Wikisumber idwikisource https://id.wikisource.org/wiki/Halaman_Utama MediaWiki 1.44.0-wmf.2 first-letter Media Istimewa Pembicaraan Pengguna Pembicaraan Pengguna Wikisumber Pembicaraan Wikisumber Berkas Pembicaraan Berkas MediaWiki Pembicaraan MediaWiki Templat Pembicaraan Templat Bantuan Pembicaraan Bantuan Kategori Pembicaraan Kategori Pengarang Pembicaraan Pengarang Indeks Pembicaraan Indeks Halaman Pembicaraan Halaman Portal Pembicaraan Portal TimedText TimedText talk Modul Pembicaraan Modul Pengguna:Hym411 2 13980 203094 40441 2024-11-07T15:38:01Z EmausBot 6420 Memperbaiki pengalihan ganda ke [[Pengguna:Revi C.]] 203094 wikitext text/x-wiki #ALIH [[Pengguna:Revi C.]] 15r9pfaoxu0avosi6xn4xsk47ug0ibo Pembicaraan Pengguna:Hym411 3 13981 203095 40442 2024-11-07T15:38:11Z EmausBot 6420 Memperbaiki pengalihan ganda ke [[Pembicaraan Pengguna:Revi C.]] 203095 wikitext text/x-wiki #ALIH [[Pembicaraan Pengguna:Revi C.]] oybcj6c8hizbfiar44u25ouuzbc69rg Halaman:Kitab Makrifat.pdf/3 104 48242 203097 139014 2024-11-08T02:30:21Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203097 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" /></noinclude>{{c| {{larger|Kitab}} {{X-larger|'''Makrifat'''}} JAITOE {{larger|ILMOE HAL HIDOEP}} menerangkan djadi doenia kita ini dengan segala isinja. DJILID PERTAMA DAN KEDOEA TAMAT. {{rule|4em}} Diterbitkan dan didjoeal oleh {{larger|TAN KHOEN SWIE}} KEDIRI {{rule|2em}} 1e DRUK 1928 }}<noinclude>Kediri Snelpers</noinclude> rgikrq97swluzrkheq3tytl3045jod2 Halaman:Kitab Makrifat.pdf/5 104 48244 203098 139016 2024-11-08T02:31:15Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203098 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" /></noinclude>{{c| {{larger|Kitab}} {{X-larger|'''Makrifat'''}} JAITOE {{larger|ILMOE HAL HIDOEP}} menerangkan diadi doenia kita ini dengan segala isinja. DJILID PERTAMA DAN KEDOEA TAMAT. {{rule|4em}} Diterbitkan dan didjoeal oleh {{larger|TAN KHOEN SWIE}} KEDIRI {{rule|2em}} 1e DRUK 1928 }}<noinclude></noinclude> fqmpoti8973cnscq8vjd2kieedx9s8p Halaman:Kitab Makrifat.pdf/7 104 48247 203099 139019 2024-11-08T02:46:01Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203099 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" /></noinclude>{{c| === '''KITAB MAKRIFAT''' === JAITOE: ==== Ilmoe Hal Hidoep ke 1. ==== menerangkan djadi doenia kita ini dengan segala isinja.}} {{rule|2em}} Adapoen asal moela ilmoe itoelah toemboeh dari perhimpoenan bangsa moekammal jang boediman di tanah Hindoestan maka di siarkan oleh Arifin di tanah Europa dan Amerika jang bersama djadi anggota perhimpoenan Theosofie dan pernah diterbitkan oleh toean H. A. Benjamins djoega. Djilid jang pertama ini menerangkan bagian toeboeh manoesia menoeroet peladjaran kitab makrifat itoe. {{c|'''Ke I hal Roh dan Toeboeh.'''}} Sjahadan kita haroeslah mengetahoei apakah maksoed hidoep kita ini djanganlah salah mengarti dan salah pendapatan kita hal itoe maka haroeslah kita ketahoei bedanja roh dan toeboeh. Maka roh itoepoen soeatoe dan jang bersifat hidoep jang mempoenjai ingatan dan kehendakan. Adapoen toeboeh itoepoen soeatoe badan manoesia jang boeat tempat roh jang ada, dalamnja, maka jang di namai manoesia jang benar itoepoen roh boekan badannja. Bahwa sangka orang jang beloem tahoe benar bedanja, maka roh itoe koempoel djadi satoe dengan toeboehnja, dari sebab tidak boleh membedakan serta mentjereikan jang satoe dari lainnja. Adapoen manoesia jang benar jaitoe roh, serta toeboeh manoesia itoepoen amat berbeda sebab toeboeh tadi hanja terpakei koetika ada di doenia sadja, akan tetapi djikalau toeboeh tadi telah kelihatan toea atau roesak laloe ditinggalkannja pleh manoesianja dan ditjari olehnja toeboeh jang baharoe (mendjalma).<noinclude></noinclude> oza0340sqttajt4bvzjr3u1oy8uf2yz Halaman:Kitab Makrifat.pdf/8 104 48248 203100 139020 2024-11-08T02:51:01Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203100 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" />{{rh||4}}</noinclude>Kalau kita menganggap roh kita inipoen sama dengan toeboeh kita maka itoelah seperti mempersamakan badan kita dengan pakean jang terpakei olihkoe, maka pakean itoepoen mengeloeboengi badan kita sadja; maka kerana badan itoe oepama pakean roh maka bagimanakah bolih disamakan. Adapoen memakeinja pakean tadi menoeroet saferloe dan faidahnja sadja bagi badan kita ini, maka kita berasa bersato dengan badan kita kerana tiada bolih mentjereikan doea perkara tadi jaitoe: roh dan toeboeh; akan tetapi djika tertjahari dengar soenggoeh-soenggoeh nistjaja kadjadianlah roh bolih dikeloearkan dari toeboehnja laloe kita mengetahoei djika roh itoepoen beda dari pada badannja. Adapoen badan manoesia tiada melainkan satoe sahadja, maka adalah enam roepa semoeanja terpakei serta badan itoe menjerboe-serboean dan berlapis-lapis; maka jang pertama ada didalam sendiri dan amat sangat haloesnja dan lebih haloes dari pada badan jang kedoea, demikian djoea badan jang kedoea lebih haloes dari pada badan jang ketiga, begitoelah selandjoetnja sampei badan jang ke toedjoe jaitoe badan manoesia dalam doenia ini. Dari pada haloesnja toeboeh-toeboeh tadi menoeroet keferloean dan goenanja, lagipoen lama hidoepnja satoe persatoenja badan tiada sama, akan tetapi menoeroet ferloenja sadja, melainkan orangnja jang benar hidoep kekal awal dan achir, mendjadi tiada ada orang wafat, maka jang dikatakan wafat di doenia inipoen sesoenggoehnja mengganti toeboeh sahadja (mendjalma). Sjahadan terpakeinja pada manoesia jang benar toeboeh itoepoen akan mendjadi pertoeloengannja mengetahoei keadaan waktoe di doenia akan mentjahari barang kepandean, kerana djika tidak dengan badan maka ia tidak bolih menggoenakan tenaganja barang pengatahoeannja kebidjaksanaännja dan sebageinja. Adapoen kaferloean kita diadakan atau di toeroenkan di doenia ini akan mentjahari kepandean soepaja tambah barang pengatahoean kita dan mendekatkan masoek kita pada perhimpoenan insan kamil, {{c|'''Ke II hal Toeboeh kasar.'''}} Bahoea jang di seboetkan toeboeh kasar jaitoe toeboeh kita ini, maka pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Annamaya-kosha" atau<noinclude></noinclude> 2fgagnvizhtnuh9ur7xnhrw1lv3xc3w Halaman:Kitab Makrifat.pdf/9 104 48249 203105 139021 2024-11-08T07:42:43Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203105 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" />{{rh||5}}</noinclude>Stoela-sharira" maka pada bahasa Arab dinamai ,,Rohdjasmani" serta pada bahasa Ollanda dinamai ,,Stoffelijk lichaam" maka faidahnja toeboeh kasar itoe hanja terpakei waktoe di doenia; maka kalau orang meninggal doenia toeboehnja tadi ditinggalkannja; maka sedang kita soedah taoe prihalnja toeboeh tadi maka saja menerangkan mana jang bergoena sahadja. Bahagiannja dat jang terpakei memoedjoedkan badan kita adalah tiga warna, maka jang pertama djasad keras, jang kedoea djasad tjair dan jang ketiga djasad berasap. Diatasnja manoesia jang benarpoen toeboeh kasar tadi amat besar ferloenja, sebab mengetahoei hidoepnja berserta pertoeloengannja toeboeh kasar, sebab badan atau toeboeh jang lain beloem sempoerna seraja beloem bolih terpakei di loear badan kasar. Kalau kita tidoer manoesia jang benar keloearlah dari badan kasar memakei badan Rohrochani; akan tetapi olih kerana Rohrochaninja beloem sempoerna mendjadi tidak taoe atau tidak terang tjoeatja apakah jang diperboeatkannja ketika keloear dari Djasmaninĵa laloe di seboetkannja tidoer, maka djika Rohrochani merasai barang apa sadja ada dalam bahagian Alam di atas doenia ini, apabila sedar dari pada tidoernja laloe di seboetkannja mengimpi. {{c|'''Ke III hal Toeboeh kedoeanja.'''}} Badan angka doea ini kalau pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Pranamaya-kosha" atau ,,Lingga-sharira" maka pada bahasa Arab ,,Rohrobani" dan pada bahasa Ollanda ,,Etherisch lichaam", maka asalnja (djinazat) empat warna jang amat haloes maka pada bahasa Ollanda dinamai ,,Ether". Bermoela adapoen roepa Rohrobani itoe sama dengan Rohdjasmaninja dan berserboe-serboean mendjadi satoe hingga diseboetkan pertimbangannja atau pasangannja Rohdjasmani; maka Rohrobani itoepoen seboeah tempatnja kehidoepan, artinja djikalau Rohdjasmani kehilangan Rohrobaninja laloe wafat dan binasa (boeroek); maka orang jang soedah tjerdik jaitoe tadjam penghidoepannja pandai melihat roepa dan warnanja, maka terseboet pada ilmoe Theosofie warnanja kelaboe beroengoe atau kelaboe berbiroe.<noinclude></noinclude> mn5whr02e4ao21ool6z9b3a13djmrzp Halaman:Kitab Makrifat.pdf/10 104 48250 203106 139022 2024-11-08T07:49:14Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203106 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" />{{rh||6}}</noinclude>Adapoen kasar dan haloesnja menoeroet sebagimana haloes kasarnja Rohdjasmani; maka Rohrobani itoepoen laksana perakat Rohdjasmani sebab kalau Rohrobani keloear nistjaja Djasmaninja laloe bertjerei-berei sesoedahnja boeroek; maka kalau kita wafat jaitoe manoesia jang benar (manoesia senjata) keloear dari toeboeh Djasmani memakei toeboeh Rohrobani sahadja, maka Djasmaninja laloe boeroek dari sebab perakatnja soedah linjap dari padanja; maka di dalamnja hidoep ada di Alam doenia badan jang kedoea kali itoe tidak bolih tjerei dari badan pertama, kalau tertjerei kita wafatlah di Alam doenia ini. {{c|'''Ke IV hal Badan jang ketiga.'''}} Sjahadan badan manoesia jang ketiga pada bahasa Ollanda di namai ,,Begeertelichaam" {{sic|ata|atau}}, ,,Astraallichaam" maka pada bahasa Sanskrita ,,Manomaya-kosha" tau Kamaroepa" serta pada bahasa Arab ,,Rohrochani" artinja badan jang koeasa bertenaga oetama atau berdjalan baik; maka Rohrochani tadi dari djasad (djinazat) atau hawa jang lebih haloes dan lemboet dari pada Ether, maka mata kita tidak sampoerna akan lihat padanja, maka pada bahasa Ollanda djasad tadi terseboet ,,Astrale stof" (djinazat rochani) maka badan ketiga itoe menjerboei badan pertama dan kedoea dan lagi ia mengoeboengi badan doea itoe, maka orang jang tjerdik bolih lihat roepa dan warnanja. Tatkalanja manoesia jang benar berdiam ada di badan tadi pandei poetar² sagenap bahagian Alam kehaloesan jang di seboetkan pada bahasa Ollanda ,,Astraalgebied" serta pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Kama-loka," jaitoe Alam kehaloesan di atas doenia kita, maka kerana Rohrochani soedah ditentoekan olih jang mahakoeasa boeat badan manoesia pada koetika ia berdiam dalam Alam tadi, maka sebab itoelah tiap{{2}} kali manoesia hendak mengoelilingi bahagian Alam tadi misti berserta alat badan Roh-rochani atau Manomaya-kosha (Kamaoepa). Demikian djoega tatkala manoesia telah berpakei Rohrochani tjakap berkoeliling atau pergi di mana tempat jang beberapa djaoehnja, maka linjapnja Rohrochani dari badan kasar mendjadikan tidoer, serta Rohrochani tadi senantiasa dipakei pada manoesia jang benar djika hendak mendjalma.<noinclude></noinclude> au3653v0ilg09541mz1vptex0ratfh1 Halaman:Kitab Makrifat.pdf/11 104 48251 203107 139023 2024-11-08T07:54:14Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203107 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" />{{rh||7}}</noinclude>Adapoen bedanja orang wafat dengan orang tidoer demikianlain: {{sic|Djikala|Djikalau}} orang wafat njawanja keloear dari badan kasar memakei Rohrobani, djika orang tidoer njawanja keloear dari badan kasar memakei Rohrochani. Sjahadan Rohrochani lebih besar dari pada Rohrobani dan Rohdjasmani, maka djika di pandang dengan mata sampoerna laloe kelihatan bertjahja gilang goemilang tjemerlang mengoelilingi seboelatnja badan kasar seperti awan mengroeboengi poentjak goenoeng. Adapoen pitjahnja kapandeian lebih moedah kalau manoesia berdiam memakei Rohrochani ada di bahagian Alam kehaloesan angka II, akan tetapi menoeroet sampoerna badan tadi maka lebih sampoerna Rohrochaninja soenggoehlah amat tjakap bidjaksananja seraja mengetahoei isinja Alam kehaloesan tadi. Adapoen manoesia memakei Rohrochani tadi adalah ferloenja dan goenanja kerana kalau tiada berserta badan itoe tiadalah taoe dan tiadalah bolih merasakan awa-napsoe doenia ini, maka keterangannja demikinlah: Manoesia jang benar berpakei Roh-rochani dan badan ito diselimoeti pada Rohrobani, dan Rohroban diselimoeti pada Rohdjasmani jaitoe badan kasar kita jang kelihatan ini, mendjadi pelbagi rahsa jang di terima pada badan kasar laloe diterima Rohrobani angka II laloe diterima poela pada Roh-rochani angka III, selandjoetnja kemoedian diterima pada manoesia jang benar jang ada di dalamnja segala badan² itoe, dan baharoelah manoesia merasakan djika badannja kasar terhampiri atau terkena apa-apa dari doenia kita ini. Bahoea dari pada haloesnja badan tadi mendjadikan tjepat djalan perasaan maka hampir sekoetika djoea manoesia berasa djika badannja dihampiri aneka warna, oepama saekor Laba-laba menghamparkan benang sarangnja dari badannja, maka meskipoen beberapa benang telah terloearkan maka sasoenggoehnja benang itoepoen mendjadi bahagian badannja, maka benang tadi djika kena atau tergerakkan olih apa saja nistjaja Laba-labanja sigera berasa djikalau ada soeatoe perinja Demikian djoega pembaoean, pendengaran, penglihatan serta perasaän jang diterima hidoeng dan telinga dan mata atau moeloet maka salaloenja diterima olih manoesia jang benar diatas koeasą badan Djasmani Rohrobani dan Rohrochani.<noinclude></noinclude> s0omk6xbydggf8pdb6pu1jprnnm3zuy Halaman:Kitab Makrifat.pdf/12 104 48253 203108 139027 2024-11-08T07:58:19Z Empat Tilda 13539 /* Tervalidasi */ 203108 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Empat Tilda" />{{rh||8}}</noinclude>Adapoen baliknja djika manoesia jang benar mempoenjai [..] apa sadja maka pertama diterima olih Rohrochani laloe diterimakan pada Rohrobani kamoedian diterimanja olih Rohdjasmani, maka di sitoelah badan kasar baharoe menghadlirkan barang boedi pekerti manoesia jang benar jaitoe adanja tangan kita beroember dan kaki terindar dan toeboehpoen bergerak dan sebageinja hanja mendjalanken titah manoesia jang benar kapada badannja kasar. Hatta maka dat Rohrochani itoepoen amat haloesnja dan asalnja dari hawa atau djinazat toedjoe perkara haloes kasar, maka peladjaran Theosofie medlahirkan djika Astrale stof itoepoen djasad haloes jang bersifat gilang-goemilang seperti tjahja bintang berserboe{{2}}an, jang pertama kasar kedoeanja lebih haloes ketiganja amat haloes lagi, demikianlah selaloenja sampei ke toedjoe kalinja amat sangat haloesnja, maka dari pada amat aloes djasad badan itoe menjerboei badan robani. Ketahoeilah olihmoe besoek hari selinjapnja badan kita jang kasar, maka badan Rohrohanipoen misih bersifat seolah-olah badan kasar akan tetapi soedah berwarna awan amat haloes, mendjadi beroepa tjahja djernih kilau kilauan tiada bajang bajangnja, akan tetapi bersifat jang sedemikian tadi Rohrohanina manoesia jang soedah sampoerna pada ilmoe pengetahoean jang sedjati. Adapoen Rohrohani manoesia jang beloem sampoerna pada ilmoe itoe tida mempoenjai matjam atau bangoen atau tida bersifat manoesia, hanja seperti adanja awan bekoe (tebal) dan kentaranja di tengahnja awan tadi melingkoeng-melingkoeng memoentjak reboeng roepa manoesia; maka kalau Rohrohaninja orang jang sempoerna soedah beroepa badan menoesia, maka itoelah menoendjoekkan djika soedah dipaoetnja kemoeliaan dan kepandean boedi kekoeatan koeasa dan bidjaksana, serta pelbagei jang ditoedjoenja kedjadian maka Rohrohaninja makin sempoerna langkap bahagian anggotanja lagi maka bertjahja gilang goemilang djernih. Adapoen roepa serta warnanja Rohrohani itoelah menoeroet, tabiat serta prihal manoesia; maka kalau kita betoel marah manoesia kita jang benar menjatakan dirinja dalam Rohrobani serta badan tadi bestjahja oengoe merah; kalau kita asih dan belas kasian kepada semoeanja machloeq Allah maka manoesia kita jang<noinclude></noinclude> ds6uwnr1r4g2es2y6hql0v16zb405ex Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/1 104 52097 203109 148723 2024-11-08T09:25:40Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203109 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya (page 1 crop).jpg|400px|20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya (page 1 crop)]]<noinclude></noinclude> 02zf2uy436w8xowge2j185v7wjv0w0u 203110 203109 2024-11-08T09:26:07Z Rahmaziz 23119 203110 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya (page 1 crop).jpg|400px|20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya (page 1 crop)|center]]<noinclude></noinclude> 6gg9l8h7rcuuqcd0x3v8ormsiwe3dm4 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/9 104 66920 203111 193519 2024-11-08T09:27:32Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203111 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|siapan|persiapan}} untuk berdirinja „Studiefonds” dan kemudian berdirinja „Neutrale Schoolvereeniging”. Salah satu sebab jang menimbulkan opposisi jang hebat itu, ialah dapatnja '''pemerintah kolonial menjelundupi gerakan nasional B. U.)'''. Mengingati peristiwa-peristiwa tadi sungguh perlu, agar kita dapat mengarti, apa sebabnja makin lama makin banjak kaum „revolusioner” meninggalkan organisasi B.U. untuk menggabungkan diri pada perhimpunan-perhimpunan baru jang kemudian menusul, jaitu „Sarikat Islam” dan „Indische Partij”, atau berdjoang sendirian selaku „wilde politici” (politicus merdeka). Kaum-tua dan setengah-tua, jang berhaluan „kiri” dan masih terus berdjoang dalam kalangan B.U., ada pula: misalnja K.R.M.T.H. Wurjaningrat, R.M. Sutatmo Surjokusumo, R. M. Sutopo Wonobojo, R. Sumarsono Tjokrodirdjo, dan masih banjak lain-lainnja. Sesudah kita tahu, bahwa Budi-Utomo sebagai organisasi setjara modern jang pertama, sudah bertjorak politik (meskipun sifatnja cultureel), lagi pula mendjadi '''pangkalan pertama dari pada tjalon-tjalon nasionalis-revolusioner''', maka tepatlah saat berdirinja B.U. pada hari 20 Mei 1908 itu kini dianggap „hari nasional”, Malah pada tahun 1918, ulang-tahun B.U. jang ke-10, oleh studenten kita jang ada di Nederland dirajakan sebagai „hari nasional” djuga. Ketua Panitya adalah marhum dr. Tumbelaka, jang waktu itu tinggal dinegeri Belanda untuk menjiapkan diri sebagai „specialist” dalam ilmu penjakit urat-sjaraf. Meskipun B.U. itu bersifat „Jong-Javanenbond” (perhimpunan Djawa-muda) namun ta’ boleh disebut<noinclude>{{rh|'''10'''}}</noinclude> efgkq88115yl1vf2g0estgf7rg4sew7 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/10 104 66937 203112 193559 2024-11-08T09:28:25Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203112 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude> [[File:Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, and Suryadi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantoro), 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p11.jpg|400px|frameless|center]] {{c|''Tiga serangkai, Dr. Douwes Dekker, Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat.''}}<noinclude></noinclude> ou2je6bejd3bnxjwmewlaisvfnuxcjf Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/11 104 66938 203113 193566 2024-11-08T09:29:41Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203113 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>„provincialistis”. Djaman itu '''belum ada bentuk kebangsaan Indonesia wutuh, walaupun rasa-satu''' benarnja sudah ada. Ini terbukti dengan adanja hubungan jang sangat baik dengan perhimpunan didaerah2 diseluruh kepulauan Indonesia, jang kemudian menusul. Menurut statutennja bahkan boleh B. U. menerima orang-orang sebagai anggauta, jang berasal dari Maluku, Sulawesi, Bali, Borneo, Sumatera dll. (Bukankah hingga kini masih ada perhimpunan-perhimpunan „Pasundan”, Gerakan Rakjat Indonesia Sunda Ketjil, Pemuda Indonesia Maluku, Kebaktian Rakjat Indonesia Sulawesi dll. sebagainja?). Bukti jang njata tentang sifat B. U. jang tidak provincialistis itu ialah berfusinja B. U. dengan P.B.I. mendjadi „Parindra”. Sesudah nama „Indonesia” disjahkan oleh rakjat, maka dengan dipelopori oleh pemuda-pemuda kita, jang pada tahun 1928 bersumpah {{sp|satu Negara, satu Bangsa, satu Bahasa}}”, dan melebur „Jong-Java”, Jong-Ambon, Jong-Sumatranenbond dll. sebagainja mendjadi „Indonesia Muda”, mulai saat itulah bentuk-bentuk kedaerahan baru dapat ditinggalkan. Sesudah B.U. lahir, maka rakjat nampak mulai '''bangun''' dan '''sedar'''. '''Banjak perkumpulan-perkumpulan didirikan''', baik jang bertjorak '''agama, sosial, ekonomi, kesenian, pendidikan, journalistiek, olah raga,''' dll. sebagainja. Begitu djuga rakjat mulai memberanikan diri untuk mendirikan '''perseroan-perseroan dagang, tanggung-djiwa, credietbank, tabungan, pertanian''' dll. sebagainja. '''Tahun 1911''' ; inilah '''tahun jang istimewa'''. Pada tahun ini timbul gerakan '''baru''' jang ingin mewudjudkan {{hws|tjita|tjita-tjita}}<noinclude>{{rh|'''12'''}}</noinclude> fwl4qsgj2w6esxrtpof98mw8vv0c39w Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/12 104 66940 203114 193565 2024-11-08T09:30:33Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203114 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|tjita|tjita-tjita}} politik. Marhum '''Umar Said Tjokroaminoto''' jang berdjiwa '''nasionalis-islam-revolusioner''', sesudah bertemu dengan Hadji Samanhudi (jang waktu itu mempunjai perserikatan dagang, jang bernama _ „'''Sarikat Dagang Islam'''”, dan mempunjai tjorak Islam dan revolusioner djuga) dapat membentuk badan baru, jaitu „sarikat Islam”, jang dalam waktu jang pendek sadja dapat mengumpulkan anggauta-anggauta sedjumlah setengah djuta. Pemerintah kolonial sangat gelisah. Disamping penjelundupan atau „infiltrasi” biasa, pemerintah kolonial mengirimkan '''dr. A. Rinkes'''-nja (pembantu adviseur voor inlandsche zaken) kedalam lingkungan S.I. (Sarikat Islam). Kelak S.I. hanja dibolehkan berdiri setempat-setempat (lokal), jang tidak boleh saling berhubungan setjara „organisatories”. '''Tjokroaminoto cs.''' (pemimpin-pemimpin lainnja misalnja H.A. Salim, Surjopranoto, Abdul Muis, Sangadji marhum, H. Fachrudin marhum, H. Samanhudi, marhum Sosrokardono dan banjak lain-lainnja), tak dapat digertak begitu sadja. Mereka lalu mendirikan perhimpunan baru jaitu C.S.I berarti „Centrale Sarikat Islam”, dan jang menjadi anggauta-anggautanja ialah semua S.I. lokal. Pada waktu itu „Sarikat Islam” belum terus terang berwudjud „partai politik”; sifatnja ialah '''keagamaan, ke-ekonomian, dan kesosialan''', jang bertjorak '''politik''' dan '''revolusioner'''. Pada tahun 1911 lahir djuga „Indische Party” (terkenal dengan singkatannja „I.P.”), jang didirikan oleh '''E.F.E. Douwes Dekker''' jang kini bernama '''Dr. Danu Dirjo Setyabudhy'''. I.P . adalah '''party politik jang pertama''', jang didirikan semata-mata sebagai partai politik. Tjita-tjita I.P. ialah: '''Indonesia merdeka dan berdaulat,'''<noinclude>{{rh|||'''13'''}}</noinclude> juw7uy5k5740gc0ft84nxrdwkcv74ru Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/13 104 66941 203115 193568 2024-11-08T09:37:30Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203115 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>'''kewarga-negaraan setjara modern''' (tak mengingati asal-kebangsaan apa, asalkan mengakui Indonesia sebagai negara dan kebangsaannja), '''democratis'''.......... pendek kata seperti sifat bentuk negara kesatuan kita Republik Indonesia sekarang. Pada 18 Agustus 1913 tiga orang pemimpin I.P. jaitu Douwes Dekker, Dr. Tjipto dan Suwardi Suryaningrat di-interneer, berturut-turut ke Timor Kupang, Banda Naira dan Bangka. Akan tetapi mereka dibolehkan meninggalkan tanah-airnja, djadi setjara '''„externeering” manasuka''', Disinilah terdjadi peristiwa jang sangat mengharukan. Anggauta-anggauta B. U. dan Sarikat Islam, menganggap korban-korban jang pertama (sedjak 1908) itu, sebagai pengorbanan mereka sendiri. Segera mereka mengumpulkan uang untuk memungkinkan „tiga-serangkai” I.P.” (driemanschap I.P.) itu menghindarkan interneeringnja dan pergi ke-luar-negeri, agar di Nederland dapat meneruskan aksinja kearah kemerdekaan Indonesia. Begitulah DD., Tjip dan Suwardi dengan segenap keluarganja tg. 6 September 1913 dapat berangkat dari, Tandjung Priuk. Jang mendjadi sebab pemerintah kolonial menggunakan „exorbitant-recht”-nja ialah karena Suwardi Suryaningrat menulis brosurnja „'''Als ik Nederlander was!'''” untuk '''memprotes akan diadakannja perajaan kemerdekaan Nederland 100 tahun''' (dari penindasan Perantjis dalam djaman Napoleon pada tahun 1813), untuk perajaan mana '''rakjat sampai didesa-desa, diharuskan mengumpulkan uang'''. Sambil berprotes Panitya Nasional jang didirikan oleh S. Surjaningrat di Bandung itu, '''menuntut adanja Parlement.''' | „Indische Partij” : kemudian dilarang, lalu semua {{hws|ang|anggauta}}<noinclude>{{rh|'''14'''}}</noinclude> 8fwlg1d6vzbq52zqgimhqjiq0tcqx0r Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/14 104 66942 203116 193570 2024-11-08T09:38:34Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203116 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|gauta|anggauta}} masuk kedalam organisasi jang telah mempunjai hak „rechtspersoon”, jaitu „'''Insulinde'''”, tetapi hanja untuk sementara, karena „Insulinde” bukan badan politik. Setelah dr. Tjipto dibolehkan pulang kembali pada tahun 1914 (karena sakit), maka dibentuk organisasi baru dengan nama N.I.P. (Nasional Indische Partij), partij mana pada tahun 1922 dilarang lagi oleh pemerintah kolonial. Putjuk pimpinan '''N.I.P, memutus''' : <br> a. tidak mendirikan partij baru; b. mengandjurkan sekalian anggautanja memasuki suatu partij kepunjaan rakjat, jang ada (B.O.P.S.I., P.K.I. dll.) atau pada umumnja ikut usaha atau berdjuang jang bersifat nasional. Tjipto meneruskan penerbitannja harian dalam bahasa Djawa „Panggugah” di Solo; DD mendirikan „Ksatryan-instituut”nja di Bandung dan Suwardi Suryaningrat „Taman-Siswa”nja di Jogjakarta. Sesudah B.U., S.I. dan I.P., sebagai organisasi2 jang pokok, '''melakukan pembangunan pertama''', menusul lambat laun '''kesedaran''' serta '''keinsjafan''' jang menjebabkan timbulnja „'''differensiasi'''”. Para pemuda mendirikan organisasi-organisasi umum: „Tri-Koro-Darmo” di Djawa, jang kelak mendjadi „Jong Java”; „Jong-Sumatranenbond”, „Jong-Ambon”, „Jong-Islamietenbond” dll., jang pada tahun 1929 berfusi menjadi „Indonesia Muda”. Djiga '''kepanduan''' tumbuh dengan subur. Meskipun ada jang menjeburkan diri dalam N.I.P.V. (Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging), namun kebanjakan ingin mempunjai organisasi '''kepanduan sendiri jang nasional'''. Berdirilah I.N.P.O (Indonesisch Nationale Padvindersorganisasie) jang didirikan antaranja oleh sdr.<noinclude>{{rh|||'''15'''}}</noinclude> 2lm1f17mwixw90skvjg3q281y4rcc8s Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/15 104 66943 203117 193571 2024-11-08T09:39:56Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203117 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>Usman Sastroamidjojo (Mr. Usman jang kini ada di Australia); kemudian timbul K.B.I, (Kepanduan Bangsa Indonesia); S.I.A.P; (S.I. Adeeling Pandu); Kepanduan Katholik dll. '''Perhimpunan-perhimpunan''' sosial senantiasa pesat kemadjuannja. Jang berdasar '''agama''' misalnja „Muhammadijah” dengan „Aisjiah”-nja dibawah pimpinan marhum Kjai H. Moh. Dahlan dan marhum Njai Dahlan: „Nachdatul-Ulama”, „Persatuan Ummat Aslam” dan lain-lainnja. Semuanja mempunjai bagian usaha perguruan. Dalam soal usaha pendidikan jang berdasar kebudajaan bangsa jang paling terkenal ialah Taman Siswa dengan systimnja pendidikan dan organisasi jang istimewa, didirikan pada 3 Juli 1922 di Jogjakarta oleh Suwardi Suryaningrat, jang sedjak 8 Mei 1928 bernama Ki Hadjar Dewantoro. Usaha-usaha perguruan lain-lainnja ada pula, diantaranja „Adhi-Darmo”, „Neutrale Schoolvereeniging”, „Islamijah” dan banjak lagi lain-lainnja. Di Sumatera jang sangat terkenal ialah I.N.S. (Indonesisch Nederlandse School) jang didirikan oleh '''Mohamad Sjafei di Kajutanam''', dengan systimnja pendidikan '''beladjar dan bekerdja''' (Arbeitschule). Para '''wanita''' ta’ suka ketinggalan; banjak organisasi-organisasi wanita berdiri (diantaranja „Wanito-Utomo” dengan pimpinan-pimpinannja jang terkenal; Njonjah-njonjah Sukanto, Abdulkadir, Gondoatmodjo dll. di Jogjakarta). Perhimpunan-perhimpunan itu kemudian berfederasi dalam organisasi-nja P.P.I.I. (Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia) jang didirikan pada tahun 1927 di Jogjakarta. Differensia pergerakan rakjat kita jang paling {{hws|pen|penting}}<noinclude>{{rh|'''16'''}}</noinclude> mvr02bb4puk9wsshivvipxzpr4tjbxp Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/16 104 66944 203118 193572 2024-11-08T09:40:34Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203118 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|ting|penting}} ialah tumbuhnja '''Sarikat-sarikat Buruh''', jang pada umumnja dipimpin oleh kaum S.I. (Surjopranoto, Sosrokardono, Samaun, Alimin, Darsono dll.). Pada periode itu djuga mulai tersebarnja benih-benih socialisme dengan aksinja jang hebat dan berpusat di Semarang. I.S.D.V. (Indische Sociaal-democratische Vereeniging) dibawah pimpinan Ir. Baars, H. Sneevliet dll, jang kemudian mendjadi P.K.I. (Partij Komunis Indonesia) dengan S.R. (Sarikat Rakjat) sebagai „ondergrond’’-nja (lapisan bawah). Berhubung dengan timbulnja perselisihan-perselisihan dan „perpetjahan-perpetjahan” maka sementara kali dilakukan usaha-usaha untuk mempersatukan tenaga, jang dianggap perlu untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan rakjat. „Radicale Concentrasi” dibentuk; P.P.P.K.I. untuk memusatkan aksi partai-partai politik Kemerdekaan Indonesia (di Surabaja). Di Surabaja marhum dr. Sutomo c.s. mendirikan „Studieclub” jang sebenarnja adalah suatu bibit partij politik. Kemudian Studieclub itu mendjadi P.B.I (Persatuan Bangsa Indonesia), jang kelaknja berfusie dengan B. U. lalu mendjadi „Parindra” (Partij Indonesia Raja). Partij ini mementingkan kebudajaan, ke-ekonomian disamping Politik. Disinilah berkumpulnja pemimpin-pemimpin Wurjaningrat c.s. dari B. U., H.M. Thamrin dari „Kaum Betawi”, Sukardjo Wirjopranoto, dan banjak lain-lainnja. Mereka jang merasa lebih radikal dari pada kaum „moderate” jang masuk kedalam PArindra, mendirikan partij baru jang semata-mata mementingkan perdjoangan politik. Dibawah pimpinan umum dari '''Ir. Soekarno''' berdirilah P.N.I (Partij Nasional Indonesia); {{hws|pemim|pemimpin}}<noinclude>{{rh|||'''17'''}}</noinclude> dtaveff4uv75sfphtt125ucyp2k0zgn Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/17 104 66945 203119 193574 2024-11-08T09:41:29Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203119 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|pin|pemimpin}}-pemimpin lainnja ialah drs. Moh. Hatta, mr. Sartono, mr. Sujudi, mr. Moh. Yamin dll. Kemudian P.N.I. petjah mendjadi dua, jaitu „Partindo” (Partij Indonesia) dan jang lain terus memakai singkatan P.N.I., tetapi lengkapnja berbunji „Pendidikan Nasional Indonesia”; biasanja menamakan golongannja dengan nama „Pendidikan”. Ir. Soekarno, mr. Sartono, mr. Sujudi dll. masuk kedalam „Partindo”, sedangkan Hatta dengan kawan-kawannja se-faham memilih „Pendidikan”. Ada pula gerombolan, djuga dari petjahan P.N.I. lama, jang kemudian mendirikan partij sendiri, jaitu „Gerindo” (Gerakan Rakjat Indonesia), jang dipimpin misalnja oleh mr. Amir Sjarifudin, mr. Moh. Tamin, S. Mangunsarkoro dll. Dalam waktu itu mudah dimengerti timbulnja beberapa perselisihan-perselihan pula; pun dirasainja perlunja mengadakan pemusatan tenaga. „Gappi” dibentuk (Gabungan Partai-partai Politik Indonesia); gerakan „Indonesia Berparlement” dilakukan dsb. Perserikatan-perserikatan jang berusaha dalam lapangan '''Kebudajaan''', makin lama makin tambah djumlahnja. Dimana-mana timbul gerakan kesenian, baik maupun jang bersifat umum; ada jang tradisioneeel, ada pula jang revolusioner, misalnja gerombolan „Pujangga Baru” dengan pemimpin-pemimpinnja mr. Sutan Takdir Alihsjahbana, Armijn Pane dll. Patut disebutkan pula adanja gerakan-gerakan pemuda jang merupakan '''masjrakat mahasiswa''', sesudah di Djakarta tjukup djumlah anggauta-anggautanja. U.S.I (Unitas Studiosorum Indonesiensis) berdiri. {{hws|se|sedangkan}}<noinclude>{{rh|'''18'''}}</noinclude> l3n2jdcdofh7m1gp0857a2rtrzyj4ut Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/18 104 66946 203120 193576 2024-11-08T09:42:34Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203120 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|dangkan|sedangkan}} kemudian mereka jang berfaham nasionalistisch setjara radikal, mendirikan P.P.P.I. (Persatuan Peladjar-peladjar Indonesia). Dilapangan '''journalistik''' terdapat pula kemadjuan jang pesat. Dulu, kira-kira tahun 1895, di Jogjakarta dan Solo sudah ada surat-surat berkala di Jogja „Retnodumilah” jang dipimpin oleh marhum dr. Wahidin Sudirohusodo; di Solo „Djawi Kondo”, „Bramartani” dll. Semuanja masih bertjorak kesusasteraan. Kira-kira pada tahun berdirinja B. U. ada seorang wartawan modern, jang menarik perhatian karena lantjarnja dan tadjamnja pena jang ia pegang. Jaitu marhum R. M. Djokomono, kemudian bernama '''Tirtoadisurjo''', bekas murid S.t.o.v.i.a, jang waktu itu bekerdja sebagai redacteur harian „Bintang Betawi” (jang kemudian bernama „Berita Betawi”), lalu memimpin redaksi „Medan Prijaji” dan „Suluh Pengadilan”. Beliau boleh disebut „pelopor” dalam lapangan journalistik. Selangkah demi selangkah kewartawanan dapat kemadjuan, dan jang achir-achir ini dengan amat pesat, hingga membutuhkan „Kantor Berita” sendiri (Antara), dan dalam saat peralihan, disekitar 17 Agustus 1945, dapat mengusahakan suatu badan-berita setjara besar-besaran, jang berhubungan langsung dengan luar-negeri. Tjukup sekianlah '''ichtisar kisah pergerakan''' rakjat kita, dengan kemadjuannja sedjak berdirinja B. U. tg. 20 Mei 1908, ichtisar mana pasti djauh dari lengkap, karena banjak jang tidak bersandar „dokumentasi” hanja berupa kenang-kenangan dari satu orang sadja. Hendaknja para pemimpin-pemimpin tua lainnja, suka<noinclude>{{rh|||'''19'''}}</noinclude> i78f6xtkx2g5gfoqsv80uv8nu3arncx Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/19 104 66947 203121 193578 2024-11-08T09:43:16Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203121 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude> [[File:Taman Siswa Congress, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p20.jpg|400px|Menjelang Alam Pancasila (page 1 crop)|center]] {{c|''Kongres Taman Siswa di Jogjakarta.''}}<noinclude></noinclude> 7e034tr7r2zs56drxyquj5x25pgf1hs Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/20 104 66948 203122 193580 2024-11-08T09:44:10Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203122 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>melengkapkan kisah-kisah tadi, teristimewa jang berhubungan dengan lingkungan-lingkungan mereka masing-masing. Karena pergerakan rakjat kita sedjak 20 Mei 1908 itu menudju kearah kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia, maka sebenarnja pada hari 17 Agustus 1945 sudah selesailah pergerakan itu. Tudjuan yang terachir sudah tertjapai. Ini tidak berarti selesainja „perdjuangan”. Pertama kali haruslah diingati, bahwa untuk membangun negara kita, jang baru berdiri dan dalam segala hal masih dalam keadaan sangat sederhana itu, memerlukan perdjuangan. Kedua kalinja ta’ sekali-kali boleh dilupakan, bahwa pendjadjahan jang tidak kurang dari 3½ abad lamanja itu, tidak mungkin dapat musnah sekali gus, hanja dengan „proklamasi” sadja. Sisa-sisa keadaan dan tenaga-tenaga kolonial, sisa-sisa djiwa dan suasana pendjadjahan barang tentu masih ada; baik karena kekuasaan tradisi, maupun karena dengan sengadja dan mungkin siasat-siasat jang tertentu Nederland tidak akan menjerahkan kedudukannja sebagai „pemilik” Indonesia jang kaja raja itu dengan suka-rela, dengan ichlas dan ridla. Boleh dipastikan, Belanda akan mempertahankan kedudukannja itu dengan mati-matian, mungkin dengan bantuan dari negara-negara Barat lainnja, jang banjak sedikit akan ikut tanggung rugi. Untuk menghadapi itu semua, perlulah pula rakjat kita terus siap sedia, untuk meneruskan perdjuangannja, djuga setjara mati-matian. Dugaan-dugaan itu dibenarkan oleh kenjataan-kenjataannja, Zaman „Linggardjati” datang dengan tjampur-tangannja Luar Negeri. Terbukalah pintu untuk kembalinja pendjajahan, sekalipun setjara ”semi-<noinclude>{{rh|||'''21'''}}</noinclude> 6ak1jt8crmjg199102tj7xtwtre2q8z Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/22 104 67102 203123 193953 2024-11-08T09:45:13Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203123 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>kolonial”. Sebagai akibat mutlak timbullah „perang-kolonial” jang ke I, Pihak Luar-Negeri merasa perlu pula untuk bertjampur-tangan dan menekan dan memaksa terlaksananja „persetudjuan Renville”. Timbullah „perang-kolonial” jang ke II. Atas putusan „Persatuan Bangsa-bangsa” datanglah zaman K.M.B. dengan persetudjuannja, jang seperti persetudjuan-persetudjuan Linggardjati dan Renville, hanja dapat disahkan sebagai persetudjuan jang berdasar „compromis”. Sjukurlah Tuhan tetap terus melindungi kita, Tentara nasional kita, bersama-sama dengan para pemuda, bahkan dengan seluruh rakjat dapat merupakan „tentara-gerilja”, jang amat ditakuti oleh Belanda dan kawan-kawannja Luar-Negeri. Segala apa jang ditjiptakan oleh pihak Belanda, ja’ni perpetjahan dan perpisahan rakjat, berdirinja daerah-daerah dan negara-negara bagian diseluruh Indonesia, kemudian runtuh semua, Pada saat ini Negara Kesatuan menurut proklamasi 17 Agustus akan pulih kembali. Ini semua adalah buah dari siap sedianja rakjat kita, untuk meneruskan perdjuangannja, setjara mati-matian. Dan inilah buah pemeliharaan serta latihan semangat perdjuangan, sejak 20 Mei 1908, empatpuluh dua tahun jang lampau. Marilah pada hari ini kita merenungkan, peladjaran apakah kiranja jang dapat kita pungut dari pada sedjarah perdjuangan kita sedjak 20 Mei 1908 itu. Dapatlah kiranja peladjaran itu kita simpulkan demikian: #terbuktilah, bahwa seluruh rakjat, dalam segala lapisannja, menghendaki kemerdekaan nusa dan bangsa, lepas dari pendjajahan dari siapapun;<noinclude>{{rh|||'''23'''}}</noinclude> oq23ytn63vkluljxjfq0st5tfljji30 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/23 104 67103 203124 193954 2024-11-08T09:45:36Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203124 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude> [[File:Indonesian scouts, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p24.jpg|400px|frameless|center]] {{c|''Kegiatan dan hasrat persatuan djuga njata dilapangan kepanduan}}<noinclude></noinclude> 72h1a2gqq3q0lre8l22927wje24ou3q Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/24 104 67104 203125 193956 2024-11-08T09:46:48Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203125 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>#<li value="2">perpetjahan-perpetjahan jang terjadi dikalangan pergerakan kita itu sebenarnja adalah perpisahan-perpisahan differensiasi, untuk memurnikan atau menggiatkan usaha masing-masing; #hasrat untuk bersatu, berhubung dengan adanja pokok-pokok kepentingan bersama jang dirasai benar-benar, selalu timbul dimana ada bahaja mengantjam dari luar; #kekuasaan dan kekuatan dari pihak pendjajah hanja dapat menguasai kita, selama kita berpetjah belah; #dimana ada kesatuan tekad dan laku, disitulah kita dapat mendesak dan mengalahkan musuh kita bersama; #tetap terus adanja sisa-sisa pendjajahan, mengharuskan kita tetap terus awas dan waspada serta siap sedia untuk berdjuang; #tetap Tuhan akan melindungi kita, selama kita melakukan perdjuangan kita dengan dasar Pantja-Sila </li> ::'''Sekali merdeka, tetap merdeka !'''<noinclude></noinclude> 4297jcr3fcpib191r6yrs0vibvwz2y8 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/25 104 67105 203126 193957 2024-11-08T09:47:39Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203126 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:Wahidin Sudirohusodo, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p26.jpg|400px|frameless|center]] {{c|''Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO'' <br> ''Bapak Pergerakan Kebangsaan Indonesia''}}<noinclude></noinclude> qhkqsnh7lezfrir9kbbcelwuype6uij Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/26 104 67143 203127 194070 2024-11-08T09:49:23Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203127 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{c|<big>'''DOKTER WAHIDIN SUDIROHUSODO.'''</big> <br>'''Oleh: Ki Hadjar Dewantara.'''}} {{right|'''Anak desa mendjadi pemimpin besar.'''}} {{dropinitial|D}}ALAM sebuah dusun, teratur indah dikaki gunung Merapi jang tampak kehidjau-hidjauan, tinggallah l.k. satu abad berselang suatu keluarga, jang dalam segala kesederhanaannja tetap menarik perhatian orang. Sebagai salah seorang penduduk jang tertua di Mlati, ~ demikian nama dusun jang tahu memegang namanja, ~ kepala keluarga tersebut sangatlah dihormati serta disajangi oleh orang-orang sekampungnja; dan adjaib djuga, orang-orang lain pada umumnjapun sangat menghargai dia. Njatalah hal sedemikian itu disebabkah karena keunggulan budinja, sifat jang dimiliki djuga oleh seluruh anggauta keluarganja. Keadaan jang luar biasa pada keluarga tersebut, tiada luput dari perhatian orang-orang kota, jang untuk datang berkundjung ke Mlati, baik untuk keperluan, maupun untuk beristirahat. Lebih-lebih Wahidin jang kala itu masih kanak-kanak, tetapi telah menundjukkan pandangan mata jang memantjar djernih, selalu mendjadi pusat perhatian. Dalam kalangan-kalangan terkemuka, baik kalangan Eropah maupun kalangan Djawa, orang berpendapat bahwa Wahidin harus bersekolah. Demikianlah maka Wahidin meninggalkan dusun menudju kekota, kemudian kita lihat dia sebagai seorang dari beberapa anak Djawa, jang mula-mula sekali mengundjungi Europese lagere school (sekolah<noinclude>{{rh|||'''27'''}}</noinclude> bctx9v4fezelwu6l2fyjj5z2e3dlpsh Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/27 104 67144 203128 194071 2024-11-08T09:50:08Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203128 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>rendah Belanda). Oleh sebab Wahidin djauh melebihi teman-temannja karena fikirannja jang tjerdas tiada terhingga, orangpun mengusahakan agar dapatlah ia melandjutkan peladjarannja, sehingga achirnja tertjatatlah djuga nama Wahidin sebagai murid sekolah Dokter-Djawa di Djakarta (dulu Betawi). Disinipun dalam kalangan guru-guru ia terkenal sebagai seorang murid jang giat bekerdja, tjerdas otaknja serta sehat djiwanja. Sebagai „dokter-djawa” diwaktu itu iapun boleh dikata luar biasa sehingga dipandang patut serta terpilih untuk mendjadi guru-bantu atau „assistentleeraar” pada sekolahnja. Kelak sesudah itu ia berkedudukan tetap di Jogjakarta, tempat ia mengetjap pendidikan jang pertama dan achirnja mendjadi salah seorang penduduknja jang terkenal dan budiman. Disana Dr. Wahidin tinggal sampai wafatnja, jalah pada hari bulan Mei, tahun 1917. Siapa kelak membuka kitab-kitab sedjarah kebangsaan kita, iapun pasti akan menghadapi lembaran bersih berhiaskan nama orang, jang sedang kita peringati djasa-djasanja dengan terbitnja risalah ini. Bertahun-tahun: nama Dr. Wahidin ~ (dikalangan Djawa terkenal dengan sebutan Mas Ngabehi Sudiro-husodo) ~ terikat erat dengan pergerakan nasional, sehingga orang jang meriwajatkan hidupnja ta boleh tidak harus memberi pandangan tentang pergolakan masa diwaktu itu, masa jang sungguh-sungguh merupakan titik perhentian dalam perdjalanan sedjarah bangsa kita. Orang menamakan Dr. Wahidin Bapa dari „'''Budi Utomo'''”, perkumpulan pemuda Djawa, tetapi setelah<noinclude>{{rh|'''28'''}}</noinclude> sppdyrnqqpesith1jquf2ra4rn4mho8 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/28 104 67442 203129 194999 2024-11-08T09:52:55Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203129 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>tiada lagi ia hidup ditengah-tengah kita, lazimlah djuga orang, mengakui dia sebagai '''Bapa pergerakan kebangsaan Indonesia'''. Memang antara lain ta’ dapat disangkal, bahwa „'''Budi Utomo'''” adalah ibu-perkumpulan jang melahirkan berdjenis-djenis aliran dalam masjarakat Indonesia. Hal ini tidak sadja dinjatakan oleh kaum „Budi Utomo”, melainkan diakui djuga oleh wakil-wakil pelbagai aliran dan golongan. Dan meskipun „Budi Utomo” tidak dapat memadai segala harapan ataupun idam-idaman, tetaplah orang berpendapat, bahwa terlahirnja pergerakan jang mula-mula bersifat revolusioner-nasionalistis itu adalah peristiwa jang maha-raja, karena kala itulah mulai terdengarnja detik kebangunan dari berdjuta-djuta rakjat yang diperbudak. Lain dari pada itu, meskipun Dr. Wahidin sebenarnja bukan pendiri „Budi Utomo” seperti akan kita ketahui nanti, dialah jang memberi isjarat untuk memulaikan kebangunan nasional. {{r|'''Pendidikan dan Pengajaran pintu}} {{r|'''pembangunan.'''}} Terkenanglah kita akan masa jang belum djauh lampau, lk.50 tahun berselang, tatkala orang belum dapat menjaksikan kegiatan hidup seperti kita alami sekarang ini. Tetapi sebagaimana sering kita djumpai, keadaan jang tenang-tenteram di waktu itu disebabkan belum adanja pengertian serta belum tumbuhnja keinsafan. Barang tentu diwaktu itu sudah mulai tampak usaha-usaha mengedjar kemadjuan, lebih dari pada jang biasa diperoleh disekolah rakjat atau volksschool. Akan tetapi oleh karena tiap kesempatan untuk melandjutkan peladjaran memerlukan biaja banjak, maka {{hws|sebenarnja|sebenarnjalah}}<noinclude>{{rh|||'''29'''}}</noinclude> jj051hgkabx09lt236i7z982z3aitmn Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/29 104 67443 203130 195001 2024-11-08T09:53:52Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203130 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|lah|sebenarnjalah}} kemadjuan setjara modern hanja mungkin dikedjar oleh golongan kaum berada sadja. Kala itulah tumbuh kejakinan pada Dr. Wahidin, bahwa kepada lapisan jang terbesar didalam masjarakat perlu diberikan pengadjaran jang sebaik~baiknja. Perdjoangan hidup tidak terelakkan lagi dan bangsa Djawa harus memilih: berdjoang atau mati. Namun perkataan mati tiada sedjenak djuga mendjelang alam pikiran Dr. Wahidin, sehingga lekas-lekas disiapkanlah bangsanja menghadapi perdjoangan. Dua soal memikat hati-sanubarinja: memperluas pengadjaran jang sempurna dan memperhebat kesadaran nasional. Suatu hal jang ta’ boleh dibiarkan demikian sadja jalah, bahwa anak-anak dari golongan jang tidak berada tetapi luar biasa kepandaiannja, — seperti dia sendiri sebagai tjontoh jang paling njata — masih terlalu banjak jang belum dapat melandjutkan peladjaran. Selain itu ia mempersalahkan djalannja kemadjuan setjara Barat, jang tidak sedikit merugikan sifat murni dari bangsa Djawa. Kedjadian itu ta’ boleh terulang, kata Dr. Wahidin. Dengan diam-diam lagi bersungguh hati iapun bersiap-siap melaksanakan tjita-tjitanja. Dalam madjallah Djawa „Retno-Dumilah” jang dipimpinnja sendiri tiada djemunja ia berusaha menginsafkan pembatja akan pentingnja pengadjaran. Disamping itu dipergunakannja madjallah tersebut untuk mempropagandakan tjita-tjitanja, jang ternjata tidak sia-sia belaka. Buktinja, banjak nian penduduk Jogjakarta berlomba-lomba membawa anak-anaknja kesekolah. Hasil jang baik ini mendorong Dr. Wahidin untuk melandjutkan gerakannja. Terlebih dahulu akan dimulaikannja mendirikan {{hws|„stu|studiefonds”}}<noinclude>{{rh|'''30'''}}</noinclude> ct27bcu6d76ql04q63frhzwgd1zh2rm Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/31 104 67444 203131 195002 2024-11-08T09:54:41Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203131 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|diefonds”|studiefonds”}} karena ternjata kebanjakan pemuda tidak puas dengan pendidikan sekolah rendah sadja, sedangkan usaha melandjutkan peladjaran sering kandas dirintang oleh biaja. Setelah beberapa orang terkemuka menjanggupi bantuan lahir-batin, maka Dr. Wahidin lalu mengambil keputusan akan melakukan perdjalanan propaganda keseluruh Djawa. Diantara orang-orang jang sangat besar pengaruhnja perlu disebut nama Pangeran Notodirodjo dari keluarga Sri Paku-Alam, seorang bangsawan jang sedjiwa dengan Dr. Wahidin dan jang turut giat membantu usahanja. Persahabatan karib antara kedua orang ini, masing-masing dari lapisan jang paling berdjauhan, seakan-akan membawa bukti, bahwa perbedaan golongan didalam masjarakat sedikitpun tidak berarti bagi djiwa kita. Pada tahun 1906 Dr. Wahidin mulai menolakkan langkahnja. Maksudnja terlebih dahulu akan mengadakan rapat-rapat pada tempat-tempat penting di Djawa Barat. Harapannja tiada lain, hendaknjalah golongan prijaji makin pertjaja akan keharusannja mengadakan suatu gerakan jang meliputi seluruh masjarakat serta bertudjuan mempertinggi deradjat bangsa. Menurut rentjananja pendirian studiefonds nasional harus dikerdjakan lebih dahulu. Dalam beberapa pertemuan jang rapat antara Dr. Wahidin dan golongan prijaji dipelbagai tempat, untuk pertama kalinja bangsa kita menindjau dan menjadari kedudukannja didalam masjarakat. Kelak terbukti pula, bahwa saat itulah mulai tertanamnja benih kesadaran, jang kemudian tumbuh bersemi mengembangkan pergerakan nasional.<noinclude>{{rh|'''32'''}}</noinclude> lr7cj5s2zdiyidler1rq32hu4ku3sq4 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/32 104 67445 203132 195004 2024-11-08T09:58:01Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203132 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{r|'''Gerakan para muda minta pimpinannja.'''}} Tiba dirumah dari perdjalanan berat, propagandist kita harus menjaksikan pula, bahwa penjokong tidaklah tjukup banjak untuk dapat mendirikan studiefonds. Dalam harian „Java-Bode”, tertanggal 5 Nopember J.E. Jasper menulis tentang perdjalanan-propaganda, jang telah dilakukan oleh Dr. Wahidin seraja menerangkan, bahwa kebanjakan bupati beriri-hati, karena usaha pendirian perkumpulan jang sangat berguna itu tidak pula datang dari fihak mereka sendiri. Padahal, lepas dari bantuan para bupati, sedikit sadja jang boleh diharapkan dari pegawai-pegawai kabupaten jang barang tentu sangat tergantung dari fihak atasan. Untunglah Mas Ngabehi Sudirohusodo bukan orang jang mudah dipatahkan semangatnja. Tetapi belum lagi dimulaikannja mengadakan gerakan baru, telah tersiar kabar dari beberapa sudut, bahwa usahanja itu akan segera dilandjutkan oleh tenaga-tenaga muda. Dua orang jang kemudian mendjadi tabib, Raden Sutomo dan Mas Gunawan Mangunkusumo, waktu itu masih bersekolah di Djakarta, mengumumkan pendirian „Budi-Utomo” pada tahun 1908. Semua peladjar sekolah kepandaian menengah (middelbare vakscholen) menggabungkan diri dalam perkumpulan tersebut dan kemudian diputuskanlah untuk menjerahkan seluruh pimpinan pergerakan jang segera akan dilangsungkan di Jogjakarta, kepada Dr. Wahidin. Sementara itu propagandist kita tiada berhenti mendjalankan rentjananja. Setelah selesai mengadakan rapat-rapat persediaan dengan pendiri-pendiri di Djakarta, iapun bertolak lagi dari tempat ketempat, sehingga segera djuga persiapan kongres dapat disudahi. Siapa dahulu turut {{hws|mengun|mengundjungi}}<noinclude>{{rh|||'''33'''}}</noinclude> nwjnbzen15eowy5mizz97fi22rxfvka Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/33 104 67446 203133 195006 2024-11-08T09:58:47Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203133 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|djungi|mengundjungi}} kongres jang pertama itu, pasti ta’ kan dapat melupakan, betapa tjakapnja Dr. Wahidin selaku ketua kongres memikat dan menguasai seluruh rapat dengan pidato pembukaannja. „Bangsa Djawa menghadapi hari gemilang”, demikian udjarnja. Hal itu dibuktikan dengan mengupas perdjalanan sedjarah. Kata-kata Dr. Wahidin itu menjalakan keberanian serta memperteguh kepertjajaan para tjendekiawan kita, jang hadir serta memperteguh kepertjajaan para tjendekiawan kita, jang hadir pada saat itu. Maka ta’ dapat disangkal lagi, dialah sesungguhnja pembawa suara bahagia: hidupnja tjita-tjita kebangsaan. Tatkala kongres bubar, segera dimulaikan orang mengadakan gerakan jang teratur. Demikian maka tumbuhlah pergerakan kebangsaan dengan Dr. Wahidin sebagai Bapanja. Pabila kini rangkaian kedjadian jang lampau itu kita kenangkan kembali, satu demi satu, maka terbajanglah Dr. Wahidin dalam pikiran kita, djiwa besar jang memisahkan waktu jang silam daripada masa jang akan datang. {{r|'''Dokter dan dukun, kawan dan pengetua jang ulung.'''}} Adapun kekuatan besar, jang senantiasa memperteguh semangat Dr. Wahidin dalam segala perdjuangannja, jalah tjinta jang dalam terhadap bangsanja. Dan kita jakin tjintanja itu pasti akan meliputi seluruh umat manusia, pabila kebetulan bangsanja bukannja golongan jang tertindas. Maka sesungguhnjalah tjinta, jang memberi kekuatan kepadanja itu, adalah tjinta kepada sesama manusia. Masih perlulah kiranja orang bertanja-tanja, apakah Dr. Wahidin sebagai tabib dapat memenuhi sjarat-sjaratnya?<noinclude>{{rh|'''34'''}}</noinclude> a85fe2fu9gdfjlydt9kbjn0xik0lokg Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/34 104 67447 203134 195007 2024-11-08T10:00:37Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203134 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:Sukarno and Defense attorneys, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p35.jpg|400px|frameless|center]] <div style="text-align: justify;"> :::''''18 Agustus 22 Desember 1930 Perkara P.N.I. dimuka hakim di Bandung. 4 terdakwa:'' '''''Ir. Soekarno, Maskun, Gatot Mangkupradja, Soeprijadinata, dengan para pembelanja: Mr, Sartono, Mr. Soejoedi dan Mr. Sastromoeljono.''''' :::'''Tuduhan hakim-kolonial :''' :::''„het deelnemen aan een vereeniging, welke als oogmerk heeft het plegen van misdrijven, alsmede wegens „het zich opzettelijk” uiten in woorden, waarin verstoring der openbare orde en omverwerping van het in Nederlands-Indié gevestigde gezag wordt aangeprezen”. :::'''Ponis hakim-kolonial :''' :::''Ir. Soekarno 4 tahun'' :::''Gatot Mangkupradja 2 tahun.'' :::''Maskun 1 tahun 8 bulan.'' :::''Soeprijadinata 1 tahun 3 bulan.''<noinclude></noinclude> 2dxxup912u2zc5gr7e8ur7o0jduykgw Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/35 104 67448 203135 195008 2024-11-08T10:01:24Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203135 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>Dengan singkat telah kita tuliskan diatas, bahwa ia pernah mendjadi guru-bantu pada sekolah Dokter-Djawa di Djakarta. Kemudian setelah ia berkedudukan di Jogjakarta, seakan-akan seluruh penghargaan dan kepertjajaan penduduk ditumpahkan kepadanja, karena orang menjaksikan sendiri, bahwa Dr. Wahidin menganggap pekerdjaan tabib itu sebagai panggilannja. Terutama terkenal sekali ketjakapannja, dan jang lebih penting lagi dikalangan Djawa, sikapnja tiada bertjela. Djika orang-orang kaja memandang dia sebagai seorang tabib, jang dapat menjembuhkan segala penjakit, maka bagi si miskin ialah seorang jang besar kasih sajangnja serta ta’ pernah menghitung diri. Tidak sedikit djasanja dalam hal memadjukan tjara pengobatan modern dikalangan penduduk jang paling kolot. Kalau dalam mengedjar kesehatan biasanja harus ada paksaan dari atas, maka dengan sangat mudahnja Dr. Wahidin senantiasa berhasil mejakinkan penduduk untuk melakukan hal-hal, jang berhubungan dengan kesehatan. Sebuah tjontoh daripada daja pengaruhnja kita saksikan dibawah ini. Seorang puteri bangsawan kolot, jang mendapat gangguan penjakit kepala pening dan ta’ berhasil menolaknja dengan obat-obatan buatan sendiri, memanggil Sudirohusodo, tabib jang tersohor itu. Dr. Wahidin pun datang. Resep ditulisnja dan ia berpesan: „Minumlah dari obat itu, tiap hari tiga kali sesendok teh”. Setelah Dr. Wahidin pergi, puteri tersebut memasukkan kertas berisikan tulisan jang ta’ dapat difahamkannja tadi, kedalam mangkuk putih berisikan air. Kemudian air jang pada pendapatnja telah disutjikan itu diminumnja, tiap hari tiga kali {{hws|sesen|sesendok}}<noinclude>{{rh|'''36'''}}</noinclude> nioj99a94vjuj9dm5hcui83gewjynbi Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/36 104 67449 203136 195009 2024-11-08T10:02:09Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203136 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:Communist Party and Sarekat Islam united, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p37.jpg|400px|frameless|center]] {{c|{{Sc|''Bersatu''}} ''dalam front anti pendjajahan.}}<noinclude></noinclude> k5usw3pso0qfpmdqbjyqakmw77lsmfl Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/37 104 67450 203137 195012 2024-11-08T10:02:41Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203137 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|dok|sesendok}} teh. Demikian djuga selalu diperbuat dengan kertas berchasiat dari para dukun. Pada hari jang ketiga Dr. Wahidin datang dan mendjumpai „patient”nja dalam keadaan sehat-wal'afiat. Seminggu kemudian patient jang sangat berterima kasih itu, mengirimkan tigaekor ajam besar bewarna hitam kerumah Dr. Wahidin. Itulah semua ajam jang biasanja disadjikan dalam selamatan dan selalu mendjadi hak milik sidukun. Lebih-lebih dimusim penjakit berdjangkit, Dr. Wahidin djugalah satu-satunja tenaga jang paling dibutuhkan. Sedangkan tabib-tabib bangsa Eropah, ja,bahkan tabib-tabib Djawa lainnja sekalipun sering dipersukar, kalau hendak memasuki kampung jang terserang penjakit, maka kundjungan Dr. Wahidin selalu disambut dengan suka-gembira dan tiap orang melakukan segala petundjuknja. Terkenal dan sangat digemari orang segala tulisan Dr. Wahidin dalam madjallah „Guru-Desa”; demikian juga halnja dengan pidato-pidato, jang dengan bantuan fihak atas sering diutjapkan pada rapat-rapat jang dikundjungi oleh rakjat. Tempat demi tempat dikundjunginya, semata-mata hanja untuk mengingatkan penduduk, apa jang harus dilakukan dalam keadaan bahaja penjakit. Dalam hal ini Surabaja pun ta' ketinggalan mendatangkan dia. {{r|'''Tidak sempat beristirahat.'''}} Sekali terpikir oleh Dr. Wahidin. — jang dalam usia landjut masih terlampau banjak pekerdjannja. — akan berangsur-angsur mengundurkan diri dan achirnja hendak menempuh hidup jang lebih tenang dan tenteram. Maka dipanggillah anaknja jang laki-laki jang<noinclude>{{rh|'''38'''}}</noinclude> retptv287a0v8unr1ei4ge1jzeeyxcr Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/38 104 67451 203138 195013 2024-11-08T10:03:10Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203138 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>bernama Mas Suleman, seorang dokter-djawa djuga, untuk diserahi segala pekerdjaan ketabiban. Selandjutnja ia sendiri berhasrat akan terus berhamba kepada keluarga Sri Paku-Alam, karena selain mendjadi tabib-pura, sedjak dahulu ia merangkap mendjadi penasehat umum dan mendjadi sahabat karib dari Pangeran Notodirodjo. Dalam pada itu ia masih sanggup datang kesana-sini, terutama kalau pertolongannja sangat dibutuhkan. Dr. Suleman datang, dan tinggal mendjadi bagiannja, karena tiap kali datang suruhan dengan permintaan, agar „dokter jang tua” suka datang. Bukan sadja penduduk asli, bahkan penduduk Tionghoa sekalipun lebih menjukai dia daripada tabib-tabib lainnja. Dan sekali orang memilih dia sebagai dokter, akan tetaplah ia berobat kepadanja. Ja, bagi kebanjakan orang ia bukan sadja seorang tabib, bahkan terutama seorang teman, jang sangat dipertjajai dan dihormati. Agaknja tiada mengherankan lagi, bahwa ia pernah dipanggil oleh suatu keluarga Tionghoa, karena Tuan dan Njonjah saling bertengkar dengan hebatnja. Dan waktu Dr. Wahidin kehilangan seorang anaknja perempuan, jang kemudian dimakamkan di Mlati, maka berdujun penduduk Tionghoa mengundjungi tempat jang djauh itu, sekedar untuk memberi penghormatan jang terachir. Seorang diantara mereka menjatakan dengan kata-kata jang keluar dari hati sutjinja, betapa besar arti Dr. wahidin bagi seluruh masjarakat Tionghoa di Jogjakarta. Meskipun orang-orang pada umumnja mengerti, bahwa dokter jang tua itu perlu beristirahat, namun Wahidin tetap mendjadi tabis sampai pada hari-hari {{hws|achir|achirnja}}<noinclude>{{rh|||'''39'''}}</noinclude> ddmh0qt86u7o79dgffdzrx6zs2bivaw Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/39 104 67452 203139 195015 2024-11-08T10:03:46Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203139 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|nja|achirnja}}, terutama disana, pabila orang sangat membutuhkan pertolongannja. {{r|'''Ahli Kebudajaan dan Seniman.'''}} Tinggallah kini pada kita untuk menghormat Dr. Wahidin sebagai seorang ahli kebudajaan Djawa dan sebagai orang jang penuh berbakat seni. Diantara kaum tjendekiawan kita dewasa ini boleh dikata hanja seorang dua sadja jang telah berhasil menjelami djiwa kebudajaan bangsanja seperti pernah diselami oleh Dr. Wahidin. Ahli-ahli bahasa serta ahli-ahli bangsa dari Eropah jang untuk keperluan penjelidikannja datang sendiri mengundjungi pusat tanah Djawa akan dapat menjatakan betapa dalam dan luas pengertian Dr. Wahidin tentang Nusa dan Bangsanja. Sebagai seorang Djawa jang mentjapai kemadjuan setjara Barat; akan tetapi dalam segala hal masih tetap seorang Djawa, Dr. Wahidin adalah satu-satunja jang dapat menuntun kaum tjerdik pandai bangsa Barat mendjelang alam pikiran Djawa jang sukar difahamkan itu. Sebagai seorang ahli musik Dr. Wahidin tjakap memainkan semua alat gamelan dan hafal olehnja segala tjiptaan gending lama dan baru. Pada sebuah tempat jang tertentu diruangan pendapanja, selalu tersedia alat-alat gamelan, siap-lengkap untuk seketika dimainkan. Djuga sebagai dalang ialah jang terbaik diantara penggemar-penggemar dalam kesenian di Jogjakarta; hanja seorang dalang sadjalah lebih digemari dan lebih terkenal dari dia. Oleh karena itu seringlah benar Dr. Wahidin mendapat kesempatan, untuk mempertundjukkan ketjakapannja jang berdjenis-djenis itu.<noinclude>{{rh|'''40'''}}</noinclude> 80m5e3v77885swpkwm4em2uklbeoalo Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/40 104 67453 203140 195017 2024-11-08T10:04:47Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203140 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{r|'''Penghormatan dan penghargaan, para tjendekiawan.'''}} Mas Ngabehi Dr. Wahidin Sudirohusodo njata benar seorang jang luar biasa dalam masjarakat Djawa. Kebanjakan kaum tjendekiawan kita mengenal dia dari dekat, karena orang selalu bangga dapat berdjabatan tangan dengan dia. Dalam bulan Puasa, pabila orang-orang pergerakan banjak jang singgah di Jogjakarta untuk mengundjungi rapat-rapat, maka dapat dipastikan rumah Dr. Wahidin mendjadi pusat pertemuan ramah-tamah. Disanalah berulang-ulang telah tertambat tali persaudaraan antara pelbagai kaum nasionalist kita, karena memang selalu diusahakan oleh Dr. Wahidin untuk mempertemukan segala tenaga jang berguna bagi gerakan kebangsaan Indonesia. Begitupun peladjar-peladjar sekolah menengah jang telah dapat menginsafi tugas kewadjibannja terhadap Nusa dihari depan, semuanja menganggap suatu kehormatan dapat berhadapan sendiri dengan Dr. Wahidin, serta dapat mendengarkan wedjangannja jang bidjaksana. Dihari-hari liburan sering kita lihat Dr. Wahidin sebagai seorang bapa dan teman dikerumuni oleh pemuda-pemuda H.B.S., Artsenschool, Landbouw dan Veeartsenscholen, Kweek - dan Opleidingscholen, d.l.l. Kata-kata diutjapkan oleh Dr. Wahidin senantiasa memberi kesan jang dalam kepada pemuda-pemuda tersebut. Sesungguhnjalah, Dr. Wahidin adalah pemimpin jang paling disukai dalam pergerakan kebangsaan di waktu itu. Kaum nasionalist kita dengan tjoraknja masing-masing memandang kepadanja sebagai kepada seorang saudara tua jang bidjaksana dan jang selalu<noinclude>{{rh|||'''41'''}}</noinclude> n54iwpe9ji8us8m80k2ts74wzar7653 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/41 104 67454 203141 195020 2024-11-08T10:05:51Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203141 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>dibutuhkan petundjuk-petundjuknja. Bahkan mereka jang melihat keketjewaan „Budi-Utomo” dan achirnja berdjoang dibawah pandji „Indische-Partij” atau „Sarikat India” jang revolusioner itu, tiada sekali-kali djuga memutuskan hubungan dengan Sudirohusodo, pendorong dan pelopor gerakan kebangsaan........... Semoga segala pikiran jang baik mengantarkan dia dalam perdjalanannja kealam baka. Amin. {{r|'''Pendorong usaha perekonomian.'''}} Dr. Wahidin Sudirohusodo bukan sadja seorang ahli kebudajaan, penggemar gending, tari dan wajang, seorang perintis persuratkabaran dan pengadjaran, dia sangat mementingkan pula so’al ekonomi pada umumnja. Sudah disebutkan dimuka tentang penerbitan madjallah „Guru Desa” oleh Budi-Utomo, jang dipimpin sendiri oleh Bapak Wahidin. Madjallah tsb. bermaksud mendidik rakjat didesa-desa kearah kesadaran sosial pada umumnja, misalnja dalam segala so'al kesehatan, tetapi tiap-tiap nomor madjallah itu memuat pelbagai nasehat dan pengadjaran tentang perekonomian djuga. Ilmu pertanian, perdagangan, koperasi dll. sebagainja, setjara populer agar mudah dimengerti selalu terdapat didalam madjallah tsb. Teringat disini pada saja, bahwa sudah lama sebelum ada pergerakan, kira-kira tahun 1895, Dr. Wahidin mendirikan '''paberik-sabun''' setjara ketjil-ketjilan. Boleh djadi usaha itu semata-mata untuk mendorong rakjat kearah hidup ekonomi setjara baru, untuk mengadjarkan pada rakjat tjaranjan membikin sabun; boleh djadi hanja sebagai „experiment”. Bagaimanapun djuga perusahaan industri sabun tadi tidak hidup landjut.<noinclude>{{rh|'''42'''}}</noinclude> fhl1pmzp939t7rswqta3x763sq7hpj4 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/42 104 67455 203142 195019 2024-11-08T10:06:26Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203142 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:HOS Tjokroaminoto, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p43.jpg|300px|frameless|center]] {{c|''H.O.S. TIOKROAMINOTO,'' <br> ''Pengasuh-politik Bung Karno.''}}<noinclude></noinclude> cp6rkb254a4gssgvpq9lq9s6mq8k3qj Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/43 104 67456 203143 195024 2024-11-08T10:16:09Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203143 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{r|'''Keturunan Dr. Wahidin.'''}} Sudah mendjadi kebiasaan, orang ingin mengetahui asal-usul keturunan seseorang, jang mempunjai sifat-sifat jang luar biasa. Begitulah banjak orang ingin tahu akan hubungan sifat pribadi Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan darah jang mengalir dalam tubuh djasmaninja. Siapakah gerangan orang-orang, jang menurunkan dia, Wahidin, seorang anak-desa di kaki gunung Merapi, jang kini menarik perhatian seluruh rakjat Indonesia itu? Pabila kita melihat tubuh dan wadjahnja, jang berbeda dengan tubuh wadjah seseorang dari lapisan rakjat djelata umumnja, tentulah kita mudah dapat sangkaan bahwa pastilah dr. Wahidin bukan seorang jang berdarah Djawa-murni. Mungkin dia berketurunan Hindu-Djawa, sama dengan kebanjakan orang-orang bangsawan di Djawa, Bali, dan lain-lain daerah kepulauan kita Indonesia, jang pernah mendjadi pusat kolonisasi Hindu-didjaman purba. Sangkaan tentang adanja darah bertjampur dalam baju2 dan djantung sanubari dr. Wahidin, timbul pula berhubung dengan adanja teori dalam ilmu-keturunan, jang antara lain mengadjarkan sering terdapatnja kemadjuan hidup tumbuh rochani dan djasmani, bila dua djenis bangsa bersua dalam perkawinan, jang menurunkan. Marilah kita menindjau asal-usul Wahidin Sudirohusodo — dan keluarganja — agar sangkaan-sangkaan tadi dapat kita simpulkan mendjadi ketetapan, untuk memuaskan mereka jang ingin mengetahuinja, pun untuk melengkapkan „documentasi” sedjarah bangsa kita sedjak 2 Mei.<noinclude>{{rh|'''44'''}}</noinclude> gdj7l91al8elgg7fdlmwrl0xvnyk97u Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/44 104 67457 203144 195025 2024-11-08T10:17:09Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203144 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{r|'''Turunan Daéng Kraeng Nobo.'''}} Sangkaan, bahwa dr. Wahidin bukan seorang jang berdarah Djawa murni, sungguh benar. Salah seorang jang menurunkan dia jalah '''Daéng Kraeng Nobo''', seorang '''bangsawan Mangkasar''', golongan pradjurit, jang dalam djaman Mataram ke-II (Mataram-Islam) dengan pasukannja mendarat di Djawa, karena huru-hara dalam negeri di Sulawesi Selatan memaksa dia menghindarkan diri ke Djawa, untuk mentjari bantuan ketentaraan, Di Mataram Daéng Kraeng Nobo dapat menghadap Sri Sultan sendiri, jaitu Sunan Mangkurat Tegal-arum, jang ingin menggunakan tenaga sang Hulubalang Bugis itu, karena Mataram kala itu sangat terdesak oleh pasukan-pasukan pemberontakan sang Trunodjojo. Demikianlah keadaan memaksa Daéng Kraeng Nobo ikut bertempur, sebagai pemimpin Pasukan Bugis di Mataram. Bersangkutan dengan masuknja Kraeng Nobo dalam tentara Mataram itu ditjeriterakan pula, bahwa saudara~mudanja, djuga seorang pemimpin pradjurit Bugis, bernama '''Daeng Aru Palaka''' , dan jang lebih dahulu datang ke Djawa dengan maksud jang sama, setibanja di Mataram, tidak langsung menghadap Sri Sultan, melainkan terus menjerahkan diri kepada Trunodjojo dengan sangkaan, bahwa inilah Sultan Mataram. Karena djasa-djasanja, maka kemudian Aru Palaka mendjadi anak menantu sang Trunodjojo. Adapun Sultan Mangkurat memberi titah kepada Kraeng Nobo, untuk menarik saudara mudanja, Aru Palaka, kedalam tentara Mataram. Karena usaha itu berhasil, maka Kraeng Nobo kemudian mendapat hadiah sebidang tanah jang luas dikaki Gunung Merapi,<noinclude>{{rh|||'''45'''}}</noinclude> cgvihzwrp0ssjt0ej73ghgf0wbgadck Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/45 104 67458 203145 195027 2024-11-08T10:17:50Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203145 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>serta dapat bernikah dengan seorang puteri bangsawan. Ksatrya Bugis dan puteri Mataram inilah jang kelak menurunkan dr. Wahidin Sudirohusodo. (Tentang Daeng Aru Palaka ditjeriterakan, bahwa kemudian dia dapat dipegang kembali oleh Trunodjojo dan dihukum mati menurut adat-perang). {{r|'''Hubungan dengan Famili Kahle.'''}} Keterangan tentang asal-usul Dr. Wahidin seperti tertera diatas tadi, ialah jang kami dapat dari Dr.Ra djiman Wedyodiningrat seorang saudara Sepupu Wahidin Sudirohusodo, jang kini masih ada ditengah-tengah kita, hidup sebagai orang-tani di Walikukun anggauta „Dewan Pertimbangan Agung”. Untuk melengkapkan dokumentasi, perlu bagi mereka jang hendak meneruskan penjelidikan tentang Bapak pergerakan nasional itu, maka dibawah ini kami sadjikan sekedar penerangan hal asal-usul Dr. Wahidin, seperti jang kami dapat dalam madjallah „Tanah Air”, No. 3, tahun I bulan Maret 1948, ditulis oleh „Pembantu Istimewa (sdr. Sudarjo Tjokrosisworo?) dan rupa-rupanja sebagai hasil „interview” dengan Dr. Suleman Mangunhusodo, putera sulung Bapak Wahidin, jang kini masih mendjabat tabib dalam Haminte Surakarta. Menurut interview tersebut, ajah Wahidin adalah seorang „ronggo” didaerah Bagelen, Banjumas. Setamatnja dari Sekolah Djawa di Jogja, Wahidin dipungut oleh tuan Frits Kahle, administrateur-eigenaar onderneming gula di Wonolopo, timur Tasikmadu, daerah Sragen, Surakarta. Frits Kahle tadi adalah ipar ajah Wahidin, karena saudara perempuan Pak Ronggo (djadi bibi Wahidin) menjisihi hidup Frits<noinclude>{{rh|'''46'''}}</noinclude> o1slwcqmhdnr8nns2s6ujclfclq68c5 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/46 104 67459 203146 195030 2024-11-08T10:19:33Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203146 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>Kahle sebagai isteri nikah. Wahidin dipungut Frits Kahle itu untuk menemani Hobert, anak Frits Kahle jang sangat bengal dan dungu, Wahidin disekolahkan di „Eropese Lagere School” di Lodji-Wetan, Solo, dan terbuktilah disana, bahwa ia adalah seorang murid jang sangat pintar. Ketika berusia 16 tahun Wahidin sudah tamat sekolah, lalu dimasukkan „Sekolah Dokter Djawa” di Djakarta. Karena Wahidin pandai bahasa Belanda, maka dapatlah ia menambah pengetahuan jang didapatnja dari para dokter-dokter, guru, dengan mempergunakan bahan-bahan ilmu kedokteran dari buku-buku bahasa Belanda. Djaman itu Sekolah Dokter Djawa masih bertingkat rendah dan hanja mempunjai 3 kelas tahunan, sedangkan bahasa pengantar ialah bahasa „Melaju”. Wahidin hanja beladjar 22 bulan, lalu dipandang tjukup pandai untuk mendapat idjazah „Dokter Djawa”. Kemudian Dr. Wahidin pernah mendjabat „Assistentleeraar” pada „almater”nja Sekolah Dokter itu. Dalam madjallah „Tanah Air” tadi dapat kami batja pula, bahwa Dr. Wahidin Sudirohusodo dilahirkan pada tahun 1850 dan meninggal pada tahun 1916. Selandjutnja menurut interview jang tersebut diatas tadi, Wahidin Sudirohusodo beristerikan seorang wanita Indo, asal Bengkulu dan bernama Feuilletau de Bruyne, Sekianlah tambahan, jang kami kutip dari madjallah „Tanah Air”. {{r|'''Keluarga Dr. Wahidin.'''}} Mungkin berdasarkan kejakinan „eugenetik”, ilmu kebaikan turunan jang antara lain mengadjarkan guna faedah pertjampuran darah untuk menjehatkan {{hws|tu|turunan}}<noinclude>{{rh|||'''47'''}}</noinclude> n9wuvink7ulpsw58cr1gl3vg2vq4dib Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/47 104 67460 203147 195032 2024-11-08T10:20:21Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203147 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|runan|turunan}}, maka banjak didalam keluarga Wahidin Sudirohusodo itu terdapat perkawinan dengan anggauta-anggauta suku bangsa lain. Setidak-tidaknja adat pernikahan dengan saudara-saudara „misan” atau „mindo” dan sebagainja tidak terdapat. Dr. Wahidin sendiri bernikah dengan seorang puteri „Betawi”. Seorang puteranja, '''Abdullah Senior''', jang terkenal sebagai pelukis jang ulung, bernikah dengan seorang puteri Sunda. '''Basuki Abdullah Junior''', tjutju Wahidin, beristerikan seorang puteri Belanda. Dr. Wahidin adalah putera seorang tani jang terhormat didesa Mlati dan tjutju Lurah desa tersebut. Salah seorang saudara Bapak Lurah tadi adalah nenek '''Dr. Radjiman Wedyodiningrat'''. Disinilah kita lihat, seorang pemimpin jang dalam tahun 1908 ikut mengemudikan „Budi-Utomo”, kemudian terkenal sebagai tabib jang ulung dan '''tabib-keraton''' jang berdjasa (hingga dapat kerunia sebutan „Kangdjeng Raden Tumenggung” dari Sri Sunan Paku-Buwono ke-X), djuga terkenal sebagai seorang tjerdik-pandai jang bersemangat filsafat, kini anggauta „Dewan Pertimbangan Agung”, adalah saudara „misan” Wahidin Sudirohusodo, jang sama berketurunan Daeng Kraeng Nobo djuga. Dr. Wahidin berputera dua orang; jang tertua ialah '''Dokter Suleiman Mangunhusodo''', jang sedjak lama berdjabat „hofarts” di Solo, dan jang kedua ialah marhum '''Abdullah Sr.''', seorang pelukis jang terkenal, teristimewa sebagai „aquarellist”. Banjak orang sudah kenal '''Basuki Abdullah''', seorang pelukis jang ulung pula, teristimewa terkenal sebagai „portretschilder”. Pelukis muda ini adalah putera Abdullah Sr. Jang sangat menarik perhatian pula ialah {{hws|seo|seorang}}<noinclude>{{rh|'''48'''}}</noinclude> mn3sxinlb6hv864ne94ae51oypuykb4 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/48 104 67461 203148 195034 2024-11-08T10:21:19Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203148 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|rang|seorang}} puteri Abdullah Senior pula, jaitu Nji Tridjoto, '''isteri Ki Tjokrosuhardjo''', dulu berkedudukan di Bandung, kini ada di Jogjakarta. Nji Tridjoto Tjokrosuharto itu sedjak lama terkenal sebagai puteri '''pemahat'''-artja jang pertama. Bapak sudah tjiptaan2 Tri Tjokrosuharto jang menarik perhatian para seniman; misalnja artja2 jang menggambarkan Drs. Sosrokartono, jang mewudjudkan seorang puteranja sendiri, borst-beeld Sri Sultan Hamengkubuwono ke VIII, dan lainlainnja. Sebagai diketahui maka monument „Banteng Kurdo” di Madiun, jang memperlambangkan perdjoangan kemerdekaan kita, ddalah tjiptaan serta buah tangan Nji Tridjoto. [[File:Statue to Revolution, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p49.jpg|300px|frameless|center]]<noinclude>{{rh|||'''49'''}}</noinclude> sy8wtjnn9o5gbhn2253a0me3w4rjz9p Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/51 104 67464 203149 195038 2024-11-08T10:22:47Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203149 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>[[File:Woerjaningrat, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p52.jpg|150px|center]] {{c|PAK WOERJANINGRAT. „''Kemerdekaan mungkin dojong,''' <br>''jika tak diisi ...... ''“}} {{dropinitial|H}}ARI ini — tanggal 20 Mei — adalah hari jang mengandung sedjarah bagi pergerakan kebangsaan Indonesia. Karena setelah mengalami pendjadjahan sadarlah bangsa kita, bahwa djika kita tidak menghimpun kekuatan nasional akan sukarlah bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Kesadaran itu didjelmakan dan pada 20 Mei 1908 lahirlah perhimpunan kita jang pertama-tama jalah Budi Utomo, dipelopori oleh alm. Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan digerakkan oleh mahasiswa2 kedokteran dan peladjar-peladjar lainnja. Memang mula-mula Budi Utomo berdasarkan kebudajaan dan bergerak dalam lapang pengadjaran, karena bangsa kita telah mempunjai kebudajaan jang tidak rendah, sedang kebudajaan adalah ukuran deradjad bangsa, sehingga ta' boleh diabaikan. Adapun hal<noinclude>{{rh|'''52'''}}</noinclude> asv4ijyx7d1s9uszto195qpebli4e25 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/52 104 67465 203150 195040 2024-11-08T10:23:28Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203150 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>pengadjaran perlu untuk dapat berlomba-lomba dengan bangsa lain. Maka didirikanlah studie - fonds Darmo Woro. Walaupun demikian sedjak semula aliran berpolitiek dalam Budi Utomo telah dan senantiasa ada. Karena pada waktu itu dipandang belum saatnja serta belum tjukup bahan-bahannja, pun kaum pendjadjah tentu akan mempersukarnja, maka hal politiek disabarkan dahulu. Pada permulaan Budi Utomo boleh dikatakan perkumpulan prijaji-prijaji dan peladjar-peladjar serta baru terbatas pada tanah Djawa dan Madura. Akan tetapi makin lama makin meluaskan anggauta-anggautanja. Terdorong oleh keinginan penduduk Bali dan Lombok untuk turut serta dalam Budi Utomo dan dianggap sama kebudajaannja, daerah Budi Utomo diluaskan sampai pada pulau-pulau itu. Setelah Budi Utomo berdiri lahirlah bermatjam-matjam perkumpulan termasuk perkumpulan kesenian. Pada tahun 1913 meskipun belum bertjorak politiek, Budi Utomo telah mengadakan National: Congres di Semarang dengan perkumpulan-perkumpulan dan Golongan-golongan terkemuka, untuk menentukan bagaimanakah sikap kita djika negeri Belanda dan negeri kita tersérét dalam kantjah peperangan, jang sungguh meletus pada tahun 1914. Kesimpulannja karena bangsa kita belum mempunjai kekuatan, maka kita tinggal diam sadja. Pada waktu itu timbul pembitjaraan tentang milisi untuk bangsa kita. Dalam Congresnja tahun 1915 Budi Utomo membuat resolusi menjetudjui milisi dengan parlemen. {{hws|Se|Sebab}}<noinclude>{{rh|||'''53'''}}</noinclude> 264kl04aewkhmohvmuu05cm9a555cqv Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/53 104 67466 203151 195043 2024-11-08T10:23:59Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203151 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|bab|Sebab}} suatu negara ta’ akan kuat djika tidak dibela oleh bangsanja sendiri, dan keadaan negara tidak akan sedjahtera kalau tidak diatur parlemennja sendiri. Kemudian Budi Utomo turut mengirimkan utusan dalam Panitya Indië Weerbaar kenegeri Belanda untuk menjampaikan resolusi tentang milisi jang harus diadakan dengan putusan parlemen Indonesia. Tetapi belum ada hasil jang memuaskan, selain akan diadakan Volksraad. Maksud Belanda mendirikan Volksraad itu ta’ lain hanja hendak mengumpulkan suara-suara. Djadi bangsa kita belum mempunjai kekuasaan. Walau maksud milisi tidak tertjapai, namun semangat keperadjuritan sudah berkobar-kobar, sehingga melahirkan gerakan kepanduan dimana-mana. Budi Utomopun mempunjai kepanduan. Gerakan kepanduan ini disusul oleh adanja bermatjam-matjam perkumpulan keolah-ragaan. Dengan adanja Volksraad, Budi Utomo lalu masuk politiek, sebab hanja dengan djalan demikianlah Budi Utomo dapat turut memperhatikan kepentingan bangsa dalam segala lapangan serta dapat mentjatat bagaimanakah sebenarnja politiek pendjadjahan itu. Adapun partai programnja jalah: # pemerintahan demokratis dalam bentuk nasional; # pemilihan umum; # kerdja-sama dengan partai-partai lainnja. Sampai pada waktu itu sebenarnja Budi Utomo suka menerima self-government, akan tetapi karena tindakan-tindakan Pemerintah masih djauh dari selfgoverment itu, maka dalam Budi Utomo timbul aliran non-coöperatie (tidak suka kerdja-sama dengan Pemerintah).<noinclude>{{rh|'''54'''}}</noinclude> 3yty3v5afys32r59bx7dyeccd9ra90v Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/54 104 67467 203152 195042 2024-11-08T10:26:34Z Rahmaziz 23119 /* Telah diuji baca */ 203152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Srijembarrahayu" /></noinclude> [[File:National Party of Indonesia congress, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p55.jpg|400px|center|frameless]] {{c|Sidang P.N.I - 1929}}<noinclude></noinclude> j1q3wgeb1p53bd7dqoo4t4v02z8oods Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/55 104 67468 203153 195047 2024-11-08T10:28:03Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203153 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>Meskipun Budi Utomo berpolitiek, akan tetapi tidak lupa kebudajaan, malahan memadjukan djalan kebatinan (moreel) sebab moreel jalah sjarat jang terpenting untuk persatuan. Setelah mengetahui banjak,dan bermatjam-matjam perkumpulan jang dapat memetjahkan persatuan, sedang Budi Utomo insaf, bahwa kekuatan kita jang djitu adalah persatuan, maka Budi Utomo senantiasa berusaha menjatukan perkumpulan-perkumpulan (federasi). Mula-mula mengadakan Nasional Komite jang terdiri dari: # Serekat Islam; # Budi Utomo ; # Perkumpulan Bangsawan Solo dan Jogya; # Perkumpulan Bestuursambtenaren. Akan tetapi tidak tahan lama. Kemudian setelah Volksraad berdiri Budi Utomo turut dalan Radicale Concentratie jang terdiri dari: # I.S.D.P. # Serekat Islam ; # Insulinde ; # Budi Utomo. Dalam tahun 1927 mendjadi anggauta P.P.P.K.I. (Persatuan Partai Politiek Kebangsaan Indonesia) jang terdiri dari: # P.S.I.I. # Indonesische Studieclub ; # P.N.I. # Serekat Sumatera ; # Pasundan ; # Budi Utomo. Dalam tahun 1928 Budi Utomo meluaskan {{hws|tudjuan|tudjuannja}}<noinclude>{{rh|'''56'''}}</noinclude> 7hib5f7rmjmo5oqdy2f0b5e1mnt3628 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/56 104 67469 203154 195048 2024-11-08T10:28:42Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203154 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|nja|tudjuannja}}, jalah mempersatukan bangsa Indonesia, maka daerahnja bertambah luas meliputi seluruh Indonesia. Dari semula ketika masih berdasarkan kebudajaan sampai pada waktu berpolitiek Budi Utomo tidak lupa memperhatikan keadaan dan kedudukan desa, karena mengetahui bahwa desa adalah sendi masjarakat kita. Ini terbukti dengan dibuatnja pedoman untuk Guru Desa. Pada tahun 1929 Budi Utomo mengadakan Nationaal Onderwijs Congres jang kemudian mendjadi P.P.I. (Permusjawaratan Pengadjaran Indonesia) jang berusaha menjatukan perkumpulan-perkumpulan jang mempunjai sekolahan. Oleh karena adanja federasi perkumpulan-perkumpulan tadi belum memuaskan dan banjak perkumpulan jang azas-tudjuannja sama masing-masing berdiri sendiri-sendiri, maka timbullah suatu idee untuk melebur perkumpulan-perkumpulan itu mendjadi satu perkumpulan (fusi). acs Asse—bu) Dalam tahun 1923 terdjadilah fusi antara perkumpulan-perkumpulan: # P.B.I. (Persatuan Bangsa Indonesia); # Budi Utomo; # Tirtajasa; # Serekat Sumatera; # Partai Serekat Selebes dengan nama PARTAI INDONESIA RAJA, Budi Utomo, P.B.I., dll. sama ichlas meleburkan diri, tidak ada ketjurigaan, jang dilihat hanja zakelijk, maka berdjalan dengan lantjarnja. Anggauta-anggauta pengurus jang ta'dipilih, tidak merasa suatu apa, sedang jang dipilih sama terus bekerdja dengan giatnja.<noinclude>{{rh|||'''57'''}}</noinclude> gmzu3vsvccregydqgm6u06lz987ho71 Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/57 104 67470 203155 195051 2024-11-08T10:31:58Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203155 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>Dengan lahirnja PARINDRA ini dinjatakan dengan terang-terangan azas-tudjuannja jalah: # Satu bangsa — BANGSA INDONESIA, # Satu tanah air — TANAH AIR INDONESIA, # {{gap}} {{gap}} {{gap}} INDONESIA MERDEKA. Pun menetapkan bendera Merah Putih mendjadi bendera kebangsaan, lagu INDONESIA RAYA — tjiptaan Saudara W.R. Supratman — sebagai lagu kebangsaan dan memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. PARINDRA mempunjai suatu barisan jalah Surya Wirawan dan hampir seluruh Indonesia ada tjabang dari PARINDRA. Untuk memadjukan desa disempurnakannja bagiannja Rukun Tani jang sangat berfaedah bagi Rakjat desa umumnja dan jang mempunjai anggauta beribu-ribu djumlahnja. Pun PARINDRA melindungi vakverenigingen, sedang hal politiek — oleh karena berhubungan dengan umum — didjalankan oleh PARINDRA. Djadi teranglah sudah bagi kita semua, bahwa Budi Utomo menanam bahan-bahan untuk tjita-tjita Indonesia merdeka, dan tjita-tjita Indonesia merdeka ini berwudjud dalam PARINDRA. Pada tahun 1941 Djepang datang, memerintahkan semua perkumpulan — termasuk PARINDRA — dibubarkan. Meskipun demikian djiwa keberanian untuk merdeka telah berkobar, menjala-njala didalam dada bangsa Indonesia. Menurut riwajat jang saja uraikan dimuka terang dan ta' dapat dimungkiri lagi, bahwa kemerdekaan jang kita tjapai sekarang ini adalah hasil pergerakan {{hws|ke|kebangsaan}}<noinclude>{{rh|'''58'''}}</noinclude> a6qufsaq6p17rrddn371qjgy5inxk9w Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/58 104 67471 203156 195054 2024-11-08T10:32:57Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203156 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|bangsaan|kebangsaan}}, dimulai sedjak didirikannja perkumpulan kita jang pertama Budi Utomo. Berdirinja Negara kita sekarang telah sesuai dengan tjita-tjita kebanjakan pergerakan kebangsaan, ja'ni merdeka, negara kesatuan. Hanja tinggal bagaimana mengisinja agar dapat sentausa, makmur, aman dan tenteram. Sebab djika ini tidak tertjapai, kemerdekaan mungkin dojong. Apa jang saja sebutkan diatas - hemat saja — tergantung pada kesatuan perdjoangan kita sendiri. Telah terbukti dalam riwajat-riwajat banjak negara jang mula-mula kuat mendjadi surut atau djatuh. Sebaliknja negara jang tadinja lemah mendjadi kuat. Riwajat ini patut kita peladjari supaja kita tidak djatuh dalam keadaan jang kurang sejogya. Menurut pemandangan saja, keadaan jang kurang sejogya itu ta’ hanja kurang memperhatikan kelahiran sadja melainkan djuga kurang memfikirkan kebatinan. Djika pemandangan saja ini benar, tepatlah sudah seperti kehendak Pemerintah, kita dewasa ini mengedjar pembangunan. Dalam pada itu kita djangan sampai melalaikan dasar-dasar kebatinan kebudajaan kita. Sesungguhnja menurut sedjarah serta bukti-buktipun ada, ta' hanja kita sendiri, bangsa lain djuga ada jang mengatakan bahwa kebatinan bangsa Indonesia adalah baik dan sesuai dengan keadaan alam, sehingga dapat dikatakan Kehendak Tuhan atau telah mendjadi hukum alam. Sudah barang tentu saja ta' dapat tidak senang dan gembira, bahwa PARINDRA — partai politiek kebangsaan — jang pernah saja pangku bangun kembali.<noinclude>{{rh|||'''59'''}}</noinclude> b1hbks9dxnwbnqjly414l38hjjtyddz Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/59 104 67472 203157 195056 2024-11-08T10:33:46Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203157 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>Menurut zaman ini partai kebangsaan perlu ada. Djika tidak bangsa kita akan mumed diombang-ambingkan, tersérét kian kemari oleh gelombang aliran. Selain dari itu PARINDRA adalah pendjelmaan atau pertumbuhan dari Budi Utomo. Djadi walaupun berpolitiek tentu tidak akan mengabaikan kebatinan dalam kebudajaan kita. Ini adalah kekuatan jang djitu. Pun PARINDRA — ja'ni Partai Indonesia Raya — perkataan RAYA ini politis amat luas. Suatu partai kebangsaan ta’ dapat diperbudak, malahan dapat fanatiek dan mendjadi — isme. Inilah jang perlu kita ingati, sebab sering-sering mendjadi adigang-adigung, kurang humaniteit dan dynamis. Bagi saja sendiri tidak chawatir djika bangsa kita mendjadi fanatiek, karena kebudajaan kita adalah ke-Tuhanan. Ke-Tuhanan dalam kebudajaan kita sudah terang, semua manusia ada benih satu. Hanja karena perbedaan keadaan tanah air maka manusia berbeda-beda. Pun semua jang tersebut dalam Pantjasila sudah termasuk Ke-Tuhanan dalam kebudajaan kita. Didesa-desa jong, rukun, damai, prasadja (suka berterus terang), gastvrijheid, masih hidup berkobar. Maka bangsa kita disebut bangsa jang tidak rendah dan dapat menjesuaikan diri. Disini bukan tempatnja menguraikannja lebih landjut. Adapun andjuran saja kepada PARINDRA jang baru bangun ini, oleh karena keadaan sudah berlainan, ja'ni kita telah merdeka, pendjajahan sudah lenjap, sehingga kita berhadapan dengan kita sendiri dan ta' boleh tidak berhubungan dengan internasional, maka hendaknja tudjuan, sikap, dan sepak-terdjang {{hws|PARIN|PARINDRA}}<noinclude>{{rh|'''60'''}}</noinclude> a16334bwn00oi6jctihpyculrz0asmb Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/60 104 67473 203158 195057 2024-11-08T10:34:12Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203158 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude>{{hwe|DRA|PARINDRA}} diobah, disesuaikan. Harapan saja supaja PARINDRA mendjalankan politiek jang waardig. Djauhkanlah segala sesuatu jang dapat mengakibatkan dojongnja kemerdekaan. Ingatlah pada pemimpin-pemimpin jang telah mendahului kita, ja'ni almarhum Dr. Soetomo dan Thamrin. Pada waktu itu walaupun PARINDRA mendjalankan politiek, akan tetapi tidak lupa realiteit. Sentimentpun dipakai djuga, karena ini adalah kekuatan jang besar, akan tetapi harus dipimpin oleh redelijkheid dan bidjaksana. Seperti telah saja sebutkan tudjuan PARINDRA Indonesia merdeka, tetapi bukanlah tjita-tjita jang terachir. Tjita-tjita terachir dari PARINDRA ialah „hidup mulja bangsa Indonesia”. Meskipun PARINDRA dapat berdiri lagi, tetapi djangan lupa mengambil initiatief untuk sedapat mungkin berfusi dengan partai-partai jang azas-tudjuannja sama. Sebab banjaknja kepartaian dapat membingungkan Rakjat dan menimbulkan perpetjahan. Maafkanlah beribu maaf, sekarang saja ta’ dapat memangku PARINDRA lagi berhubung dengan keadaan badan dan usia saja. Dalam keadaan seperti saja ini, tepatnja hanja sedapat-dapat „heneng”. Tetapi saja siap sedia akan membantunja. Sebagai penutup uraian saja ini, mengingat negara kita merdeka masih muda, mengingat keadaan dunia masih sama ruwet, mengingat pula bahwa PARINDRA bangun kembali, maka pudji-doa saja simpulkan dalam sembojan perkumpulan kita jang pertama, ja’ni Budi Utomo, jang saja pandang tepat, berbunji : '''Santosa waspada anggajuh utomo.'''<noinclude>{{rh|||'''61'''}}</noinclude> gsvn2imma5nohkmtm7amtme04h98jvh Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/62 104 67474 203159 195059 2024-11-08T10:35:22Z Rahmaziz 23119 /* Tervalidasi */ 203159 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Rahmaziz" /></noinclude> [[File:Monument to Indonesia, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p63.jpg|400px|frameless|center]] {{c|''„Kalau tidak ada perdjoangan Rakjat jang 40 tahun itu, kita tidak akan dapat mentjapai atau memproklamirkan kemerdekaan kita pada tgl. 17 Agustus 1945 itu;”}} {{r|(''Drs.Moh. HATTA'').}}<noinclude></noinclude> jqy6nrke81l82xzya1xk3kkusb4ts8e Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/61 104 67475 203160 195062 2024-11-08T10:41:03Z Rahmaziz 23119 /* Telah diuji baca */ 203160 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Rahmaziz" /></noinclude> [[File:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya (page 61 crop).jpg|400px|frameless|center]] {{c|''Wage Rudolf Supratman, pentjipta <br>Lagu Kebangsaan INDONESIA RAJA.}}<noinclude></noinclude> 9433ziz2xbxjui9ou4ru1mqvtk2w4nx Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/82 104 70333 203085 202622 2024-11-07T13:29:06Z 158.140.173.111 Uji Baca 203085 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Estudiar4" /></noinclude>sekolah menengah adalah sekolah jang memberi peladjaran pada murid-murid sampai atau lewat berumur 16 tahun.<br> {{gap}}Dalam kurikulum harus terdapat bahasa age kesusastraan Inggeris, sedikit-dikitnja 1 bahasa asing, ilmu pasti/alam dan menggambar. Pekerdjaan tangan dan gerak-badan harus djuga mendapat perhatian. Kalau suatu sekolah tidak mengadjarkan bahasa Latin, harus diberikan alasan jang tjukup mejakinkan, bahwa hal itu adalah demi kebaikan pendidikan. Djadi dapatlah dilihat bahwa tradisi kurikulum klasik dipertahankan dan hal ini, seperti akan kita lihat kemudian, masih dipegang teguh di Inggeris.<br> {{gap}}Untuk membantu anak-anak dari keluarga jang kurang mampu tetapi berbakat, dalam tahun 1907 dimulailah pemberian beasiswa disekolah menengah. Setiap sekolah jang mendapat subsidi dari Pemerintah, diwadjibkan menjediakan 25% dari tempat jang tersedia guna ditempati oleh pemegang beasiswa itu. Sekolah jang bersangkutan menerima £ 5 setahunnja untuk setiap anak pemegang beasiswa. Inilah jang dinamakan sistim tempat tjuma-tjuma (free places). Mula-mula udjian untuk tjalon penerima beasiswa itu tidak begitu berat, akan tetapi makin lama makin merupakan kompetisi besar.<br> {{gap}}Sebagaimana biasa terdjadi dimana-mana, suatu peperangan selalu menimbulkan gagasan-gagasan jang baru dan segar mengenai djaminan sosial. Demikianlah djuga halnja di Inggeris sesudah Perang Dunia I. Sebelum perang selesai, orang sudah mulai menjadari bahwa_hasil-hasil jang ditjapai oleh bangsa itu dalam peperangan adalah akibat jang langsung dari perkembangan pendidikan. Dan sesudah perang diharapkan bahwa pendidikan akan merupakan faktor penting pula dalam pembangunan kembali negeri itu. Tjita-tjita ini semua dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan jang dikeluarkan pada tgl. 8 Agustus 1918 (Fisher Act), jang akan kita bitjarakan sekarang.<br> {{gap}}Uang sekolah disekolah rendah tidak dipungut lagi dan Urusan Pendidikan Daerah diberi djuga hak membantu lembaga-lembaga pra-sekolah. Anak dibawah umur 12 tahun tidak boleh lagi dipekerdjakan, sedang pekerdjaan anak-anak jang berumur lebih dari 12 tahun diatur dengan undang-undang.<br> {{gap}}Murid-murid sekolah menengah setjara berkala akan diperiksa kesehatannja. Jang sangat penting ialah bahwa kewadjiban beladjar diperpandjang sampai umur 14 tahun.<br> {{gap}}Djuga diadakan Sekolah Sambungan (continuation school) bagi mereka jang sudah menjelesaikan kewadjiban beladjarnja. Untuk itu ia tidak membajar uang sekolah, akan tetapi harus menghadiri sedjumlah 320 djam peladjaran dalam 1 tahun. Dengan demikian anak-anak jang sudah bekerdja masih diberi djuga kesempatan menambah pengetahuannja.<br> '''60''' {{nop}}<noinclude></noinclude> 72stzjkx35spqxw0lhe91qkyoxk744n 203086 203085 2024-11-07T13:29:42Z 158.140.173.111 Uji Baca 203086 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Estudiar4" /></noinclude>sekolah menengah adalah sekolah jang memberi peladjaran pada murid-murid sampai atau lewat berumur 16 tahun.<br> {{gap}}Dalam kurikulum harus terdapat bahasa age kesusastraan Inggeris, sedikit-dikitnja 1 bahasa asing, ilmu pasti/alam dan menggambar. Pekerdjaan tangan dan gerak-badan harus djuga mendapat perhatian. Kalau suatu sekolah tidak mengadjarkan bahasa Latin, harus diberikan alasan jang tjukup mejakinkan, bahwa hal itu adalah demi kebaikan pendidikan. Djadi dapatlah dilihat bahwa tradisi kurikulum klasik dipertahankan dan hal ini, seperti akan kita lihat kemudian, masih dipegang teguh di Inggeris.<br> {{gap}}Untuk membantu anak-anak dari keluarga jang kurang mampu tetapi berbakat, dalam tahun 1907 dimulailah pemberian beasiswa disekolah menengah. Setiap sekolah jang mendapat subsidi dari Pemerintah, diwadjibkan menjediakan 25% dari tempat jang tersedia guna ditempati oleh pemegang beasiswa itu. Sekolah jang bersangkutan menerima £ 5 setahunnja untuk setiap anak pemegang beasiswa. Inilah jang dinamakan sistim tempat tjuma-tjuma (free places). Mula-mula udjian untuk tjalon penerima beasiswa itu tidak begitu berat, akan tetapi makin lama makin merupakan kompetisi besar.<br> Sebagaimana biasa terdjadi dimana-mana, suatu peperangan selalu menimbulkan gagasan-gagasan jang baru dan segar mengenai djaminan sosial. Demikianlah djuga halnja di Inggeris sesudah Perang Dunia I. Sebelum perang selesai, orang sudah mulai menjadari bahwa_hasil-hasil jang ditjapai oleh bangsa itu dalam peperangan adalah akibat jang langsung dari perkembangan pendidikan. Dan sesudah perang diharapkan bahwa pendidikan akan merupakan faktor penting pula dalam pembangunan kembali negeri itu. Tjita-tjita ini semua dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan jang dikeluarkan pada tgl. 8 Agustus 1918 (Fisher Act), jang akan kita bitjarakan sekarang.<br> {{gap}}Uang sekolah disekolah rendah tidak dipungut lagi dan Urusan Pendidikan Daerah diberi djuga hak membantu lembaga-lembaga pra-sekolah. Anak dibawah umur 12 tahun tidak boleh lagi dipekerdjakan, sedang pekerdjaan anak-anak jang berumur lebih dari 12 tahun diatur dengan undang-undang.<br> {{gap}}Murid-murid sekolah menengah setjara berkala akan diperiksa kesehatannja. Jang sangat penting ialah bahwa kewadjiban beladjar diperpandjang sampai umur 14 tahun.<br> {{gap}}Djuga diadakan Sekolah Sambungan (continuation school) bagi mereka jang sudah menjelesaikan kewadjiban beladjarnja. Untuk itu ia tidak membajar uang sekolah, akan tetapi harus menghadiri sedjumlah 320 djam peladjaran dalam 1 tahun. Dengan demikian anak-anak jang sudah bekerdja masih diberi djuga kesempatan menambah pengetahuannja.<br> '''60''' {{nop}}<noinclude></noinclude> 69lfvzoq2vvezth0w0zspn9nlfj6qbl 203087 203086 2024-11-07T13:31:01Z 158.140.173.111 Uji Baca 203087 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Estudiar4" /></noinclude>sekolah menengah adalah sekolah jang memberi peladjaran pada murid-murid sampai atau lewat berumur 16 tahun.<br> {{gap}}Dalam kurikulum harus terdapat bahasa age kesusastraan Inggeris, sedikit-dikitnja 1 bahasa asing, ilmu pasti/alam dan menggambar. Pekerdjaan tangan dan gerak-badan harus djuga mendapat perhatian. Kalau suatu sekolah tidak mengadjarkan bahasa Latin, harus diberikan alasan jang tjukup mejakinkan, bahwa hal itu adalah demi kebaikan pendidikan. Djadi dapatlah dilihat bahwa tradisi kurikulum klasik dipertahankan dan hal ini, seperti akan kita lihat kemudian, masih dipegang teguh di Inggeris.<br> {{gap}}Untuk membantu anak-anak dari keluarga jang kurang mampu tetapi berbakat, dalam tahun 1907 dimulailah pemberian beasiswa disekolah menengah. Setiap sekolah jang mendapat subsidi dari Pemerintah, diwadjibkan menjediakan 25% dari tempat jang tersedia guna ditempati oleh pemegang beasiswa itu. Sekolah jang bersangkutan menerima £ 5 setahunnja untuk setiap anak pemegang beasiswa. Inilah jang dinamakan sistim tempat tjuma-tjuma (free places). Mula-mula udjian untuk tjalon penerima beasiswa itu tidak begitu berat, akan tetapi makin lama makin merupakan kompetisi besar.<br> Sebagaimana biasa terdjadi dimana-mana, suatu peperangan selalu menimbulkan gagasan-gagasan jang baru dan segar mengenai djaminan sosial. Demikianlah djuga halnja di Inggeris sesudah Perang Dunia I. Sebelum perang selesai, orang sudah mulai menjadari bahwa_hasil-hasil jang ditjapai oleh bangsa itu dalam peperangan adalah akibat jang langsung dari perkembangan pendidikan. Dan sesudah perang diharapkan bahwa pendidikan akan merupakan faktor penting pula dalam pembangunan kembali negeri itu. Tjita-tjita ini semua dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan jang dikeluarkan pada tgl. 8 Agustus 1918 (Fisher Act), jang akan kita bitjarakan sekarang.<br> {{gap}}Uang sekolah disekolah rendah tidak dipungut lagi dan Urusan Pendidikan Daerah diberi djuga hak membantu lembaga-lembaga pra-sekolah. Anak dibawah umur 12 tahun tidak boleh lagi dipekerdjakan, sedang pekerdjaan anak-anak jang berumur lebih dari 12 tahun diatur dengan undang-undang.<br> {{gap}}Murid-murid sekolah menengah setjara berkala akan diperiksa kesehatannja. Jang sangat penting ialah bahwa kewadjiban beladjar diperpandjang sampai umur 14 tahun.<br> {{gap}}Djuga diadakan Sekolah Sambungan (continuation school) bagi mereka jang sudah menjelesaikan kewadjiban beladjarnja. Untuk itu ia tidak membajar uang sekolah, akan tetapi harus menghadiri sedjumlah 320 djam peladjaran dalam 1 tahun. Dengan demikian anak-anak jang sudah bekerdja masih diberi djuga kesempatan menambah penge-tahuannja.<br> '''60''' {{nop}}<noinclude></noinclude> 4233u65er3jz81sh7w3qcwlfowd3t67 203088 203087 2024-11-07T13:34:25Z Zaiyanrkh 24894 /* Tervalidasi */ 203088 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Zaiyanrkh" /></noinclude>sekolah menengah adalah sekolah jang memberi peladjaran pada murid-murid sampai atau lewat berumur 16 tahun.<br> {{gap}}Dalam kurikulum harus terdapat bahasa age kesusastraan Inggeris, sedikit-dikitnja 1 bahasa asing, ilmu pasti/alam dan menggambar. Pekerdjaan tangan dan gerak-badan harus djuga mendapat perhatian. Kalau suatu sekolah tidak mengadjarkan bahasa Latin, harus diberikan alasan jang tjukup mejakinkan, bahwa hal itu adalah demi kebaikan pendidikan. Djadi dapatlah dilihat bahwa tradisi kurikulum klasik dipertahankan dan hal ini, seperti akan kita lihat kemudian, masih dipegang teguh di Inggeris.<br> {{gap}}Untuk membantu anak-anak dari keluarga jang kurang mampu tetapi berbakat, dalam tahun 1907 dimulailah pemberian beasiswa disekolah menengah. Setiap sekolah jang mendapat subsidi dari Pemerintah, diwadjibkan menjediakan 25% dari tempat jang tersedia guna ditempati oleh pemegang beasiswa itu. Sekolah jang bersangkutan menerima £ 5 setahunnja untuk setiap anak pemegang beasiswa. Inilah jang dinamakan sistim tempat tjuma-tjuma (free places). Mula-mula udjian untuk tjalon penerima beasiswa itu tidak begitu berat, akan tetapi makin lama makin merupakan kompetisi besar.<br> Sebagaimana biasa terdjadi dimana-mana, suatu peperangan selalu menimbulkan gagasan-gagasan jang baru dan segar mengenai djaminan sosial. Demikianlah djuga halnja di Inggeris sesudah Perang Dunia I. Sebelum perang selesai, orang sudah mulai menjadari bahwa_hasil-hasil jang ditjapai oleh bangsa itu dalam peperangan adalah akibat jang langsung dari perkembangan pendidikan. Dan sesudah perang diharapkan bahwa pendidikan akan merupakan faktor penting pula dalam pembangunan kembali negeri itu. Tjita-tjita ini semua dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan jang dikeluarkan pada tgl. 8 Agustus 1918 (Fisher Act), jang akan kita bitjarakan sekarang.<br> {{gap}}Uang sekolah disekolah rendah tidak dipungut lagi dan Urusan Pendidikan Daerah diberi djuga hak membantu lembaga-lembaga pra-sekolah. Anak dibawah umur 12 tahun tidak boleh lagi dipekerdjakan, sedang pekerdjaan anak-anak jang berumur lebih dari 12 tahun diatur dengan undang-undang.<br> {{gap}}Murid-murid sekolah menengah setjara berkala akan diperiksa kesehatannja. Jang sangat penting ialah bahwa kewadjiban beladjar diperpandjang sampai umur 14 tahun.<br> {{gap}}Djuga diadakan Sekolah Sambungan (continuation school) bagi mereka jang sudah menjelesaikan kewadjiban beladjarnja. Untuk itu ia tidak membajar uang sekolah, akan tetapi harus menghadiri sedjumlah 320 djam peladjaran dalam 1 tahun. Dengan demikian anak-anak jang sudah bekerdja masih diberi djuga kesempatan menambah penge-tahuannja.<br> '''60''' {{nop}}<noinclude></noinclude> o70xfahb2081rb7n6i7turqstza15jl 203089 203088 2024-11-07T13:35:02Z Zaiyanrkh 24894 /* Tervalidasi */ 203089 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Zaiyanrkh" /></noinclude>sekolah menengah adalah sekolah jang memberi peladjaran pada murid-murid sampai atau lewat berumur 16 tahun.<br> {{gap}}Dalam kurikulum harus terdapat bahasa age kesusastraan Inggeris, sedikit-dikitnja 1 bahasa asing, ilmu pasti/alam dan menggambar. Pekerdjaan tangan dan gerak-badan harus djuga mendapat perhatian. Kalau suatu sekolah tidak mengadjarkan bahasa Latin, harus diberikan alasan jang tjukup mejakinkan, bahwa hal itu adalah demi kebaikan pendidikan. Djadi dapatlah dilihat bahwa tradisi kurikulum klasik dipertahankan dan hal ini, seperti akan kita lihat kemudian, masih dipegang teguh di Inggeris.<br> {{gap}}Untuk membantu anak-anak dari keluarga jang kurang mampu tetapi berbakat, dalam tahun 1907 dimulailah pemberian beasiswa disekolah menengah. Setiap sekolah jang mendapat subsidi dari Pemerintah, diwadjibkan menjediakan 25% dari tempat jang tersedia guna ditempati oleh pemegang beasiswa itu. Sekolah jang bersangkutan menerima £ 5 setahunnja untuk setiap anak pemegang beasiswa. Inilah jang dinamakan sistim tempat tjuma-tjuma (free places). Mula-mula udjian untuk tjalon penerima beasiswa itu tidak begitu berat, akan tetapi makin lama makin merupakan kompetisi besar.<br> Sebagaimana biasa terdjadi dimana-mana, suatu peperangan selalu menimbulkan gagasan-gagasan jang baru dan segar mengenai djaminan sosial. Demikianlah djuga halnja di Inggeris sesudah Perang Dunia I. Sebelum perang selesai, orang sudah mulai menjadari bahwa_hasil-hasil jang ditjapai oleh bangsa itu dalam peperangan adalah akibat jang langsung dari perkembangan pendidikan. Dan sesudah perang diharapkan bahwa pendidikan akan merupakan faktor penting pula dalam pembangunan kembali negeri itu. Tjita-tjita ini semua dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan jang dikeluarkan pada tgl. 8 Agustus 1918 (Fisher Act), jang akan kita bitjarakan sekarang.<br> {{gap}}Uang sekolah disekolah rendah tidak dipungut lagi dan Urusan Pendidikan Daerah diberi djuga hak membantu lembaga-lembaga pra-sekolah. Anak dibawah umur 12 tahun tidak boleh lagi dipekerdjakan, sedang pekerdjaan anak-anak jang berumur lebih dari 12 tahun diatur dengan undang-undang.<br> {{gap}}Murid-murid sekolah menengah setjara berkala akan diperiksa kesehatannja. Jang sangat penting ialah bahwa kewadjiban beladjar diperpandjang sampai umur 14 tahun.<br> {{gap}}Djuga diadakan Sekolah Sambungan (continuation school) bagi mereka jang sudah menjelesaikan kewadjiban beladjarnja. Untuk itu ia tidak membajar uang sekolah, akan tetapi harus menghadiri sedjumlah 320 djam peladjaran dalam 1 tahun. Dengan demikian anak-anak jang sudah bekerdja masih diberi djuga kesempatan menambah pengetahuannja.<br> '''60''' {{nop}}<noinclude></noinclude> jccopi0aqvsv4apm0iz7xhkmkjcay4l Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/57 104 70334 203093 202591 2024-11-07T15:27:03Z Zahran.alfarabi 24853 /* Tervalidasi */ 203093 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Zahran.alfarabi" /></noinclude>{{gap}}Paus achirnja mendesak Pemerintah dan kaum geredja di Paris untuk memberi kebebasan mimbar dan ilmu kepada universitas itu supaja kembali lagi dari pengungsiannja. Universitas Paris kemudian diberi kekuasaan untuk merundingkan sendiri soal uang pondokan (suatu hal jang penting) bagi guru dan siswa, diberi otonomi seluas-luasnja dibidang pendidikan, diberi hak mogok kalau tuntutannja tidak dipenuhi oleh siapapun.<br> {{gap}}Semua alumni bersumpah untuk mentaati peraturan universitas dan dengan demikian kalau terdjadi suatu cessatio (pemogokan) semua pegawai geredja, dokter-dokter dan ahli-ahli hukum jang ber-Alma Mater-kan Universitas Paris diwadjibkan turut mogok.<br> {{gap}}Universitas sebagai persekutuan guru-guru adalah djuga sistim jang diikuti oleh Oxford dan Cambridge di Inggeris. Kota Bologna di Italia Utara memulai suatu sistim lain, jaitu persekutuan siswa-siswa (universitas scholarium) jang memilih rektor dan guru-gurunja, malahan djuga menentukan kurikulumnja. Sistim ini diikuti pula oleh kota-kota lain seperti Napoli, Regio, Padua dan Siena. Akan tetapi lambat-laun sistim kedaulatan siswa ini beralih mendjadi sistim kedaulatan guru- guru, seperti halnja di Paris.<br> {{gap}}Di Oxford sedjak mulanja diberi tekanan pada persekutuan guru dan siswa, sebagai pemegang kedaulatan. Djadi merupakan "universitas magistrorum et scholarium", persekutuan guru dan murid untuk bersama-sama mengedjar ilmu.<br> {{gap}}Demikianlah dapat dilihat bahwa universitas di Eropah adalah tumbuh dari Universitas Paris, Bologna dan Oxford. Dalam hal ini Paris dapat merasa bangga bahwa telah memulai suatu lembaga jang dewasa ini tidak mungkin diabaikan oleh negara manapun djuga.<br> {{gap}}Diatas sudah disebut bahwa setiap daerah akademi mempunjai suatu universitas sebagai pusatnja. Sampai sekarang sudah ada 16 univer-sitas di Perantjis dan 3 akademi jang baru dibentuk Nantes, Orleans dan Rheims) mungkin akan diperlengkapi pula dengan suatu universitas. Djadi gagasan Perantjis ialah bahwa suatu sistim pendidikan harus dituntun oleh lembaga tertinggi dalam sistim itu. Itulah maka universitas mendjadi pusat daerah pendidikan (académie) dan rektor universitas (Recteur) mendjadi pemimpin tertingi pendidikan umum didaerah itu.<br> {{gap}}Mengenai udjian penghabisan sekolah menengah (baccalauréat) sudah kita singgumg diatas, Sebelum Perang Dunia II semua pemilik idjazah ini berhak diterima diperguruan tinggi (umiversitas). Sesuai dengan usul-usul komisi Langevin keadaan tersebut diubah, dan sekarang diadakan 1 tahun persiapan (Propédeutique) diuniversitas, dimana sitjalon mahasiswa harus menundjukkan bahwa ia tjukup Mempunjai bakat untuk mengikuti pendidikan tinggi. Udjian persiapan '''35''' {{nop}}<noinclude></noinclude> i7qp74f9usas93a1mfj6gxxdfw2u7xj Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/39 104 70338 203084 203071 2024-11-07T12:49:14Z Zahran.alfarabi 24853 /* Tervalidasi */ 203084 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Althaf Ardhiea Regita" /></noinclude>pertengahan itu bukanlah sekolah menengah jang “kepalanja sudah dipenggal”,. sebagaimana dinjatakan oleh beberapa orang. Kurikulum umum untuk semua itu akan sungguh-sungguh merupakan pendidikan, sedang anak-anak jang berbakat tidak akan terlantar. Harus pula diingat bahwa sangat sukarlah untuk menentukan pada umur 11 tahun, bakat dari seorang murid dan itulah sebabnja perlu ada masa orientasi. {{gap}}Jang boleh dikatakan keanehan dari rentjana Billéres ini ialah bahwa dalam tahun 1957 itu djuga rentjana itu diterima baik dan mendjadi undang-undang. Hal jang penting pula ialah bahwa diluar parlemen, rentjana itu diterima baik oleh persatuan guru jang sangat berkuasa ialah ''Syndicat Général de l'Education Nationale.'' {{gap}}Djadi dapatlah dilihat bahwa pendapat umum sudah mulai berubah dan gagasan-gagasan pembaruan mulai diterima. Jang perlu dinantikan sekarang ialah apakah rentjana Billéres ini sungguh-sungguh dapat dilaksanakan dalam praktek. {{gap}}Diatas sudah disinggung bahwa M. Berthoin mendapat kesempatan pula melaksanakan beberapa perubahan sesudah De Gaulle mendapat kekuasaan jang lebih luas dalam tahun 1958. Peraturan-peraturan jang dikeluarkan oleh M. Berthoin tidak akan kita bitjarakan dalam bagian ini, melainkan akan disinggung waktu membitjarakan taraf-taraf pendidikan satu persatu. ADMINISTRASI PENDIDIKAN Diatas sudah disinggung bahwa sistim université jang dimulai oleh Napoleon masih merupakan dasar administrasi pendidikan Perantjis sampai dewasa ini. Sistim imi sangat sentralistis, sebagai suatu bagian sadja dari sentralisasi disemua administrasi kenegaraan dinegara itu. {{gap}}Kalau kita batja buku-buku sedjarah pendidikan jang ditulis di Perantjis, maka djarang kita bertemu dengan usaha orang melantjarkan kritik atas/atau membertahankan sentralisasi ini. Begitulah sistim itu sudah diterima orang tanpa pertanjaan apa-apa. Akan tetapi diluar Perantjis, banjak orang jang sudah menjatakan pendapatnja tentang kebaikan atau keburukannja. {{gap}}Misalnja de Madariaga menjatakan pendapatnja bahwa sentralisasi ialah akibat jang wadjar dari intelektualisme jang bersimaharadjalela di Perantjis, jang mempunjai ketjenderungan pada suatu simetri dan "keadaan teratur” dan ”susunan jang piramidal”. {{gap}}Dari dahulu susunan administrasi pendidikan Perantjis mempunjai 2 aspek, jaitu selain sentralisasi, djuga pemisahan beberapa bagian didalamnja. Pemisahan ini ialah akibat dari anggapan bahwa sekolah rendah berbeda dan terpisah dari sekolah persiapan untuk sekolah menengah dan bahwa sekolah umum terpisah dari sekolah kedjuruan. '''17''' {{nop}}<noinclude></noinclude> 3ap4nzie5bcl87s771gvca5lfil9gpn Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/83 104 70352 203090 202621 2024-11-07T13:44:12Z Zaiyanrkh 24894 /* Tervalidasi */ 203090 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Zaiyanrkh" /></noinclude>{{gap}} Djadi dapatlah dilihat bahwa Undang-undang 1918 ini mengintegrasikan pendidikan pra-sekolah serta sekolah sambungan kedalam sistim persekolahan. Djuga diusahakan memperpandjang masa wadjib beladjar. Sajang sekali, karena keadaan keuangan negara sangat lemah sesudah perang, banjak rentjana-rentjana jang diatur itu terbangkalai semuanja.<br> {{gap}}Misalnja dalam tahun 1921 suatu panitia perbelandjaan nasional jang diketuai oleh E. Geddes, mengusulkan agar subsidi pendidikan dikurangi dengan kira-kira sepertiga. Akibat dari “Kampak Geddes” ini ialah suatu kemunduran disegala segi pendidikan umum.<br> {{gap}}Sesudah Partai Buruh mulai memegang tampuk pemerintahan dalam tahun 1924, mulailah diusahakan perbaikan-perbaikan. Pendirian partai itu ialah bahwa semua anak harus diberi pendidikan menengah. Dr Tawney, seorang dosen ekonomi dan pendekar sosialisme memberi suatu interpretasi dari slogan Partai Buruh itu. Jang dimaksud ialah bahwa pendidikan rendah dan menengah harus merupakan 2 taraf dalam suatu proses jang kontinu, jang satu merupakan persiapan bagi tangga lainnja. Hanja dengan demikianlah suatu sistim pendidikan itu bersifat demokratis dan dapat dipertanggung-djawabkan setjara pedagogis. Djadi jang ingin dihapuskan ialah dualisme jang memisahkan pendidikan rakjat djelata (jaitu sekolah rendah ditambah dengan sekolah sambungan) dari pendidikan orang jang berada (sekolah rendah dan sekolah menengah jang tertudju pada pendidikan tinggi).<br> {{gap}}Sesudah diadakan penelitian dibidang pendidikan diatas sekolah rendah, maka dalam tahun 1926 keluarlah ''The Education of the Adolescent'', jaitu laporan dari Panitia Penasehat Departemen Pendidikan, jang pada umummnja terkenal sebagai Laporan Hadow menurut nama ketua panitia tersebut.<br> {{gap}}Inti laporan ini ialah andjuran agar pendidikan menengah djangan hanja hak dari 10% dari anak-anak jang bersekolah, seperti halnja sampai waktu itu, akan tetapi mendjadi pendidikan jang sewadjarnja bagi semua anak antara 11 dan 14 atau 15 tahun. Pada umur antara 11 dan 12 tahun sianak dimasukkan kesekolah menengah, suatu sekolah jang berbeda dari sekolah rendah dan jang lebih memberi perhatian kepada kebutuhan anak-anak jang meningkat dewasa.<br> {{gap}}Oleh karena kebutuhan anak-anak adalah beraneka-ragam, maka dibutuhkan pula beberapa matjam sekolah menengah. Djenis jang pertama menurut Laporan Hadow ialah ''grammar school'', sekolah menengah jang akademis, seperti jang sudah berdiri di Inggeris sedjak abad pertengahan dan djuga jang timbul sedjak Undang-undang 1902. Sekolah-sekolah akademis inilah jang merupakan persiapan untuk perguruan tinggi. Djenis jang kedua ialah ''modern school'', jang akan memberi peladjaran jang serba praktis salam dua tahun terachir daripada 4 tahun itu.<br> '''61''' {{nop}}<noinclude></noinclude> dpy7oh3sy73pb6pa1k6r3m30vtkzi7v Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/84 104 70366 203092 202643 2024-11-07T13:54:34Z Zaiyanrkh 24894 /* Tervalidasi */ 203092 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Zaiyanrkh" /></noinclude>{{gap}}Sedjak tahun 1911 di London dan Manchester sudah ada sekolah seperti itu, jang agak praktis dan tjenderung kearah sekolah dagang dan teknik. Lalu diandjurkan djuga agar dalam sekolah-sekolah rendah negeri diadakan kelas-kelas landjutan (senior classes) untuk dimasuki oleh anak-anak jang tidak masuk salah satu dari kedua djenis sekolah tersebut. Untuk mengisi kebutuhan industri setempat, maka diperlukan pula sekolah-sekolah teknik pertama dan sekolah-sekolah kedjuruan lainnja, jang dimasuki pada umur 13 tahun. <br> {{gap}}Seleksi untuk masuk salah satu sekolah jang disebut itu ialah suatu udjian tertulis dan kalau mungkin, ditambah dengan udjian lisan. Untuk mereka jang merupakan keragu-raguan, akan diadakan psiko- test tertulis. Pada umur 12 dan 13 tahun harus diadakan pula kemungkinan pindah dari djenis sekolah jang satu ke jang lainnja. Kalau ternjata jang ditentukan pada umur 11 tahun itu tidak sesuai.<br> {{gap}}Adalah mendjadi tudjuan dari laporan itu bahwa semua djenis sekolah akan dianggap oleh fihak resmi sama deradjatnja dan sekolah modern serta kelas landjutan tidak boleh dianggap “sekolah angka dua”. Dikalangan rakjat banjak anggapan itu belum berubah sampai sekarang, jaitu bahwa hanja grammar schoollah jang bernilai.<br> {{gap}}Pada umumnja dianut anggapan bahwa Laporan Hadow itu besar artinja. Akan tetapi banjak kesukaran jang dihadapi dalam pelaksanaan andjuran-andjuran tersebut. Misalnja, untuk mengadakan reorganisasi sekolah landjutan urusan-urusan pendidikan daerah harus mengadakan perombakan gedung-gedung atau djuga mendirikan gedung baru. Oleh karena kesukaran keuangan, bantuan 50% dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan gedung-gedung terpaksa ditarik pada tahun 1931, sesudah berlangsung 1 tahun lebih. Namun demikian, reorganisasi berdjalan djuga dan menurut taksiran, 63.5% dari anak-anak diatas umur 11 tahun sudah ada dalam suatu sekolah menengah pada tahun 1938.<br> {{gap}} Djuga soal pengangkutan merupakan persoalan, terutama didaerah pedesaaan. Kalau dahulu anak-anak dapat masuk sekolah dikampungnja sendiri sesudah lewat umur 11 tahun, maka sesudah tahun 1926 sering mereka harus pergi ketempat jang djauh untuk pendidikannja.<br> {{gap}} Djuga timbul persoalan dalam hubungan dengan dualisme Geredja-Negara, jang sudah berkali-kali kita singgung diatas. Sekolah Anglikan, jang dahulunja meliputi kelas I sampai VIIT, jaitu sampai anak berumur 13/14 tahun, sering harus “dipenggal” bagian atasnja sesuai dengan keinginan Laporan Hadow. Dan kalau tidak ada sekolah landjutan Anglikan jang dekat, maka terpaksalah anak-anak dimasukkan kesekolah negeri, jang tidak begitu disukai oleh orangtua dan terutama oleh fihak geredja.<br> {{gap}}Dan untuk merombak gedung-gedung, badan-badan swasta itu terpaksa dihadapkan dengan biaja jang amat besar, Dalam tahun 1936 '''62''' {{nop}}<noinclude></noinclude> 8rqdeiu0wubibwxy6u0etrwpj1vq0ru Halaman:Soeara Moeslimin - 1-12-1943.pdf/6 104 70494 203091 203056 2024-11-07T13:53:29Z Hendri Saleh 24737 203091 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Hendri Saleh" /></noinclude>{{c|'''<big>PRADJOERIT PEMBELA TANAH AIR</big>'''}} {{c|<big>Oleh: K. H. HASJIM ASJ’ARI.</big>}} Dengan nama Allah Penjajang dan Pengasih. Sekalian poedji bagi Allah jg. Loehoer dalam kemoeliaanNja, Jang berkoeasa sendiri akan membalik-balikkan hati hamba-Nja, Jang memberi pertjobaan dengan sesoeatoe hal dan lawan hal itoe. Rachmat dan salam bagi OetoesanNja, Djoendjoengan kita Moechammad, dan keloearganja dan tentaranja. Kemoedian, maka inilah keterangan ringkas dari al-Qoer’an dan Hadits bagi para Moeslimin jang masoek djadi pradjoerit pembela tanah air kita (Barisan Soekarela) oemoemnja, dan bagi orang jang berperang oentoek menolak moesoeh, jang ingin mereboet tanah air kita (Inggeris, Amerika dan golongannja) pada choesoesnja. Jaitoe agar mereka itoe mendjalankan pekerdjaan tadi dengan mendapat kenjataan tentang hoekoem perboeatannja, dan agar mereka memperoleh pahaJa (gandjaran) dan barang-barang rampasan (djarahan) ; dan lagi bilamana mati dalam peperangan itoe tadi agar matinja djadi mati sjahid. '''Pertama:''' Soepaja kaoem Moeslimin terseboet diatas berniat I’ZAZI DINI’L ISLAM (mengedjar ketinggian agama Islam), jaitoe menoeroet Firman Allah swt.: '''Dan perangilah mereka itoe hingga tida’ ada fitnah (kemoesjrikan) lagi, dan sehingga Agama hanjalah oentoek Allah semata-mata. (Soerat Al-Baqarah 192)'''. '''Kedoea:''' Soepaja berniat mempertinggi kalimat Allah swt; Ja’ni Kalimat: Lailaha-illa’llah, Moechammadoer Rasoeloe’llah. Jaitoe agar pekerdjaannja itoe termasoek dalam arti „Fi sabili’llah” menoeroet keterangan dalam Hadist: '''Bahwasanja seseorang lelaki datang kepada Nabi Moechammad saw. laloe berkata: „Sete- ngah orang berperang oentoek mendapat barang rampasan, setengahnja berperang oentoek mendapat nama, setengahnja berperang oentoek mendapat kedoedoekan jang dilihat orang, maka siapakah orang jang berperang fi sabili’llah (dalam djalan Allah) ?” Nabi Moechammad bersabda: Barangsiapa berperang agar kalimat Allah mendjadi moelia (loehoer), itoelah jang berperang didalam djalan Allah. (Boekhary II/94).''' Adapoen sebabnja maka diminta berniat jang demikian itoe, ialah menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: '''Bahwasanja sekalian ’amal (perboeatan) itoe adalah bergantoeng pada niatnja. Dan tiap-tiap orang itoe akan memperoleh hasil sebagai jang diniati. (Boekhary 1/6).''' Dan kaoem Moeslimin jang terseboet setelah mempoenjai niat sebagaimana jang diseboetkan tadi, tidaklah berhalangan akan bekerdja bersama dengan golongan lain Moeslimin, jaitoe oentoek menolak moesoeh. Hal itoe sebagai keterangan dalam Hadist Boekhary: Fasal dalam mentjeritakan, berdjihad adalah langsoeng bersama dengan orang bagoes-bagoes (ber-agama Islam) dan lainnja. Jaitoe menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Koeda (oentoek berperang) adalah bergantoeng padanja „perkara baik” hingga hari qyamat (perkara baik artinja: pahala dan barang-barang rampasan). Boekhary II/98). Dan menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Djika Allah menoeroenkan siksa pada soeatoe golongan, siksa itoe mengenai sekalian orang didalam lingkoengan golongan itoe; kemoedian kelak mereka akan dibangoenkan (di akhirat) menoeroet pekerdjaannja masing-masing. (Boekhary IV/162). Dan djika kaoem Moeslimin jang berperang itoe meninggal dalam peperangan, setelah mempoenjai niat terseboet diatas, maka akan mendapat daradjat sjahid doenia dan achirat. Jaitoe menoeroet keterangan Hadist: Orang sjahid adalah 5 orang: 1. Meninggal doenia karena pe- njakit tha’oen, 2. Meninggal ka- rena sakit peroet, 3. Meninggal karena tenggelam, 4. Meninggal karena kerobohan, dan 5. Me- ninggal sjahid dalam djalan Ai- lah. (Boekhary I1/96). Dan lagi menoeroet Hadist Sahabat Abdoellah bin Amrin, katanja: Saja mendengar Nabi kita saw. bersabda: Barangsiapa me- ninggal karena mempertahan- kan harta bendanja, maka ia itoe mati sjahid. (Boekhary 11/49). Sedang menoeroet riwajat Aboe Dawoed dan Toermoedzy: Barangsiapa oeangnja akan dirampas dengan tida benar, ke- moedian ia melawan dan me- ninggal, maka ia itoelah mati sjahid. {{rh|4||}}<noinclude></noinclude> pw4r2le3y28yxcz2ylmqwr3m655cpgr 203102 203091 2024-11-08T03:53:44Z Hendri Saleh 24737 203102 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Hendri Saleh" /></noinclude>{{c|'''<big>PRADJOERIT PEMBELA TANAH AIR</big>'''}} {{c|<big>Oleh: K. H. HASJIM ASJ’ARI.</big>}} Dengan nama Allah Penjajang dan Pengasih. Sekalian poedji bagi Allah jg. Loehoer dalam kemoeliaanNja, Jang berkoeasa sendiri akan membalik-balikkan hati hamba-Nja, Jang memberi pertjobaan dengan sesoeatoe hal dan lawan hal itoe. Rachmat dan salam bagi OetoesanNja, Djoendjoengan kita Moechammad, dan keloearganja dan tentaranja. Kemoedian, maka inilah keterangan ringkas dari al-Qoer’an dan Hadits bagi para Moeslimin jang masoek djadi pradjoerit pembela tanah air kita (Barisan Soekarela) oemoemnja, dan bagi orang jang berperang oentoek menolak moesoeh, jang ingin mereboet tanah air kita (Inggeris, Amerika dan golongannja) pada choesoesnja. Jaitoe agar mereka itoe mendjalankan pekerdjaan tadi dengan mendapat kenjataan tentang hoekoem perboeatannja, dan agar mereka memperoleh pahaJa (gandjaran) dan barang-barang rampasan (djarahan) ; dan lagi bilamana mati dalam peperangan itoe tadi agar matinja djadi mati sjahid. '''Pertama:''' Soepaja kaoem Moeslimin terseboet diatas berniat I’ZAZI DINI’L ISLAM (mengedjar ketinggian agama Islam), jaitoe menoeroet Firman Allah swt.: '''Dan perangilah mereka itoe hingga tida’ ada fitnah (kemoesjrikan) lagi, dan sehingga Agama hanjalah oentoek Allah semata-mata. (Soerat Al-Baqarah 192)'''. '''Kedoea:''' Soepaja berniat mempertinggi kalimat Allah swt; Ja’ni Kalimat: Lailaha-illa’llah, Moechammadoer Rasoeloe’llah. Jaitoe agar pekerdjaannja itoe termasoek dalam arti „Fi sabili’llah” menoeroet keterangan dalam Hadist: '''Bahwasanja seseorang lelaki datang kepada Nabi Moechammad saw. laloe berkata: „Sete- ngah orang berperang oentoek mendapat barang rampasan, setengahnja berperang oentoek mendapat nama, setengahnja berperang oentoek mendapat kedoedoekan jang dilihat orang, maka siapakah orang jang berperang fi sabili’llah (dalam djalan Allah) ?” Nabi Moechammad bersabda: Barangsiapa berperang agar kalimat Allah mendjadi moelia (loehoer), itoelah jang berperang didalam djalan Allah. (Boekhary II/94).''' Adapoen sebabnja maka diminta berniat jang demikian itoe, ialah menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: '''Bahwasanja sekalian ’amal (perboeatan) itoe adalah bergantoeng pada niatnja. Dan tiap-tiap orang itoe akan memperoleh hasil sebagai jang diniati. (Boekhary 1/6).''' Dan kaoem Moeslimin jang terseboet setelah mempoenjai niat sebagaimana jang diseboetkan tadi, tidaklah berhalangan akan bekerdja bersama dengan golongan lain Moeslimin, jaitoe oentoek menolak moesoeh. Hal itoe sebagai keterangan dalam Hadist Boekhary: Fasal dalam mentjeritakan, berdjihad adalah langsoeng bersama dengan orang bagoes-bagoes (ber-agama Islam) dan lainnja. Jaitoe menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Koeda (oentoek berperang) adalah bergantoeng padanja „perkara baik” hingga hari qyamat (perkara baik artinja: pahala dan barang-barang rampasan). Boekhary II/98). Dan menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Djika Allah menoeroenkan siksa pada soeatoe golongan, siksa itoe mengenai sekalian orang didalam lingkoengan golongan itoe; kemoedian kelak mereka akan dibangoenkan (di akhirat) menoeroet pekerdjaannja masing-masing. (Boekhary IV/162). Dan djika kaoem Moeslimin jang berperang itoe meninggal dalam peperangan, setelah mempoenjai niat terseboet diatas, maka akan mendapat daradjat sjahid doenia dan achirat. Jaitoe menoeroet keterangan Hadist: Orang sjahid adalah 5 orang: 1. Meninggal doenia karena penjakit tha’oen, 2. Meninggal karena sakit peroet, 3. Meninggal karena tenggelam, 4. Meninggal karena kerobohan, dan 5. Meninggal sjahid dalam djalan Allah. (Boekhary I1/96). Dan lagi menoeroet Hadist Sahabat Abdoellah bin Amrin, katanja: Saja mendengar Nabi kita saw. bersabda: Barangsiapa meninggal karena mempertahankan harta bendanja, maka ia itoe mati sjahid. (Boekhary 11/49). Sedang menoeroet riwajat Aboe Dawoed dan Toermoedzy: Barangsiapa oeangnja akan dirampas dengan tida benar, kemoedian ia melawan dan meninggal, maka ia itoelah mati sjahid. {{rh|4||}}<noinclude></noinclude> 43aqp5j5w04h2guix5nkvzh3ovu9hum 203103 203102 2024-11-08T03:59:36Z Hendri Saleh 24737 203103 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Hendri Saleh" /></noinclude>{{c|'''<big>PRADJOERIT PEMBELA TANAH AIR</big>'''}} {{c|<big>Oleh: K. H. HASJIM ASJ’ARI.</big>}} Dengan nama Allah Penjajang dan Pengasih. Sekalian poedji bagi Allah jg. Loehoer dalam kemoeliaanNja, Jang berkoeasa sendiri akan membalik-balikkan hati hamba-Nja, Jang memberi pertjobaan dengan sesoeatoe hal dan lawan hal itoe. Rachmat dan salam bagi OetoesanNja, Djoendjoengan kita Moechammad, dan keloearganja dan tentaranja. Kemoedian, maka inilah keterangan ringkas dari al-Qoer’an dan Hadits bagi para Moeslimin jang masoek djadi pradjoerit pembela tanah air kita (Barisan Soekarela) oemoemnja, dan bagi orang jang berperang oentoek menolak moesoeh, jang ingin mereboet tanah air kita (Inggeris, Amerika dan golongannja) pada choesoesnja. Jaitoe agar mereka itoe mendjalankan pekerdjaan tadi dengan mendapat kenjataan tentang hoekoem perboeatannja, dan agar mereka memperoleh pahaJa (gandjaran) dan barang-barang rampasan (djarahan) ; dan lagi bilamana mati dalam peperangan itoe tadi agar matinja djadi mati sjahid. '''Pertama:''' Soepaja kaoem Moeslimin terseboet diatas berniat I’ZAZI DINI’L ISLAM (mengedjar ketinggian agama Islam), jaitoe menoeroet Firman Allah swt.: '''Dan perangilah mereka itoe hingga tida’ ada fitnah (kemoesjrikan) lagi, dan sehingga Agama hanjalah oentoek Allah semata-mata. (Soerat Al-Baqarah 192)'''. '''Kedoea:''' Soepaja berniat mempertinggi kalimat Allah swt; Ja’ni Kalimat: Lailaha-illa’llah, Moechammadoer Rasoeloe’llah. Jaitoe agar pekerdjaannja itoe termasoek dalam arti „Fi sabili’llah” menoeroet keterangan dalam Hadist: '''Bahwasanja seseorang lelaki datang kepada Nabi Moechammad saw. laloe berkata: „Sete- ngah orang berperang oentoek mendapat barang rampasan, setengahnja berperang oentoek mendapat nama, setengahnja berperang oentoek mendapat kedoedoekan jang dilihat orang, maka siapakah orang jang berperang fi sabili’llah (dalam djalan Allah) ?” Nabi Moechammad bersabda: Barangsiapa berperang agar kalimat Allah mendjadi moelia (loehoer), itoelah jang berperang didalam djalan Allah. (Boekhary II/94).''' Adapoen sebabnja maka diminta berniat jang demikian itoe, ialah menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: '''Bahwasanja sekalian ’amal (perboeatan) itoe adalah bergantoeng pada niatnja. Dan tiap-tiap orang itoe akan memperoleh hasil sebagai jang diniati. (Boekhary 1/6).''' Dan kaoem Moeslimin jang terseboet setelah mempoenjai niat sebagaimana jang diseboetkan tadi, tidaklah berhalangan akan bekerdja bersama dengan golongan lain Moeslimin, jaitoe oentoek menolak moesoeh. Hal itoe sebagai keterangan dalam Hadist Boekhary: '''Fasal dalam mentjeritakan, berdjihad adalah langsoeng bersama dengan orang bagoes-bagoes (ber-agama Islam) dan lainnja. Jaitoe menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Koeda (oentoek berperang) adalah bergantoeng padanja „perkara baik” hingga hari qyamat (perkara baik artinja: pahala dan barang-barang rampasan). Boekhary II/98)'''. Dan menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Djika Allah menoeroenkan siksa pada soeatoe golongan, siksa itoe mengenai sekalian orang didalam lingkoengan golongan itoe; kemoedian kelak mereka akan dibangoenkan (di akhirat) menoeroet pekerdjaannja masing-masing. (Boekhary IV/162). Dan djika kaoem Moeslimin jang berperang itoe meninggal dalam peperangan, setelah mempoenjai niat terseboet diatas, maka akan mendapat daradjat sjahid doenia dan achirat. Jaitoe menoeroet keterangan Hadist: '''Orang sjahid adalah 5 orang: 1. Meninggal doenia karena penjakit tha’oen, 2. Meninggal karena sakit peroet, 3. Meninggal karena tenggelam, 4. Meninggal karena kerobohan, dan 5. Meninggal sjahid dalam djalan Allah. (Boekhary I1/96).''' Dan lagi menoeroet Hadist Sahabat Abdoellah bin Amrin, katanja: '''Saja mendengar Nabi kita saw. bersabda: Barangsiapa meninggal karena mempertahankan harta bendanja, maka ia itoe mati sjahid. (Boekhary 11/49).''' Sedang menoeroet riwajat Aboe Dawoed dan Toermoedzy: '''Barangsiapa oeangnja akan dirampas dengan tida benar, kemoedian ia melawan dan meninggal, maka ia itoelah mati sjahid. ''' {{rh|4||}}<noinclude></noinclude> rbmbik21pjmvkglv4rdiilbbyog99qd 203104 203103 2024-11-08T04:01:19Z Hendri Saleh 24737 203104 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Hendri Saleh" /></noinclude>{{c|'''<big>PRADJOERIT PEMBELA TANAH AIR</big>'''}} {{c|<big>Oleh: K. H. HASJIM ASJ’ARI.</big>}} Dengan nama Allah Penjajang dan Pengasih. Sekalian poedji bagi Allah jg. Loehoer dalam kemoeliaanNja, Jang berkoeasa sendiri akan membalik-balikkan hati hamba-Nja, Jang memberi pertjobaan dengan sesoeatoe hal dan lawan hal itoe. Rachmat dan salam bagi OetoesanNja, Djoendjoengan kita Moechammad, dan keloearganja dan tentaranja. Kemoedian, maka inilah keterangan ringkas dari al-Qoer’an dan Hadits bagi para Moeslimin jang masoek djadi pradjoerit pembela tanah air kita (Barisan Soekarela) oemoemnja, dan bagi orang jang berperang oentoek menolak moesoeh, jang ingin mereboet tanah air kita (Inggeris, Amerika dan golongannja) pada choesoesnja. Jaitoe agar mereka itoe mendjalankan pekerdjaan tadi dengan mendapat kenjataan tentang hoekoem perboeatannja, dan agar mereka memperoleh pahaJa (gandjaran) dan barang-barang rampasan (djarahan) ; dan lagi bilamana mati dalam peperangan itoe tadi agar matinja djadi mati sjahid. '''Pertama:''' Soepaja kaoem Moeslimin terseboet diatas berniat I’ZAZI DINI’L ISLAM (mengedjar ketinggian agama Islam), jaitoe menoeroet Firman Allah swt.: '''Dan perangilah mereka itoe hingga tida’ ada fitnah (kemoesjrikan) lagi, dan sehingga Agama hanjalah oentoek Allah semata-mata. (Soerat Al-Baqarah 192)'''. '''Kedoea:''' Soepaja berniat mempertinggi kalimat Allah swt; Ja’ni Kalimat: Lailaha-illa’llah, Moechammadoer Rasoeloe’llah. Jaitoe agar pekerdjaannja itoe termasoek dalam arti „Fi sabili’llah” menoeroet keterangan dalam Hadist: '''Bahwasanja seseorang lelaki datang kepada Nabi Moechammad saw. laloe berkata: „Sete- ngah orang berperang oentoek mendapat barang rampasan, setengahnja berperang oentoek mendapat nama, setengahnja berperang oentoek mendapat kedoedoekan jang dilihat orang, maka siapakah orang jang berperang fi sabili’llah (dalam djalan Allah) ?” Nabi Moechammad bersabda: Barangsiapa berperang agar kalimat Allah mendjadi moelia (loehoer), itoelah jang berperang didalam djalan Allah. (Boekhary II/94).''' Adapoen sebabnja maka diminta berniat jang demikian itoe, ialah menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: '''Bahwasanja sekalian ’amal (perboeatan) itoe adalah bergantoeng pada niatnja. Dan tiap-tiap orang itoe akan memperoleh hasil sebagai jang diniati. (Boekhary 1/6).''' Dan kaoem Moeslimin jang terseboet setelah mempoenjai niat sebagaimana jang diseboetkan tadi, tidaklah berhalangan akan bekerdja bersama dengan golongan lain Moeslimin, jaitoe oentoek menolak moesoeh. Hal itoe sebagai keterangan dalam Hadist Boekhary: Fasal dalam mentjeritakan, berdjihad adalah langsoeng bersama dengan orang bagoes-bagoes (ber-agama Islam) dan lainnja. Jaitoe menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Koeda (oentoek berperang) adalah bergantoeng padanja „perkara baik” hingga hari qyamat (perkara baik artinja: pahala dan barang-barang rampasan). Boekhary II/98). Dan menoeroet sabda Nabi Moechammad saw.: Djika Allah menoeroenkan siksa pada soeatoe golongan, siksa itoe mengenai sekalian orang didalam lingkoengan golongan itoe; kemoedian kelak mereka akan dibangoenkan (di akhirat) menoeroet pekerdjaannja masing-masing. (Boekhary IV/162). Dan djika kaoem Moeslimin jang berperang itoe meninggal dalam peperangan, setelah mempoenjai niat terseboet diatas, maka akan mendapat daradjat sjahid doenia dan achirat. Jaitoe menoeroet keterangan Hadist: Orang sjahid adalah 5 orang: 1. Meninggal doenia karena penjakit tha’oen, 2. Meninggal karena sakit peroet, 3. Meninggal karena tenggelam, 4. Meninggal karena kerobohan, dan 5. Meninggal sjahid dalam djalan Allah. (Boekhary I1/96). Dan lagi menoeroet Hadist Sahabat Abdoellah bin Amrin, katanja: Saja mendengar Nabi kita saw. bersabda: Barangsiapa meninggal karena mempertahankan harta bendanja, maka ia itoe mati sjahid. (Boekhary 11/49). Sedang menoeroet riwajat Aboe Dawoed dan Toermoedzy: Barangsiapa oeangnja akan dirampas dengan tida benar, kemoedian ia melawan dan meninggal, maka ia itoelah mati sjahid. {{rh|4||}}<noinclude></noinclude> 43aqp5j5w04h2guix5nkvzh3ovu9hum Halaman:ADH 0002 A. Damhoeri - Kaba - Si Domba Ameh.pdf/67 104 70497 203080 2024-11-07T12:25:53Z Najla Khairani Siregar 23893 /* Telah diuji baca */ 203080 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Najla Khairani Siregar" /></noinclude>{{rh||- 56-}} sabab panjang curitonyo." Sangaiklah gadeng hati mandeh, anak lah jadi urang bana, tidak sarupo kambiang lai, lah mandapek pulo bini rancak, puti rajo dalam nagari. Alah sudah babincang-bincang, didalam rumah ameh nantun, dibawolah mandeh jo bapak, dibawo manghadap rajo dinagari, nak samo sanang kasadonyo. Manuruik kaba curitonyo, sasudah mangkat mintuonyo, Si Domba diangkek manjadi rajo, manggantikan mintuonyo, parentahnyo adia bukan kapalang, rakyat sadonyo basanang hati, aman santoso salamonyo, Tidak elok kito badandam kasumat, jauahkan bana cakak kalahi; Sampai disiko curito tamat, elok kaba kito sudahi, {{rh||T A M A T}} {{rh||{{u|―――――――――――}}}} LURAH BUKIT, 8 MEI 1989, {{rh|pukul 18.00 WIB.}} {{rh||.////.}}<noinclude></noinclude> nn967usrrpfmudfc0c89aes3d81chwq 203083 203080 2024-11-07T12:34:24Z Najla Khairani Siregar 23893 203083 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Najla Khairani Siregar" /></noinclude>{{rh||- 56-}} <poem>sabab panjang curitonyo." Sangaiklah gadeng hati mandeh, anak lah jadi urang bana, tidak sarupo kambiang lai, lah mandapek pulo bini rancak, puti rajo dalam nagari. Alah sudah babincang-bincang, didalam rumah ameh nantun, dibawolah mandeh jo bapak, dibawo manghadap rajo dinagari, nak samo sanang kasadonyo. Manuruik kaba curitonyo, sasudah mangkat mintuonyo, Si Domba diangkek manjadi rajo, manggantikan mintuonyo, parentahnyo adia bukan kapalang, rakyat sadonyo basanang hati, aman santoso salamonyo, Tidak elok kito badandam kasumat, jauahkan bana cakak kalahi; Sampai disiko curito tamat, elok kaba kito sudahi, {{rh||T A M A T}} {{rh||{{u|―――――――――――}}}} LURAH BUKIT, 8 MEI 1989, {{rh|pukul 18.00 WIB.}} {{rh||.////.}} </poem><noinclude></noinclude> hstitidkblzl8a0e114nxw2v3s1qboq Halaman:ADH 0002 A. Damhoeri - Kaba - Si Domba Ameh.pdf/65 104 70498 203081 2024-11-07T12:33:44Z Najla Khairani Siregar 23893 /* Telah diuji baca */ 203081 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Najla Khairani Siregar" /></noinclude>{{rh||- 55 -}} Satantang mandeh sarato bapak, mandanga ado arakan datang, alah kaluwa dari rumah, tagak baduo tacangang-cangang, siapokoh garan nan datang, rajo dimano, puti dimano, naiak kureta sarancak tu, apo mukasuik kadatangannyo? Alah turun si Domba Ameh, turun baduo jo bininyo, lah sampai dimuko kaduonyo, duduak basimpuah kaduonyo, sabagai manyambah rajo basa, heranlah baliau mamandangi. " Usah hambo salah tanyo, jaan hambo salah siasek, siakoh garan urang mudo, manga basimpuah dimulo kami?" tanyo bapak jo mandeh. Manjawab si Domba Ameh: " Usah mandeh salah sangko, hambo iyolah anak mandeh, anak mandeh si Domba Ameh, hambo barubah jadi manusia, nan iko iyolah minantu mandeh, puti rajo dalam nogari, kok nak tahu curitonyo, isuak buliah hambo sabuik,<noinclude></noinclude> te09jjc1ypyzkkxmtxuo7aa8997qr2i 203082 203081 2024-11-07T12:34:04Z Najla Khairani Siregar 23893 203082 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Najla Khairani Siregar" /></noinclude>{{rh||- 55 -}} <poem>Satantang mandeh sarato bapak, mandanga ado arakan datang, alah kaluwa dari rumah, tagak baduo tacangang-cangang, siapokoh garan nan datang, rajo dimano, puti dimano, naiak kureta sarancak tu, apo mukasuik kadatangannyo? Alah turun si Domba Ameh, turun baduo jo bininyo, lah sampai dimuko kaduonyo, duduak basimpuah kaduonyo, sabagai manyambah rajo basa, heranlah baliau mamandangi. " Usah hambo salah tanyo, jaan hambo salah siasek, siakoh garan urang mudo, manga basimpuah dimulo kami?" tanyo bapak jo mandeh. Manjawab si Domba Ameh: " Usah mandeh salah sangko, hambo iyolah anak mandeh, anak mandeh si Domba Ameh, hambo barubah jadi manusia, nan iko iyolah minantu mandeh, puti rajo dalam nogari, kok nak tahu curitonyo, isuak buliah hambo sabuik, </poem><noinclude></noinclude> ttuv4jxep6n4zhd9h08b0ik0kwy56fl Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 03.pdf/62 104 70499 203096 2024-11-07T15:58:25Z Hadithfajri 15274 /* Telah diuji baca */ 203096 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Hadithfajri" />{{center|- 64 -}}</noinclude>ini pesta bisa djadi lebi rame lagi!" kata satoe soedagar tjita. O! itoe boenga baroe jang tersohor !" kata temennja. Ja tjoba panggil goea djoega kepengen liat roepanja !" kata kepala itoe perkoempoelan, jang laloe panggil satoe boedjang prampoean soeroe naek kretanja jang lagi menoenggoe di depan itoe soehian, pergi ka Gang Tjemara boeat oendang itoe doea boenga baroe. Satoe djem telah berselang itoe boedjang soeda balik lagi dengen berdjalan sendirian, sembari berkata:,,Baba, Nona Ros dan nona Minis engga bisa dateng kemari, sebab soeda ada jang pesen lebi doeloe, dan dia ada kata djoega, kaloe engga ada selembar oewang kertas dari doea poeloe lima roepia, dia engga maoe dateng, kaloe maoe panggil padanja misti kasi taoe safoe minggoe di moeka, sebab saban hari ada adja jang panggil itoe doewa Nona tida brentinja !" Moekanja itoe Sianseng jang djadi kepala dari itoe perkoempoelan telah djadi mera sekali, lantaran merasa jang itoe doea boenga baroe tida meliat mata padanja, dan takoet ia tida bajar boeat harga jang di minta, tapi ia tida maoe toendjoeken amarahnja di depan orang banjak, maka ia tjoema berkata sadja: „Oh! lakoe betoel itoe boenga baroe!" Djem ampat sore satue toekang bikin portret soeda di oendang dateng ka itoe sochian, dan sekalian lid-lid itoe perkoempoelan berserta wajang-wajang tjokek telah bersedia boeat di portret. Ada djoega bebrapa lid dari itoe sochian jang tida merasa maloe soeda doedbek dengen pangkoe wajang tjokek. Poekoel lima sore itoe kawanan toekang plesir baroe pada boebar ka masing-masing poenja roema, tetapi itoe kepala soehian bersama satoe temennja soeda soeroe lagi itoe boedjang ka gang Tjemara boeat oendang lagi pada itoe doea boenga baroe dengen membawa seratoes roepia.<noinclude></noinclude> mrq6o0h5p4ipwvs35p2scptyl9bd09k Indeks:Scola Orang Berkoeda.pdf 102 70500 203101 2024-11-08T03:20:10Z Devi 4340 13230 ←Membuat halaman berisi '' 203101 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Type=book |wikidata_item=Q130960028 |Title=''[[Scola Orang Berkoeda]]'' |Subtitle= |Language=id |Volume= |Edition= |Author= |Co-author1= |Co-author2= |Co-author3= |Translator= |Co-translator1= |Co-translator2= |Editor= |Co-editor1= |Co-editor2= |Illustrator= |Publisher= |Address= |Printer= |Year= |Key= |ISBN= |Source=pdf |Image=1 |Progress=OCR |Pages=<pagelist /> |Volumes= |Remarks= |Notes= |Header= |Footer= }} iq5xx0u1buo56zw5qj53z64b2mk3qws Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 03.pdf/61 104 70501 203161 2024-11-08T11:53:56Z Hadithfajri 15274 /* Telah diuji baca */ 203161 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Hadithfajri" />{{center|-63- }}</noinclude>Itoe Sianseng, jang memang ada pande sekali soder wajang, lantes sadja menandak sama wajang-wajang. Laen-laen lid jang meliat kepandeannja itoe Siansng semoea pada tepok tangan, sementara sala satoe lid bawain satos glas brendi boeat kasi itoe Sianseng minoem. „Ajo lim lagi ach, Djin Hong!” „Engga ach, owee engga maoe!” „Loe jang soeroe dia minoem si dimana dia maoe, tjoba loe soeroe si Menesa jang tjekok, tentoe dia tiada tampik !” kata poelah laen anak moeda. Si Menesa jang taoe ia ada banjak di soekai oleh anak- anak moeda, lantes sadja ambil itoe glas brendi dari tangannja itoe lid laloe tempelken itoe glas di bibirnja itoe Sianseng, jang lantes minoem sampe kering. „Ajo minoem lagi seglas, Ba!” kata itoe wajang jang soeda pegang lagi satoe glas jang penoe dengen brendi. „Oeda ach! goea engga maoe!” „Baba engga tjinta ni sama saja?” „Masalah !” „Nah minoem dong !” kata si Menesa, jang laloe tjekok lagi itoe anak moeda. Orang jang soęda djato di bawa pengaroenja alkohol, apa sadja jang orang prenta ia tida merasa maloe lagi boeat djalanken, maka koetika ada jang berseroè: „Tjioem Ach!” Sianseng Djin Hong laloe tjioem si Menesa sepoeas-poe- asnja. Sasoedanja abis satoe babak, si Menesa laloe bawa satoe glas kosong dan samperin pada Sianseng Djin Hong, sembari menjemba. Itoe Sianseng lantes boeka dompetnja kasi keloear satoe roepia dan taro didalem itoe glas. „Nanti goea soeroe panggil si Ros dan si Manis tentoe<noinclude></noinclude> n7bgdra13zw3oqwtg545ulybgyswvm3