Saja memandang Manuel jang sedjak tadi berdiamkan diri sadja. Dia mengangguk dan tersenjum. Han Ping Lok memandangi kami berganti-ganti. Tangannja diulurkan, dan kami sambut berganti-ganti. Sedjak itu dua buah pistol kembali pada saja dan dua buah pada Manuel. Pekerdjaan untuk sementara ditunda, karena harian memuat tentang pendjagaan polisi disekitar seluruh bank dikota. Pada malam keempat sedjak tawaran Han, saja berdjalan-djalan menurut sepandjang trottoir. Muka saja harus saja sembunjikan, takut kalau² diketahui orang. Djadi sungguh² seperti badjingan.<noinclude>{{rh|78||}}</noinclude> lm03h416gtf80idwej1kylvv1gvjge7 Halaman:Tjempaka Merah.pdf/71 104 69520 201352 200505 2024-10-11T23:27:12Z Dvnfit 20067 /* Tervalidasi */ 201352 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Dvnfit" /></noinclude>„Sekarang kita tidak begitu kuatir tentang perampokan! Polisi telah mendjaga, tetapi, djagalah njawa tuan-tuan kalau diluar kantor ini, barangkali perampok-perampok itu memeras kita!” Dia berhenti berbitjara. Kassier² lainnja berpandangan. Waktu itulah saja dan Manuel keluar bersama-sama dengan pistol ditangan. Pistol jang kosong dan jang berisi. Djadi dua pistol ditangan sekaligus. Empat pistol inilah jang mengantjam tudjuh orang didalam kantor. „Bagus! Bitjara bagus, tuan!” kata saja sambil menghadap pada kepala kassier itu: „Tuan bitjara bagus! Kami sudah meringkuk selama empat djam lebih terus-terusan dalam kamar itu!" sambil saja tuding kamar pakaian: „Dan saja dengar tuan-tuan mengadakan pengepungan dengan pendjagaan polisi! Bagus! Tetapi saja disini! Ajoh, serahkan uang jang hendak tuan setorkan dan masukkan kluis itu! Kalau tidak, kami menembak mati tuan²!” Mereka berpandangan dengan takutnja. Dipandanginja direkturnja jang melongo sadja melihatkan kami. Dengan langkah sombong, saja datangi direktur bank itu. „Tuan kenal, saja?” Direktur itu mengangguk. „Ja, tuan kenal dari potret polisi, bukan?” kata saja pula. Dia mengangguk lagi. Geli dalam hati saja karena permainan sandiwara itu. Tetapi direktur bank mengira bahwa sesungguhnja saja dan Manuel itu bandit² bank. Apalagi muka² jang putjat dari kassier-kassier dan kepala kassiernja itu. „Serahkan semua!” bentak saja sambil menodongkan pistol jang berpeluru obat sadja itu pada direktur bank: „Kalau tidak, pistol ini ingin bitjara!” Manuel mengumpulkan uang jang dimasukkan dalam tas. Tetapi karena banjaknja uang, djadi tidak semuanja dapat kami bawa. „Bagus!” udjar saja: „Uang itu tidak kami bawa semua! Kami tidak begitu serakah!” kemudian sambung saja pada<noinclude>{{rh|||71}}</noinclude> 17mjzi62k3gt4wy1h1gw1tuhussy6ou Halaman:Tjempaka Merah.pdf/72 104 69521 201353 201319 2024-10-11T23:27:49Z Dvnfit 20067 201353 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Alfiyah Rizzy Afdiquni" /></noinclude>kepala kassier dengan mata melotot: „He, berapa jang saja bawa ini?” „Limapuluh tudjuh ribu rupiah, tuan!” djawabnja dengan gemetar. „Tjukup!” bentak saja: „Sementara kami keluar, djangan berteriak. Sebab, kantor ini, dan tuan² djuga, akan kami ledakkan! Ingat, didalam saku saja ada granat tangan jang lekas dan keras sekali meledaknja! Kalau ada jang memberi keterangan djelas pada polisi, nasib tuan seperti nasib Chen Jie! Mati!” Begitulah saja dan Manuel sambil membawa tas dan menodongkan pistol itu mundur arah pintu. Polisi² jang mendjaga dibawah tak akan tahu, karena gang jang bertangga menudju kantor itu tertutup tembok kanan-kirinja. Sekilas pandang inspektur teman kami jang mendjaga gedung melihatkan kami, tetapi memalingkan mukanja pura tidak tahu. Diluar hudjan dengan lebat. „Tjepat lari, dan membelok kekiri! Djalan jang sudah ditentukan, karena jang mengedjar nanti hanja inspektur kawan kita itu, Manuel! Pistolnja seperti pistol kita djuga!” perintah saja sambil berbisik agar tidak didengar polisi² lainnja jang mendjaga pintu kira² sebanjak tiga orang. Baru sadja kami mengindjak trottoir depan, dipintu samping kanan, setjepat itu pula terdengar teriakan dari isi kantor bank itu. Polisi² jang mendjaga gugup. Mentjari-tjari kemana lari kami. Hanja inspektur kawan kami itu jang tahu kemana lari kami dalam hudjan lebat itu. Dia menembak, saja dan Manuel menembak. Tetapi tak ada sebuah peluru pun jang berlarian dalam tembak-menembak itu. Djendela katja jang terbuka dikantor dan tampak, saja tembak dengan pistol sungguh², hingga merupakan pertempuran sungguh². Sudah itu sambil berlari, granat tangan sebuah saja masukkan tong sampah, lima sekon kemudian bertaburan isi tong itu bersama tongnja dengan suara {{hws|meng|menggegar.}}<noinclude>{{rh|72||}}</noinclude> 0gaj01z73x5qwdvyaak077rzlq3cpup Halaman:Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.pdf/21 104 69865 201334 201237 2024-10-11T12:08:13Z Radramboo 23710 /* Telah diuji baca */ 201334 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 21 -|}}</noinclude>(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur/Bupati/Walikotamdya Kepala Daerah Tingkat II dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. {{c|Pasal 46}} Hasil pemantauan yang dilakukan oleh pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) wajib dilaporkan kepada Kepala instansi yang bertanggung jawab sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. {{c|Pasal 47}} (1) Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2) berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil contoh mutu udara ambien dan/atau mutu emisi, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan/atau kegiatan. (2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memenuhi permintaan petugas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Setiap pengawas wajib memperlihatkan surat tugas dan/atau tanda pengenal serta wajib memperhatikan situasi dan kondisi tempat pengawasan tersebut. {{c|Pasal 48}} Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib:<noinclude></noinclude> kp9ir7851ljm5abnbvkbyj5d3gi3s5x 201335 201334 2024-10-11T12:08:51Z Radramboo 23710 +kategori 201335 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 21 -|}}</noinclude>(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur/Bupati/Walikotamdya Kepala Daerah Tingkat II dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. {{c|Pasal 46}} Hasil pemantauan yang dilakukan oleh pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) wajib dilaporkan kepada Kepala instansi yang bertanggung jawab sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. {{c|Pasal 47}} (1) Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2) berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil contoh mutu udara ambien dan/atau mutu emisi, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan/atau kegiatan. (2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memenuhi permintaan petugas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Setiap pengawas wajib memperlihatkan surat tugas dan/atau tanda pengenal serta wajib memperhatikan situasi dan kondisi tempat pengawasan tersebut. {{c|Pasal 48}} Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib: [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> lgiux6yplx222fqzhstsr7unm49sh06 Taman Siswa/1 0 69887 201391 201285 2024-10-12T04:54:48Z Hadithfajri 15274 201391 wikitext text/x-wiki {{header | title = Taman Siswa | author = W. le Fèbre | translator = P. S. Naipospos | section = Tugas jang besar: mewudjudkan diri sendiri | previous = [[../0|Pendahuluan]] | next = [[../2|2]] | notes = | year = 1951 }} <pages index="Taman Siswa.pdf" from=8 to=9/> 1rubzyi9hz3b0efm2wbzbix1hgvfyrc Halaman:Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.pdf/22 104 69916 201336 2024-10-11T12:09:44Z Radramboo 23710 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi ' a. mengizinkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut; b. memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas; c. memberikan dokumen dan/atau data yang diperlukan oleh pengawas. d. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan contoh udara emisi dan/atau contoh udara ambien dan/atau lainnya yang diperlukan pengawas, dan e. mengizinkan... 201336 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 22 -|}}</noinclude> a. mengizinkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut; b. memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas; c. memberikan dokumen dan/atau data yang diperlukan oleh pengawas. d. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan contoh udara emisi dan/atau contoh udara ambien dan/atau lainnya yang diperlukan pengawas, dan e. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan gambar dan/atau melakukan pemotretan di lokasi kerjanya. Pasal 49 Hasil inventarisasi dan pemantauan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, baku tingkat gangguan dan indeks standar pencemar udara yang dilakukan oleh pajabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2) wajib disimpan dan disebarluarkan kepada masyarakat. Pasal 50 (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan pengendalian laporan hasil pemantauan pengendalian pencemaran udara yang telah dilakukan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. (2) Pedoman dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala instansi yang bertangung jawab.<noinclude></noinclude> 4vaj83dt2wvyhxpuuq3ibtllqeem17o 201337 201336 2024-10-11T12:12:34Z Radramboo 23710 /* Telah diuji baca */ 201337 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 22 -|}}</noinclude> a. mengizinkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut; b. memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas; c. memberikan dokumen dan/atau data yang diperlukan oleh pengawas. d. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan contoh udara emisi dan/atau contoh udara ambien dan/atau lainnya yang diperlukan pengawas, dan e. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan gambar dan/atau melakukan pemotretan di lokasi kerjanya. {{c|Pasal 49}} Hasil inventarisasi dan pemantauan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, baku tingkat gangguan dan indeks standar pencemar udara yang dilakukan oleh pajabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2) wajib disimpan dan disebarluarkan kepada masyarakat. {{c|Pasal 50}} (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan pengendalian laporan hasil pemantauan pengendalian pencemaran udara yang telah dilakukan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. (2) Pedoman dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala instansi yang bertangung jawab.<noinclude></noinclude> r4le6kewy3bfjdmyji2c1nxqrm3yizl 201338 201337 2024-10-11T12:13:04Z Radramboo 23710 +kategori 201338 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 22 -|}}</noinclude> a. mengizinkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut; b. memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas; c. memberikan dokumen dan/atau data yang diperlukan oleh pengawas. d. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan contoh udara emisi dan/atau contoh udara ambien dan/atau lainnya yang diperlukan pengawas, dan e. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan gambar dan/atau melakukan pemotretan di lokasi kerjanya. {{c|Pasal 49}} Hasil inventarisasi dan pemantauan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, baku tingkat gangguan dan indeks standar pencemar udara yang dilakukan oleh pajabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2) wajib disimpan dan disebarluarkan kepada masyarakat. {{c|Pasal 50}} (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan pengendalian laporan hasil pemantauan pengendalian pencemaran udara yang telah dilakukan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. (2) Pedoman dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala instansi yang bertangung jawab. [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> nw5fac6h1ztr3yss5dec8w4jtev50je Halaman:Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.pdf/23 104 69917 201339 2024-10-11T12:23:06Z Radramboo 23710 baru 201339 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 23 -|}}</noinclude> Pasal 51 (1) Dalam rangka kegiatan pengawasan, masyarakat dapat melakukan pemantauan terhadap mutu udara ambien. (2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. (3) Hasil pemantau yang dilakukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan oleh instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya sebagai bahan pertimbangan penetapan pengendalian pencemaran udara. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 52 Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dari sumber tidak bergerak yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. Pasal 53 Segala biaya yang timbul sebagai akibat pengujian tipe emisi dan kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan pelaporannya dalam rangka pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dibebankan kepada perakit, pembuat, pengimpor kendaraan bermotor.<noinclude></noinclude> eciya0jg2n8mc5zh5iy5q70ld3gc0fd 201340 201339 2024-10-11T12:28:00Z Radramboo 23710 /* Telah diuji baca */ 201340 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 23 -|}}</noinclude>{{c|Pasal 51}} (1) Dalam rangka kegiatan pengawasan, masyarakat dapat melakukan pemantauan terhadap mutu udara ambien. (2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. (3) Hasil pemantau yang dilakukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan oleh instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya sebagai bahan pertimbangan penetapan pengendalian pencemaran udara. {{c|BAB V<br/>PEMBIAYAAN<br/><br/>Pasal 52}} Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dari sumber tidak bergerak yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. {{c|Pasal 53}} Segala biaya yang timbul sebagai akibat pengujian tipe emisi dan kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan pelaporannya dalam rangka pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dibebankan kepada perakit, pembuat, pengimpor kendaraan bermotor.<noinclude></noinclude> gku77hsocpx6uwv0tk2ad1zhh0b27yo 201341 201340 2024-10-11T13:33:07Z Radramboo 23710 +kategori 201341 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 23 -|}}</noinclude>{{c|Pasal 51}} (1) Dalam rangka kegiatan pengawasan, masyarakat dapat melakukan pemantauan terhadap mutu udara ambien. (2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. (3) Hasil pemantau yang dilakukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan oleh instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya sebagai bahan pertimbangan penetapan pengendalian pencemaran udara. {{c|BAB V<br/>PEMBIAYAAN<br/><br/>Pasal 52}} Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dari sumber tidak bergerak yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. {{c|Pasal 53}} Segala biaya yang timbul sebagai akibat pengujian tipe emisi dan kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan pelaporannya dalam rangka pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dibebankan kepada perakit, pembuat, pengimpor kendaraan bermotor. [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> p7rjyrqbsh7sjkexj2hvt839sz3qfi2 Halaman:Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.pdf/24 104 69918 201342 2024-10-11T13:34:56Z Radramboo 23710 baru 201342 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 24 -|}}</noinclude>BAB VI GANTI RUGI Pasal 54 (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya. (2) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan. Pasal 55 Tata cara perhitungan biaya, penagihan dan pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri. BAB VII SANKSI Pasal 56 (1) Barangsiapa melanggar ketentuan dalam Pasal 21, Pasal 22 ayat (1), Pasal 23, Pasal 24 ayat (1), Pasal 25 ayat (1), Pasal 30, Pasal 39, Pasal 47 ayat (2), Pasal 48, dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini yang diduga dapat menimbulkan dan/atau mengakibatkan pencemaran udara dan/atau ganggugan diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkunga Hidup.<noinclude></noinclude> etccpqi4wcrjfjumok0pmhlslii5os3 201343 201342 2024-10-11T13:41:26Z Radramboo 23710 /* Telah diuji baca */ 201343 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 24 -|}}</noinclude>{{c|BAB VI<br/>GANTI RUGI<br/><br/>Pasal 54}} (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya. (2) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan. {{c|Pasal 55}} Tata cara perhitungan biaya, penagihan dan pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri. {{c|BAB VI<br/>SANKSI<br/><br/>Pasal 56}} (1) Barangsiapa melanggar ketentuan dalam Pasal 21, Pasal 22 ayat (1), Pasal 23, Pasal 24 ayat (1), Pasal 25 ayat (1), Pasal 30, Pasal 39, Pasal 47 ayat (2), Pasal 48, dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini yang diduga dapat menimbulkan dan/atau mengakibatkan pencemaran udara dan/atau ganggugan diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkunga Hidup.<noinclude></noinclude> jr5brx6b8bkhsfla5exsb7yaf2ccp7l 201344 201343 2024-10-11T13:41:53Z Radramboo 23710 +kategori 201344 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 24 -|}}</noinclude>{{c|BAB VI<br/>GANTI RUGI<br/><br/>Pasal 54}} (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya. (2) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan. {{c|Pasal 55}} Tata cara perhitungan biaya, penagihan dan pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri. {{c|BAB VI<br/>SANKSI<br/><br/>Pasal 56}} (1) Barangsiapa melanggar ketentuan dalam Pasal 21, Pasal 22 ayat (1), Pasal 23, Pasal 24 ayat (1), Pasal 25 ayat (1), Pasal 30, Pasal 39, Pasal 47 ayat (2), Pasal 48, dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini yang diduga dapat menimbulkan dan/atau mengakibatkan pencemaran udara dan/atau ganggugan diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup. [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> tgla99omrmylvszr3oi3rwqjhr572b8 201345 201344 2024-10-11T13:46:29Z Radramboo 23710 201345 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 24 -|}}</noinclude>{{c|BAB VI<br/>GANTI RUGI<br/><br/>Pasal 54}} (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya. (2) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan. {{c|Pasal 55}} Tata cara perhitungan biaya, penagihan dan pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri. {{c|BAB VI<br/>SANKSI<br/><br/>Pasal 56}} (1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Pasal 21, Pasal 22 ayat (1), Pasal 23, Pasal 24 ayat (1), Pasal 25 ayat (1), Pasal 30, Pasal 39, Pasal 47 ayat (2), Pasal 48, dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini yang diduga dapat menimbulkan dan/atau mengakibatkan pencemaran udara dan/atau ganggugan diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup. [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> 8w6nx0g5559mb1za7e1c7mjb8bxzn7z Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf/47 104 69919 201346 2024-10-11T21:39:18Z Akbar Soepadhi 14250 /* Telah diuji baca */ 201346 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Akbar Soepadhi" /></noinclude>saia, djika ia soeda dapet nona poenja anak prampoean, itoe oetang nanti di impasken dan ia kasi lagi ini oewang LIMA POELOE ROEPIA !” kata si Isah, sembari seraken itoe oewang di tangannja itoe pementopan. Itoe iboe jang doerhaka setelah meliat itoe oewang, matanja telah djadi hilap dan tida pikir lagi, jang itoe ada satoe perboeatan kedji, dan sasoedanja trima itoe oewang sogokan, ia laloe doedoek maentop poelah, kerna itoelah maka itoe iboe soeda biarken anak prampoewannja berdjinah sama laen lelaki dengen boetain mata dan toeliken koeping!<ref>O, iboe jang doerhaka ! djika kau tiada begitoe temaha wang, kau tiada nanti djoeal kehormatannja kau poenja anak prampoean jang badannja masi bersi. Terlebi besar kau poenja kedosahan, jang kau poenja anak sendiri tiada ada itoe niatan akeu berhati tiada setia pada soewaminja, koetika kau adjak ia pergi boeat teeken itoe soerat oetang!”</ref> Satoe djem telah berselang itoe doea kekasih baroe bangoen dari pembaringan dengen roepa jang lesoe; si Ros laloe pergi ka satoe katja besar jang ada tergantoeng diatas tembok dalem itoe kamar, sedeng itoe tjoete-idoeng-poeti masi rebaken badannja di atas pembaringan. „Nona! kaloe maoe menjisir, diatas lemari ada sisir!“ kata itoe menoesia kedji. Itoe istri jang berhati serong laloe ambil itoe sisir boeat beresken ia poenja ramboet jang koesoet, dan komedian ia ambil djoega badjoe kebajanja jang tadi koetika ia lagi maoe naek „kapal oedara”, ia soeda sampirken diatas krosi soepaja itoe badjoe tida mendjadi letjek. Tatkala ia soeda selese berias dan berpoepoerken moekanja, ia poenja roepa soeda seger kombali seperti pada waktoe koetika ia maoe berlaloe dari roema maka maskipoen ia poenja soewami adab egimana pinter djoega, ia tiada nanti<noinclude></noinclude> 82emlzagrtn620wo704axa3mx7cnqq3 201347 201346 2024-10-11T21:39:56Z Akbar Soepadhi 14250 201347 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Akbar Soepadhi" />{{rh||― 45 ―}}</noinclude>saia, djika ia soeda dapet nona poenja anak prampoean, itoe oetang nanti di impasken dan ia kasi lagi ini oewang LIMA POELOE ROEPIA !” kata si Isah, sembari seraken itoe oewang di tangannja itoe pementopan. Itoe iboe jang doerhaka setelah meliat itoe oewang, matanja telah djadi hilap dan tida pikir lagi, jang itoe ada satoe perboeatan kedji, dan sasoedanja trima itoe oewang sogokan, ia laloe doedoek maentop poelah, kerna itoelah maka itoe iboe soeda biarken anak prampoewannja berdjinah sama laen lelaki dengen boetain mata dan toeliken koeping!<ref>O, iboe jang doerhaka ! djika kau tiada begitoe temaha wang, kau tiada nanti djoeal kehormatannja kau poenja anak prampoean jang badannja masi bersi. Terlebi besar kau poenja kedosahan, jang kau poenja anak sendiri tiada ada itoe niatan akeu berhati tiada setia pada soewaminja, koetika kau adjak ia pergi boeat teeken itoe soerat oetang!”</ref> Satoe djem telah berselang itoe doea kekasih baroe bangoen dari pembaringan dengen roepa jang lesoe; si Ros laloe pergi ka satoe katja besar jang ada tergantoeng diatas tembok dalem itoe kamar, sedeng itoe tjoete-idoeng-poeti masi rebaken badannja di atas pembaringan. „Nona! kaloe maoe menjisir, diatas lemari ada sisir!“ kata itoe menoesia kedji. Itoe istri jang berhati serong laloe ambil itoe sisir boeat beresken ia poenja ramboet jang koesoet, dan komedian ia ambil djoega badjoe kebajanja jang tadi koetika ia lagi maoe naek „kapal oedara”, ia soeda sampirken diatas krosi soepaja itoe badjoe tida mendjadi letjek. Tatkala ia soeda selese berias dan berpoepoerken moekanja, ia poenja roepa soeda seger kombali seperti pada waktoe koetika ia maoe berlaloe dari roema maka maskipoen ia poenja soewami adab egimana pinter djoega, ia tiada nanti<noinclude>{{reflist}}</noinclude> 5bhnq0fn441slv86sobbg40pecjda9x Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf/28 104 69920 201381 2024-10-12T01:32:03Z Iripseudocorus 23824 /* Telah diuji baca */ 201381 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Iripseudocorus" />{{Rh|| — 26 —}}</noinclude>Siapa jang liat kasenangan sedjati, tentoelah ia nanti merasa mengiri, kerna kebanjakan orang jang dapetken kasengan begitoe dari boenga raja jang berhati palsoe, maskipoen orang banjak taoe, bahoewa itoe prampoean hina toendjoekin ketjintahan sakedar boeat dapetken oewang dan boeat bikin kempes kantongnja orang lelaki! Lantaran itoe prampoean-prampoean djalang ada sanget pande boeat memboedjoek hatinja orang lelaki dengen tingka lakoe jang dibikin- bikin dan dengen oetjapken perkatahan-perkatahan jang lema lemboet, hingga kebanjakan orang-orang moeda jang koerang pikiran loepa jaorang poenja roemah tangga dan siasiaken lapcenja „Tjiakiong.” jang berhati setia padanja. Kita ada kenal bebrapa orang moeda jang begitoe tingka lakoenja, jang maskipoen bini kawinnja berparas sampe eilok, ia toch tiada begitoe open sama lapoenja njonja jang toelen, dan piara di loearan satoe prampoean jang roepanja kaloe dibandingken dengen ka eilokannja lapoenja bini kawin tiada bisa toeroet oedjoengedjoeng kakinja njonja itoe. Maskipoen begitoe prampoean itoe jang tida begitoe tjantik roepanja telah di tjintai begitoe sanget oleh itoe orang moeda, hingga ia maoe tinggal berdamping sadja sama itoe prampoean dan tiada maoe poelang-poelang. Kasian sekali itoe istri jang setia tetapi jang kasetiahannja tiada di hargaken. Tetapi prampoean-prampoean jang ada mempoenjai itoe kemoeliahan hati, tiada berhati serong pada laorang poenja soeami, jang tiada bisa hargaken iapoenja kasetiahan hati dan iapoenja ketjintahan jang toelen, pada kamoedian hari moesti di koerniaken oleh Allah dengen pengidoepan jang senang dan nama jang bersi, kerna pada satoe waktoe itoe soewami jang berpikiran tersesat moesti djadi mendoesin bahoewa iapoenja perboeatan ada salah bagi iapoenja istri, jang begitoe setia padanja, hingga prampoean itoe jang berhati soetji nanti terlebi di tjintai oleh soewaminja. Sahabisanja bersantap Keng Hok lantes brangkat pergi menoedjoe ka Petekoan. {{Rule|6em}}<noinclude></noinclude> acyi2gk7k4huzizt1c1izb3zo7wvixk Kitab Undang-Undang Hukum Pidana/Buku Kedua/Pasal 406 0 69921 201382 2024-10-12T01:38:39Z 182.3.45.97 ←Membuat halaman berisi '406' 201382 wikitext text/x-wiki 406 kskgpspgd3wtvhhn52az2691e2lnach 201383 201382 2024-10-12T01:45:23Z Tanbiruzzaman 22991 Requesting deletion 201383 wikitext text/x-wiki {{delete|Test page}}406 rrvm0i1m2ar01q9wd5yfbmu5i14gen0 Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf/77 104 69922 201384 2024-10-12T02:25:33Z Iripseudocorus 23824 /* Telah diuji baca */ 201384 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Iripseudocorus" />{{Rh||— 75 —}}</noinclude>„Sekarang goea goea maoe poelang Mina, loe sadja jang moesti mandoerin !” kata itoe anak moeda, jang laloe pake topinja dan brangkat pergi. {{C|{{x-Larger|'''VI'''}} {{C|{{larger|KENG HOK TELAH LOELOES DARI PAPREKSAHAN<br>SERTA DAPET BINGKISAN DAN KEMOEDIAN<br> IA TELAH DJABAT PAKERDJAHAN<br>SEBAGI GOEROE SEKOLA<br>DI TEGAL.}} Sebagimana biasa saban deket boentoet taon di boelan Tjap Dji Gwee, di dalem sekola T. H. H. K. di Patekoan ada di bikin papreksahan dari moerid moerid sekola poenja pladjaran. Hakseng-Hakseng jang radjin dan bisa bikin semoea pakerdjahan didalem itoe papreksahan dengen betoel, ia orang nanti di kasi naek klas, serta di bri djoega barang bingkisan boeat mengoembiraken marika poenja hati. Moerid-moerid jang dapet nomer satoe hingga nomer lima ada di kasi prijs jang loear biasa. Sasoedanja papreksahan telah djadi selese, bestuur-bestuur dateng koendjoengin itoe roema pegoeroean, boeat meliat masing-masing hakseng trima barang persenan. Toean Tan, pengoeroes dari itoe roema sekola dan berserta goeroe-goeroe sekola berdiri di depan satoe medja pandjang jang penoe dengen segala roepa barang-barang, sementara sekalian moerid-moerid lelaki dan moerid prampoean telah doedoek di itoe roewangan, di pertengaan dari itoe roema sekola.<noinclude></noinclude> 2bsbuz7uzy8enywzh6ltav4pas7o6zs 201385 201384 2024-10-12T02:27:08Z Iripseudocorus 23824 201385 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Iripseudocorus" />{{Rh||— 75 —}}</noinclude>„Sekarang goea goea maoe poelang Mina, loe sadja jang moesti mandoerin !” kata itoe anak moeda, jang laloe pake topinja dan brangkat pergi. {{Rule|6em}} {{C|{{xx-larger|'''VI'''}} {{C|{{larger|KENG HOK TELAH LOELOES DARI PAPREKSAHAN<br>SERTA DAPET BINGKISAN DAN KEMOEDIAN<br> IA TELAH DJABAT PAKERDJAHAN<br>SEBAGI GOEROE SEKOLA<br>DI TEGAL.}} {{Rule|6em}} Sebagimana biasa saban deket boentoet taon di boelan Tjap Dji Gwee, di dalem sekola T. H. H. K. di Patekoan ada di bikin papreksahan dari moerid moerid sekola poenja pladjaran. Hakseng-Hakseng jang radjin dan bisa bikin semoea pakerdjahan didalem itoe papreksahan dengen betoel, ia orang nanti di kasi naek klas, serta di bri djoega barang bingkisan boeat mengoembiraken marika poenja hati. Moerid-moerid jang dapet nomer satoe hingga nomer lima ada di kasi prijs jang loear biasa. Sasoedanja papreksahan telah djadi selese, bestuur-bestuur dateng koendjoengin itoe roema pegoeroean, boeat meliat masing-masing hakseng trima barang persenan. Toean Tan, pengoeroes dari itoe roema sekola dan berserta goeroe-goeroe sekola berdiri di depan satoe medja pandjang jang penoe dengen segala roepa barang-barang, sementara sekalian moerid-moerid lelaki dan moerid prampoean telah doedoek di itoe roewangan, di pertengaan dari itoe roema sekola.<noinclude></noinclude> qxmdfft7q3aq7z09cxn13p8zfukwl8w 201386 201385 2024-10-12T02:29:09Z Iripseudocorus 23824 201386 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Iripseudocorus" />{{Rh||— 75 —}}</noinclude>„Sekarang goea goea maoe poelang Mina, loe sadja jang moesti mandoerin !” kata itoe anak moeda, jang laloe pake topinja dan brangkat pergi. {{Rule|6em}} {{C|{{xx-larger|'''VI'''}}}} {{C|{{larger|KENG HOK TELAH LOELOES DARI PAPREKSAHAN<br>SERTA DAPET BINGKISAN DAN KEMOEDIAN<br> IA TELAH DJABAT PAKERDJAHAN<br>SEBAGI GOEROE SEKOLA<br>DI TEGAL.}}}} {{Rule|6em}} Sebagimana biasa saban deket boentoet taon di boelan Tjap Dji Gwee, di dalem sekola T. H. H. K. di Patekoan ada di bikin papreksahan dari moerid moerid sekola poenja pladjaran. Hakseng-Hakseng jang radjin dan bisa bikin semoea pakerdjahan didalem itoe papreksahan dengen betoel, ia orang nanti di kasi naek klas, serta di bri djoega barang bingkisan boeat mengoembiraken marika poenja hati. Moerid-moerid jang dapet nomer satoe hingga nomer lima ada di kasi prijs jang loear biasa. Sasoedanja papreksahan telah djadi selese, bestuur-bestuur dateng koendjoengin itoe roema pegoeroean, boeat meliat masing-masing hakseng trima barang persenan. Toean Tan, pengoeroes dari itoe roema sekola dan berserta goeroe-goeroe sekola berdiri di depan satoe medja pandjang jang penoe dengen segala roepa barang-barang, sementara sekalian moerid-moerid lelaki dan moerid prampoean telah doedoek di itoe roewangan, di pertengaan dari itoe roema sekola.<noinclude></noinclude> cupmlll17wlcswjy4wtikrat4d92wp2 Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf/62 104 69923 201387 2024-10-12T02:34:46Z Iripseudocorus 23824 /* Telah diuji baca */ 201387 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Iripseudocorus" />{{Rh|| — 60 —}}</noinclude>„Hai, akoe moesti roba perboeatankoe jang tersesat !” berkata itoe tjoete-idoeng-poeti dengen soewara didalem Meher. Sedari itoe waktoe ia tida maoe toeroetin napsoenja lagi, dan seboleh-boleh ia melawan dengen kras kemaoeannja ia poenja hati. Boeat terbebas dari segala bahaja jang ada mengantjem di atas dirinja. Ia taoe djoega jang ia poenja harta banda tida sampe berpengaroe boeat lindoengken dirinja dari ia poenja perboeatan djahat. Ia angkoet sama sekali itoe prabot roema tangga jang ada didalem ia poenja tempat plesiran, sedeng itoe roema ia lantes sewaken pada orang. Lantaran si Isah telah banjak boeang boedi padanja, maka ia tiada melarang roemanja di goenaken troes sebagi sarang djoedi dengen tida ambil oewang sewa; maka begitoelah didalem itoe gang soeda tida terdjadi lagi perkara jang boesoek. Dan itoe tjoete-idoeng-poeti poen soeda soeroe ia poenja iboe melamar satoe gadis jang eilok boewat djadi ia poenja istri, lamaran mana telah di trima dengen baek dari fihak orang toeanja itoe anak prampoean, hingga ia djadi menika dengen itoe gadis, pada siapa ia bisa djato tjinta dengen segenep hati, maka ia djadi idoep broentoeng dengen istrinja. Oleh kerna sedari itoe waktoe ia telah toentoet ia poenja pengidoepan dengen djalan jang betoel, maka ia poenja harta peninggalan dari Almarhoem ajahnja tiada mendjadi moesna, malahan semingkin hari mendjadi bertamba. Liatlah, pembatja! Allah masi ada itoe kemoerahan hati boeat membri ampoen pada satoe menoesia doerhaka sebagitoe tjoetee-idoeng-poeti, oleh kerna ia bertobat aken berboeat lagi pekerdja'an jang kedji dan roba ia poenja haloean jang tersesat. Djika ia tiada mendapet pikiran jang betoel<noinclude></noinclude> 3ha1vdrbwhonshkt5zxesb0sbcbexvc Taman Siswa/0 0 69924 201388 2024-10-12T03:06:35Z Hadithfajri 15274 ←Membuat halaman berisi '{{header | title = Taman Siswa | author = W. le Fèbre | translator = P. S. Naipospos | section = ''Pengantar'' | previous = | next = | notes = | year = 1951 }} <pages index="Taman Siswa.pdf" from=5 to=7/>' 201388 wikitext text/x-wiki {{header | title = Taman Siswa | author = W. le Fèbre | translator = P. S. Naipospos | section = ''Pengantar'' | previous = | next = | notes = | year = 1951 }} <pages index="Taman Siswa.pdf" from=5 to=7/> 3uat0btkkbsesmkttxnst5mj5ileoav 201392 201388 2024-10-12T04:56:33Z Hadithfajri 15274 201392 wikitext text/x-wiki {{header | title = Taman Siswa | author = W. le Fèbre | translator = P. S. Naipospos | section = ''Pengantar'' | previous = | next = [[../1|1]] | notes = | year = 1951 }} <pages index="Taman Siswa.pdf" from=5 to=7/> f0jbu9r05q0490uhiex8c3b66feuitv Pengguna:Nurma Aisyah 2 69925 201390 2024-10-12T03:27:22Z Nurma Aisyah 24773 ←Membuat halaman berisi 'Rahayu.. Pripun kabare? (Gladhen_Wikisumber_Jawa_12_OKt_2024)' 201390 wikitext text/x-wiki Rahayu.. Pripun kabare? (Gladhen_Wikisumber_Jawa_12_OKt_2024) bg3og3c6yhy2o5ofmyjisc78tfdkfhg Halaman:Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.pdf/48 104 69926 201398 2024-10-12T06:38:26Z Radramboo 23710 baru 201398 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 20 -|}}</noinclude>Pasal 58 Cukup jelas Pasal 59 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3853<noinclude></noinclude> a5dnwk9ggi0ivwyjztzq8shbutue4fx 201399 201398 2024-10-12T06:42:30Z Radramboo 23710 /* Telah diuji baca */ 201399 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 20 -|}}</noinclude>Pasal 58 {{block center|Cukup jelas}} Pasal 59 {{block center|Cukup jelas}} TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3853<noinclude></noinclude> l57njpxsfi1tv3t7wa7rh9rduhh2uwm 201400 201399 2024-10-12T06:43:29Z Radramboo 23710 201400 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 20 -|}}</noinclude>Pasal 58 {left|Cukup jelas}} Pasal 59 {{left|Cukup jelas}} TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3853<noinclude></noinclude> 57ilx73ol6fsbuzjyxhptpdnf2uaan0 201401 201400 2024-10-12T06:43:46Z Radramboo 23710 201401 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 20 -|}}</noinclude>Pasal 58 {{left|Cukup jelas}} Pasal 59 {{left|Cukup jelas}} TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3853<noinclude></noinclude> gh5qfltciw0y0f7530qa2rzs9pw0cdz 201402 201401 2024-10-12T06:44:20Z Radramboo 23710 +kategori 201402 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 20 -|}}</noinclude>Pasal 58 {{left|Cukup jelas}} Pasal 59 {{left|Cukup jelas}} TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3853 [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> tlt68abgttx8eoyvkrnr3mapnwqy2ro Halaman:Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.pdf/47 104 69927 201403 2024-10-12T06:47:07Z Radramboo 23710 baru 201403 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 19 -|}}</noinclude> {{hi|Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} Ayat (3) Cukup jelas Pasal 52 Cukup jelas Pasal 53 Cukup jelas Pasal 54 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 55 Cukup jelas Pasal 56 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 57 Cukup jelas<noinclude></noinclude> aiudr4pyh3sc5ru3qrsdotxmf0g2vxq 201404 201403 2024-10-12T06:48:25Z Radramboo 23710 201404 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 19 -|}}</noinclude> {{outdent|Ayat (2)<br/><br/>Cukup jelas}} Ayat (3) Cukup jelas Pasal 52 Cukup jelas Pasal 53 Cukup jelas Pasal 54 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 55 Cukup jelas Pasal 56 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 57 Cukup jelas<noinclude></noinclude> 45dmealdb04fap0yml2wftzbligadhv 201405 201404 2024-10-12T06:53:45Z Radramboo 23710 /* Telah diuji baca */ 201405 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDENREPUBLIK INDONESIA- 19 -|}}</noinclude> {{hanging indent|Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Ayat (3)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 52<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 53<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 54<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 55<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 56<br/>Ayat (1)<br/>Cukup jelas<br/>Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 57<br/>Cukup jelas}}<noinclude></noinclude> eiok25agdm1e9t2w1ewzzgshwfzuotw 201406 201405 2024-10-12T06:54:29Z Radramboo 23710 201406 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 19 -|}}</noinclude> {{hanging indent|Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Ayat (3)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 52<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 53<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 54<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 55<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 56<br/>Ayat (1)<br/>Cukup jelas<br/>Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 57<br/>Cukup jelas}}<noinclude></noinclude> 380l2un4pruvcpasw7p60bdmf1yssg8 201407 201406 2024-10-12T06:55:11Z Radramboo 23710 +kategori 201407 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Radramboo" />{{rh||PRESIDEN<br/>REPUBLIK INDONESIA<br/><br/>- 19 -|}}</noinclude> {{hanging indent|Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Ayat (3)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 52<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 53<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 54<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 55<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 56<br/>Ayat (1)<br/>Cukup jelas<br/>Ayat (2)<br/>Cukup jelas}} {{hanging indent|Pasal 57<br/>Cukup jelas}} [[Kategori: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia]]<noinclude></noinclude> 4a9qew4hbswstorez4i7zclfvngeu8v