Wikisumber idwikisource https://id.wikisource.org/wiki/Halaman_Utama MediaWiki 1.44.0-wmf.5 first-letter Media Istimewa Pembicaraan Pengguna Pembicaraan Pengguna Wikisumber Pembicaraan Wikisumber Berkas Pembicaraan Berkas MediaWiki Pembicaraan MediaWiki Templat Pembicaraan Templat Bantuan Pembicaraan Bantuan Kategori Pembicaraan Kategori Pengarang Pembicaraan Pengarang Indeks Pembicaraan Indeks Halaman Pembicaraan Halaman Portal Pembicaraan Portal TimedText TimedText talk Modul Pembicaraan Modul Wikisumber:Warung kopi 4 49 204525 204398 2024-11-30T20:23:23Z Mnam23 12152 /* Transklusi naskah dwibahasa */ Balas 204525 wikitext text/x-wiki {{process header |title=Warung kopi |previous=[[Wikisource:Indeks/Komunitas|Halaman komunitas]] |next=[[Wikisource:Warung kopi/Arsip|Arsip]]/[[Wikisource:Warung kopi/Pesan global|Pesan global]] }} {{introkopi}} == Sekarang otomatis rata kiri? == Sekarang hasil uji baca otomatis rata kiri, ya? Padahal saya lebih suka rata kanan-kiri. hehe. [[Pengguna:Devi 4340|Devi 4340]] ([[Pembicaraan Pengguna:Devi 4340|bicara]]) 24 Juni 2024 11.55 (UTC) :Saya kurang tahu apakah memang terjadi perubahan atau bagaimana, tetapi biasanya saya pun memakai <code><nowiki><div style="text-align:justify"></nowiki></code> di transklusi agar hasilnya rata kiri-kanan. [[Pengguna:Mnam23|Mnam23]] ([[Pembicaraan Pengguna:Mnam23|bicara]]) 25 Juni 2024 06.08 (UTC) == Indeks yang sama == Ada tiga indeks dengan konten yang sama. Dua diantaranya tertera diterbitkan oleh penerbit yang sama. Apakah hal seperti ini tidak masalah? atau memerlukan tindakan penghapusan? * [[Indeks:Detik dan peristiwa, 17 Augustus 1945-23 Djanuari 1950.pdf]] * [[Indeks:Detik dan peristiwa.djvu]] * [[Indeks:Detik dan Peristiwa 17 Agustus 1945 - 23 Djanuari 1950.pdf]] [[Pengguna:Akbar Soepadhi|Mutumanikam]] ([[Pembicaraan Pengguna:Akbar Soepadhi|bicara]]) 21 Agustus 2024 05.11 (UTC) :Setelah saya lihat, buku yang ketiga itu juga diterbitkan oleh Kementerian Penerangan. Bisa dilihat di halaman Title buku tersebut. Kata-kata "Penerbit Darurat" di halaman indeks itu cuma salah baca dari "Penerbitan Darurat". Jadi, ketiganya diterbitkan oleh penerbit yang sama. [[Pengguna:Devi 4340|Devi 4340]] ([[Pembicaraan Pengguna:Devi 4340|bicara]]) 21 Agustus 2024 09.45 (UTC) ::Terima kasih atas notifikasinya. Sepertinya saya akan menggabungkan ketiganya ke versi paling lama yang memiliki cover berwarna hitam, Terima kasih atas kesadarannya. [[Pengguna:Agus Damanik|Agus Damanik]] ([[Pembicaraan Pengguna:Agus Damanik|bicara]]) 21 Agustus 2024 13.57 (UTC) :::👍 [[Pengguna:Devi 4340|Devi 4340]] ([[Pembicaraan Pengguna:Devi 4340|bicara]]) 21 Agustus 2024 14.49 (UTC) == Transklusi naskah dwibahasa == Kita menghargai [[Wikisumber:Kebijakan inklusi|kebijakan inklusi]] yang telah diberlakukan. Ada temuan yang agak mengganjal, yakni naskah-naskah seperti [[Indeks:Amai Cilako.pdf]]. Saya berpendapat jika berbentuk fisik, maka hal ini wajar saja sehingga bisa membaca naskah dalam bahasa asli di sebelah kiri dan terjemahnya di sebelah kanan. Pertanyaan saya: bagaimana kita akan mentransklusikan naskah-naskah seperti ini? Silakan beri pendapatnya. Terima kasih. [[Pengguna:Mnam23|Mnam23]] ([[Pembicaraan Pengguna:Mnam23|bicara]]) 27 November 2024 12.44 (UTC) :Yang bahasa Indonesianya saja yang ditransklusikan, bagaimana? e.g. halaman 2, 4, 6, 8, dst. :[[Amai Cilako]] :Nanti kalau min.wikisource sudah diluncurkan, bisa disediakan pranala dari halaman tersebut ke versi bahasa Minang-nya, ''vice versa''.<small><br />[[Pembicaraan Pengguna:Bennylin|&#x2712;]] [[Pengguna:Bennylin|Bennylin]]</small> 29 November 2024 11.12 (UTC) ::Sepakat. [[Pengguna:Mnam23|Mnam23]] ([[Pembicaraan Pengguna:Mnam23|bicara]]) 30 November 2024 20.23 (UTC) == Cover, Title == Halo semua, ketika membuat indeks, harap menggunakan bahasa Indonesia untuk Cover -> Sampul, Title -> Judul, dst. [https://id.wikisource.org/w/index.php?title=Indeks:Amai_Cilako.pdf&diff=prev&oldid=204300 Contoh]. Terima kasih. <small><br />[[Pembicaraan Pengguna:Bennylin|&#x2712;]] [[Pengguna:Bennylin|Bennylin]]</small> 29 November 2024 11.22 (UTC) :baik, kami akan perhatikan.. terima kasih sudah mengingatkan, Kak @[[Pengguna:Bennylin|Bennylin]] [[Pengguna:Thersetya2021|Thersetya2021]] ([[Pembicaraan Pengguna:Thersetya2021|bicara]]) 29 November 2024 15.00 (UTC) :@[[Pengguna:Bennylin|Bennylin]] oke, Kak. Akan saya ingat{{2}}. [[Pengguna:Devi 4340|Devi 4340]] ([[Pembicaraan Pengguna:Devi 4340|bicara]]) 30 November 2024 11.15 (UTC) == Naskah yang sedang dikerjakan == Berdasar pengalaman ketika pertemuan ultah Wikisumber ke-19 kemarin, saya menjumpai bahwa ada kesulitan ketika ingin menginformasikan naskah mana yang saat ini sedang dikerjakan bersama-sama (situs Wikisumber bahasa Indonesia tidak ramah pengguna baru). Ada baiknya apabila di Halaman Utama, di bawah/atas "Naskah baru" diletakkan bagian baru: "Naskah yang sedang dikerjakan". {{tl|naskah yang sedang dikerjakan}} <div style="border:1px solid black; margin: 1em; padding: 1em"> {{naskah yang sedang dikerjakan}} [[Berkas:Separator.jpg|center|link=]] </div> Bagaimana menurut pendapat teman-teman yang lain? <small><br />[[Pembicaraan Pengguna:Bennylin|&#x2712;]] [[Pengguna:Bennylin|Bennylin]]</small> 29 November 2024 12.11 (UTC) :Ide yang bagus ini. Daftar seperti ini menolong pengguna baru untuk mengetahui buku-buku mana yang bisa diuji baca dan divalidasi. Untuk melakukan penjangkauan melampirkan daftar indeks buku dengan tema yang beragam sepertinya juga bisa menjadi umpan yang baik (dengan memberi dorongan supaya kontributor menyelesaikan buku yang sama, entah dikerjakan sendiri atau bergotong-royong) sehingga bisa memperoleh 1 buku utuh untuk ditransklusikan. [[Pengguna:Thersetya2021|Thersetya2021]] ([[Pembicaraan Pengguna:Thersetya2021|bicara]]) 29 November 2024 15.07 (UTC) :Untuk hal-hal yang dapat mempermudah pengguna baru berkontribusi di sini, saya setuju saja. Saya pikir daftar tersebut juga berguna bagi saya ketika bingung mau menguji baca atau memvalidasi naskah yang mana. Oh ya, misalkan saya ingin sebuah indeks buku tampil di dalam daftar tersebut, saya hanya perlu mengedit halaman templat yang kakak lampirkan, bukan? [[Pengguna:Devi 4340|Devi 4340]] ([[Pembicaraan Pengguna:Devi 4340|bicara]]) 30 November 2024 11.26 (UTC) == Indeks utama == Menurut saya, [[Templat:Indeks utama|indeks utama]] saat ini kurang menarik: <div style="border:1px solid black; margin: 1em; padding: 1em"> '''Literatur:''' Religi: [[Al-Qur'an]] | [[Alkitab]] | [[Portal:Tipiṭaka|Tripitaka]]<!--https://sites.google.com/site/tipitakaindonesia/--> | [[Weda]] | [[Tao Teh King]] Umum: [[Wikisumber:Kamus|Kamus]] ({{PAGESINCATEGORY:Kamus}}) | [[Wikisumber:Pengarang|Pengarang]] ({{PAGESINCATEGORY:Pengarang}}) | [[Portal:Pidato|Pidato]] ({{PAGESINCATEGORY:Pidato}}) | [[Portal:Prosa|Prosa]] ({{PAGESINCATEGORY:Prosa}}) | [[Portal:Puisi|Puisi]] ({{PAGESINCATEGORY:Puisi}}) | [[Portal:Surat|Surat]] ({{PAGESINCATEGORY:Surat}}) | [[:Kategori:Buku|Buku]] ({{PAGESINCATEGORY:Buku}}) <!-- '''Genre-genre:''' [[Naskah]] | [[Karya bersama]] --> '''Topik utama:''' [[Portal:Dokumen konstitusional|Dokumen konstitusional]]<br/> [[:Kategori:Dokumen pemerintahan|Dokumen pemerintahan]]<br/> [[Portal:Peraturan perundang-undangan|Peraturan perundang-undangan]]<br/> &nbsp;&nbsp;&nbsp;[[Portal:Undang-Undang Republik Indonesia|Undang-Undang Republik Indonesia]]<!-- [[:Kategori:Filsafat|Filsafat]] dan [[:Kategori:Filsuf|Filsuf]] | [[Naskah keagamaan]] | [[Pers]] | --> '''Hasil kompetisi:''' [[Wikisumber:Kompetisi Wikisource 2020|Kompetisi Wikisumber 2020]] | [[Wikisumber:Kompetisi Wikisource 2021|Kompetisi Wikisumber 2021]] | [[Wikisumber:Kompetisi Ulang Tahun Wikisource 2021|Kompetisi Ulang Tahun Wikisumber 2021]] | [[Wikisumber:Kompetisi Wikisource 2022|Kompetisi Wikisumber 2022]] | [[Wikisumber:Kompetisi Wikisource 2023/Daftar buku|Kompetisi Wikisumber 2023]] | [[Wikisumber:Kompetisi Wikisource 2024/Daftar buku|Kompetisi Wikisumber 2024]] '''Lain-lain:''' [[Portal:Indonesia|Portal:Indonesia]] | [[Portal:Lagu kebangsaan|Lagu kebangsaan]] | [[Portal:Lagu daerah Indonesia|Lagu daerah Indonesia]] | '''[[Wikisumber:Koleksi buku|Koleksi buku]]''' | [[Koleksi:Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya]] </div> 300+ buku-buku dan 300+ puisi-puisi mungkin bisa lebih dikategorikan dan ditampilkan, agar lebih menarik pengunjung untuk menjelajahi isi situs. Lalu baris "Religi" mungkin tidak perlu, karena selain tidak lengkap, di luar Wikisumber juga sudah banyak teks-teks kitab-kitab suci. <small><br />[[Pembicaraan Pengguna:Bennylin|&#x2712;]] [[Pengguna:Bennylin|Bennylin]]</small> 29 November 2024 12.17 (UTC) 2ow0q8gsupj19jm1nlsb47px9p252ph Halaman:Boenga Roos dari Tjikembang.pdf/2 104 30608 204533 90622 2024-12-01T07:02:43Z Kang Menyan 24969 /* Telah diuji baca */ 204533 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kang Menyan" /></noinclude>BOENGA ROOS DARI TJIKEMBANG. OLEH KWEE TEK HOAY. "The soul ripens in tears" "Roh manoesia djadi mateng dalem tangisan."<noinclude></noinclude> o35524uhl5acyxhwd2dj95vr9sun1i5 Halaman:1652 Heurnius.pdf/15 104 33018 204532 97534 2024-12-01T06:53:03Z Kang Menyan 24969 /* Telah diuji baca */ 204532 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kang Menyan" />{{rh|||Pag:I}}</noinclude>PSALTER Ampounja DAVID. Pfalm jang bermoula. 1 Bay pada orang ini dia tjadda berdjalan depitfjarahan orang jang dia tjadda tacodt-kan Alha-talla, lagi jangan terru kackinja pada djalan orang berdofa, lagi jangan doudoc, de manna doudoc orang, jang dia moudaj' acan. 2 Tetapi ya berfoucka-acan Sabda Tuan Alha, daan bercatta derri Sabdanja fiang daan malam. 3 Itou dia faperti fuatu pohon, jang fouda tanam decat anna anna fongey, jang manna baboa pada coticanja, daan dauwanja tjadda layo-acan; macca appa dia boat jaddi berontong juga. 4 Tetapi bagitounja bouckan jang dia tjadda tacodt-kan Alha-talla, wallakian saperti fecam itou angin ya batjerey merey. 5 Carna itou orang jang tjadda tacodt-kan Alha-talla ta' berhole menahan hoccumnja, lagi orang berdofa tjadda menjadi badiri dalam<noinclude></noinclude> b0yjo5qaxyse6s2zov4gq1fn9r49qln Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/402 104 39543 204517 116682 2024-11-30T17:00:08Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204517 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 356 —}}</noinclude>hati lebi haloes dari jang akoe doega. Ia banta keras sekali akoe poenja niat. Lebi djaoe kaoe soeda taoe, itoe hal-hal jang kadjadian di tentoonstelling .....”<br> {{tab}},,Ja, itoe samoea akoe taoe, dan akoe poen brani bilang dengen segala kapastian, jang kaoe, sasoeda lakoeken penghidoepan seperti dalem itoe tempo jang telah liwat, tida nanti bisa merasaken lagi broentoengnja penghidoepan soetji. Padakoe tida bedah sebagi itoe djoega, tapi tidalah begitoe tjilaka seperti kaoe. Akoe tida aken hidoep sabrapa lama lagi, hingga djoega doeka-tjita tida bisa menimpah begitoe kian-kian tahon, seperti jang nanti kadjadian pada dirimoe.”<br> {{tab}}Ei, ei, Mathilde! Hajo, boewang itoe segala ingetan djelek dari dalem pikiranmoe! Siapatah djoega jang nanti bisa bilang dengen pasti, kaoe tida aken bisa djadi baek kombali?”<br> {{tab}},,Tida, Lucien, tida bisa! Harepan begitoe, bagi akoe, misti djadi satoe harepan jang siasia. Salaen itoe, maskipoen bisa kadjadian, itoe malaenkan semboe boeat dirikoe. Hatikoe nanti tinggal sakit, sedeng itoe ada jang paling perloe, bagi orang jang maoe hidoep.”<noinclude></noinclude> ph0wfrw8pge9i9kbmnhg1iwny3xmu1l Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/387 104 39658 204502 116092 2024-11-30T16:55:28Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204502 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" /></noinclude><center>— 341 —</center> lantas misti kenal harganja, bilah orang dapet denger kabar jang membrita, bahoewa gebar pembaringan poenja rendah sadja, ada berharga lebi dari saratoes riboe frank.<br> {{tab}}Di loearan, di mana-mana poen baginda ada terkenal seperti orang amat himat. Tapi bagi orang jang taoe betoel hikajat itoe astana Balincourt, siapatah jang nanti brani tinggal tetap dengen perkatahannja, atas baginda poenja klakoean?<br> {{tab}}Sabaliknja dari laen fihak, tida koerang djoemblahnja orang jang brani memastiken, bahoewa baginda ada meranting sen­diri, poehoen-poehoen di tamannja dan ia poenja topi roempoet, sampe lama baroe ditoekar dengen jang baroe.<br> {{tab}}Satoe kali barones maoe tjobah toekar topi, jang baginda masi soeka pakeh, dengen jang baroe, tapi perboeatan ini boekan djadi dapet gandjaran. Baginda bertangas, dan dengen tida mengarti atas orang poe­nja baek hati, ia lantas menjomel kalang-kaboet. Dan hatinja jang panas baroe dapet dipademken, koetika si djantoeng hati kasi tjerita, itoe topi baroe telah dibelih ampir dengen saperapat harga.<br> {{tab}}Pada waktoe moesin dingin, baginda pa­ling soeka memakeh kopiah, jang biasanja<noinclude></noinclude> sq6iw1frjx6wtxffiu3wic918pudng0 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/404 104 39828 204518 116798 2024-11-30T17:00:26Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204518 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 358 —}}</noinclude>dengen soeara lemah-lemboet, seraja memeloek pada si nona, „biar apa djoega telah kadjadian pada diriraoe, bagi akoe, kaoe tinggal djadi satoe boenga paling bagoes dan paling haroem, dibanding dengen laen-laen jang akoe pernah dapeti.” {{rule|width=4em}} {{center|XXVII.}} {{rule|width=2em}} {{tab}}Dalem Palmen-palviljoen, Baron de Goffinet berdiri dihadepan djendelah, sembari menang-menoeng meliat ka loear, dimana oedjan toeroen menggritjik tida berkapoetoesan. {{tab}}Sadari Permeisoeri Marie Henriette me­ninggal, Sri Maha Radja ada berlakoe lebi manis padanja. Bagi baginda achir-achir mendjadi njata, jang toewan baron ada saorang jang toeloes hati dan setia, doewa sifat, sekali poen jang pertama kadang-kadang mendjadi soeatoe ganggoean, tapi jang kadoewa tida bisa habis dipoedji. {{tab}}Sasoeda berdiri begitoe sakoetika lamanja, toewan baron oesap-oesap djidatnja, seraja berkata pada diri sendiri: {{tab}}„Ha, penghidoepan manoesia, tida bedah seperti djaroemnja lontjeng. Ada waktoe pagi, aken orang mendjelemah dengen boenga hati, meliat kasoetjian, kamoedian<noinclude></noinclude> plq1sw39ksw3hd36slif2oy9zv0k14c Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/405 104 39831 204519 116686 2024-11-30T17:00:46Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204519 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 359 —}}</noinclude>dateng tengah-hari, boeat manoesia ngalami pri ka'adahan doenia, achir-achir datenglah sang malem, aken orang tidoer dalem koeboeran. Ada manoesia jang meninggali kahidoepan pada waktoe baroe fadjar, itoelah ada jang paling broentoeng. Ada djoega jang paksa tiwasken diri, sasoeda ngalami matahari poenja panas jang paling haibat; ia inilah haroes disedihken oleh samoea manoesia. Poen ada jang baroe tersimpan dalem koeboeran, koetika betoel-betoel soeda dateng sang malem. Ia ini adalah jang paling banjak ngalami asem-garemnja doenia. Ada jang bilang, toentoet penghidoepan begitoe, ada jang paling broentoeng, ini soenggoe satoe pi­kiran jang sesat sekali. Orang itoe tentoe tida pikir, achirnja penghidoepan, samoea ada pait dan getir bagi orang jang banjak ngalami. Samingkin banjak orang saksiken ka'adahan doenia, samingkin orang nanti merasa djemoe pada penghidoepan ma­noesia . . . .” {{tab}}Tatkalah itoe pintoe terboeka dengen plahan. Dr. Thiriar masoek dalem kamar. Toewan Goffinet palingken badan, dan, seraja mengamperi pada toewan tabib, ia menanja:<noinclude></noinclude> m9avv48pe2kqnho8rmjwb241pmcfpdv Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/406 104 39833 204520 116776 2024-11-30T17:00:57Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204520 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 560 —}}</noinclude>{{tab}}„Bagimana kaoe poenja pengliatan? Apa si sakit ada djadi lebi baek?” {{tab}}Dr. Thiriar gojang kapala. {{tab}}„Tida ada laen djalan dari lakoeken po­tong,” kata ia, „kerna baginda tida nanti bisa tinggal hidoep lagi doewa belas djam lamanja, bilah ka'adahan ada seperti sekarang.” {{tab}}„Dan kaloe dipotong . . . . .” {{tab}}„Ada sanget berbahaja. Akoe dateng padamoe, djoestroe boeat minta kaoe kasi taoe ini hal pada barones. Ia sekarang ada rebahken badan boeat mengasoh sabentaran, dan akoe poen lebi soeka tida menggangoe padanja, jang soeda begitoe banjak menanggoeng tjape, tapi sabaliknja akoe ada merasa koerang enak, djika lakoeken sadja potong, dengen tida kasi taoe lebi doeloe padanja.” {{tab}}„Baek, akoe nanti tjeritaken padanja sabagimana kaoe poenja perbilangan," kata toewan baron, kamoedian lantas berlaloe. {{tab}}Koetika Barones de Vaughan dapet de­nger dari pengawal kamarnja, apa jang Baron de Groffinet maoe kasi taoe padanja, laloe ia menoetoepi moeka dengen kadoewa tangan. {{tab}}„Tentoe djoega ia tida nanti bisa tahan!”<noinclude></noinclude> 4f80gf0stzeiwtl9j2nylo6fazk8zni Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/407 104 39834 204521 116780 2024-11-30T17:01:08Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204521 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 361 —}}</noinclude>kata ia sambil bersedoeh-sedoeh. „Badannja soeda ada begitoe lemah!” {{tab}}Saprapat djam kamoedian barones soeda ada berhimpoenan sama toewan-toewan doktor. Ia mendengari katrangan dari sakalian tabib, jang menjataken, lebi baek berlakoe oentoeng-oentoengan, dari pada biarken si sakit menanggoeng sangsara sampe achir-achir mendjadi mati djoega. {{tab}}„Djadi tida ada laen djalan jang lebi baek bagi baginda?" tanja de Vaughan dengen soeara sember. {{tab}}„Malaenkan seperti jang soeda dibilang, njonja!” djawab Dr. Thiriar. {{tab}}„Kaloe begitoe, apa boleh boeat!” {{tab}}Demikianlah telah mendjadi satoe katetapan, aken tabib-tabib pertoendjoeki ilmoenja dalem hal membelèk. {{tab}}Helaas, mata toewan-toewan doktor, jang begitoe lama telah diasah dalem pertapahan, poen sakali ini ada kliroe dalem hal sakitnja Sri Baginda. Dimana iaorang ada me­ngira, nanti dapeti bisoel atawa laen-laen penjakit, jang menghalangi kamandjoerannja obat, tida terdapet soeatoe apa. Boleh djadi ada laen jang mendjadi sebab, maka baginda begitoe soesa tersemboeh dari penjakitnja, tapi sekarang ini ilmoe penga-<noinclude></noinclude> r6n9ujijwa2sify411b7561nh6w6yfd Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/408 104 39836 204522 116784 2024-11-30T17:01:19Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204522 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 362 —}}</noinclude>taoehan soeda tida berkwasa lagi, boeat bikin perpreksahan lebi djaoe. {{asterisme}} {{tab}}Bagi Barones de Vaughan adalah satoe kasedihan besar, dalem waktoe baginda terserang penjakit haibat aken kadoewa kalinja. {{tab}}Saban djam, ja, ampir boleh dibilang saban menit, ia dapet menerima warta tentang ka'adahan „si toewankoe,” dan sabrapa sering jang ia bisa, ia pergi ka palviljoen, dimana Sri Maha Radja sanantiasa berada, salama ia terserang penjakit. {{tab}}Ka'adahan jang paling tida enak bagi barones, jaitoelah sabentar-bentar baginda misti trima koendjoengan, jang membikin ia kapaksa misti berlaloe dari pembaringan „si toewankoe.” {{tab}}Prinses Clémentine, Gravin dari Vlaan­deren, Prins Albert, Prinses Elisabet, ada berganti-ganti sadja meliati ka'adahan ba­ginda, dan apabilah iaorang samoea soeda pada berlaloe, masi ada lagi doewa padri prampoean, jang lakoeken perkerdjahan seperti djoeroe rawat. {{tab}}Malaenkan di waktoe malem, barones tida dapet ganggoean. Koetika itoe, padri-padri prampoean mengambil tempat sedikit<noinclude></noinclude> pjc133fikdjpn16lj6brokyi6wpvib4 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/379 104 39837 204496 116063 2024-11-30T16:53:23Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204496 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 335 —}}</noinclude>lebi enak dari di hari kamaren, tapi toeh misti ada satoe waktoe jang mendjadi adjal, dan mengapatah djoega itoe tentoe boekan sekarang?" {{tab}}„Djangan begitoe, toewankoe, boewanglah itoe segala ingetan moestahil! Laen minggoe kitaorang nanti soeda bisa lagi berdjalan-djalan dalem taman, dengen kasenangan sabagimana biasa." {{tab}}„Toeh akoe tetap merasa perloe satoe pendita." {{tab}}Barones de Vaughan tida bisa berkata satoe apa. Ia misti toeroeti kahendak baginda, kerna barangkali poen ada benar, sang adjal soeda menoenggoe di depan pintoe. {{tab}}Sabelon tengah-hari, satoe padri masoek dalem kamar si sakit. {{tab}}„Oendang-oendang gredja," kata ia, „me­larang akoe, lakoeken kerdjahan boeat kaoe dapet kasoetjian Alah." {{tab}}Sri Maha Radja berpikir sabentaran, kamoedian mengarti habis, apa jang ada dalem ingetannja toewan pendita. {{tab}}„Akoe merasa seperti tertindes oleh barang jang berat sekali," kata baginda kamoedian sambil mengelah napas. „Akoe menanggoeng amat banjak kadoekahan,<noinclude></noinclude> 7si02ec0dd4pmtkwzmnwzgkdvglwrh8 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/409 104 39838 204523 116785 2024-11-30T17:02:25Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204523 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 363 —}}</noinclude>djaoe, atawa di kamar sabelah. Lantaran itoe barones djadi bisa ada sendirian pada pembaringan si sakit. {{tab}}Satoe kali, tatkalah ada dalem tempo begitoe, barones lantas berloetoet dan bersedoeh-sedoeh lama sekali, sahingga satoe tangan jang telah djadi koeroes, mengoesap-ngoesap kapalanja, dan satoe soeara lemah berkata: {{tab}}„Akoe trima besar sekali kaoe poenja boedi, djantoeng hati! Bagimana adanja broentoeng jang sedjati dalem penghidoepan satoe radja, kaoelah jang membri kenal itoe padakoe!” {{tab}}Kamoedian laloe ia tjioem tangan itoe, jang soeda tinggal koelit sama toelang, dan basaken dengen aer matanja. {{tab}}„Mengapa broentoeng itoe tjoema bisa kadjadian dalem tempo begitoe sabentaran?” tanja ia dengen soeara berbisik. {{tab}}Baginda poenja kabaekan, membikin barones djadi dapet rasa tjinta padanja. Katjintahan itoe kaloe maoe diseboet dengen benar, adalah sabagi katjintahan satoe anak pada ajahnja. {{tab}}Sri Maha Radja Leopold II, djarang se­kali dapet rasa broentoeng. Bermoelah ia ada mengira, apa sadja jang djatoh dalem<noinclude></noinclude> nm0rco2i9yo679ls7vqmv35c05ymb9q Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/410 104 39839 204524 116801 2024-11-30T17:02:35Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204524 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 364 —}}</noinclude>tangannja, itoelah ada peroentoengan bagoes, tapi kamoedian, bagi ia telah mendjadi njata, jang pikirannja itoe, tersesat djaoe betoel dalem kakliroean. {{tab}}Koningin Marie Henriette, boekan ada satoe prampoean jang boleh mendjadi istrinja, dan baginda, boekan ada satoe lelaki, jang boleh djadi soeaminja permeisoeri. {{tab}}Kamoedian ia bertemoe pada Barones de Vaughan. Sadari itoe waktoe, ia rasa­ken diri seperti ada didalem sorga, hingga poen ia merasa amat berat menanggoeng boedi si nona, jang soeda bisa bikin ia dapet ngalami penghidoepan, sabagimana sering kali ada diharep olehnja. {{rule|width=4em}} {{center|XXVIII.}} {{rule|width=2em}} {{tab}}Sri Maha Radja meninggal! {{tab}}Hal itoe tersiar di sa'antero kota lebi banjak seperti kabaran biasa, dari pada warta kasedihan. {{tab}}Sabagimana djoega kabanjakan terdjadi pada orang sakit, begitoe poen baginda tida sekali njana, jang ia bakal mangkat. Pada Baron de Goffinet, ia masi bitjaraken ten­tang kabagoesannja Cote d'Azur, kamana ia harep bisa pergi bebrapa minggoe lamanja, boeat mendjadi semboe betoel-betoel.<noinclude></noinclude> dtwt6dqsoejz45n9zjf48elas8t5qm5 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/380 104 39840 204497 116066 2024-11-30T16:53:38Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204497 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 336 —}}</noinclude>lebi dari apa jang akoe bisa bilang padamoe....." {{tab}}„Kita poenja gredja," kata poelah padri itoe dengen hati piloe, „menitah orang ber­nikah dengen djalan halal; penghidoepan soetji dari manoesia, ada jang paling taroetama di mata Alah." {{tab}}Baginda rasaken diri seperti tergentjet dengen itoe perkatahan, jang menjeboeti prenta Jang Maha Kwasa. {{tab}}„Benar begitoe," sabda Radja Leopold II. Kamoedian, satelah berdiam sakean lama dengen menang-menoeng, ia teroesken bitjaranja: {{tab}}„Baek, akoe nanti menikah. Itoe poen memang ada lebi baek bagi anak-anak poe­nja ka'adahan." {{asterisme}} {{tab}}Demikianlah pada 19 Februari 1908, telah terdjadi nikahan antara Sri Maha Radja Leopold II dan Barones de Vaughan. {{tab}}Bebrapa hari sabelonnja sampe pada waktoe jang ditentoeken, banjak telah menjapeken orang dalem astana, aken bikin persediahan goena melakoeken oepatjara. {{rule|width=4em}}<noinclude></noinclude> e0umu17e2s8xlf4snsughn98iyz6vy5 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/381 104 39843 204498 116069 2024-11-30T16:53:56Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204498 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 337 —}}</noinclude>{{c|XXVI.}} {{rule|width=4em}} {{tab}}Baginda baek kombali. {{tab}}Koetika ia soeda mendjadi semboe betoel-betoel, terbit satoe kainginan dalem hatinja, aken poelang ka negri sendiri. Satoe pirasat sabentar-bentar dateng mengingeti padanja, bahoewa tida aken selang sabrapa lama, maleikat maoet nanti menjangkem poelah, dengen tida kasi sang korban melolosken diri kombali. {{tab}}Bagi manoesia, moeda atawa toewa, ma­sing-masing poenja, penghidoepan misti sampe pada achirnja, sabagi kaki jang berdjalan misti brenti di soeatoe tempat. Kaloe achir achir sang adjal soeda dateng mengoendjoengi, ada apatah lagi jang katinggalan, salaen menginget penghidoepan jang soeda-soeda ? <poem> {{gap}}Penghidoepan di doenia jang fana, Sabagi boesoer melepas pana, {{gap}}Baek bangsawan baek poen hina-dina. Batin trabisa ngoempat ka mana. {{gap}}Aer jang teroes ngalir tida brenti, Bening boetak masi terboekti, {{gap}}Poen loempoer penghidoepan tjateti, Prilakoe orang sampe ia mati. </poem><noinclude>{{rh|'''Radja Belgie |||22}}</noinclude> c8iz0btkyzp71oyttyyw6ofz3c8an1x Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/382 104 39845 204499 116074 2024-11-30T16:54:09Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204499 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 338 —}}</noinclude><poem> {{gap}}Doenia sabagi satoe kalangan, Dimana djarang ada halangan, {{gap}}Aken ibelis londjorken tangan, Mementjarken ia poenja serangan. {{gap}}Tapi misti ada penghabisan, Ada berboeat ada pembalesan. {{gap}}Begitoe samoea misti berachir, Misti mati apa jang terlahir. </poem> {{asterisme}} {{tab}}Barones de Vaughan menempatken poe­lah villa Vanderborgh, jang berada di Hey­sel dalem kota Laeken. {{tab}}Oleh kerna Lucien Durieux soeda tida lagi ada bersama-sama, djadi baginda merasakeu lebi laloewasa, koendjoengi si djantoeng hati. Sering kali Sri Maha Radja Leopold II ambil djalan meliwati djembatan, jang sangadja ia soeroe bikin dari astana Stuyvenberg teroes sampe di villa nona barones. {{tab}}Caroline poenja tempat tinggal, baginda anggap seperti roemah-tangganja sendiri. Ia merasaken sabagi ia ada poenja hak jang sedjati, aken mendjadi toewan di itoe villa. Ia bermaen-maen pada Lucien dan Philippe jang masi ketjil. Ia hidoep sabagimana sering ia berharep djalani penghidoepan!<noinclude></noinclude> jzbbpwwpoou6f3p0sdkia7j7xve9h13 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/383 104 39847 204500 116080 2024-11-30T16:54:22Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204500 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 339 —}}</noinclude>{{tab}}Barones poenja klakoean pada orang di loearan, masi tinggal agoeng sadja seperti jang doeloe-doeloe. Ia tida poenja kalahiran bangsawan, dalem toeboenja tida sedikit ada mengalir dara agoeng jang aseli, jang salaloe ada lebi soeka berlakoe rendah pada sembarang orang. Tetapi pada Sri Maha Radja ia bertingka-lakoe laen sekali. Ba­ginda ampir boleh dibilang malaenkan kenal Caroline jang manis, jang salaloe bisa tertawa amat merdoe dan bisa bitjara sembari bersenjoem. {{tab}}Lama kalamahan baginda samingkin djato hati pada barones, samantara kapertjahannja poen djadi samingkin besar. Traoesa dibilang lagi, bagimana Caroline poenja broentoeng: barangkali djoega permeisoeri sendiri belon pernah dapet koernia begitoe. {{tab}}Sri Maha Radja Leopold II, sabagimana telah ternjata dari peroesahan di Conggo, ada saorang jang mengarti betoel perdjalanan mentjari oentoeng. Tapi barones poen tida boleh dikata ada koerang tjerdik, dalem hal memoepoet, dimana ada terpen­dam oewang, dan idoengnja tida koerang tadjam dalem hal menjioem baoe, dimana adanja soember kaoentoengan.<noinclude></noinclude> 5l3npt1tbvj9gogu9ta5n3730xubn2f Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/384 104 39849 204501 116085 2024-11-30T16:54:56Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204501 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 340 —}}</noinclude>{{tab}}Atjap kali baginda dapet banjak sekali kaoentoengan dengen menoeroeti barones poenja perniatan. Demikianlah kapandean iaorang berdoewa dalem perkara mentjari oentoeng, hingga pigoera-pigoera djoega dibelih oleh Sri Maha Radja, dengen niat aken didjoewal kombali, apabilah ada mem­peroleh laba. {{tab}}Satoe kali baginda belih satoe pigoera dari Stevens dengen harga doewapoeloe riboe frank. Barones tawar barang itoe dengen harga tigapoeloe riboe frank, tapi Leopold II menampik, dan berkata: {{tab}}„Pada kaoem koelawarga sendiri tida ada kabiasahan orang berlakoe satjara soedagar, anak manis! Dari itoe poen akoe merasa tida lajik sekali, mendapet oentoeng dari kaoe poenja oewang, maski poen benar dengen membelih ini pigoera, kaoe djoega nanti bisa memperoleh laba jang boekan sedikit." {{tab}}Caroline bersenjoem. {{tab}}Pada esok harinja baginda hadepken barones satoe bingkisan, jang berpoeloe lipat lebi besar harganja dari itoe pigoera. Astana Balincourt, bersama sakalian perabotnja, ia djadiken kapoenjahannja si djantoeng hati. Pembrian ini, nistjaja orang<noinclude></noinclude> jw24gwuonkll511h7xq0chdypbb4xe3 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/388 104 39851 204503 116108 2024-11-30T16:55:40Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204503 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 342 —}}</noinclude>berada diatas kapalanja pengawal astana. Ia hidoep dengen himat sekali, hingga kanimatan dalem roemah djoega ampir tida diperloeken olehnja, satoe hal, jang bagi sasoeatoe orang hartawan, nanti perhatiken betoel, boeat dapet lebi banjak dari jang laen. Dan apabilah barones mengoesik itoe perkara, salaloe baginda berkata: {{tab}}„Tinggali, akoe dalem ka'adahan seka­rang, anak manis! Kasenangan boekan misti didapeti dengen menoeroeti sadja kabanjakan orang. Satoe-satoe manoesia, ada poen ja laen kasoekahan. Orang jang senang, adalah jang bisa dapet ia poenja kahendak hati!" {{tab}}Baginda poenja kainginan, jaitoe bisa menjoekoepken onkost doewa poeloe frank sahari. Barangkali djoega ada benar se­kali, kaloe maoe dibilang, pikiran itoe ada teramat aneh dan ada mendjadi tanda, baginda sedeng ada dalem waktoe mem­bekasi. {{tab}}Aken tetapi bagimana djoega ia ada himat aken diri sendiri, bagi barones baginda salaloe maoe berboeat sabrapa bisa boeat menjenangken. Dalem astana Balincourt, ia kaloearken oewang satoe millioen doewaratoes riboe frank sabagi hadiah atas hari<noinclude></noinclude> ff5l3a6xx0z97bcpikhdatgizwvbfqj Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/389 104 39852 204504 116112 2024-11-30T16:55:50Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204504 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 343 —}}</noinclude>tahon barones, dan di harian natal, satoe millioen. {{asterisme}} {{tab}}Hari soeda berdjalan sampe pada moesin herfst. {{tab}}Oedara ada bagoes dan hawa poen njaman rasanja. Dalem Bois de Boulogne dadaonan poehoen banjak jang soeda moelahi koening. Malaenkan sedikit di sana-sini masi kaliatan warna idjo. Ini adalah mendjadi tanda, jang moesin dingin ampir pertoendjoeki poelah ia poenja roepa, gilang-goemilang seperti baloer menoetoepi moeka boemi. {{tab}}Di tepi danau ada satoe laki-laki ber­djalan moendar-mandir. Pakeannja boleh dilang ada perlentei, tapi ada sedikit loear biasa. {{tab}}Orang itoe sabentar-bentar merandak dan meliat koeliling, seperti ada soeatoe apa jang ia toenggoe. {{tab}}Ia poenja kapala toengkat, jang terbikin dari mas, ada berkilat-kilat di tjahaja mata­hari jang gilang-goemilang. {{tab}}Koetika matanja meliat pada itoe barang indah, moekanja djadi bersenjoem sabentaran. {{tab}}„Pembriannja jang pertama!" kata ia<noinclude></noinclude> ie227em3jf8oq1cmi9qjx71civren47 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/390 104 39856 204505 116123 2024-11-30T16:56:01Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204505 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 344 —}}</noinclude>dengen soeara plahan. „Tapi siapatah brani harep, ia sekarang nanti maoe kasi lagi padakoe hadiah begini! Di doenia memang ada perkara, jang orang lakoeken, tapi kamoedian lantas menjesel, dan lebi soeka tida berboeat itoe....." {{tab}}Koenjoeng-koenjoeng ia berdiam, seperti ada soeatoe apa jang membikin hatinja djadi koerang senang. Sasa'at kamoedian ia berkata poelah dengen soeara menggerĕndĕng: {{tab}}„Koerang adjar betoel! Tida ternjana sekali, si Caroline bisa berlakoe begitoe kedjam, seperti di itoe soeatoe malem! Dan jang membikin akoe paling gergetan, jaitoe si toewa bangka jang menjelak di tengah, dan lantas ambil fihaknja ia poenja „neng manis". Tapi baeknja sekarang perkara barangkali nanti djadi lebi bagoes dari jang doeloe akoe ada doega! Si kolot salaloe toeroeti, baek apa sadja jang bisa membikin senang hati „si anak manis", dan itoe ada njata sekali koetika iaorang berdoewa pergi di tentoonstelling. Tjoema dengen menoenggoeken sadja, barangkali misti djadi terlaloe lama ....." {{tab}}Ia berdiam lagi bebrapa sa'at. Moekanja djadi sedikit soeram.... Achir-achir ia berkata lagi:<noinclude></noinclude> dqfus17cu6jwi1elayy4e9wudctlhd7 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/391 104 39859 204506 116131 2024-11-30T16:56:15Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204506 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 345 —}}</noinclude>{{tab}}„Ah, dasaran si Caroline jang bentahan! Satoe kali akoe poen soeda toelis padanja: „Mari dateng padakoe, kitaorang se­karang toch soeda ada poenja lebi dari tjoekoep aken bisa hidoep dengen senang." Tapi apa? Tida, ia tida ada ingetan ting­gali si toewa bangka. „Akoe soeka padanja," ia bri djawaban, „dan tida maoe bikin orang, jang begitoe tjinta padakoe, djadi soesa hati." Ai, liatlah! Di doenia soenggoe tida ada perkara jang moestahil! Siapatah jang bisa mendoega lebi doeloe, Caroline aken bisa mempoenja pikiran be­gitoe haloes! Sekarang bagi akoe tida ada laen djalan, malaenken diami sadja ia toenggoeken si kalot sampe mati. Orang jang soeda toewa begitoe, poen tida nanti bisa tiggal hidoep lagi brapa tahon, dan djoestroe samingkin lama ia ada dalem tangannja „si toewankoe", hartanja nanti djadi samingkin bertamba, achir-achir boeat akoe djoega poenja kasenangan! Dan tidakah ia pernah menoelis padakoe begini: Sabolehnja akoe nanti berdaja, boeat dapeti banjak harta goena anak-anak." Nah, liat­lah harepan apa ada padakoe di kamoedian hari......" {{tab}}Di itoe sa'at, di tempat jang sedikit djaoe,<noinclude></noinclude> omkb2brcn9pbhmdjyyf3ia542xw25gk Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/392 104 39862 204507 116140 2024-11-30T16:56:44Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204507 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 346 —}}</noinclude>kaliatan satoe nona moeda dateng mengamperi laki-laki itoe. Diliat dari dandanannja sadja, lantas soeda bisa ternjata, nona itoe lebi soeka bersenang-senang, maski poen boeat samantara waktoe, dari pada lakoeken hidoep jang didapet dari perkerdjahan soetji. {{tab}}Durieux - kerna laki-laki itoe boekan laon adanja lantas boeroe-boeroe madjoe mendekati, dan sembari pegang tangan si nona, salakoe orang jang kangan, laloe berkata: {{tab}}„Bagimana dengen ka'adahanmoe, Ma­thilde? Banjak baekan?" {{tab}}Si nona batoek beroelang-oelang, kamoedian menjaoet: {{tab}}„Ada baekan, tapi tida begitoe lekas tersemboeh betoel. Aken mendjadi waras seperti doeloe hari, Dr. Dublane kata, akoe misti toeroet segala ia poenja nasehat jang dibilangi padakoe. Akoe poen rasa misti begitoe. Tjoema sekarang akoe merasa kliwat tida enak, jang akoe tida bisa mentjari sendiri, hingga membikin kaoe misti kaloear oewang begitoe banjak goena kaperloeankoe." {{tab}}„Aken hal akoe, traoesa kaoe pikiri sampe begitoe. Boekankah si kolot tida nanti<noinclude></noinclude> 938lv9jiup63htdy8qikbfpoyci4aua Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/393 104 39864 204508 116144 2024-11-30T16:57:17Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204508 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 347 —}}</noinclude>mendjadi miskin lantaran berlakoe sedikit rojal pada kitaorang?" {{tab}}Mathilde tertawa, sekalipoen ia beroelang-oelang diserang batoek. {{tab}}„Akoe maoe kata," kata poeiah Durieux, „Caroline tida nanti djadi kabratan, mengasi kitaorang sedikit lebi banjak. Ma­thilde, kaoe barangkali tida taoe, brapa besar onkostnja orang jang maoe hidoep dengen pantes." {{tab}}„Ja, kaoe bilang sadja begitoe..... hidoep pantes, tapi....." {{tab}}„Eh, eh, Mathilde, orang seperti akoe, kaloe tida kliwat terpaksa, tentoe tida nanti maoe berdjalan dengen kopia pengawal astana, sabagi jang dilakoeken oleh Sri Maha Radja Leopold II, sabagimana Caro­line ada toelis padakoe. Itoe terlaloe sekali, satoe orang jang ada mempoenja harta begitoe besar, masi tinggal pelit sadja, seperti pendoedoek di pagoenoengan!" {{tab}}Mathilde tertawa bergelak-gelak, kamoedian berkata: {{tab}}„Akoe poen ada dapet denger satoe hal jang sanget mengheiranken. Eh, apa benar, baginda radja tjaboet hak anak-anaknja dalem hal poesaka?" {{tab}}„Sarape begitoe djaoe, akoe belon denger<noinclude></noinclude> dem498lgdektojmr2zd318ztn2dga56 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/394 104 39865 204509 116154 2024-11-30T16:58:40Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204509 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 348 —}}</noinclude>soeatoe apa, tapi kaloe orang kliwat banjak dapet kadoekahan hati dari anak-anaknja," — dan ia tertawa berdjekak-djekak — „tentoe orang tida nanti maoe tinggalken goedang poesaka boeat itoe segala pengrongrong poenja kasenangan!" {{tab}}„Tapi poetri-poetri baginda toch tida berboeat soeatoe apa, jang boleh membikin satoe ajah djadi pata hati!" {{tab}}„Kaoe boleh kata sadja begitoe! Tapi tjoba andeiken jang dirimoe ada djadi Sri Maha Radja dari karadjahan Belgie. Apa kaoe nanti tinggal merasa senang, djika kaoe poenja poetri-poetri rendahken deradjat dirinja, seperti menikah pada saorang jang malaenkan bergelar graaf?" {{tab}}Mendenger ini djoega Mathilde tertawa geli, dan seraja angsoerken tangan pada Lucien, ia berkata: {{tab}}„Apa kaoe tida niat djalan-djalan sedikit?" {{tab}}„Dengen soeka sekali, Mathilde, tida soeatoe hal membikin hatikoe lebi senang dari ada bersama-sama kaoe! Boeat apatah djoega manoesia hidoep di doenia?" {{tab}}Sakoetika lamanja iaorang bergendengan tangan dengen tida oetjapken satoe perkatahan, seperti maoe rasaken betoel-betoel hati poenja broentoeng.<noinclude></noinclude> bmcqxaggj34t4qeady4vk7uvq25j2i2 Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/395 104 39866 204510 116163 2024-11-30T16:58:51Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204510 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 349 —}}</noinclude>{{tab}}„Ha, moesin zomer ampir tida bisa diliat lagi bekas-bekasnja," kata si nona koenjoeng-koenjoeng. „Liat sadja, Lucien, warna idjo tjoema sedikit jang masi kaliatan." Dan seraja mengelah napas, ia tambaken poelah bermadah: „Begitoelah djoega bagi penghidoepan manoesia! De­ngen sakedjap segala impian bagoes bisa terganti dengen sedar jang pait. Kamoedian, apatah jang nanti mendjadi achirnja?" {{tab}}Durieux lirik sabentaran pada katjintahannja. {{tab}}Samantara itoe kaliatan sabagi sedikit pengrasahan haloes, pengrasahan jang hargaken kabedjikan manoesia, mendjelemah dalem hatinja. {{tab}}„Tida sampe begitoe terlaloe, anak manis!"kata ia. „Masalah orang hidoep boleh dioepamaken seperti ada dalem impian, jang begitoe lekas terganti dengen laen ka'adahan, djika orang mendjadi sedar?" {{tab}}„Kaoe koerang benar artiken maksoed bitjarakoe, Lucien! Memang djoega dari permoelah pikiran kitaorang tida berdjalan di satoe tempat." {{tab}}„Boleh djadi, anak, tapi apa malaenkan itoe sadja bisa bikin kita djadi koerang broentoeng?"<noinclude></noinclude> ig5ejzhrkl0ey97jkb4r13uvnd1mgpv Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/397 104 39867 204512 116179 2024-11-30T16:59:12Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204512 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" /></noinclude><center>— 351 —</center> dalem segala perkara, sampe maoe djoega bertingka tjinta soepaja dapet menikah, sedeng sabetoelnja akoe tida ada poenja hati sama sekali. Inget sadja ini, Mathilde, soepaja hatimoe dapet hiboeran! {{tab}}„Lucien, Lucien, apatah goenanja orang hiboeri hatinja ada djadi radja, kaloe orang itoe ada dalem sedar, dan taoe, dirinja tjoema satoe rahajat jang hina-dina? Djika loterij soeda diboeka, dan orang telah saksiken, pada angka brapa bakal ditrimaken kaoentoengan, bilanglah Lucien, apa goe­nanja lagi orang berharop, itoe nanti djadi berobah?” {{tab}}„Oes, kaoe bikin kesal hatimoe sendiri, Mathilde! Bilanglah sadja sekarang, brapa banjak kaoc perloe oewang?” {{tab}}„Ai, kedji amat kaoe poenja pertanjahan, Lucien! Brapa banjak kaoe perloe oe­wang! Akoe kapingin sekali bisa mendjawab: akoe tida perloe sama sekali! Tapi sekarang terpaksa; akoe misti pakeh oe­wang doewa ratoes frank, dan tida taoe dari mana akoe bisa dapet toeloengan . . . . .” {{tab}}Durieux kaloeari ia poenja dompet dari sakoe. {{tab}}„Ambillah ini,” kata ia, seraja mengasi ampat oewang kertas dari saratoes frank,<noinclude></noinclude> tgr3sdk13a8ipjp785ol5da1eyb1t3z Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/396 104 39869 204511 116174 2024-11-30T16:59:01Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204511 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 350 —}}</noinclude>{{tab}}Kombali ternjata pada aer moekanja Durieux, satoe senjoem jang kedji, tapi mata si nona tida dapet meliat itoe, dan berkata lebi djaoe: {{tab}}„Koetika kaoe masi djadi saorang miskin, dan kira jang ia loepaken padamoe, itoelah ada satoe waktoe sedap sekali bagi koe...." {{tab}}„Pertjaja omongkoe, Mathilde! Sapoeloe kali akoe lebi soeka, kaloe kita bisa pertoendjoeki moeka pada orang banjak, terhoeboeng dengen tali kawinan jang sah. Tapi kaoe taoe, boekan, itoe nanti membi­kin lebi soesa sadja kita poenja ka'adahan? Kitaorang doewa-doewa tida mempoenja harta, dan berkerdja sababis tenaga, ho! itoe akoe kira tida nanti bisa menoeloeng sabrapa banjak....." {{tab}}„Sajang sekali jang kaoe ada merasa begitoe !" {{tab}}„Ah, mengapa? Sekalipoen memang be­nar akoe ada harep bernikah padanja, tapi akoe toch tida nanti djadi lebi koerang menjinta padamoe. Malahan djoega, akoe belon pernah dapet merasa soeka pada kaoe seperti sekarang ini, hingga kaloe maoe dibilang perkara sabenarnja, kaoelah ada nona, boeat siapa akoe soeka djadi korban<noinclude></noinclude> 48rplqjo2xydwfe5vu0g0ce8mrflo6c Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/398 104 39870 204513 116187 2024-11-30T16:59:24Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204513 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" /></noinclude><center>— 352 —</center> „kaloe kaoe ada perloe apa-apa lagi, kataken sadja padakoe. Sabolehnja akoe nanti berboeat goena membikin baek kaoe poenja ka'adahan.” {{tab}}„Tapi ini sabetoelnja ada terlaloe banjak, Lucien, lebi dari apa jang akoe perloe.” {{tab}}„Djangan kata begitoe. Kaoe toch taoe, itoe pembrian akoe kasi dengen satoeloes hati, Mathilde. Dengen soengoe — dan ia peloek lehernja si nona, samentara bibirnja menjioem orang poenja djidat — akoe belon pernah dapet rasa begitoe tjinta pada laen orang seperti pada kaoe. Akoe kira, jang, kaloe salamanja akoe ada bersama-sama kaoe, akoe nanti berobah djadi lebi baek. Kerna dari kaoe akoe dapet pengadjaran, bagimana klakoean lemah-lemboet, bisa loemerken logam jang paling pengabisan keras.” {{tab}}„Tapi apa kaoe tida baek?” {{tab}}„Hajo, djangan berlaga, Mathilde, kaoe poen taoe akoe poenja ka'adahan sampe di bagian jang haloes. Akoe poenja hati ada terlaloe kakoe, sabagi tjabang kering, jang lantas nanti djadi patah kaloe di'eloek. Pada saban kali akoe bertindak madjoe, akoe sanantiasa lebi doeloe inget aken diri sendiri. Akoe tida sedikit bisa toeroet kaoe<noinclude></noinclude> 4n0tzt8n2scsfbxt4kxrohttf13cr8j Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/399 104 39871 204514 116198 2024-11-30T16:59:34Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204514 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 353 —}}</noinclude>poenja kaJemboetan, anak manis, jang djika maoe diandeiken sabagi kembang, adalah kembang jang beroepa bagoes dan berbaoe haroem.” {{tab}}„Apa salamanja kaoe ada begitoe?” {{tab}}„Tida,” kata ia dengen soeara berbisik, „tapi dengerlah, anak manis! Akoe sabenarnja ada dapet waktoe baek, jaitoe maoe dikata, djika akoe maoe, akoe bisa dapet peladjaran tinggi. Tapi apa telah kadjadian? Bersoeka-soeka ada lebi menarik akoe poenja hati dari itoe kamistian didalem sakolah, dan koetika orang toewakoe dapet kanjatahan, jang akoe poenja pela­djaran tida bisa djadi madjoe, iaorang lan­tas menetapken, kasi akoe peladjaran dalem pertoekangan.” {{tab}}„Itoe pikiran betoel sekali. Tjoba akoe djoega bisa dapet orang toewa seperti jang kaoe poenja!” {{tab}}„Akoe misti djadi toekang bikin perkakas, tapi dalem hal itoe poen lekas sekali mem­bikin akoe bosan. Dalem itoe waktoe akoe dapet berkenalan pada satoe sobat, jang oemoernja lebi toewa bebrapa tahon dari akoe. Kitaorang ada sama pikiran, jaitoe merasa amat tida betah trima peladjaran lebi djaoe. Tegesnja, kitaorang bentji se-<noinclude>{{rh|'''Radja Belgie |||23}}</noinclude> pqr3uvfyu2ccf3ep85doqg84lif4ktv Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/401 104 39872 204516 116223 2024-11-30T16:59:56Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204516 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 355 —}}</noinclude>masoek dalem kawanan bangsat, jang tida sedikit mempoenja kasian, pada siapa sadja jang bisa djadi korbannja. {{tab}}Tatkalah soeda beroesia lebi toewa, akoe pisaken diri dari iaorang. Akoe berkenalan pada Caroline, dan pada permoelahan, akoe dapet pengrasahan, seperti dengen soenggoe akoe ada menjinta padanja. Tapi tida lama akoe tinggal begitoe, kerna Caroline banjak mempoenja tingka. Sabentar ia berlakoe manis sekali, tapi sakoenjoeng-koenjoeng bisa djadi berobah, dan bertingka seperti ada sanget membentji padakoe. Dalem itoe koetika ka'adahankoe ada djaoe dari baek. Akoe poenja oewang simpanan — kerna sabelon akoe berkenalan pada Caroline, sakean lama akoe ada berkerdja dalem balatentara — soeda habis 'koe pakeh boeat onkost sahari-hari, dan bagi 'koe tida ada laen daja, dari minta toeloengan Caro­line, aken bagi 'koe dari ia poenja pendapetan oewang berkerdja. Aken tetapi gadjinja tida bisa menjoekoepi, aken dipakeh boeat hidoep berdoewa. Akoe liat Caroline poenja roepa ada sampe tjantik, aken bisa dapet pengasilan dari perdjalanan serong. Akoe kasi njata niatkoe padanja. Tapi akoe kliroe. Caroline ber<noinclude></noinclude> ctcdlqiwzlg0ixlphyl140kcici4qum Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/400 104 39873 204515 116211 2024-11-30T16:59:45Z Ning Gusti 23098 /* Bermasalah */ 204515 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="2" user="Ning Gusti" />{{rh||— 354 —}}</noinclude>kali pada sakolahan, begitoepoen berkerdja. Kitaorang poenja kainginan, jaitoe berdjalan-djalan sadja dengen bersoeka-soeka, tapi tida kakoerangan dalem segala perkara. {{tab}}„Dengen kainginan begitoe, kaoe misti terlahir djadi anaknja orang jang mempoenja harta joeta'an." {{tab}}„Memang, tapi di soeatoe kota seperti Paris tida terlaloe moestahil aken dapet penghidoepan begitoe. Tjoema kaoe misti tanja, tjara bagimana." {{tab}}„Sekarang akoe mengarti." {{tab}}Kamoedian Mathilde mengelah napas. {{tab}}„Anak manis, kaoe ada terlaloe baek, aken mengarti, apa jang telah akoe lakoeken. Akoe sama sobatkoe, seperti ada satoe toeboe, iang mempoenja satoe hati. Pada permoelahan, tida ada begitoe gampang. Kitaorang lakoeken pentjoerian-pentjoerian ketjil hingga achir-achir sobatkoe memperoleh oentoeng, dapet mempoenjaken oewang sadjoemblah jang besar djoega. {{tab}}Tapi kitaorang tida lebi lama tinggal berdoewa'an sadja. Kita dapet laen-laen sobat, laki-laki dan prampoean. {{tab}}Orang toewakoe soeda lama tida maoe ambil perdoeli padakoe, dan kitaorang ter-<noinclude></noinclude> 5ye8izvbvduc335hbpdn0cwamyr3qnl Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf/80 104 69812 204452 201119 2024-11-30T14:11:25Z Alfiyah Rizzy Afdiquni 20781 /* Tervalidasi */ 204452 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Alfiyah Rizzy Afdiquni" />{{rh||— 78 —|}}</noinclude>„Barang persenan dari sekola!” „Bagimana Koh boleh dapet persen ?” „Loe boekan anak sekola si tentoe loe engga taoe, baeklah goea kasi loe mengarti, didalem sekola di adaken doea kali papreksahan didalem satoe taon, siapa jang bisa loeloes dari itoe papreksahan, nanti di kasi barang bingkisan !” „Kaloe begitoe enak do, saja djoega kepengen sekola!” „Kaloe loe pergi sekola, abis disini, siapa jang djaga waroeng!” „Ja memang soesa boeat orang miskin, masi ketjil-ketjil soeda moesti bantoein tjari doeit !” „Ja trima sadja loe poenja oentoeng, To !” „Tjobalah kasi saja liat, Koh !” Keng Hok lantas toendjoeken itoe barang persenan pada ia poenja katjintahan. „O! ada tempat tinta, pit bak dan hi, apa ini koffer djoega boleh dapet persen ?” „Sama sekali boleh dapet persen!” „Nah, kaloe begini senang djoega hati saja !” „Goea djoega taoe, To ! bagimana moestinja boeat mentjari pengidoepan di kemoedian hari, maka itoe goea sekarang lagi sedeng giat bladjar!” „Ja itoe betoel, Koh ! kan kita bisa idoep senang dikemoedian hari, kaloe 'ngko dapet gadji besar.” „Eh! 'ntji Ros ko ada disini ?” „Loe baroe liat, kan soeda dari kemaren doeloe dia ada disini!” sahoet si Manis. „Kenapa ia tida tinggal lagi di Gang Trate ?” „Kan dia soeda bertjere !” „Kenapa boleh djadi bertjere ?” „Sebab dia tida bisa idoep roekoen satoe sama laen ?” „Ja! kesian! orang begitoe moeda soeda djadi djanda !”<noinclude></noinclude> 0v149asb4euhe60w1m9oyy088jf8uur Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf/77 104 69922 204451 201386 2024-11-30T14:07:54Z Alfiyah Rizzy Afdiquni 20781 /* Tervalidasi */ 204451 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Alfiyah Rizzy Afdiquni" />{{Rh||— 75 —}}</noinclude>„Sekarang goea maoe poelang Mina, loe sadja jang moesti mandoerin !” kata itoe anak moeda, jang laloe pake topinja dan brangkat pergi. {{Rule|6em}} {{C|{{xx-larger|'''VI'''}}}} {{C|{{larger|KENG HOK TELAH LOELOES DARI PAPREKSAHAN<br>SERTA DAPET BINGKISAN DAN KEMOEDIAN<br> IA TELAH DJABAT PAKERDJAHAN<br>SEBAGI GOEROE SEKOLA<br>DI TEGAL.}}}} {{Rule|6em}} Sebagimana biasa saban deket boentoet taon di boelan Tjap Dji Gwee, di dalem sekola T. H. H. K. di Patekoan ada di bikin papreksahan dari moerid moerid sekola poenja pladjaran. Hakseng-Hakseng jang radjin dan bisa bikin semoea pakerdjahan didalem itoe papreksahan dengen betoel, ia orang nanti di kasi naek klas, serta di bri djoega barang bingkisan boeat mengoembiraken marika poenja hati. Moerid-moerid jang dapet nomer satoe hingga nomer lima ada di kasi prijs jang loear biasa. Sasoedanja papreksahan telah djadi selese, bestuur-bestuur dateng koendjoengin itoe roema pegoeroean, boeat meliat masing-masing hakseng trima barang persenan. Toean Tan, pengoeroes dari itoe roema sekola dan berserta goeroe-goeroe sekola berdiri di depan satoe medja pandjang jang penoe dengen segala roepa barang-barang, sementara sekalian moerid-moerid lelaki dan moerid prampoean telah doedoek di itoe roewangan, di pertengaan dari itoe roema sekola.<noinclude></noinclude> 9gw17w66pqmdqxuc2ue4xtu3wokvhry Indeks:Ksatrya.pdf 102 70868 204528 204109 2024-11-30T20:39:19Z Mnam23 12152 204528 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Type=book |wikidata_item= |Title=Ksatrya |Subtitle= |Language=id |Volume= |Edition= |Author=Ki Tjokro |Co-author1= |Co-author2= |Co-author3= |Translator= |Co-translator1= |Co-translator2= |Editor= |Co-editor1= |Co-editor2= |Illustrator= |Publisher=Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudajaan Republik Indonesia |Address= |Printer= |Year= |Key= |ISBN= |Source=pdf |Image=1 |Progress=C |Pages=<pagelist 1="Sampul" 2="Judul" 3="Pengantar" 4=8 53to54="Isi" 55="Iklan" 56="–" /> |Volumes= |Remarks= |Notes= |Header= |Footer= }} [[Kategori:Indeks]] [[Kategori:Indeks - Buku]] buje3ofuynbvtdy85n5bddrsotaxc2c Amai Cilako 0 70886 204527 204305 2024-11-30T20:29:12Z Mnam23 12152 204527 wikitext text/x-wiki {{bagi}} {{header | title = Amai Cilako | author = Syamsuddin St. Rajo Endah | translator = Krisnawati | section = | previous = | next = | year = | notes = }} <pages index="Amai Cilako.pdf" include="2" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="14" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="16" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="18" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="20" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="22" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="24" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="26" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="28" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="30" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="32" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="34" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="36" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="38" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="40" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="42" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="44" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="46" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="48" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="50" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="52" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="54" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="56" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="58" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="60" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="62" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="64" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="66" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="68" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="70" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="72" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="74" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="76" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="78" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="80" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="82" /> <pages index="Amai Cilako.pdf" include="84" /> == Ringkasan cerita == <pages index="Amai Cilako.pdf" include="86" /> {{CC-BY-SA-4.0}} jbu4qc68xgrusubhg0n809j4ybw075w Wikisumber:Naskah baru/2024 4 70887 204526 204331 2024-11-30T20:27:12Z Mnam23 12152 204526 wikitext text/x-wiki <noinclude>{{process header | title = Naskah yang ditambahkan pada tahun 2024 | section = | previous = [[../2023/]] | next = [[../2025/]] | shortcut = | notes = }}</noinclude> <gallery> Amai Cilako.pdf|Amai Cilako TDKGM 01.001 Surat dari Administrator Kementerian Koloni kepada R. M. Soewardi Soerjaningrat.pdf|Surat dari Administrator Kementerian Koloni kepada R. M. Soewardi Soerjaningrat 40 Tahun PKI.djvu|40 Tahun PKI Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 01.pdf|Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas ADH 0013 A. Damhoeri - Segumpal Emas Dibawah Kakiku.pdf|A. Damhoeri - Segumpal Emas Dibawah Kakiku 20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf|20 Mei Pelopor 17 Agustus </gallery> * [[Amai Cilako]] {{export|Amai Cilako}} * [[Surat dari Administrator Kementerian Koloni kepada R. M. Soewardi Soerjaningrat]] * [[40 Tahun PKI]] {{export|40 Tahun PKI}} * [[Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas]] {{export|Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas}} * [[Segumpal Emas Dibawah Kakiku]] {{export|Segumpal Emas Dibawah Kakiku}} * [[20 Mei Pelopor 17 Agustus]] {{export|20 Mei Pelopor 17 Agustus}} * [[Tjempaka Merah]] {{export|Tjempaka Merah}} * [[Tugas Rahasia]] {{export|Tugas Rahasia}} * [[Gandjaran jang Pantes]] {{export|Gandjaran jang Pantes}} * [[Kitab Makrifat]] {{export|Kitab Makrifat}} * [[Makloemat Politik Pemerintah Repoeblik Indonesia]] {{export|Makloemat Politik Pemerintah Repoeblik Indonesia}} * [[Detektif Chiu]] {{export|Detektif Chiu}} * [[Taman Siswa]] {{export|Taman Siswa}} * [[Sedjarah Dosa dan Kedjahatan Inggeris dan Amerika]] {{export|Sedjarah Dosa dan Kedjahatan Inggeris dan Amerika}} * [[Peringetan dari Tempo Doeloe]] {{export|Peringetan dari Tempo Doeloe}} * [[Dia atawa Boekan]] {{export|Dia atawa Boekan}} * [[Tuntunan Mentjapai Isteri Islam Jang Berarti]] {{export|Tuntunan Mentjapai Isteri Islam Jang Berarti}} * [[Perdjoangan Kita di Lapangan Perburuhan]] {{export|Perdjoangan Kita di Lapangan Perburuhan}} * [[Amanat Paduka Jang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi ABRI Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno jang Diutjapkan Melalui RRI pada tanggal 3 Oktober 1965 djam 01.30]] {{export|Amanat Paduka Jang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi ABRI Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno jang Diutjapkan Melalui RRI pada tanggal 3 Oktober 1965 djam 01.30}} * [[Pidato Presiden Republik Indonesia Pengantar RAPBN 2022]] {{export|Pidato Presiden Republik Indonesia Pengantar RAPBN 2022}} * [[Pidato Hadji Agus Salim, Anggota Volksraad, diutjapkan pada sidang ke 21 tanggal 31 November 1923]] {{export|Pidato Hadji Agus Salim, Anggota Volksraad, diutjapkan pada sidang ke 21 tanggal 31 November 1923}} * [[Pidato R. A. A. Djajadiningrat, Anggota Volksraad, diutjapkan pada sidang ke 10 tanggal 23 Nopember 1920]] {{export|Pidato R. A. A. Djajadiningrat, Anggota Volksraad, diutjapkan pada sidang ke 10 tanggal 23 Nopember 1920}} * [[Beberapa So'al Pokok Menghadapi Pembentukan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia]] (Pidato Ki Sarmini Mangunsarkoro) {{export|Beberapa So'al Pokok Menghadapi Pembentukan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia}} * [[Mendjelang Alam Pantjasila]] {{export|Mendjelang Alam Pantjasila}} * [[Pantjasila (Ki Hadjar Dewantara)|Pantjasila]] oleh [[Pengarang:Ki Hajar Dewantara|Ki Hadjar Dewantara]] {{export|Pantjasila (Ki Hadjar Dewantara)}} * [[Dr. Soetomo: Riwayat Hidup dan Perjuangannya]] {{export|Dr. Soetomo: Riwayat Hidup dan Perjuangannya}} * [[Puisi Afrizal Malna: Kajian Semiotika]] {{export|Puisi Afrizal Malna: Kajian Semiotika}} * [[Revolusi dan Masalah Kebudajaan]] {{export|Revolusi dan Masalah Kebudajaan}} * [[Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019]] tentang Pesantren {{export|Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019}} * [[Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo]] {{export|Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo}} * [[Kepartaian di Indonesia]] {{export|Kepartaian di Indonesia}} * [[Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat]] {{export|Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat}} * [[Landru]] {{export|Landru}} * [[Saier Boeroeng Baijan & Noerie]] {{export|Saier Boeroeng Baijan & Noerie}} i11pqxzbffodhjtcb92m929nr0fepd0 Halaman:It Kie Tho.pdf/18 104 70893 204436 204335 2024-11-30T12:53:42Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204436 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||— 12 —}}</noinclude>„Wah ! tjilaka besar ! kita kena terdjebak,“ berseroeh ia; tapi ternjata soeda kasep, sebab itoe waktoe dengen tida berdaja lagi ia djato doedoek di satoe korsi dan dengen senderken kapalanja ka blakang korsi dan dinding tembok ia djadi poeles dan tida inget satoe apa lagi. {{center|II.}} {{center|IT KIE THO MOELAI BEKERDJA.}} {{center|—o—}} Itoe roemah makan di mana Tio Beng dan laen-laennja menginep bersama marika poenja barang-barang bawa'an diboeka oleh satoe pendjahat jang soeda lama tjoetji tangan. Ia itoe bernama Goci Soei-Hong jang doeloenja soeka melakoeken perampasan dalem iapoenja roemah makan jang ia oesahaken dengen pengaroehnja sematjem obat poeles bikinannja sendiri jang dinamaken tjoei ma yo. Ini obat poeles, boekan sadja ampir tida ada rasanja, malah kaloe ditjampoer sama laen-laen barang tjaer, biar poen jang bening, sama sekali tida mengoendjoek warna apa-apa. Malah bisa ditjampoerin djoega dalem makanan atawa poen aer thee, tapi ampir tida mengasi rasa apa-apa, teroetama djika dalem aer thee jang medok. Goei Soei Hong soeda beroemoer limapoeloeh lima taon, dan doeloenja ia melakoeken iapoenja pakerdjahan di bilangan Ouwlam, Ouwpak, Holam, Anhoei, dan Shoatang, selamanja dilakoeken dengen tertip dan pande, hingga belon satoe kali ia kena beroeroesan sama politie dan pembesar. Bila di satoe tempat ia moelai ditjoerigaken, lantas ia brentiken pakerdjahan djahatnja sembari mengilangken segala<noinclude></noinclude> dobn1sjzp9ydroyd6nvxuva3x5mrs0e Halaman:It Kie Tho.pdf/30 104 70916 204445 204373 2024-11-30T13:49:07Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204445 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||― 24 ―|}}</noinclude>kawannja Tio Beng jang didoega dianjoetin djoega oleh itoe kawanan pendjahat. Betoel sadja telah dapet didjaring bebrapa badan orang jang anjoet, tapi di antaranja tjoema tiga penggawenja Tio Beng jang masi bernjawa, sebab jang laen laennja tida bisa bernang dan soeda kabanjakan minoem aer, hingga djiwanja tida bisa katoeloengan. Itoe praoe besar jang berat lama sekali berkoetetan boewat madjoe di antara itoe Tjip-lioe-tan jang memang aernja sanget deres, mendadak djaring jang dipasang di sabelah kiri telah dapet djaring lagi satoe badan manoesia, jang koetika diangkat ka atas praoe ternjata boekan laen dari Ong Ban Kim. Beroentoeng bagi ini soedagar, pertama lantaran ia masi mabok keras, kadoea lantaran ia anjoet belon terlaloe lama, hingga iapoenja peroet tida terlaloe banjak kemasoekan aer, dan itoe waktoe masi bernapas sekali poen ada lemah sekali, toch ada banjak pengharepan boeat katoeloengan djiwanja Tio Beng lantas kasi pertoeloengan jang perloe, kaloewarken itoe aer dari dalem itoe soedagar poenja peroet, kamoedian gerakin kaki tangannja dengen satoe tjara boeat menoeloeng orang jang baroe abis kalelep dari aer. Achir-achir Ong Ban Kim poenja djiwa bisa direboet dari tangannja malaekat elmaoet, biar poen ia masi tinggal pangsan. Di laen fihak itoe praoe berkoetet teroes boeat liwatin itoe aliran aer soengei jang deres; tapi berhoeboeng dengen besarnja itoe praoe dan djoega moewatannja berat, maka kemadjoeannja ada sanget perlahan. Koetika itoe praoe besar soeda bisa liwatin itoe Tjip-lioe-tan, ternjata praoenja Goei Soei Hong. It Kie Tho. c. S. soeda tida keliatan lagi bajang-bajangannja. Semoea anak praoe merasa sangat lelah<noinclude></noinclude> cddhj4tbbadf7ew67k8lgvq3ht1ofob Halaman:It Kie Tho.pdf/51 104 70928 204440 204392 2024-11-30T13:37:27Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204440 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||— 43 —}}</noinclude>Boe poenja ilmoe silat tida terlaloe tinggi djika dibandingken sama Tio Beng, sedeng Tio Beng jang paling dimaloein sekarang soeda diloekain poendak kirinja sama iapoenja tipoe hwee-ma-to, hingga tida aken djadi begitoe lihay lagi seperti doeloean. Tapi tida lama kamoedian Lioe Kie Giam jang soeda bisa ringkoes pada Goei Soei Hong poen dateng membantoein, hingga It Kie Tho djadi ripoeh djoega moesti meladenin pada tiga orang jang semoewanja ada mempoenjai ilmoe silat boekannja boleh dibandingken dengen achli silat jang kabanjakan. It Kie Tho pikir ia tida nanti bisa beroleh kadoedoekan di atas angin, djika moesti bertempoer teroes sama itoe tiga orang, maka ia pikir maoe melolosken diri. Djoestroe ia lagi berpikir begitoe, mendadak kadengeran soewara banjak orang jang mendatengin dengen berseroeh dan berlari-lari dari satoe gang temboesannja itoe hotel. Tida lama kamoedian kaliatan dalem marika poenja tangan ada memegang obor-obor jang menjiarken sinar terang, hingga dengen lantas It Kie Tho bisa kenalin bahoewa itoe orang-orang jang mendatengin boekan laen dari opas-opas politie. Satoe bangsat selamanja merasa tida enak kaloe berhadepan sama politie, tambahan memang ia soeda berniat maoe merat, maka dengen tida bersangsi lagi lantas sadja ia balikin badannja dan teroes oeloer kakinja. Tatkala kadoea soedara Lioe maoe mengedjar, dengen tjepat Tio Beng berseroeh: „Hati-hati, moesti awas sama iapoenja tipoe hwee-ma-to; kadoea hiantee. Baroesan lantaran sedikit tjerobo, akoe soeda mendjadi korbannja iapoenja tipoe itoe.“ Kadoea soedara Lioe lantas sadja merandek sabagitoe lekas mendenger itoe seroehan, dan It Kie Tho lantas goenaken ini koetika baek boeat pandjangin<noinclude></noinclude> mid72ltbj1dsd687juhl7hdvescnvxp Halaman:It Kie Tho.pdf/52 104 70929 204447 204393 2024-11-30T13:51:15Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204447 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||― 44 ―|}}</noinclude>iapoenja langka, lontjat ka atas gentengnja satoe roemah, kamoedian lantas mengilang di antara kagelapan. Tio Beng biar poen poendak kirinja sakit, tida oeroeng ia lantas mengedjar koetika It Kie Tho soeda lontjat naek ka atas gentengnja itoe roemah di sabelah sana. Itoe doea soedara Lioe, jang moedahan mengikoetin pada Tio Beng, sedeng jang toewahan menjamperin pada itoe kawanan politie sembari mengasi katerangan jang ringkes, kamoedian ia pasrahken Goei Soei Hong jang terletak di atas boemi dekat sitoe dalem ka'adahan kaki tangannja teringkoes. Achirnja ia sendiri poen toeroet mengedjar ka itoe djoeroesan ka mana baroesan It Kie Tho telah merat. Tapi tida lama kamoedian bersama Tio Beng dan Lioe Kie Giap, ia soeda balik kombali dengen tangan kosong, sebab lagi-lagi itoe begal jang litjin soeda mengilang. Tio Beng lantaran rasaken poendak kirinja sanget sakit, merasa perloe boeat balik poelang doeloe membebat iapoenja loeka, sekalian mentjari djoega oewang dan barang-barang jang telah dirampas oleh itoe doea pendjahat. Tio Beng lantas ketemoeken kepala politie jang dateng ka sitoe bersama iapoenja bebrapa belas orang-orang sebawahan, dan toetoerken satoe per satoe apa jang telah kedjadian. Itoe kepala politie (mengawasin pada Goei Soei Hong dengen sorot mata heran. „Soenggoe tida dinjana sama sekali ini Goei Soe Hong ada satoe pendjahat,” kata ia achir-achir, „sebab sedari ia memboeka ini roemah makan di sini soeda berdjalan ampat taon lebih, selamanja tida kedengeran ada apa-apa jang menjoerigaken. Selaennja kitoe, perkara oeroesan iapoenja hotel boleh dibilang seanteronja ia pasrahken pada iapoenja koewasa jang<noinclude></noinclude> t69k93fdlh4yp0y55fpostyp35j4bnc Halaman:It Kie Tho.pdf/20 104 70934 204401 2024-11-30T12:16:40Z Tintunk03 25002 /* Telah diuji baca */ 204401 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Tintunk03" /></noinclude><noinclude></noinclude> odtvz5w5ctynjf44evmyykpe09vshhj 204406 204401 2024-11-30T12:24:40Z Tintunk03 25002 204406 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Tintunk03" /></noinclude>ey tiga atawa ampat boelan lamanja, tapi dengen lantas japoenja nama djadi begitoe termashoer, kerna brani dan kakedjemannja; tapi kaloe maoe di tangkap selamanja bisa melolosken diri dengen meloekai pada orang-Orang jang maoe menangkap padanja, atawa poen dibinasaken djoega. Pada soeatoe hari It Kie Tho dateng menginep di Wat-pin-tiam, oleh kerna Goei Soei Hong memang ada satoe pendjahat oeloeng, dengen lantas sadja ia bisa kenalin behoea It Kie Tho ada satoe pendjahat. Saba- gimana biasanja, pendjahat merasa soeka sama pen- djahat, maka dengen manis ja bladjar kena! pada itoe perampok, sekali poen moelanja It Kie Tho merasa tjoeriga, tapi achirnja iaorang djadi bersobat baek. Tatkala Tio Beng dan iapoenja pio sampe di Djoelam dalem bilangan provicie Holam, It Kie Tho soeda mendapat kabar, kerna itoe waktoe ia djoestroe berada_ di itoe tempat Tapi It Kie Tho merasa silo sama namanja Hek-hoei-houw jang sangat besar dan banjak ditakoetin oleh orang-orang di kalangan lioklim, dan kaloe sadja ia toeroen tangan dan kena dikalah- oleh Tio Beng, nistjaja iapoenja pamor djadi ilang, maka sabisanja ia maoe toeroen tangan dengen ber- hasil dan pegang tinggi iapoenja nama. Begitoelah ia mengikoetin di sapandjang djalanan dengen mengelap, tapi selamanja ia mendapat kanja- tahan bahoea Tio Beng ada saorang jang sangat berhati-hati dan selaloe bikin pendjagahan_keras, hingga ia tida bisa toeroen tangan kaloe boekannja dengen kakerasan dan paksahan. Seperti soeda dibi- lang di atas, lantaran koeatir ia tida bisa menangin pada Tio Beng, maka ia tida maoe goenaken kakera- sai. la mengoentit teroes sampe di dekat tapel wates Holam-Sansee, mendapat kapastian jang itoe rombo- . ; ' h<noinclude></noinclude> qhs95k8ej5ttei2x169kfb8zaprx11e 204424 204406 2024-11-30T12:35:06Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204424 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||— 14 —}}</noinclude>tiga atawa ampat boelan lamanja, tapi dengen lantas iapoenja nama djadi begitoe termashoer, kerna brani dan kakedjemannja; tapi kaloe maoe di tangkap selamanja bisa melolosken diri dengen meloekai pada orang-orang jang maoe menangkap padanja, atawa poen dibinasaken djoega. Pada soeatoe hari It Kie Tho dateng menginep di Wat-pin-tiam, oleh kerna Goei Soei Hong memang ada satoe pendjahat oeloeng, dengen lantas sadja ia bisa kenalin behoea It Kie Tho ada satoe pendjahat. Sabagimana biasanja, pendjahat merasa soeka sama pendjahat, maka dengen manis ja bladjar kenal pada itoe perampok, sekali poen moelanja It Kie Tho merasa tjoeriga, tapi achirnja iaorang djadi bersobat baek. Tatkala Tio Beng dan iapoenja pio sampe di Djoelam dalem bilangan provicie Holam, It Kie Tho soeda mendapat kabar, kerna itoe waktoe ia djoestroe berada di itoe tempat Tapi It Kie Tho merasa silo sama namanja Hek-hoei-houw jang sangat besar dan banjak ditakoetin oleh orang-orang di kalangan lioklim, dan kaloe sadja ia toeroen tangan dan kena dikalah oleh Tio Beng, nistjaja iapoenja pamor djadi ilang, maka sabisanja ia maoe toeroen tangan dengen berhasil dan pegang tinggi iapoenja nama. Begitoelah ia mengikoetin di sapandjang djalanan dengen mengelap, tapi selamanja ia mendapat kanjatahan bahoea Tio Beng ada saorang jang sangat berhati-hati dan selaloe bikin pendjagahan keras, hingga ia tida bisa toeroen tangan kaloe boekannja dengen kakerasan dan paksahan. Seperti soeda dibilang di atas, lantaran koeatir ia tida bisa menangin pada Tio Beng, maka ia tida maoe goenaken kakerasan. Ia mengoentit teroes sampe di dekat tapel wates Holam-Sansee, mendapat kapastian jang itoe {{hws|rombo|rombongan}}<noinclude></noinclude> 5h60z4k25dbuw6emorq2db7njx5rekv Halaman:Si Gadih Ranti.pdf/17 104 70935 204402 2024-11-30T12:20:43Z Noerintan 22347 /* Telah diuji baca */ 204402 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Noerintan" /></noinclude>dituruikkan labuah nan gadang, diliek urang suok kida, urang banyak mambari hormat, tidak tabado gadang hati, pikiran raso di awang-awang, gunuang raso ka talongkahi. Dek lamo lambek di jalan, basua jalan basimpang duo, sasimpang ka Koto Panjang, sasimpang laika Balai Tinggi, balainan sangaik rami bana, banyak urang jua bali. Maliek bendi Angku Kapalo, manyisiah urang ka tapi, maangkek tangan mintak tabik, baranti Angku Kapalo, singgah sabanta dalam pakan, tagak di simpang pintu paga, maliek urang pulang pai, banyak anak gadih nan dipandang, mato tak lapeh mamandangi. Tampak pulo anak gadih, bajalan baduo baradiak, baban dijunjuang di kapalo, tasirok darah di dado, diliek paja gadih nantun, jarang basuo dalam nagari, randah tidak tinggi pun tidak, ruponyo kuniang-kuniang lansek, mukonyo bulek daun padi, pipinyo pauah dilayang, talingonyo jarek tatahan, daguaknyo awantagantuang, bulu matonyo samuik baririang, jarinyo lilin tatuang, dadonyo jombang pinggangnyo rampiang, pajalanan siganjua lalai, pado pai suruik nan labiah, samuik tapijak tidak mati, jarang gadih saeloknyo, bak putiturun dari langik. Maliek rupo nan bak kian, takilik iman Angku Kapalo, jakunnyo turun naiak, tidak lapeh mato mamandang, sampai hilang diliek juo. Maliek rupo nan bak kian, galak bagumam Juru Tulih, "Ikolah gaektaruang asam, tidak dikana hiduik ka mati, namun salero tajam juo, pabilo pangana ka suruik, uban lah panuah di kapalo, pangana ka gadih juo, anak cucu alah balusin, namun pikiran mudo juo." Sanan bakato Angku Kapalo, iyo kapado Juru Tulih, "Laiang tahu paja nantun, anak sia garan gadih itu, jarang anak nan sarancak inyo." Manjawab Juru Tulih, "Lorong kapado paja baduo, anak dek mandeh Fatimah, bapaknyo Pakiah Sutan, kamanakan kanduang 6<noinclude></noinclude> 34l7fay9837us3693tptmjrlu2zsdpa 204403 204402 2024-11-30T12:23:42Z Noerintan 22347 /* Belum diuji baca */ 204403 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>dituruikkan labuah nan gadang, diliek urang suok kida, urang banyak mambari hormat, tidak tabado gadang hati, pikiran raso di awang-awang, gunuang raso ka talongkahi. Dek lamo lambek di jalan, basua jalan basimpang duo, sasimpang ka Koto Panjang, sasimpang laika Balai Tinggi, balainan sangaik rami bana, banyak urang jua bali. Maliek bendi Angku Kapalo, manyisiah urang ka tapi, maangkek tangan mintak tabik, baranti Angku Kapalo, singgah sabanta dalam pakan, tagak di simpang pintu paga, maliek urang pulang pai, banyak anak gadih nan dipandang, mato tak lapeh mamandangi. Tampak pulo anak gadih, bajalan baduo baradiak, baban dijunjuang di kapalo, tasirok darah di dado, diliek paja gadih nantun, jarang basuo dalam nagari, randah tidak tinggi pun tidak, ruponyo kuniang-kuniang lansek, mukonyo bulek daun padi, pipinyo pauah dilayang, talingonyo jarek tatahan, daguaknyo awantagantuang, bulu matonyo samuik baririang, jarinyo lilin tatuang, dadonyo jombang pinggangnyo rampiang, pajalanan siganjua lalai, pado pai suruik nan labiah, samuik tapijak tidak mati, jarang gadih saeloknyo, bak putiturun dari langik. Maliek rupo nan bak kian, takilik iman Angku Kapalo, jakunnyo turun naiak, tidak lapeh mato mamandang, sampai hilang diliek juo. Maliek rupo nan bak kian, galak bagumam Juru Tulih, "Ikolah gaektaruang asam, tidak dikana hiduik ka mati, namun salero tajam juo, pabilo pangana ka suruik, uban lah panuah di kapalo, pangana ka gadih juo, anak cucu alah balusin, namun pikiran mudo juo." Sanan bakato Angku Kapalo, iyo kapado Juru Tulih, "Laiang tahu paja nantun, anak sia garan gadih itu, jarang anak nan sarancak inyo." Manjawab Juru Tulih, "Lorong kapado paja baduo, anak dek mandeh Fatimah, bapaknyo Pakiah Sutan, kamanakan kanduang<noinclude>{{rh||6}}</noinclude> cuyqo3pu7mbovr7oczkulj4z74pp38w 204404 204403 2024-11-30T12:23:53Z Noerintan 22347 /* Telah diuji baca */ 204404 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Noerintan" /></noinclude>dituruikkan labuah nan gadang, diliek urang suok kida, urang banyak mambari hormat, tidak tabado gadang hati, pikiran raso di awang-awang, gunuang raso ka talongkahi. Dek lamo lambek di jalan, basua jalan basimpang duo, sasimpang ka Koto Panjang, sasimpang laika Balai Tinggi, balainan sangaik rami bana, banyak urang jua bali. Maliek bendi Angku Kapalo, manyisiah urang ka tapi, maangkek tangan mintak tabik, baranti Angku Kapalo, singgah sabanta dalam pakan, tagak di simpang pintu paga, maliek urang pulang pai, banyak anak gadih nan dipandang, mato tak lapeh mamandangi. Tampak pulo anak gadih, bajalan baduo baradiak, baban dijunjuang di kapalo, tasirok darah di dado, diliek paja gadih nantun, jarang basuo dalam nagari, randah tidak tinggi pun tidak, ruponyo kuniang-kuniang lansek, mukonyo bulek daun padi, pipinyo pauah dilayang, talingonyo jarek tatahan, daguaknyo awantagantuang, bulu matonyo samuik baririang, jarinyo lilin tatuang, dadonyo jombang pinggangnyo rampiang, pajalanan siganjua lalai, pado pai suruik nan labiah, samuik tapijak tidak mati, jarang gadih saeloknyo, bak putiturun dari langik. Maliek rupo nan bak kian, takilik iman Angku Kapalo, jakunnyo turun naiak, tidak lapeh mato mamandang, sampai hilang diliek juo. Maliek rupo nan bak kian, galak bagumam Juru Tulih, "Ikolah gaektaruang asam, tidak dikana hiduik ka mati, namun salero tajam juo, pabilo pangana ka suruik, uban lah panuah di kapalo, pangana ka gadih juo, anak cucu alah balusin, namun pikiran mudo juo." Sanan bakato Angku Kapalo, iyo kapado Juru Tulih, "Laiang tahu paja nantun, anak sia garan gadih itu, jarang anak nan sarancak inyo." Manjawab Juru Tulih, "Lorong kapado paja baduo, anak dek mandeh Fatimah, bapaknyo Pakiah Sutan, kamanakan kanduang<noinclude>{{rh||6}}</noinclude> ni82lnarchlc39hgcap7as6ivym0o0w Halaman:Si Gadih Ranti.pdf/18 104 70936 204405 2024-11-30T12:24:05Z Noerintan 22347 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awangawang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesimpang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kap... 204405 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awangawang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesimpang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, “Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua.” Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, “Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia.” Menjawablah Juru Tulih, “Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung 7<noinclude></noinclude> 1i6qvtsu6z1u5bjbnp6bnp0yvjdv6f4 204407 204405 2024-11-30T12:25:17Z Noerintan 22347 204407 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung 7<noinclude></noinclude> pr7vexgknn2kgonq73z9l66l527a7yc 204408 204407 2024-11-30T12:25:33Z Noerintan 22347 204408 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung 7<noinclude></noinclude> jbqlefci1hdum73s57qeavwcxqt8k0g 204409 204408 2024-11-30T12:26:29Z Noerintan 22347 204409 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung 7<noinclude></noinclude> rmmgldt9qru32fjknfyv2q33oo8bhsc 204410 204409 2024-11-30T12:27:03Z Noerintan 22347 204410 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung 7<noinclude></noinclude> t6wmq4uprfy6l8uprorllqve2uo8uhu 204411 204410 2024-11-30T12:27:42Z Noerintan 22347 204411 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung 7<noinclude></noinclude> 0hsgdg9nj07o35s5egdb9983q8m03i2 204412 204411 2024-11-30T12:28:05Z Noerintan 22347 204412 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung<noinclude>{{rh||7}}</noinclude> 5s1sakl1ptg1gakz8tzkpc7yngqiob5 204413 204412 2024-11-30T12:28:19Z Noerintan 22347 /* Telah diuji baca */ 204413 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Noerintan" /></noinclude>ditempuhlah jalan besar, dilihat orang kanan kiri, orang banyak memberi hormat, bukan main besarnya hati, pikiran rasa di awang-awang, gunung pun hendak dilangkahi. Karena lama lambat di jalan, bersua jalan bersimpang dua, sesimpang ke Koto Panjang, sesim pang lagi ke Balai Tinggi, pasar nan sedang sangat ramainya, banyak orang berjual beli. Melihat bendi Angku Kapalo, menyisih orang ke tepi, mengangkat tangan memberi hormat, berhentilah Angku Kapalo, singgah sebentar dalam pekan, tegak di simpang pintu pagar, melihat orang pulang pergi, banyak anak gadis nan dipandang, mata tak lepas memandangi. Tampaklah pula anak gadis, berjalan berdua adik kakak, beban dijunjung di kepala, tersirap darah di dada, dilihatlah anak gadis itu, jarang terlihat dalam negeri, tak rendah juga tak tinggi, rupanya kuning-kuning langsat, mukanya bulat daun padi, pipinya bak pauh dilayang, telinganya jerat tertahan, dagunya awan tergantung, bulu matanya semut beriring, jarinya lilin tertuang, dadanya jombang pinggangnya ramping, jalannya lemah gemulai, maju sedikit surut nan lebih, semut terinjak tak mati, jarang gadis seelok itu, bak puti turun dari langit. Melihat rupa seperti itu, terkilir iman Angku Kapalo, jakunnya pun turun naik, tak lepas mata memandang, sampai hilang dilihat juga. Melihat rupa seperti itu, gelak bergumam Juru Tulih, "Inilah tua-tua keladi, tak ingat hidup kan mati, namun selera tajam jua, kapan ingatan kan surut, uban sudah penuh di kepala, ingatan pada gadis jua, anak cucu sudah selusin, namun pikiran muda jua." Angku Kapalo lalu berkata, berkata pada Juru Tulih, "Kamu mengenal anak itu, anak siapa gerangan gadis itu, jarang anak nan secantik dia." Menjawablah Juru Tulih, "Adapun kedua anak itu, anak dari mandeh Fatimah, bapaknya Pakiah Sutan, kemenakan kandung<noinclude>{{rh||7}}</noinclude> 2hjpzf5hnqj99oqhe6kkffwoa0x3rkb Halaman:Si Gadih Ranti.pdf/19 104 70937 204414 2024-11-30T12:29:19Z Noerintan 22347 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando An... 204414 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah-tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> af2yge78f86zr0lad3oeid69m33w0t8 204415 204414 2024-11-30T12:29:39Z Noerintan 22347 204415 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah-tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> 2ccolpo4aiswnx1n4t63y6z91cebw9w 204416 204415 2024-11-30T12:30:03Z Noerintan 22347 204416 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah-tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> sj9gbt6h9wju9bhhwtnz8w0ztffa6d3 204417 204416 2024-11-30T12:30:45Z Noerintan 22347 204417 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah-tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> 7vb7n66hn6aqveilp315fvp9mmt06og 204418 204417 2024-11-30T12:32:38Z Noerintan 22347 204418 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah-tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> j5c5yy6ios9puq9jbudakjh8p4g0vqh 204419 204418 2024-11-30T12:33:12Z Noerintan 22347 204419 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> s8xyx1wla3ayi2cu7u0mlghui593yfd 204420 204419 2024-11-30T12:33:33Z Noerintan 22347 204420 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang. 8<noinclude></noinclude> djw7bpyzisyqjvcd7vg7zzqqqspqng4 204421 204420 2024-11-30T12:33:54Z Noerintan 22347 204421 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang.<noinclude>{{rh||8}}</noinclude> h9e8y0sczncp160i9cectlnqhq25cno 204422 204421 2024-11-30T12:34:07Z Noerintan 22347 /* Telah diuji baca */ 204422 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Noerintan" /></noinclude>Datuak Batuah, nan gadang si Gadih Ranti, nan ketek si Upiak Manih, urang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampuang Sungai Talang." Mandang kato Juru Tulih, sudah maklum dalam hati, dapek dipikek paja nantun, raso di bibia tapi cawan, pangana kapado si Gadih Ranti, raso di ruang-ruang mato. Alah sudah kudo baranti, bajalan kudo hanyo lai, balarimanuju ka balai, iyolah balai karapatan sagalo niniak mamak, sagalo pangulu limo jorong. Lahtibo cando Angku Kapalo, dianjua naiak ka dalam balai, tampak sagalo niniakmamak, Pangulu Andiko sam bilan suku, duduak bareda dalam balai. Satu tibo Angku Kapalo, tagak urang mam bari salam, lah duduak Angku Kapalo, duduak di ateh lapiak bunta, di ateh kasua manggalo, sanan bakato Angku Kapalo. "Mano sagalo Pangulu Kapalo, dangakan bana elok-elok, simakkan bana jaleh-jaleh, tibo parentah dari gaduang, parentah kareh Tuan Kumandua, tidak buliah mamintak bana, kato nan tidak buliah dijawek. Dibaco surek dek Juru Tulih, sagalo balasting paralu diantakan, baitu juo uang rodi, buah kopi paralu diantakan, usah dijua ka urang Cino, baok ka gaduang Angku Pakuih, siapo nan tidak mambayia, buliah dipuruakkan ka dalam tangsi. Lorong kapado uang balasting, aturan disita paralu disita, aturan dirampeh paralu dirampeh, tidak buliah batanguah tangguah, mano kamanakan tidak mambayia, buliah dijapuik jo polisi, atau sardadu dari tangsi." Baitu parentah dari ateh, kato tidak buliah dijawab, gayuang nan tidak buliah basambuik. Alah sudah titian parentah, bajalan turun Angku Kapalo, diiriangkan urang nan banyak, naiak sakaliateh bendi, bendi dihalau babaliak pulang.<noinclude>{{rh||8}}</noinclude> mq2qvr6w7nyc9ce78iin74ijdjajwvy Halaman:It Kie Tho.pdf/62 104 70938 204423 2024-11-30T12:34:32Z Mrifqis713 22445 /* Telah diuji baca */ 204423 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Mrifqis713" />{{rh||― 54 ―|}}</noinclude>kapala oppas politie, hingga marika itoe mendapet rangketan sampe bebrapa kali. Tjoema sadja, Tan Tjoe Sim, itoe tihoe dari Boetjiang, ada seorang terpladjar jang mendapet gelaran Tjinsoe, boekan sadja ja ada pinter malah hatinja poen sanget moerah dan djoedjoer. la merangket pada iapoenja kepala kepala oppas meloeloe tjoema menoeroetin sadja kabiasa‘an boewat menggentjet soepaja It Kie Tho bisa tertangkep; tapi blakangan koetika meliat It Kie Tho poenja gerakan ada begitoe roepa, ia lantas mengarti bahoewa iapoenja kawanan oppas politie tida satoe di antaranja jang bisa tandingin It Kie Tho poenja ilmoe kapandean, dengen begitoe, tjara begimana ia bisa mengharep boewat bisa menangkep pada itoe perampok. Tatkala terdjadi pemboenoehan atas dirinja Han Koei Soei dan istrinja, tjongtok telah panggil Tan Tjoe Sim tihoe mengadep dan dikasi tegoran keras, serta dikasi tempo saloe minggoe boewat menangkep pada It Kie Tho, dan pada harian Tio Beng sampe ka Boetjiang, itoe tempo toedjoe hari soeda sampe, maka dengen penoeh pengrasa‘an koewatir Tan Tjoe Sim pergi mengadep pada iapoenja chef boewat melaporken apa jang ia soeda kerdjaken Sepandjang itoe waktoe, tapi tida berhasil, sekalian maoe minta lagi tempo jang lama‘an. „Apa, kombali koeihoe ada itoe moeka boewat dateng ka sini minta kalonggaran tempo ?“ berseroeh itoe tjongtok dari Ouwlam dan Ouwpak koeuka soeda mendenger omongannja itoe tihoe. „Tida! satoe kali ini akoe tida bisa kasi tempo lagi, hanja akoe aken lantas masoek pengadoean pada pamerentah agoeng atas koeihoe poenja kateledoran dan tida tjakep dalem hal melakoeken kaoe poenja kewadjiban.“<noinclude></noinclude> 4cj6w2guwpti48i7iwiiomapmsn4e9n 204443 204423 2024-11-30T13:42:33Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204443 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||― 54 ―|}}</noinclude>kapala oppas politie, hingga marika itoe mendapet rangketan sampe bebrapa kali. Tjoema sadja, Tan Tjoe Sim, itoe tihoe dari Boetjiang, ada seorang terpladjar jang mendapet gelaran Tjinsoe, boekan sadja ja ada pinter malah hatinja poen sanget moerah dan djoedjoer. Ia merangket pada iapoenja kepala kepala oppas meloeloe tjoema menoeroetin sadja kabiasa‘an boewat menggentjet soepaja It Kie Tho bisa tertangkep; tapi blakangan koetika meliat It Kie Tho poenja gerakan ada begitoe roepa, ia lantas mengarti bahoewa iapoenja kawanan oppas politie tida satoe di antaranja jang bisa tandingin It Kie Tho poenja ilmoe kapandean, dengen begitoe, tjara begimana ia bisa mengharep boewat bisa menangkep pada itoe perampok. Tatkala terdjadi pemboenoehan atas dirinja Han Koei Soei dan istrinja, tjongtok telah panggil Tan Tjoe Sim tihoe mengadep dan dikasi tegoran keras, serta dikasi tempo satoe minggoe boewat menangkep pada It Kie Tho, dan pada harian Tio Beng sampe ka Boetjiang, itoe tempo toedjoe hari soeda sampe, maka dengen penoeh pengrasa‘an koewatir Tan Tjoe Sim pergi mengadep pada iapoenja chef boewat melaporken apa jang ia soeda kerdjaken sepandjang itoe waktoe, tapi tida berhasil, sekalian maoe minta lagi tempo jang lama‘an. „Apa, kombali koeihoe ada itoe moeka boewat dateng ka sini minta kalonggaran tempo ?“ berseroeh itoe tjongtok dari Ouwlam dan Ouwpak koeuka soeda mendenger omongannja itoe tihoe. „Tida! satoe kali ini akoe tida bisa kasi tempo lagi, hanja akoe aken lantas masoek pengadoean pada pamerentah agoeng atas koeihoe poenja kateledoran dan tida tjakep dalem hal melakoeken kaoe poenja kewadjiban.“<noinclude></noinclude> d4dm737d5trnz2hvne25h3ls65cxyl9 Halaman:It Kie Tho.pdf/61 104 70939 204425 2024-11-30T12:38:58Z Mrifqis713 22445 /* Telah diuji baca */ 204425 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Mrifqis713" />{{rh||― 53 ―|}}</noinclude>ia sembajang di hadepan djinazatnja iapoenja istri, bersoempa boeat bikin pembalesan pada It Kie Tho, dan kaloe sedja itoe maksoed belon kasampean, ia tida nanti brenti berdaja. Sasampenja di iboe kota provincie, ternjata itoe iboe kota telah diadoek oleh It Kie Tho, hingga ka‘amanannja djadi begitoe roesak. Bebrapa banjak hartawan roemahnja telah disatronin dan dirampas oewang atawa barang berherganja. Sala satoe di antaranja itoe orang-orang jang kerampoken, teritoeng djoega Ong giesoe, jang mendjabat pangkat giesoe di kota redja. Sedeng dalem iapoenja roemah di Boetjiang, tjoema tinggal sadja iapoenja anak prampoewan jang baroe menikah bebrapa boelan lamanja, pada poetranja tjongtok dari Shoatang Han Koei Sioe. jang bernama Han Yoe Tjay Koetika terdjzdi perampokan dalem roemahnja Lie Giesce, itoe sapasang kamanten baroe djoesiroe bereda dalem itoe roemah, roepanja lantaran bikin perlawanan faorang soeda diboenoeh mati oleh It Kie Tho. it Kie Tho saban saban melakoeken perampokan dan pemboenoehan, senantiasa tinggalken itoe tanda loekisan satangke boengah tho dengen samatjem tjap poepoer poetih. Samentara itoe pemboenoehan pada anaknja satoe tjongtok dan poetrinja satoe giesoe, soeda tentoe sadja membikin gemper kalangan orang berpangkat di kota Boetjiang, teroetama Boetjiang tihoe jang djadi sanget repot dan iboek, kerna ia mendapet tegoran keras dari tjongtok, jang merasa moerka lantaran itoe perampok jang menggangce ka‘amanan tida djoega bisa dapet ditangkap, Tihoe oleh kerna digentjet oleh chefnja, ia poen gentjet lagi pada iiapoenja kapala-<noinclude></noinclude> cy0ibyhc6zzpcv2nglrguqyj1rd0g7u 204444 204425 2024-11-30T13:46:40Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204444 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||― 53 ―|}}</noinclude>ia sembajang di hadepan djinazatnja iapoenja istri, bersoempa boeat bikin pembalesan pada It Kie Tho, dan kaloe sedja itoe maksoed belon kasampean, ia tida nanti brenti berdaja. Sasampenja di iboe kota provincie, ternjata itoe iboe kota telah diadoek oleh It Kie Tho, hingga ka‘amanannja djadi begitoe roesak. Bebrapa banjak hartawan roemahnja telah disatronin dan dirampas oewang atawa barang berharganja. Sala satoe di antaranja itoe orang-orang jang kerampoken, teritoeng djoega Ong giesoe, jang mendjabat pangkat giesoe di kota redja. Sedeng dalem iapoenja roemah di Boetjiang, tjoema tinggal sadja iapoenja anak prampoewan jang baroe menikah bebrapa boelan lamanja, pada poetranja tjongtok dari Shoatang Han Koei Sioe. jang bernama Han Yoe Tjay Koetika terdjadi perampokan dalem roemahnja Lie Giesoe, itoe sapasang kamanten baroe djoestroe bereda dalem itoe roemah, roepanja lantaran bikin perlawanan iaorang soeda diboenoeh mati oleh It Kie Tho. It Kie Tho saban saban melakoeken perampokan dan pemboenoehan, senantiasa tinggalken itoe tanda loekisan satangke boengah tho dengen samatjem tjap poepoer poetih. Samentara itoe pemboenoehan pada anaknja satoe tjongtok dan poetrinja satoe giesoe, soeda tentoe sadja membikin gemper kalangan orang berpangkat di kota Boetjiang, teroetama Boetjiang tihoe jang djadi sanget repot dan iboek, kerna ia mendapet tegoran keras dari tjongtok, jang merasa moerka lantaran itoe perampok jang menggangoe ka‘amanan tida djoega bisa dapet ditangkap, Tihoe oleh kerna digentjet oleh chefnja, ia poen gentjet lagi pada iapoenja kapala-<noinclude></noinclude> tipzswr58gt9z0pzribx8puk6z3eqqv Halaman:Si Gadih Ranti.pdf/20 104 70940 204426 2024-11-30T12:39:08Z Noerintan 22347 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai,... 204426 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja 9<noinclude></noinclude> 5gs1yntkmjf1pm8e488ybq846of4ul0 204427 204426 2024-11-30T12:39:32Z Noerintan 22347 204427 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja 9<noinclude></noinclude> 874qfc5ishcp0jufj9vh2nbhaqcp9ka 204428 204427 2024-11-30T12:39:48Z Noerintan 22347 204428 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja 9<noinclude></noinclude> fzmtuy4qbukqwz9cib3acllxf1cbojt 204429 204428 2024-11-30T12:40:57Z Noerintan 22347 204429 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja 9<noinclude></noinclude> rvi4pjgfm0sgc78dgd1nddsfynz33rs 204430 204429 2024-11-30T12:41:22Z Noerintan 22347 204430 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja 9<noinclude></noinclude> fke0g4ngf4yaj2w9ibw7j6mrbolfb3j 204431 204430 2024-11-30T12:41:49Z Noerintan 22347 204431 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja<noinclude></noinclude> o8e8qz5tzk66p6amrxc7i2qpcboe0x7 204432 204431 2024-11-30T12:42:07Z Noerintan 22347 204432 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja<noinclude></noinclude> t0jokr9ktvavfklz0018xy678qo9wgf 204433 204432 2024-11-30T12:42:30Z Noerintan 22347 204433 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. 1) kasur tempat duduk Raja<noinclude>{{rh||9}}</noinclude> 3jp985kt0cxvh30qlmf7ohlsupodh9e 204434 204433 2024-11-30T12:43:04Z Noerintan 22347 /* Telah diuji baca */ 204434 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Noerintan" /></noinclude>Datauk Batuah, nan tertua si Gadih Ranti, nan kecil si Upiak Manih, orang Guci Pincuran Tujuah, dalam kampung Sungai Talang.” Mendengar kata Juru Tulih, maklumlah ia dalam hati, dapat memikat gadis itu, rasa di bibir tepi cawan, ingatan pada si Gadih Ranti, rasa di ruang-ruang mata. Setelah lama kuda berhenti, kuda pun berjalan lagi, berlari menuju ke balai, balai kerapatan ninik mamak, semua penghulu lima jorong. Angku Kapalo sampai di balai, diayun langkah naik ke balai, tampaklah semua ninik mamak, Pangulu Andiko sembilan suku, duduk beredar dalam balai. Ketika Angku Kapalo datang, semua berdiri memberi salam, duduklah Angku Kapalo, duduk di atas lapik bulat, di atas kasur manggalo1, Angku Kapalo lalu berkata, “Wahai semua Pangulu Kapalo, dengarkanlah baik-baik, simaklah dengan jelas, tiba perintah dari gedung, perintah keras Tuan Kumandua, tak boleh ada nan membantah, kata nan tak boleh dijawab.” Juru Tulih membaca surat, semua balasting perlu diantarkan, begitu juga uang rodi, buah kopi perlu diantarkan, jangan dijual pada orang Cina, bawa ke gedung Angku Pakuih, siapa nan tak membayar, boleh dipurukkan ke dalam tangsi. Adapun uang balasting, aturan disita perlu disita, aturan dirampas perlu dirampas, tak boleh ditunda lagi, bagi kemenakan nan tak membayar, akan dijemput oleh polisi, atau serdadu dari tangsi.” Bagitulah perintah dari atas, kata tak boleh disanggah, gayung tak boleh disambut, selesai menyampaikan perintah, berjalan turun Angku Kapalo, diiringi orang nan banyak, naik langsung ke atas bendi, bendi dihalau berbalik pulang. ''1) kasur tempat duduk Raja''<noinclude>{{rh||9}}</noinclude> 3lnz0zi1p6olgjav9d13znsiixbaehu Halaman:It Kie Tho.pdf/21 104 70941 204435 2024-11-30T12:48:05Z DelaGerkatin 25003 /* Telah diuji baca */ 204435 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="DelaGerkatin" /></noinclude>ngan orang jang ia koentit aken ambi! djalan aer di sapandjang soengei Tjim-ho, It Kie Tho mendoeloein menjebrangin soengei koening dan mendarat di district Tjimgoan. It Kie Tho lantas minta bantoeannja Goei Soei Hong soepaja bisa merampas barang-barang tanggoengannja Tio Seng; tapi Tjio-bian-giam-ong merasa djerih pada Hek-hoei-houw jang namanja begitoe termashoer dan ditakoetin banjak orang, tapi achirnja ia kena djoega diboedjoek, sebab It Kie Tho djandjiken bagi doewa hasilnja itoe perampokan. Begitoelah Goei Soei Hong berdaja sabisanja soepaja Tio Beng dan kawan-kawannja menginep dalem iapoenja hotel. Oleh kerna memang djoega iapoenja hotel jang paling besar dan paling baek soeda tentoe sadja dengen gampang Tio Beng tertarik boewat menginep di Wat-pin-tiam. Kabetoelan sekali Ong Ban Kim pesen satoe medja makanan dan minoeman, laloe Goei Soei Hong ijampoerin iapoenja obat poeles —tjoei-ma-yo ka dalem arak dan djoega bebrapa roepa makanan. Malah blakangan lantaran meliat Tiong Beng tida maoe minoem arak~. sama sekali, lantaran koewatir itoe toekang popio tida djato poeles dalem aer thee jang medok. Kasoedahannja, boekan sadja Ong Ban Kim dan itoe anem penggawe dijadi djato poeles, malah Tio Beng jang terliti dan senantiasa berhati-hati djoega terkena pengaroenja itoe obat. It Kie Tho dan Goei Soei Hong lantas mengorek djendela dengen marika poenja golok, dan dalem sedikit sa’at kamoedian iaorang soeda berada di dalem itoe kamar besar. Lebih doeloe iaorang pergi ringkoes kaki tangannja Tio Beng dengen bebrapa tambang basa, kamoedian ringkoes djoega itoe anem<noinclude></noinclude> p85ygv869gg79ozjteaobvuso46h4xe 204437 204435 2024-11-30T12:57:46Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204437 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||— 15 —}}</noinclude>ngan orang jang ia koentit aken ambil djalan aer di sapandjang soengei Tjim-ho, It Kie Tho mendoeloein menjebrangin soengei koening dan mendarat di district Tjimgoan. It Kie Tho lantas minta bantoeannja Goei Soei Hong soepaja bisa merampas barang-barang tanggoengannja Tio Seng; tapi Tjio-bian-giam-ong merasa djerih pada Hek-hoei-houw jang namanja begitoe termashoer dan ditakoetin banjak orang, tapi achirnja ia kena djoega diboedjoek, sebab It Kie Tho djandjiken bagi doewa hasilnja itoe perampokan. Begitoelah Goei Soei Hong berdaja sabisanja soepaja Tio Beng dan kawan-kawannja menginep dalem iapoenja hotel. Oleh kerna memang djoega iapoenja hotel jang paling besar dan paling baek soeda tentoe sadja dengen gampang Tio Beng tertarik boewat menginep di Wat-pin-tiam. Kabetoelan sekali Ong Ban Kim pesen satoe medja makanan dan minoeman, laloe Goei Soei Hong ijampoerin iapoenja obat poeles —tjoei-ma-yo ka dalem arak dan djoega bebrapa roepa makanan. Malah blakangan lantaran meliat Tiong Beng tida maoe minoem arak sama sekali, lantaran koewatir itoe toekang popio tida djato poeles dalem aer thee jang medok. Kasoedahannja, boekan sadja Ong Ban Kim dan itoe anem penggawe dijadi djato poeles, malah Tio Beng jang terliti dan senantiasa berhati-hati djoega terkena pengaroenja itoe obat. It Kie Tho dan Goei Soei Hong lantas mengorek djendela dengen marika poenja golok, dan dalem sedikit sa’at kamoedian iaorang soeda berada di dalem itoe kamar besar. Lebih doeloe iaorang pergi ringkoes kaki tangannja Tio Beng dengen bebrapa tambang basa, kamoedian ringkoes djoega itoe anem<noinclude></noinclude> 5u2au06cb1xgkdkyi9uxqgairbryx8r Halaman:It Kie Tho.pdf/16 104 70942 204438 2024-11-30T13:23:43Z Ebenhaezer Candela 24973 /* Telah diuji baca */ 204438 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Ebenhaezer Candela" />{{c|-10-}}</noinclude> sendiri," mendadai< ia oendjoek sikep soenggoe-soenggoe, kamoedian dengen tida merasa lagi ia mengawasin ka djoeroesan di mana itoe tiga peti oewang ada ditaro. „Ja, ja, akoe salah sekali soeda maoe memaksa pada kaoe, Tio Piauwsoe," kata ia dengen soewaranja saorang sedar, „malah akoe poen soeda minoem tjoekoep, dan sekarang boleh soeroean djongos bawa nasi." Begitoelah iaorang lantas brenti minoem dan makan nasi.Kamoedian djongos hotel dateng membawa nenampan boeat angkoetin itoe piring mangkok bekas. Ong Ban Kim lantaran soeda sinting lantas sadja mengotje seperti betet jang lagi makan pete, poedji Tio Beng satinggi langit, sebagi satoe toekang popio jang paling djempolan dan tida aâa bandingannja. Hek-hoei-houw tjoema bisa mengangkat poendaknja dan tida begitoe maoe mengopenin omongannja itoe orang mabok. Achir-achir Ong Ban Kim djadi moelai lesoe, beroelang oelang ia mengoewap dan teroes naek di pembaringannja tidoer dengen tida memboeka doeloe pakeannja. Kaloe sadja Tio Beng soeda berkenalan lebih lama pada Ong Ban Kim, nistjaja ia aken merasa heran atas sintingnja itoe soedagar Sansee. Sebab ia itoe sabetoelnja ada satoe I o d o n g , jang dojan dan koewat sekali minoem, dan apa jang itoe waktoe ia soeda minoem, sebetoelnja belon tjoekoep boeat bikin itoe orang Sansee • djadi mabok dan djato poeles. Tapi Tio Beng kiraken itoe soedagar Sansee ada satoe pemabokan jang takerannja tjetek, maka ia tida tjoeriga apa-apa. Begitoelah dengen perlahan itoe anem penggawenj^ I Tio Beng poen pada mengoewap, dan satoe per satoe oendjoek roman jang sanget lesoe, hingga Tio Beng<noinclude></noinclude> sjxg5s5zhl00nxlzmismp5kb0gmwko3 204439 204438 2024-11-30T13:30:36Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204439 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||— 10 —}}</noinclude> sendiri,“ mendadak ia oendjoek sikep soenggoe-soenggoe, kamoedian dengen tida merasa lagi ia mengawasin ka djoeroesan di mana itoe tiga peti oewang ada ditaro. „Ja, ja, akoe salah sekali soeda maoe memaksa pada kaoe, Tio Piauwsoe,“ kata ia dengen soewaranja saorang sedar, „malah akoe poen soeda minoem tjoekoep, dan sekarang boleh soeroean djongos bawa nasi.“ Begitoelah iaorang lantas brenti minoem dan makan nasi. Kamoedian djongos hotel dateng membawa nenampan boeat angkoetin itoe piring mangkok bekas. Ong Ban Kim lantaran soeda sinting lantas sadja mengotje seperti betet jang lagi makan pete, poedji Tio Beng satinggi langit, sebagi satoe toekang popio jang paling djempolan dan tida ada bandingannja. Hek-hoei-houw tjoema bisa mengangkat poendaknja dan tida begitoe maoe mengopenin omongannja itoe orang mabok. Achir-achir Ong Ban Kim djadi moelai lesoe, beroelang oelang ia mengoewap dan teroes naek di pembaringannja tidoer dengen tida memboeka doeloe pakeannja. Kaloe sadja Tio Beng soeda berkenalan lebih lama pada Ong Ban Kim, nistjaja ia aken merasa heran atas sintingnja itoe soedagar Sansee. Sebab ia itoe sabetoelnja ada satoe lodong , jang dojan dan koewat sekali minoem, dan apa jang itoe waktoe ia soeda minoem, sebetoelnja belon tjoekoep boeat bikin itoe orang Sansee djadi mabok dan djato poeles. Tapi Tio Beng kiraken itoe soedagar Sansee ada satoe pemabokan jang takerannja tjetek, maka ia tida tjoeriga apa-apa. Begitoelah dengen perlahan itoe anem penggawenja Tio Beng poen pada mengoewap, dan satoe per satoe oendjoek roman jang sanget lesoe, hingga Tio Beng<noinclude></noinclude> 6mz65sgd1jr7jle0cg0k38zw9yekivc Halaman:Ksatrya.pdf/13 104 70943 204441 2024-11-30T13:37:30Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204441 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude><center><big>SETIA.</big></center> {{Drop initial|K}}SATRYA gemblengan, hendaklah sebagai seorang, nachoda jang sudah bersiap berangkat akan menudju sesuatu arah pelabuhan, setelah ia menjelidiki alat pelajaran lebih dahulu dengan seksama seperti lajar2, tali-temali, kemudi, pedoman dsb. Sesudah Ksatrya itu melatih diri lahir-batinnja dengan djalan perihatin, sebagai persiapan untuk membuktikan korbannja, karena mempunjai tudjuan sedjati iapun harus memegang pedoman atau kompas, supaja ia tidak membelok kian kemari, hingga kehilangan tudjuan tadi. Adapun pedoman atau petundjuk djalan itu ialah setia. Setia itu termasuk dalam perangai seorang jang akan berangkat kearah tudjuannja jang mendjadi idam2an dan kejakinannja. Setia harus terus menerus dibawa dalam dadanja, djangan sampai ketinggalan dirumah. Djika seorang nachoda lalai akan kompasnja, pastilah ia bingung kehilangan arah tudjuan dan karena bingungnja, boleh djadi ia kembali ketempat awalnja atau boleh djadi djuga lenjaplah di samodra. Djarum pedoman mempunjai berdjenis2 kekuatan karena besi berani, bahkan ada djuga besi jang palsu. Demikianlah halnja dengan kesetiaan, bisa djuga mempunjai matjam2 ukuran dalam dan dangkalnja, bahkan ada djuga setia palsu. Djarum pedoman jang hanja mempunjai besi berani pada lapisan atas sadja, mustahil dapat tahan lama ditengah2 samudra ada kemungkinan kehilangan kekuatan besi beraninja dan akibatnja kehilangan arah tadi. Demikinlah halnja dengan seseorang jang kesetiaannja hanja terdapat dilapisan bibirnja sadja, djika ia sudah berdjalan ditengah2 gelombang, kesetiaannja itu akan luntur dan kemudian hilanglah sama sekali. Ksatrya gemblengan tentu mempunjai besi-berani jang tulen dalam kompasnja. Sampai pada achir tudjuannja ia ta'akan melepaskan djarumnja, ta'akan melepaskan ke-setiaan pada kejakinannja.<noinclude>{{right|17}}</noinclude> 3gjadoa6bg1pu2tg37koivmlslzs0mp Halaman:Ksatrya.pdf/14 104 70944 204442 2024-11-30T13:40:33Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204442 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude>Ksatrya gemblengan boleh dipertjaja, djika ia mengeluarkan kata „setia” atau bersumpah setia, karena ia setia dng kejakinan, tidak karena takut, tidak karena terdorong oleh keuntungan diri sebab nafsu-tachta. Djadi tidak mudah mendjalankan setia, dan oleh karenanja, djanganlah pertjaja begitu sadja kepada suara jang hanja mengobrol perkataan setia itu !. Dalam zaman jang telah terkubur, sering kali terdengar obral setia itu. Masih terdengar djugakah sekarang? Sungguh benar. Zaman Baru memang memerlukan sekali akan kaum Ksatrya gemblengan itu, karena hanja kaum itulah jang akan sungguh2 dapat setia sebulat-bulatnja pada djandji negaranja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|18}}</noinclude> qz1uhe0q0j2qujh0fj3mg2cp4hqm68m Halaman:Ksatrya.pdf/15 104 70945 204446 2024-11-30T13:50:23Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204446 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude><center><big>ADIL</big></center> {{Drop initial|S}}EORANG Ksatrya harus teguh memegang djarumnja jaitu jg dinamai setia. Sekarang masih ada lagi jg harus dipegangnja, karena sepandjang perdjoangan ia seringkali menghadapi soal2 sukar dan sulit jang perlu ditimbang2 dulu sebelum didjatuhkan putusannja. Adapun alat untuk menimbang itu adil. Sebenarnja dalam hidupnja sehari2 orangpun harus menimbang-nimbang banjak hal2 untuk salam bahagia dirinja. Akan tetapi karena seorang Ksatrya dalam hidup bersama bukan sadja hanja menimbang atau memutuskan masjaalah jang mengenai dirinja sendiri, bahkan terutama untuk kepentingan umum maka ia harus lebih bidjaksana dari pada jg lain-lainnja. Ia harus lebih adil dari pada sesama. Kesetiaan di lambangkan sebagai kompas atau pedoman, maka agar memudahkan tjara mengupasnja, baiklah kiranja untuk melukiskan „adil” itu mengambil lambang pula, jaitu neratja, jang tepat menundjukkan berat ringannja barang2 jang ditimbangnja. Alat penimbang adalah bertingkat-tingkat kasar-halusnja menurut keperluan dan tergantung pada murah mahalnja barang2 jang ditimbang. Untuk menimbang emas misalnja, tentu memerlukan neratja jang lebih halus daripada untuk menimbang gula, arang atau lainnja. Meskipun begitu segala djenis neratja harus menundjukkan timbangan jang benar terhadap segala matjam barang. Untuk kepentingan ini maka sebelum diperbolehkan guna keperluan mendjual-belikan barang, segala matjam neratja harus diselidiki dahulu oleh Djawatan Urusan Tera. Sesudahnja dipandang benar, maka barulah timbangan itu lalu dibubuhi tera (tjap). Akan tetapi keadaan jang harus ditjela djika karena terdorong nafsu buat mendapatkan untuk jang lebih banjak, kadang2 ada djuga pedagang jang mentjoba dng matjam2 akal supaja beratnja barang jang ditimbang itu bisa kurang dari mustinja, meskipun kelihatannja sudah timbang. Ketjurangan ini lebih membahajakan, djikalau dilakukan oleh seorang pedagang jang memegang monopoli pada barang itu. Untuk mentjegah ketjurangan jang kedjam itu, maka perlu disebarkan mata-mata dimana-mana dan pula perlu tiap2 tahun diadakan ulang tera<noinclude>{{right|19}}</noinclude> 5guwljh0c31bvs3b9hpfnxovelm7bkk Halaman:Ksatrya.pdf/16 104 70946 204448 2024-11-30T13:55:32Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204448 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude>Tjotjok dengan perumpamaan tersebut diatas, maka demikianlah pula pendjelasan tentang hal „adil” dalam batin manusia. Dalam batin manusia terdapatlah perasaan? bagaikan neratja tahadi, jang kasar-halus menurut tingkatan kerochaniannja, harus dipakai menimbang-nimbang antara baik dan buruk, benar dan salah, wadjib dan larangan, pendek kata segala jang bertentangan maksudnja, biar terhadap diri sendiri maupun jang mengenai urusan orang lain. Terhadap diri sendiri ialah sebelum orang melakukan barang sesuatu haruslah ia menimbang2 lebih dahulu dengan adil supaja dirinja djangan sampai dipengaruhi nafsu, jang buruk. Terhadap djasa atau kesalahan orang lain ia harus menimbang dan memutuskan dengan adil, djangan sampai berat sebelah karena biasanja bermaksud menguntungkan diri sendiri dan sendiri dan merugikan orang lain. Ta ubah dengan neratja jang karena ketjurangan pedagang lalu terganggu timbangannja, begitu pula perasaan orang jang tjurang bisa terganggu oleh nafsu prija-wanita, harta dan tachta, hinggga neratja dalam adanja lalu miring alias tersesatlah sifat keadilannja. Neratja palsu harus diperiksa oleh Djawatan Pemeriksaan Urusan Tera. Maka sifat keadilan Ksatrya harus diperiksa, diudji dan diselidiki sedalam dalamnja lebih dahulu pula jaitu oleh jang mengawaskannja. Apabila sifat keadilan ternjata sudah meresap dalam tulang sungsumnja Ksatrya, baharulah ia pantas menerima kepertjajaan sepenuhnja. Dan kepertjajaan inilah ibarat tera jang dibubuhkan diatas neratja tadi. Alangkah sajangnja djikalau para Ksatrya Indonesia bagikan nachoda dalam pelajarannja hanja membawa alat pedoman jang palsu djarumnja dan neratja jang telah berkaratan djuga, hingga menimbulkan kechawatiran kalau-kalau mereka akan kandas ditengah perdjalanannja. Hanja Ksatrya gadunganlah jang demikian lembaganja! <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|20}}</noinclude> 6fh0yje9cgngg01n3xsj915fpebvkmx Halaman:Ksatrya.pdf/17 104 70947 204449 2024-11-30T14:02:49Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204449 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude><center><big>HALUS — KASAR</big></center> <div style="padding-left: 60px;">„Djika lunak dapat dibuat tali, kalau keras dapat dibuat gandar”.</div> {{Drop initial|M}}ASIH ada perangai jang harus mendjadi milik Ksatrya sedjati. Berhubung dengan luasnja kewadjiban dan berdjenis2 tjorak masalah jang harus dipetjahkan, maka perlulah seorang Ksatrya itu mengandung beberapa lembaga jang istimewa. Seorang Ksatrya jang telah sanggup berkorban dan bersiap lengkap karena telah mendjalankan prihatin, pun berdjarum „setia” harus mengatur tjara2 melakukan kewadjibannja. Ia harus mempunjai dua matjam tjara, jg berganti2 lakunja, ialah tjara halus dan tjara kasar. Berhubung dengan sifat masalah jang harus dipetjahkan tahadi maka seorang Ksatrya itu, haruslah bisa lemah-lembut, ramah-tamah, bersopan-santun dalam sepak terdjangnja. Dan pada suatu saat berkeras hati (triwi-krama), bertindak serba gagah perkosa, bermuka garam, bersifat kedjam, bersuara laksana guntur gemuruh, mata berapi, dada berasap seolah2 Batara Kala akan melebur dunia dan menghapuskan segala kotoran jang mendjadi kuman2 jang berbahaja bagi masjarakat. Tepat sekali djika dikatakan: „Rawe2 rantas malang2 putung” (Jang terbudjur lalu, jang terbelintang patah). Demikianlah seorang Ksatrya gemblengan. Ia harus-bisa halus sebagai beludru dan djuga bisa kasar sebagai patar. Kedua sifat itu terhimpun dalam djiwa seorang, memang suatu hal jang menakdjubkan; akan tetapi masih ada lagi jang mengherankan jaitu meskipun seorang Ksatrya itu dalam triwikrama tahadi, tidak sekali2 ia berlaku dengan hantam-krama sadja. Ia tetap tenang dan bertindak adil dalam kekasarannja, ia tetap memegang sjarat2 kesusilaannja, tidak terdorong karena nafsu-harta dan nafsu-tachta. Dengki, djail, fitnah dan lain2 dorongan jang buruk hilang dalam dadanja; sebab kasarnja tadi itu, semata2 terdorong oleh ilham sedjati, untuk mentjapai kebenaran dan keadilan belaka. Pendirian Sang Bima misalnja, biarpun tangannja sendiri, sebelah kanan atau sebelah kiri, djika memang te-<noinclude>{{right|21}}</noinclude> ffa2825gvsrsz58k4kt2usovyfvejsl Halaman:Ksatrya.pdf/18 104 70948 204450 2024-11-30T14:06:46Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204450 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude>rang sudah berbuat salah, harus djuga dipotong2. Inilah gambarnja sifat-adil itu. Tetapi awaslah djangan sampai arti2 kasar dan halus itu, dibolak-balik. Tidak selamanja kelakuan halus dan kasar itu melukiskan seorang Ksatrya, bahwa banjak sekali tindakan halus dan kasar itu jang sebaliknja dari itu. Orang bisa bertindak halus, karena takut atau karena kelemahannja dan djuga bisa halus, karena maksud menjembunjikan jang buruk atau karena akan mendjalankan tipu-muslihatnja. Halus sematjam ini, bukan kehalusan Ardjuna dan Bima, akan tetapi kehalusan Sengkuni belaka jang sebenarnja penakut dan pendjilat. Begitu sebaliknja, banjak tindakan jang agak kasar, tetapi karena tabi'at kasar. Segala sesuatu jang dilakukan dengan serampangan sadja atau tidak pada tempatnja, itu karena pitjik atau sempit pemandangannja. Kerasnja hanja geretak-sambal untuk mentjari pengaruh belaka. Zaman baru sungguh memerlukan sekali sifat pemuka2 jang berlembaga halus-kasar jang tepat memakainja selaku Ksatrya-gemblengan tadi. Djika tidak demikian, tidak dapat kiranja, memenuhi panggilan zaman. Rakjat-Murba menanti-nanti. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|22}}</noinclude> n6i3kobmtub9dac26rjh83k57wv424m Halaman:Ksatrya.pdf/19 104 70949 204453 2024-11-30T14:12:55Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ 204453 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>PAMRIH KATA tersebut adalah kata pindjaman, karena dalam bahasa Indonesia, kini belum kami djumpai. Dalam bahasa Indonesia memang ada beberapa kata ,,pamrih" itu misalnja: pengharapan, niat, maksud, hadjat, hasrat, keinginan, kehendak, kemauan dll. sbg. Akan tetapi karena tiada jang dapat melukiskan dengan tepatnja, maka terpaksalah kami memperkosa menjadjikan kata,,pamrih" sadja. Djika kami bandingkan antara kata,,maksud" dgn ..pamrih" maka maksud itu boleh djuga tertampak, malah tidak berkeberatan diketahui orang, sedangkan,pamrih" itu biasanja bersembunji. Maka oleh karenanja,,,pamrih" itu mempunjai, arti istimewa. Meskipun kata pamrih itu bukan kata Indonesia, ada harapan kelak mendapat pengesjahan mendjadi kata Indonesia, karena keistimewaannja itu. Djika diterdjemahkan kata,,pamrih" itu ialah: nafsu mengha-rap-ha-rap-agar-supaja Nah, agar supaja inilah jang pada galibnja memberi sifat istimewa pada pamrih itu, karena orang jang menerdjang rasa pamrih itu, pastilah mengharap-harap-agar-supaja. sendiri, untung sendiri, pendek kata sepi sekali dari pada sifat pengorbanan dirinja sendiri. Demikianlah pamrih! Djadi sifat pamrih itu sangat berbahaja. Oleh karenanja, bagi seorang jang ingin mentjapai tingkatan Ksatrya-gemblengan, haruslah ia sepi pamrih". Djanganlah salah tangkap, sepi pamrih itu bukanlah berarti sepikarsa (sepi-karep). Karsa masih djuga, bahkan harus berkobar-kobar, karena karsa itulah jang mendjadi dorongan korban sedjati. Dulu sudah kita paparkan dengan buah mantram hal kata korban, jaitu memberi-menerima-untuk diberikan-lagi. Adapun pamrih itu bertentangan sekali dengan kata korban. Pamrih mengandung mantram agar-supaja-menerima sadja, atau tida-usah-memberi-tetapi-ingin-menerima-sadja Dan kerap kali agar-supaja-menerima tadi diselubu-<noinclude>{{right|23}}</noinclude> b44pm0up6aza17owv0ktqorvqcu8stb 204494 204453 2024-11-30T15:46:19Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204494 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude><center><big>PAMRIH</big></center> {{Drop initial|K}}ATA tersebut adalah kata pindjaman, karena dalam bahasa Indonesia, kini belum kami djumpai. Dalam bahasa Indonesia memang ada beberapa kata „pamrih” itu misalnja: pengharapan, niat, maksud, hadjat, hasrat, keinginan, kehendak, kemauan dll. sbg. Akan tetapi karena tiada jang dapat melukiskan dengan tepatnja, maka terpaksalah kami memperkosa menjadjikan kata „pamrih” sadja. Djika kami bandingkan antara kata „maksud” dgn „pamrih” maka maksud itu boleh djuga tertampak, malah tidak berkeberatan diketahui orang, sedangkan „pamrih” itu biasanja bersembunji. Maka oleh karenanja, „pamrih” itu mempunjai, arti istimewa. Meskipun kata pamrih itu bukan kata Indonesia, ada harapan kelak mendapat pengesjahan mendjadi kata Indonesia, karena keistimewaannja itu. Djika diterdjemahkan kata „pamrih” itu ialah: nafsu mengha-rap-ha-rap-agar-supaja . . . . „Nah, agar - supaja inilah jang pada galibnja memberi sifat istimewa pada pamrih itu, karena orang jang menerdjang rasa pamrih itu, pastilah mengharap-harap-agar-supaja . . . . . senang sendiri, untung sendiri, pendek kata sepi sekali dari pada sifat pengorbanan dirinja sendiri. Demikianlah pamrih ! Djadi sifat pamrih itu sangat berbahaja. Oleh karenanja, bagi seorang jang ingin mentjapai tingkatan Ksatrya-gemblengan, haruslah ia sepi „pamrih”. Djanganlah salah tangkap, sepi pamrih itu bukanlah berarti sepikarsa (sepi-karep). Karsa masih djuga, bahkan harus berkobar-kobar, karena karsa itulah jang mendjadi dorongan korban sedjati. Dulu sudah kita paparkan dengan buah mantram hal kata korban, jaitu memberi-menerima-untuk diberikan-lagi. Adapun pamrih itu bertentangan sekali dengan kata korban. Pamrih mengandung mantram agar-supaja-menerima sadja, atau tida-usah-memberi-tetapi-ingin-menerima-sadja Dan kerap kali agar-supaja-menerima tadi diselubu-<noinclude>{{right|23}}</noinclude> q05jo5kt3hizjywiv49etunw4qmrg0s Halaman:Ksatrya.pdf/20 104 70950 204454 2024-11-30T14:14:16Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'ngi dengan beludru jang indah permai, menjembah2, meskipun salah sembahnja. Seorang Ksatrya jang telah memperlengkap sifatnja dengan sjarat2 jang telah kita uraikan dulu, hendaklah mendjaga djangan sampai dihinggapi penjakit pamrih' itu. Ia harus djuga waspada terhadap orang lain jang mempunjai sakit itu, karena penjakit itu dapat djuga me- nular. Seorang Ksatrya berkewadjiban membasmi penjakit pamrih itu. Tjaranja melakukan dahulu sudah kami u... 204454 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>ngi dengan beludru jang indah permai, menjembah2, meskipun salah sembahnja. Seorang Ksatrya jang telah memperlengkap sifatnja dengan sjarat2 jang telah kita uraikan dulu, hendaklah mendjaga djangan sampai dihinggapi penjakit pamrih' itu. Ia harus djuga waspada terhadap orang lain jang mempunjai sakit itu, karena penjakit itu dapat djuga me- nular. Seorang Ksatrya berkewadjiban membasmi penjakit pamrih itu. Tjaranja melakukan dahulu sudah kami urai- kan. Ksatrya diberi sifat adil dan bersikap kasar halus. Kedua sifat inilah harus dilakukan dengan saksama. Djika zaman baru ini benar-2 diartikan zaman-pem- bersihan, hendaklah kuman-kuman-pamrih itu dilenjapkan dengan sungguhnja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|24}}</noinclude> t64k1egi4pqll2qqkh217lgumfta1dh 204495 204454 2024-11-30T15:49:21Z Maqor 24972 /* Telah diuji baca */ 204495 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Maqor" /></noinclude>ngi dengan beludru jang indah permai, menjembah2, meskipun salah sembahnja. Seorang Ksatrya jang telah memperlengkap sifatnja dengan sjarat2 jang telah kita uraikan dulu, hendaklah mendjaga djangan sampai dihinggapi penjakit „pamrih” itu. Ia harus djuga waspada terhadap orang lain jang mempunjai sakit itu, karena penjakit itu dapat djuga menular. Seorang Ksatrya berkewadjiban membasmi penjakit pamrih itu. Tjaranja melakukan dahulu sudah kami uraikan. Ksatrya diberi sifat adil dan bersikap kasar - halus. Kedua sifat inilah harus dilakukan dengan saksama. Djika zaman baru ini benar-2 diartikan zaman-pembersihan, hendaklah kuman-kuman-pamrih itu dilenjapkan dengan sungguhnja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|24}}</noinclude> k0sib79xx8vtf2ryzr6240tlytcsfzo Halaman:Ksatrya.pdf/21 104 70951 204455 2024-11-30T14:16:00Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'DJUDJUR. DJIKA seorang Ksatrya gemblengan sudah dapat memenuhi sjarat2 Kesusilaan, sanggup ber- korban, sudah melatih diri dengan prihatin, sudah bersumpah setia, akan bertindak adil, berlaku ka- sar-alus dan dalam hatinja se pi-pamrih; maka tambahi- lah lagi hendaknja dengan suatu sifat jang harus dipe- gang teguh djuga, jaitu sifat djudjur. Perkataan djudjur mengandung arti lempeng. Memang barang sesuatu jang lempeng itu lebih sedap dipandan... 204455 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>DJUDJUR. DJIKA seorang Ksatrya gemblengan sudah dapat memenuhi sjarat2 Kesusilaan, sanggup ber- korban, sudah melatih diri dengan prihatin, sudah bersumpah setia, akan bertindak adil, berlaku ka- sar-alus dan dalam hatinja se pi-pamrih; maka tambahi- lah lagi hendaknja dengan suatu sifat jang harus dipe- gang teguh djuga, jaitu sifat djudjur. Perkataan djudjur mengandung arti lempeng. Memang barang sesuatu jang lempeng itu lebih sedap dipandang mata dari pada sesuatu jang bengkok, ketjuali, djika keperluan itu istimewa minta barang jang harus bengkok. Akan tetapi untuk keperluan terhadap tudjuan atau arah jg. tertentu, maka pentinglah mempergunakan alat jang lurus, mitsalnja mistar, laras-senapan, sumpit, tongkak dsb. Djikalau kata lurus itu diarahkan pada arti-kiasnja, maka arti kata itu mengenai batin manusia. Dan disini jang lurus hatinja; inilah jang dinamai djudjur. Djadi manusia jang dinamai djudjur itu, djika ia mempunjai hati jang tetap dan mendjalankan kewadjibannja menurut garis (mistar) jang lurus menudju kearahnja. Dan arah itu, ialah tertib dan damainja hidup bersama- sama. Djadi tidak menengok sana-sini, pura-pura sadja pun tidak. Sebagai djuru gambar jang ingin menggurat garis jang pertama, ia harus hati-hati menggunakan mistar dan, menarik garis jang sudah pasti, dan lempeng. Potlod, pena atau lain alat penarik harus tadjam2 dan sentausa memegangnja. Demikian djuga seorang perdjurit jang hendak mele- paskan peluru. Ia harus benar2 melalui laras senapannja diarahkan kepada musuh. Tidak boleh dengan semau- maunja sadja, karena peluru itu bisa djuga membelok hingga mengenai dadanja kawan sendiri atau bisa djuga membunuh diri sendiri. Demikianlah halnja dengan seorang jang ingin dise- but Ksatrya. Djika tidak menepati bisikan hati sedjatinja,<noinclude>{{right|25}}</noinclude> k41lg0pc06jx1jq1sq5t2p1vq12zz9w Halaman:Ksatrya.pdf/22 104 70952 204456 2024-11-30T14:16:58Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'tidak menurut djalan jang lurus, terbelok karena nafsu wanita - harta dan tachta; maka tidak bedanja dengan peluru senapan jang menembus dada kawannja tadi. Ksa- trya jang sematjam itu nistjajalah akan makan bangsanja sendiri. Orang demikian disebut tidak djudjur. Sedangkan untuk zaman baru ini jang diperlukan hanjalah angkatan jang dalam sanubarinja mengandung senapan bathin jang selurus-lurusnja jang sedjudjur2nja; agar dapat melepaskan pelur... 204456 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>tidak menurut djalan jang lurus, terbelok karena nafsu wanita - harta dan tachta; maka tidak bedanja dengan peluru senapan jang menembus dada kawannja tadi. Ksa- trya jang sematjam itu nistjajalah akan makan bangsanja sendiri. Orang demikian disebut tidak djudjur. Sedangkan untuk zaman baru ini jang diperlukan hanjalah angkatan jang dalam sanubarinja mengandung senapan bathin jang selurus-lurusnja jang sedjudjur2nja; agar dapat melepaskan peluru pada musuh dengan se- hebat2nja tidak kepada kawan sendiri. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|26}}</noinclude> cajmdtuz29k5s4av6mnyi1ukmqiztuo Halaman:Ksatrya.pdf/23 104 70953 204457 2024-11-30T14:18:32Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'LARAS. SUATU Arti jang oleh Ksatrya harus djuga difaham- kan, ialah arti kata laras. Laras adalah suatu imbangan antara beberapa ba gian2 baik dalam hal suara maupun dalam hal benda atau hal gerakan bagian2 mana meskipun dalam suara masing2 berlainan dengungnja, dalam benda- pun berlainan wudjudnja, dan dalam gerakan berlainan gojangnja. Akan tetapi laras jang terikat menurut susu- nan atau hukum jang tertentu, tidak mendjadikan gang- guan apa... 204457 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>LARAS. SUATU Arti jang oleh Ksatrya harus djuga difaham- kan, ialah arti kata laras. Laras adalah suatu imbangan antara beberapa ba gian2 baik dalam hal suara maupun dalam hal benda atau hal gerakan bagian2 mana meskipun dalam suara masing2 berlainan dengungnja, dalam benda- pun berlainan wudjudnja, dan dalam gerakan berlainan gojangnja. Akan tetapi laras jang terikat menurut susu- nan atau hukum jang tertentu, tidak mendjadikan gang- guan apa. Malahan bantu-membantu, isi-mengisi sehingga merupakan suatu bentuk jang sempurna, memberi pe- ngaruh bahagia pada mata, telinga dan rasa manusia. Jang mengenai suara misalnja gamelan atau musik. Jang mengenai benda umpamanja matjam2: bangunan, perhiasan, pakaian, tata-usaha, tata-krama, tata-negara dll. sebagainja. Dan jang mengenai gerakan, tjontohnja gerakan Rakjat jang terdiri atas matjam2 lapisan atau tenaga, gerakan badan dalam tari, pendeknja gerakan dalam seluruh alam dunia langit dan bumi seisinja. Ke- semuanja tadi meskipun matjam2, bagiannja, tapi karena harus mentjapai bersatunja, maka baiklah disusun demikian rupa, sehingga susunan itu mempunjai sesuatu bentuk jang sempurna dan memberikan pengaruh baha- gia, jaitu harus berwudjud satu, jang laras. Untuk mengupas Ksatrya baiklah kami mengambil lambang suara gamelan. Dengungan suara masing2 ba- gian-gamelan, misalnja suara gambang. Ini terbagi atas beberapa bilah kaju jang tersusun menurut susunan jang tertentu dan menetapkan Persatuan suara". Persatuan suara ini orang sebut: laras slendro, laras pelog atau laras barang. Begitu halnja dengan bagian2 dari satu perangkat gamelan, seperti gender, saron hingga kenong-kenongnja; harus djuga masing2 bagian itu me- menuhi sjarat susunan tadi, hingga perangkat itu dapat disebut perangkat gamelan laras slendro, pelog dan laras pelog-barang. Djika dalam perangkat gamelan atau musik tadi, terdapat sebuah perkakas jang lain larasnja, maka men- djadilah gangguan rasa, apabila perkakas itu dibunjikan orang. Demikianlah halnja dengan seorang Ksatrya, harus mengerti dan mengindahkan benar2 akan arti kata laras<noinclude>{{right|27}}</noinclude> 9tukm5903mgtyx201jiqorvcodd6n5s Halaman:Ksatrya.pdf/24 104 70954 204458 2024-11-30T14:19:16Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'itu dalam mendjalankan kewadjiban menjusun masjarakat baru. Djanganlah mereka menondjol2kan dirinja dalam lingkungan jang bukan tempatnja atau belum saatnja, sebab ia akan menggontjangkan udara, mengeruhkan suasana, menggandjilkan keadaan, hingga persatuan tenaga akan berpetjah-belah sebagai petjah- belahnja suara dalam gamelan tadi. Djika zaman baru diisi oleh Ksatrya jang tidak me- ngerti kata laras tadi, maka ia dapat diumpamakan se- bagai s... 204458 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>itu dalam mendjalankan kewadjiban menjusun masjarakat baru. Djanganlah mereka menondjol2kan dirinja dalam lingkungan jang bukan tempatnja atau belum saatnja, sebab ia akan menggontjangkan udara, mengeruhkan suasana, menggandjilkan keadaan, hingga persatuan tenaga akan berpetjah-belah sebagai petjah- belahnja suara dalam gamelan tadi. Djika zaman baru diisi oleh Ksatrya jang tidak me- ngerti kata laras tadi, maka ia dapat diumpamakan se- bagai seorang pemukul gong jang karena mengantuk tidak memukul-gong pada sa'atnja. Tentu sadja tukang gong jang lalai itu akan dilempari pemukul kaju oleh lainnja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|28}}</noinclude> thsj3l76mhbw21iwna2e1ivkh5d38qo Halaman:Ksatrya.pdf/25 104 70955 204459 2024-11-30T14:20:35Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'PERWIRA. PERWIRA adalah sikap seorang pahlawan jang ga- gah berani, jang dengan tetap-sentausa pegang harga diri dalam melakukan kewadjibannja dimedan per- djuangan. Segala pekerdjaan senantiasa diselesaikan, de- ngan saksama. Oleh karena itu para perwira baiklah di tempatkan dibarisan muka, tidak karena nafsu hormat, tetapi karena ia harus memimpin dengan sesungguhnja, harus menentukan sikap2 dan bertanggung djawab ten- tang segala2nja. Sifat... 204459 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>PERWIRA. PERWIRA adalah sikap seorang pahlawan jang ga- gah berani, jang dengan tetap-sentausa pegang harga diri dalam melakukan kewadjibannja dimedan per- djuangan. Segala pekerdjaan senantiasa diselesaikan, de- ngan saksama. Oleh karena itu para perwira baiklah di tempatkan dibarisan muka, tidak karena nafsu hormat, tetapi karena ia harus memimpin dengan sesungguhnja, harus menentukan sikap2 dan bertanggung djawab ten- tang segala2nja. Sifat2 luhur dalam kerochanian ialah tingginja budi pekerti, teguhnja pendirian dalam mendjaga kehormatan diri, mendjauhkan segala tindakan hina-dina dan durha- ka inilah kandungan dada orang-perwira. Menghargai di- ri itu tidak berarti merendahkan ataupun mengurangi kemerdekaan dan kehormatan orang lain, bahwa orang perwira selalu memperhatikan kedudukan orang lain dan menghormat sepatutnja menurut ukuran dan chodrat ma- sing2. Oleh karena keperwiraan itu satu sifat jang luhur jang harus mendjadi pegangan Ksatrya, maka disini akan saja lambangkan sebagai emas jang berharga tinggi. Emas adalah bertingkat2 karatnja. Maka harganja ber- tingkat2 menurut itu pula: jang paling tinggi ialah 24 ka- rat. Makin kurang karatnja, makin kurang pula harganja. Bahkan ada pula hanja emas sepuhan" (lapisan) sadja. Seimbang dengan emas jang turun karatnja karena banjak sedikit tertjampur dengan djenis logam jang ren- dah harganja, maka berkurang pula luhurnja keperwira- an djika tersisip diantaranja nafsu angkara. Maka dari itu untuk mendidik sifat perwira tidak tjukup hanja de- ngan menuntut sjarat-sjaratnja keperwiraan sahadja, akan tetapi lebih penting djuga harus mendjauhkan segala naf- su angkara, seperti, irihati, dengki, djahil, tjongkak, tama dsb. Sebaliknja sifat keperwiraan lebih gemilang meman- tjarkan tjahjanja djika berdampingan dengan sifat2 adili, djudjur, sepi-pamrih dan sebagainja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|29}}</noinclude> o8i345awd52jqallxtis09g6tjy53y6 Halaman:Ksatrya.pdf/26 104 70956 204460 2024-11-30T14:21:52Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'SABAR SABAR adalah satu maha - penjakit jang sangat ber- bahaja," demikianlah orang mengatakan. Tetapi sabar adalah djimat jang maha-sakti," kata orang lain pula. Kedua keterangan jang sangat bertentangan itu djika dipikirkan lebih dalam memang semua benar, sebab perkataan sabar biarpun sering terdengar akan tetapi sebenarnja sangat sulit. Djangan pula untuk dikerdjakan- nja sedangkan dimengertinja masih sering keliru, karena kebanjakan memanda... 204460 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>SABAR SABAR adalah satu maha - penjakit jang sangat ber- bahaja," demikianlah orang mengatakan. Tetapi sabar adalah djimat jang maha-sakti," kata orang lain pula. Kedua keterangan jang sangat bertentangan itu djika dipikirkan lebih dalam memang semua benar, sebab perkataan sabar biarpun sering terdengar akan tetapi sebenarnja sangat sulit. Djangan pula untuk dikerdjakan- nja sedangkan dimengertinja masih sering keliru, karena kebanjakan memandangnja dari sudut paling gampang, dan ditambahi sudut nafsu duniawi sadja. Orang jang sabar dianggap rugi, terbelakang, penakut, lemah, kurang semangat, mlempem. Dari sudut itu pula orang bisa me- nangkap sabar itu sebagai sifat jang baik, jaitu bagi diri seorang jang mempunjai sifat rendah, jang ingin ber- naung sadja dibawah pandji sabar, jang sebetulnja tidak lain melainkan asal dirinja slamet". Menurut keterangan diatas ini, maka anggapan pada perkataan sabar itu lalu dibolak balik, dan oleh karenanja kedua-duanja salah. Sebab fihak pertama sabar digunakan untuk mentjela orang lain, sedangkan fihak kedua sabar digunakan untuk memudji-pudji diri sendiri. Dalam galibnja sabar itu suatu sifat dari seorang Ksatrya jang luhur (bukan sabar jang hanja tidak gampang ma- rah, terima sadja segala apa serba sedikit, dll.) Sabar jang dikandung dalam dada Ksatrya bukan sadja ber- dasarkan tadjamnja tjipta, tetapi pula halusnja Rasa dan kuatnja Karsa. Sabar ialah usaha dengan tenang, ber- hati-hati tidak terburu nafsu, menanti waktu jang tepat dan seksama, dan djika perlu tahan udji, tahan pende- ritaan, tidak karena memang bodoh. Selandjutnja tidak mundur karena rintangan apa sadja sebelum tudjuan jang mulia dan sutji tertjapai. Dan kesemuanja ini tidak karena kepentingan sen- diri, melainkan karena kewadjiban untuk mentjipta atau memurba keselamatan umum jang kekal. Seorang Ksatrya gemblengan tahu dimana ia memfi'ilkan hati jang sabar itu. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|30}}</noinclude> lh8jkix1t9jcu0h0v5dlhialh0kiv9k Halaman:Ksatrya.pdf/27 104 70957 204461 2024-11-30T14:22:59Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'ELING -- WASPADA BERTURUT-TURUT sudah kami kupas sifat2 Ksatrya seperti susila, korban, prihatin, setia, adil, halus- kasar, pamrih, djudjur, laras dan perwira. Selaras dengan sa'atnja maka kini penting agaknja kami meneropong arti kedua perkataan eling-waspada", jang djuga harus mendjadi bekal seorang Ksatrya. Perkataan eling adalah asing dalam bahasa Indonesia, tetapi tidak dalam bahasa2 diseluruh Djawa. Dalam ba- hasa Indonesia arti eling ha... 204461 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>ELING -- WASPADA BERTURUT-TURUT sudah kami kupas sifat2 Ksatrya seperti susila, korban, prihatin, setia, adil, halus- kasar, pamrih, djudjur, laras dan perwira. Selaras dengan sa'atnja maka kini penting agaknja kami meneropong arti kedua perkataan eling-waspada", jang djuga harus mendjadi bekal seorang Ksatrya. Perkataan eling adalah asing dalam bahasa Indonesia, tetapi tidak dalam bahasa2 diseluruh Djawa. Dalam ba- hasa Indonesia arti eling hampir sama dengan arti "ingat". Hampir sama, karena eling itu ketjuali mempunjai arti harian jang biasa, pun mengandung arti jang bersangku- tan erat dengan filsafat, dengan kebatinan. Adapun kata waspada agak sudah mendjadi milik bahasa Indonesia, mesti belum lazim dipakainja, waspada berarti "awas", tetapi tidak sadja dengan mata njata, melainkan djuga dengan mata rasa. Djadi teranglah dalam waspada itu bersangkutan erat pula dengan filsafat. Guna uraian jang mengenai djiwa Ksatrya perkenan- kanlah kami tetap memakai kata-kata eling-waspada. Lagi pula karena kedua kata itu tertjantum dalam kalimah kepudjanggaan jang mendengungkan sabda, bahwa orang jang dapat menangkap Rasa Bahagia itu orang jg senantiasa "eling-waspada", djadi bukan orang jang "me- lalai atau lali dan buta". Oleh karena itulah penting sekali orang jang mendu- duki tachta Ksatrya dan sudah membawa bekal2 setia, djudjur dan lain sebagainja tahadi senantiasa memegang sekokohnja tanda atau djimat eling dan waspada. Dja- nganlah hendaknja ia lali alias lupa atau pura2 lupa akan djandji2, dan sifat2 jang dibawa tadi, dan djanganlah ia lalu buta alias gelap karena mata tertutup oleh matanja sendiri, jang suka melihat pada hal2 jang tiada artinja atau kosong belaka. Bergeraknja eling ialah kearah dalam dan bekerdja- nja waspada kearah luar. Eling bergerak kedalam karena jang dieling itu terletak didalam djiwanja, djiwa jang hidup dan hidup karena ada jang menghidupi. Lalai pada djandji2 itu berarti lalai pada jang memberi hidup, dan oleh karenanja haruslah dihukum seberat-beratnja, lebih2 djika pura2 lalai.<noinclude>{{right|31}}</noinclude> 6wtaa59ch8mtb3karvt5noulgosl6n3 Halaman:Ksatrya.pdf/28 104 70958 204462 2024-11-30T14:23:53Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'Waspada bekerdjanja keluar, karena jang harus di- waspadakan itu gerak-gerik dari alam jang mengelilingi- nja, djadi hal2 jang diluar tubuhnja, sedikit kurang was pada maka seorang Ksatrya mudah sekali ia dirobohkan oleh musuh, jang mengintai tiada hentinja. Eling-waspada adalah tanda2 jang senantiasa harus dibunjikan laksana bende didengungkan sebagai tanda harus berkumpul dan bergerak. Eling waspada adalah harus dibunjikan bagaikan bunjinja b... 204462 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>Waspada bekerdjanja keluar, karena jang harus di- waspadakan itu gerak-gerik dari alam jang mengelilingi- nja, djadi hal2 jang diluar tubuhnja, sedikit kurang was pada maka seorang Ksatrya mudah sekali ia dirobohkan oleh musuh, jang mengintai tiada hentinja. Eling-waspada adalah tanda2 jang senantiasa harus dibunjikan laksana bende didengungkan sebagai tanda harus berkumpul dan bergerak. Eling waspada adalah harus dibunjikan bagaikan bunjinja beduk jang mengi ngatkan pada para kawula mengheningkan dan menge- nadah kepada Gustinja. Seorang Ksatrya, atau jang ingin menamakan dirinja sebagai Ksatrya sedjati ketjuali ia harus mempunjai be- kal jang lengkap seperti susila, djudjur setia dsb. tadi, jg harus dibawa kemedan perdjuangannja, harus membawa bende atau beduk didalam dadanja pula, guna memberi peringatan padanja dan beduk itu tidak hanja dibunjikan pada saat-saat jang tertentu sadja, tetapi setiap detik hendaknja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|32}}</noinclude> 4p965igv4y64gbocoy0627b2slizgh4 Halaman:Ksatrya.pdf/29 104 70959 204463 2024-11-30T14:24:39Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'RIDLA - ICHLAS. KEDUA perkataan tentu tidak asing bagi umum, bahkan saban hari perkataan2 itu diutjapkan atau ditulisnja. Memang hal ini ialah selajaknja karena pen- tingnja. Oleh sebab itu lebih2 buat Ksatrya arti2 dua kata tersebut pantas dan perlu sekali dibawa sebagai bekal perdjuangannja dalam medan Kurusetra, karena Ksatrya adalah lain dari jang lain, ia seorang istimewa. Dalam pedalangan pun sudah dibuktikan dengan terang bahwa djumlah K... 204463 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>RIDLA - ICHLAS. KEDUA perkataan tentu tidak asing bagi umum, bahkan saban hari perkataan2 itu diutjapkan atau ditulisnja. Memang hal ini ialah selajaknja karena pen- tingnja. Oleh sebab itu lebih2 buat Ksatrya arti2 dua kata tersebut pantas dan perlu sekali dibawa sebagai bekal perdjuangannja dalam medan Kurusetra, karena Ksatrya adalah lain dari jang lain, ia seorang istimewa. Dalam pedalangan pun sudah dibuktikan dengan terang bahwa djumlah Ksatrya itu dapat dihitung dengan djari banjak- nja, karena keistimewaannja. Bahkan djika diambil pokok bilangan adanja hanja 5 (lima), ialah Pendawa lima de- ngan beberapa putra2nja. Di Astina memang hampir se- tiap orang ingin menamakan dirinja sebagai Ksatrya se- perti Dursasana. Ridla dan Ichlas adalah dua perkataan, jang me- ngandung dua arti djua. Oleh sebab itu tidak dapat arti2 itu dibolak-balik dalam memakainja, hingga tiada isinja, begitupun djuga tidak boleh diutjapkan dengan mudah sekali, karena dapat hilang harganja. Memang arti kedua kata itu hampir sama, malah tidak kelihatan batasnja. Tidak kelihatan batasnja karena kedua2nja berarti "lepas" atau kedua2nja mendjadi akibat dari "karena-lepas" dari hal2 jang ingin melekat dalam melakukan kewadjibannja, tetapi orang harus ichlas, "karena lepas" pula dari hal2 atau harta-benda-tachta jang pernah mendjadi miliknja. Djadi memang ridla dan ichlas itu sama, kedua-duanja "karena lepasnja". Adapun perbedaan ialah dalam dju- rusannja. Djika lepasnja ridla kedjurusan muka, maka lepasnja ichlas adalah kedjurusan belakang. Laksana daun djati maka ridla adalah terletak dimuka jang halus, dan ichlas dibelakang jang kasar. Dan djika manusia maka dadanja, mukanja, pantja-inderanja jang madep kedepan, itulah jang mengatur lepasnja sifat ridla, sedangkan pung- gungnja jang harus melepaskan sikap ichlas itu. Terang- lah bahwa batas tidak dapat diraba. Hanja rasa jang men- djadi batasnja, oleh karenanja orang bingung memakainja. Seorang Ksatrya itu mengerti akan arti2 jang penting dan dalam itu. Dengan bekal2 jang kita paparkan ber- turut-turut ialah sifat seperti djudjur, adil, setia, susila dsb. maka Ksatrya berdjalan selangkah demi selangkah de-<noinclude>{{right|33}}</noinclude> 9klngdxxvf89ers33awij2pvrvye8dv Halaman:Ksatrya.pdf/30 104 70960 204464 2024-11-30T14:25:19Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'ngan tenang kearah tudjuannja dimuka ialah dengan rasa ridla, tetapi seketika pula berani meninggalkan se- gala sesuatu dibelakang ialah dengan rasa ichlas. Ia ti- dak boleh menoleh lagi. Teranglah disini bahwa ridla dan ichlas itu pada tiap-tiap langkah selalu serentakberlaku bersama2. Hanja arahnja beda. Melepaskan panah Paso- pati harus madep kemuka, tidak boleh menoleh jang di- belakangnja. Tidak boleh memandang bahwa jang dipa- nah itu adal... 204464 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>ngan tenang kearah tudjuannja dimuka ialah dengan rasa ridla, tetapi seketika pula berani meninggalkan se- gala sesuatu dibelakang ialah dengan rasa ichlas. Ia ti- dak boleh menoleh lagi. Teranglah disini bahwa ridla dan ichlas itu pada tiap-tiap langkah selalu serentakberlaku bersama2. Hanja arahnja beda. Melepaskan panah Paso- pati harus madep kemuka, tidak boleh menoleh jang di- belakangnja. Tidak boleh memandang bahwa jang dipa- nah itu adalah saudaranja sendiri umpamanja. Pintu gerbang Alam indah permai telah dibuka. Oleh sebab itu bagi para Ksatrya Indonesia jang akan masuk ke Alam baru itu sajogjanja berbekal ridla ichlas. Ridla mendjalankan sesuatu jang ditempuh dimukanja dengan menutup pantja inderanja sekasar itu, tetapi dengan me- ngeningkan Tjipta Rasa Karsanja. Dan ichlas melepaskan segala sesuatu jang sudah dibelakangnja. Djanganlah sampai menoleh lebih lebih djanganlah punggungnja masih ditempeli sisa sisa dari zaman jang lampau. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|34}}</noinclude> 56d3slpw1cxidq7ryzji99v8trg5qnf Halaman:Ksatrya.pdf/31 104 70961 204465 2024-11-30T14:26:25Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'TJINTA. KETJINTAAN saja kepada negeri saja lebih besar daripada anak saja sendiri. Anak2 saja dapat saja korbankan, tetapi saja tidak mau membiarkan nege- ri India dibelenggu negeri lain", demikianlah suara jang didengungkan oleh seorang Ksatrya Wanita India Njonja S.K. Gobindaraju, di Kualalumpur jang dengan ridla ichlas sudah menjerahkan dirinja kepada tentara kebangsaan India. Tjinta, ialah jang mendjadi dorongannja wanita utama tersebut. M... 204465 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>TJINTA. KETJINTAAN saja kepada negeri saja lebih besar daripada anak saja sendiri. Anak2 saja dapat saja korbankan, tetapi saja tidak mau membiarkan nege- ri India dibelenggu negeri lain", demikianlah suara jang didengungkan oleh seorang Ksatrya Wanita India Njonja S.K. Gobindaraju, di Kualalumpur jang dengan ridla ichlas sudah menjerahkan dirinja kepada tentara kebangsaan India. Tjinta, ialah jang mendjadi dorongannja wanita utama tersebut. Memang tjintalah jang harus mendjadi sendi segala perbuatan, segala tindakan, segala gerakan. Tjinta harus mendjadi pokok-pangkal sehari-hari, dirumah, di- masjarakat, dipekerdjaan, demikianlah djika tindakan, perbuatan dan gerakan tadi menginginkan hasil sepenuh- nja. Tindakan, perbuatan atau gerakan jang tiada sendi tjinta mustahil akan menumbuhkan manfaat. Tetapi tidak mudahlah orang memfi'ilkan tjinta itu. Seperti didalam soal2 lain maka tjinta-pun mempunjai tingkatan 2. Tjinta ajam, tjinta-bebek, tjinta-kambing, pen- dek-kata, tjinta-chewan seumumnja, adalah beda dalam fi'ilnja dengan tjinta manusia. Dan tjinta manusia inipun dalam ukurannja bertingkat-tingkat. Tjinta antara isteri dan suami, adalah lain dengan tjinta antara anak dan bapak- nja, lain lagi dengan tjinta antara saudara dan saudara. Sekarang kita terus mengupas seorang Ksatrya dan menebak ketjintaan seorang Ksatrya. Seorang Ksatrya, baik wanita maupun pria, adalah manusia istimewa, lain dari pada jang lain. Djadi barang tentu, tjinta ksatrya ada- lah istimewa, lain dari jang lain. Tjinta ksatrya lebih tinggi dari tjinta manusia biasa. Kalau orang biasa dalam mendja- tuhkan tjinta membutuhkan sekali adanja benda jang njata, jang dapat diraba dengan tangan dan melihat dengan ma- ta, maka tjinta seorang Ksatrya tidak lagi membutuhkan rabaan, dan tontonan mata. Tjinta seorang Ksatrya adalah kekal, langgeng, tidak berobah, tidak beragu-2, tidak asal tjinta sadja. Ketjintaan Ksatrya mempunjai arah, mempunjai tudjuan jang amat halus, jang tidak dapat ditebak dengan tangan, diintjer dengan mata-kasarnja. Ksatrya adalah tjinta kepada Tuhan. Ini bukan karena ia takut, atau menderita kesu-<noinclude>{{right|35}}</noinclude> sdkent9juwmgrr62i6vgkpmb7kv7pj8 Halaman:Ksatrya.pdf/32 104 70962 204466 2024-11-30T14:27:02Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'sahan, lalu baru membutuhkan Tuhan sadja. Tetapi ia tjinta kepada Tuhan, karena ia sudah tunggal, bersatu padu, sudah luluh mendjadi satu dengan Tjinta-kasih- Tuhan. Djadi ketjintaan ini adalah kekal langgeng. Selandjutnja Ksatrya tjinta akan tanah airnja. Inipun tidak mudah ditebak dengan tanganpun, dili- hat dengan mata, karena tanah air bukanlah tanah dan air, jang dapat digali dan diminum biasa. Bagi seorang Ksatrya tjinta kepada Tuhan dan... 204466 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>sahan, lalu baru membutuhkan Tuhan sadja. Tetapi ia tjinta kepada Tuhan, karena ia sudah tunggal, bersatu padu, sudah luluh mendjadi satu dengan Tjinta-kasih- Tuhan. Djadi ketjintaan ini adalah kekal langgeng. Selandjutnja Ksatrya tjinta akan tanah airnja. Inipun tidak mudah ditebak dengan tanganpun, dili- hat dengan mata, karena tanah air bukanlah tanah dan air, jang dapat digali dan diminum biasa. Bagi seorang Ksatrya tjinta kepada Tuhan dan Tanah Air itu tak mengenal waktu dan selandjutnja sepi-pamrih. Ketjintaan Ksatrya dulu sama dengan sekarang, karena Tuhan dulu dan Tanah Air dulu tetap sama pada masa sekarang ini, pun kelak kemudian hari.- <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|36}}</noinclude> h0kiwimzy7psbqxjilqv933pd0o8c46 Halaman:Ksatrya.pdf/33 104 70963 204467 2024-11-30T14:28:01Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'PANTIA INDERA PANTJA=LIMA. Indera = Perkakas. Djadi Pantja-In- dera Lima perkakas. Lima perkakas jang terletak pada tubuh manusia, djadi jang mendjadi milik manusia atas karunia Tuhan. Mata Telinga Hidung Lidah Rasa seluruhnja, inilah lima buah perkara itu. Adanja perkakas dalam dunia ramai seutuhnja me- mang amat perlu, ialah agar dunia seisinja dapat selalu terus menerus bergerak dengan tiada hentinja. Lebih ba- njak perlengkapan perkakas it... 204467 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>PANTIA INDERA PANTJA=LIMA. Indera = Perkakas. Djadi Pantja-In- dera Lima perkakas. Lima perkakas jang terletak pada tubuh manusia, djadi jang mendjadi milik manusia atas karunia Tuhan. Mata Telinga Hidung Lidah Rasa seluruhnja, inilah lima buah perkara itu. Adanja perkakas dalam dunia ramai seutuhnja me- mang amat perlu, ialah agar dunia seisinja dapat selalu terus menerus bergerak dengan tiada hentinja. Lebih ba- njak perlengkapan perkakas itu lebih erat perhubungan antara satu dan lain, lebih bergelora dan berdaja djiwa dunia ini lebih dinamis adanja. Djadi pada umumnja perkakas itu memang penting sekali. Orang duduk butuh perkakas duduk, jaitu kursi. Orang pergi butuh perkakas pergi, ialah kretek atau su- paja tjepat mobil, dan djika djauh naik kereta api, kapal api atau kapal udara. Orang menggali tanah butuh patjul dan linggis dan orang akan berperang, butuh senapan dan peluru. Perkakas2 tadi tidak dapat dihitung banjak- nja dan djenisnja, tetapi seharusnja, orang tahu akan faedah masing2, bahkan kodrat iderat masing2. Manusia haruslah tahu, haruslah insjaf bagaimanakah memakainja. Perkakas duduk jaitu kursi misalnja, djangan- lah dipakai untuk keperluan lain. Kembali pada pantja indera. Mata dan lain sebagai- nja tahadi adalah perkakas jang melekat pada tubuh manusia untuk dipakai sebenar2nja karena masing2 mem- punjai hak-kewadjiban, mempunjai kodrat-iradat sendiri. Sering kali orang liwat batas, memakainja hak pantja- indera tadi, ialah hak melihat, mendengar, memakan dan lain2 sebagainja. Dengan keadaan demikian maka keadaan pantja- indera jang mendjadi perkakas manusia-semata2 tadi lalu terbalik. Oranglah jang diperkakaskan belaka. Dan me- mang dalam pada hal ini, harta tachta wanita-prya jang pokoknja dapat mengadjak pantja - indera kealam bolak- balik tadi. Seorang Ksatrya jakin akan arti Pantja indera dengan sedjatinja. Oleh sebab itu ia dapat dengan sak- mempergunakannja. Ia dapat memperfaedahkan sama<noinclude>{{right|37}}</noinclude> koqo2zopmm55iqa4ewo82zkdl2tyryz Halaman:Ksatrya.pdf/34 104 70964 204468 2024-11-30T14:28:37Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'masing2 indera menurut kodrat-iderat sebenarnja. Bahkan seorang Ksatrya gemblengan, tahu bahwa bersatunja lima indera itu mempunjai daja jang kuat dan hebat. Ksatrya tahu, bahwa masing2 indera, tidak lalu bekerdja menurut nafsu masing2. Bahkan Ksatrya tahu, pada suatu saat memusatkan kelima perkakas itu mendjadi satu jaitu kearah tunggal. Agar supaja unggul djuritnja Sang Ardjuna, memu- satkan pantja inderanja sebagai Begawan Tjipto Hening. Dem... 204468 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>masing2 indera menurut kodrat-iderat sebenarnja. Bahkan seorang Ksatrya gemblengan, tahu bahwa bersatunja lima indera itu mempunjai daja jang kuat dan hebat. Ksatrya tahu, bahwa masing2 indera, tidak lalu bekerdja menurut nafsu masing2. Bahkan Ksatrya tahu, pada suatu saat memusatkan kelima perkakas itu mendjadi satu jaitu kearah tunggal. Agar supaja unggul djuritnja Sang Ardjuna, memu- satkan pantja inderanja sebagai Begawan Tjipto Hening. Demikian seharusnja pula masjarakat baru ini, djika ingin tinggi deradjatnja semestinja memusatkan segala tena- ga jang berada dimasjarakat ini menurut kodrat iradat masing2. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|38}}</noinclude> 9khafsnele5xry709aggle9qs5jo2rt Halaman:Ksatrya.pdf/35 104 70965 204469 2024-11-30T14:32:32Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'TERTIB DAMAI KEDUA perkataan sudah dikenal oleh umum, dan KET sering djuga diutjapkan atau ditulisnja, tetapi pula ternjata, bahwa tiap2 perkataan itu sering tertampak atau terdengar menjendiri, djadi tidak serentak dipakainja. Pa- da hal pada galibnja kedua-duanja tidak boleh dipisah. Seperti djuga tidak dapat dipisahnja orang dengan bang- sanja, bau-bunga dengan bunganja, sinar dengan api- pelitanja, Ardjuna dengan Kresna, Kawula dengan Gusti... 204469 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>TERTIB DAMAI KEDUA perkataan sudah dikenal oleh umum, dan KET sering djuga diutjapkan atau ditulisnja, tetapi pula ternjata, bahwa tiap2 perkataan itu sering tertampak atau terdengar menjendiri, djadi tidak serentak dipakainja. Pa- da hal pada galibnja kedua-duanja tidak boleh dipisah. Seperti djuga tidak dapat dipisahnja orang dengan bang- sanja, bau-bunga dengan bunganja, sinar dengan api- pelitanja, Ardjuna dengan Kresna, Kawula dengan Gusti. Disebut satu persatu boleh, tiada larangan tetapi hendak njalah djika menjebut satunja dalam angan2 mengadjak atau ingat pada lainnja. Demikianlah maka dua arti boleh dikatakan menunggal pisah adanja. Tjobalah kita tero- pong lebih landjut, nanti akan njata hal ini. Tertib sama dengan Tata. Damai sama dengan ten- teram. Djadi tertib damai tata-tenteram. Tertib. atau ta- ta adalah keadaan segala sesuatu jang telah teratur, ter- susun sebaik2-nja, selengkapnja, tiada ketjewa lagi. Ter- tib atau tata itu ditudjukan pada udjud jang tampak-ma- ta, pada organisasinja, pada bungkusan atau kulitnja, pada lahirnja. Adapun Damai atau Tenteram itu ke- adaan dalam, keadaan isinja, atau ba tinnja. Jaitu ke- adaan batin jang tidak gemetar bingung atau ribut. Dja- di jang sudah diam sebulatnja, karena puas bahagia adanja. Berhubung dengan keterangan diatas, maka gampang dimengerti, djika segala sesuatu sudah teratur, tersusun serapih2-nja djadi sudah tertib nistjajalah akan memberi ketenteraman pada batin kesemuanja. Tidak damai djika belum tertib tidak akan tertib djika tidak tudjuan damai. Kami ingat kepada perkataan tata usaha" dan tata negara" jang memang tepat sekali artinja. Tata usaha ialah usaha atau badan pekerdja jang berkewadjiban memikirkan, mengerdjakan, pendek kata mengatur atau menjusun (nata Djw.) meng-organisir begitu rupa, hingga keadaan lahirnja kelihatan rapih, djadi tertib adanja. Karena ketertiban lahir itu akan memberi kepuasan pada batin segenap anggauta usaha itu, hingga sege- napnja merasa damai adanja. Demikianlah halnja dengan tata-negara. Tata-Negara adalah susunan atau buah badan jang berkewadjiban mengatur, menjusun sega- la-gala dalam negara, hingga rapih, tertib adanja. Keter-<noinclude>{{right|39}}</noinclude> hmn2l34gzy2yvpertrg6shfmcriywtk Halaman:Ksatrya.pdf/36 104 70966 204470 2024-11-30T14:33:05Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'tiban ini nistjaja memberi kepuasan hati segenap pen- duduk negara itu, hingga damailah keadaan batinnja. Uraian kami jang lalu itu berturut2 kami tudjukan kepada kupasan sifat2 seorang Ksatrya. Oleh sebab itu tertib damai inipun sambungan uraian kami semata-mata. Seorang Ksatrya sedjati sudah insjaf, bahwa azas tu- djuan dari hidupnja, memang akan mentjiptakan keter- tiban, agar damailah batin dari segenapnja. Kami kata- kan bahwa Ksatrya ins... 204470 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>tiban ini nistjaja memberi kepuasan hati segenap pen- duduk negara itu, hingga damailah keadaan batinnja. Uraian kami jang lalu itu berturut2 kami tudjukan kepada kupasan sifat2 seorang Ksatrya. Oleh sebab itu tertib damai inipun sambungan uraian kami semata-mata. Seorang Ksatrya sedjati sudah insjaf, bahwa azas tu- djuan dari hidupnja, memang akan mentjiptakan keter- tiban, agar damailah batin dari segenapnja. Kami kata- kan bahwa Ksatrya insjaf akan hal ini, karena dalam galibnja „tertib damai" itu terletak pada tubuh manusia, tubuhnja Ksatrya sendiri. Dan seorang Ksatrya gemblengan memang sudah insjaf akan letaknja „tertib-damai" dalam tubuh sendiri itu. Seorang Ksatrya sudah bisa mentertib- kan badan lahirnja atau djasmaninja, oleh karena itu kami jakin bahwa seorang Ksatrya itu hatinja sudah diam, tidak ribut, tidak bingung, tetapi sudah hening adanja. Djadi batin seorang Ksatrya itu sudah tenteram, sudah damai. Oleh karena itulah; djadi oleh karena Ksatrya sudah tertib damai sendiri, maka pasti ia akan membuat tertib damainja masjarakat lingkungannja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|40}}</noinclude> 9lwrbhdj5xidvmkwo8qt55cewjlv2l0 Halaman:Ksatrya.pdf/37 104 70967 204471 2024-11-30T14:33:47Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'KAWULA - GUSTI SEPERTI tidak boleh terpisahnja rangkaian kata2 jg Stelah kami kupas, jaitu "eling waspada", "ridla- ichlas", "tertib damai", maka demikianlah halnja dengan dua setangkai kata tersebut diatas: Kawula Ġusti. Dua tetapi sebenarnja satu. Oleh karenanja tidak boleh dipi- sah, sebab satunja bagaikan bajangan atau kumandang dari jang lain. Dipalau Djawa-Madura, dua setangkai itu tidak asing lagi, baik sebagai arti kata maupun sebagai... 204471 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>KAWULA - GUSTI SEPERTI tidak boleh terpisahnja rangkaian kata2 jg Stelah kami kupas, jaitu "eling waspada", "ridla- ichlas", "tertib damai", maka demikianlah halnja dengan dua setangkai kata tersebut diatas: Kawula Ġusti. Dua tetapi sebenarnja satu. Oleh karenanja tidak boleh dipi- sah, sebab satunja bagaikan bajangan atau kumandang dari jang lain. Dipalau Djawa-Madura, dua setangkai itu tidak asing lagi, baik sebagai arti kata maupun sebagai arti isi ke- batinannja. Bahkan sebenarnja seluruh kepulauan Indone- siapun sudah mengenal dua perkataan itu, meski kiranja tidak dalam arti kebatinan tadi. "Kawula" terdapat dalam perkataan keluarga jang mengandung dua kata kawula dan warga. "Gus i" hampir dimana2 sudah dikenal seba- gai gelar. Jang paling tepat dipakainja dua setangkai itu ialah dalam arti filsafat, jang berabad2 lamanja telah terdjalin dalam hati sanubari bangsa kita chususnja di pulau Dja- wa Madura (Bali) ini. Kawula Hamba. Gusti Jang diperatas (Dianggap, di- djundjung). Menurut arti tersebut, maka letaknja hamba itu dibawah, dan Jang Diperatas itu barang tentu diatas. Dengan seketika teranglah disini, bahwa "bawah" dan "atas" itu dua arti jang saling memperkuat beradanja. Tiada atas djika tiada bawah sebaliknja tiada bawah djika tiada atas, bahkan bawah itu menundjukkan bahwa adanja atas. Oleh sebab itu mudahlah kiranja dimengerti, bahwa kedua arti itu tidak bisa dipisah. Beradanja dua memang penting, karena menundjukkan tempatnja ma- sing-masing dan hak-kewadjiban masing masing. Tetapi dalam galibnja hanja ada satulah. Djika adanja kawula karena menundjukkan adanja Gusti. Tetapi sebaliknja adanja Gusti, karena disebut didjundjung, diperatas oleh Kawula. Oleh sebab itu Kawula harus selalu ingat (eling) menghadap, menjerahkan diri dengan bakti kepada Gustinja. Dan pasti Gusti akan menerima dan memberi tempat dalam kalbunja dengan leluasa, karena memang Gusti adalah bersifat murah. Kawula jang sudah insjaf dan mendjalankan arti itu, berarti bahwa Kawula sudah<noinclude>{{right|41}}</noinclude> tjuvnp4lr9p5hrcqkfxhsdd8u8bzjc3 Halaman:Ksatrya.pdf/38 104 70968 204472 2024-11-30T14:34:33Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'mendjelma dalam Gusti, atau menunggal, bersatu padu dengan Gusti. Seorang Ksatrya sedjati sudah mengerti sedalam-da- lamnja akan filsafat ini. Oleh sebab itu gerak-gerik Ksa- trya itu selalu berdasarkan atas semangat "Kawula-Gusti". la insjaf, bahwa ia hanja kawula jang terus menerus ti- ada kundjung padamnja bertunggal dengan bakti pada Gustinja. Semangat itulah jang memberi api kepadanja, untuk meneruskan lakon hidup. Dan djika api kawula Gus... 204472 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>mendjelma dalam Gusti, atau menunggal, bersatu padu dengan Gusti. Seorang Ksatrya sedjati sudah mengerti sedalam-da- lamnja akan filsafat ini. Oleh sebab itu gerak-gerik Ksa- trya itu selalu berdasarkan atas semangat "Kawula-Gusti". la insjaf, bahwa ia hanja kawula jang terus menerus ti- ada kundjung padamnja bertunggal dengan bakti pada Gustinja. Semangat itulah jang memberi api kepadanja, untuk meneruskan lakon hidup. Dan djika api kawula Gusti ini lenjap, lenjaplah pula semangat bakti Ksatrya. Sebab tiada lain memang Gustilah jang mendjadi atji perhatian bahkan jang ditjari oleh Ksatrya sebagai Kawula. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|42}}</noinclude> 7jnvjjtxm4tvt11ubuw06ib84alh6d8 Halaman:Ksatrya.pdf/39 104 70969 204473 2024-11-30T14:35:15Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'PENDIAM. DIAM adalah suatu sifat jang perlu dibentangkan, karena diam itu mendjadi milik seorang Ksatrya jang hendak melakukan Ksatryaannja. Dalam arti sehari-hari memang tidak mudah terka- tjela-tjertja pada arti diam itu, atau sebaliknja agak ringan sekali didjundjung-didjundjungnja. Orang misalnja mudah berkata: "Ada kalanja diam itu baik, tetapi ada saatnja pula diam itu tidak baik". Memisah-misahkan arti-arti sehari-hari sematjam ini mema... 204473 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>PENDIAM. DIAM adalah suatu sifat jang perlu dibentangkan, karena diam itu mendjadi milik seorang Ksatrya jang hendak melakukan Ksatryaannja. Dalam arti sehari-hari memang tidak mudah terka- tjela-tjertja pada arti diam itu, atau sebaliknja agak ringan sekali didjundjung-didjundjungnja. Orang misalnja mudah berkata: "Ada kalanja diam itu baik, tetapi ada saatnja pula diam itu tidak baik". Memisah-misahkan arti-arti sehari-hari sematjam ini memang mudah sekali. Dalam arti harian memang arti diam itu gampang ditawar atau didjual mahal atau diobral murah. Oleh karena itu orang lalu malas mentjari sa'at2nja jang manakah jang tepat untuk diam dan untuk tidak diam, hingga orang bersikap setengah-tengahnja, diam tidak dan tidak diam djuga tidak. Diam sedjati jang mendjadi miliknja Ksatrya adalah tidak bergantung atau menunggu pada saat atau tempat. Pun tidak bergantung kepada keadaan apapun djuga. Diamnja Ksatrya adalah terus tidak putusnja. Dalam bergerak sehebat-hebatnja, dalam berdjuang atau berperang sedahsjat2nja, dalam bitjara sewadjar atau sekeras-kerasnja seorang Ksatrya masih tetap diam. Djadi diam itu adalah kekal berlakunja. Tidak sekedar asal tutup mulut atau tidak menggerakkan kaki tangan misal- nja, pun asal tidak membuka suara karena takut, umpa- manja. Diam jang kekal jang mendjadi milik Ksatrya terletak dalam dua kata: "Heneng-hening". Heneng, ialah diamnja djasmani, Hening adalah diamnja rochani. Seorang Ksatrya tentu mengerti akan harga dan dajanja dua matjam diam tersebut. Meskipun ia masih bergulet dalam tengah2 Kurusetra sehebat2nja, meskipun gerak raganja masih sekuat-kuatnja dan meskipun semangatpun berko- bar-kobar menjala-njala, lebih2 dalam waktu prihatin, heneng-hening ta' kundjung padam, malah lebih kekal dan lebih mendalamnja. Ia terus diam tidak hentinja. Terhadap sifat2 jang telah dipaparkan ialah eling-waspada, pun ridla-ichlas, lebih2 terhadap arti Kawula Gusti, maka diam itu adalah talinja karena diam itu tidak lain mela- inkan fi'ilnja bakti antara Kawula dan Gustinja.<noinclude>{{right|43}}</noinclude> aulhxe140bmxac6vb1pevc4lh5yabol Halaman:Ksatrya.pdf/40 104 70970 204474 2024-11-30T14:36:17Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'Seorang Ksatrya mengerti bahwa dengan sendjata sakti itu ia bisa menghantjur-luluhkan musuhnja, baik musuh diluar, maupun musuh didalam selimut dalam tubuhnja jaitu angkara murka sendiri. Dalam Bratajuda jang maha dahsjat ini jang dibu- tuhkan, ialah kaum Pendiam, bukan kaum,diam" dengan huruf ketjil. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"> PASRAH. DIDALAM perkataan pasrah terkandung pokok kata serah". Oleh sebab itu mudahlah ditangkap-... 204474 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>Seorang Ksatrya mengerti bahwa dengan sendjata sakti itu ia bisa menghantjur-luluhkan musuhnja, baik musuh diluar, maupun musuh didalam selimut dalam tubuhnja jaitu angkara murka sendiri. Dalam Bratajuda jang maha dahsjat ini jang dibu- tuhkan, ialah kaum Pendiam, bukan kaum,diam" dengan huruf ketjil. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"> PASRAH. DIDALAM perkataan pasrah terkandung pokok kata serah". Oleh sebab itu mudahlah ditangkap- nja bahwa didalam pasrah" itu terkandung perkataan? terserah" dan menjerah". Seperti nasibnja "Diam" maka begitulah pula nasib jang diderita oleh pasrah". Setengah orang tersenjum menghadapi arti pasrah" ini, bahkan mengedjek karena menganggap tidak bergerak; tidak dinamis" katanja. Ma- lah ada jang agak bangga, tetapi sebetulnja sadja me- njembunjikan kemalasannja dibelakang pasrah" itu. Demikianlah hingga pasrah" itu seperti barang daga- ngan jang terumbang-ambing tiada laku dan tiada lakon- nja jang pasti. Dan djika ditutup buku dagang itu hanja didapat hasil arti-arti: masa bodoh atau paling untung bagaimana nanti" atau perkara tinggal dibelakang". Inilah nasibnja pasrah" jang ditawar2, dihitung2 atau- dikupas sambil lalu itu. Padahal pasrah adalah suatu si- kap Ksatrya sebagai Kawula jang mempunjai maksud: terserah menghadapi waktu, tempat dan kea- daan apapun djuga, dan menjerah djiwa-raganja pada Gustinja. Pasrah adalah dalam galibnja sikap orang Ksatrya gemblengan jang luhur. Bahkan hanja Ksatrya jang bisa pasrah itu, karena ia sudah membawa bekal2 jang lengkap seperti telah dipaparkan: sepi-pamrih, adil, djudjur, ridla-ichlas dan diam. Pun karena ia insjaf sung- guh2, bahwa ia hanja kawula dan karena ia mengang- gap sungguh2 pada Gustinja. Bagaikan latihannja pasrah Sang Begawan Tjipto Hening untuk mendapat kesaktian akan menempuh Bratajuda Djaja Binangun, begitulah hen- daknja djika orang ingin menduduki kursi Ksatrya, harus- lah berani bersikap terserah" dan menjerah", jaitu da- lam hubungan Kawula-Gusti. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|44}}</noinclude> kyjphex14j80xokkkjhpiu0r3qv0jam Halaman:Ksatrya.pdf/41 104 70971 204475 2024-11-30T14:37:11Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'TUNGGAL SUTJI Tata Ngesti Tunggal". Demikianlah bunjinja sembojan Taman - Siswa jang didjundjung oleh bapak ibu anak, jaitu suatu keluarga jang dengan bersih batinnja dan tertib lahirnja mentjita tjitakan persatuan kokoh-kekal". Bahwasanja hanja batin jang sepi pamrih dan lahir jang tertib bisa mewudjudkan persatuan jang kekal itu. Sembojan tsb. disini dikemukakan sekedar un- tuk mengambil makna tunggal". Njatalah menurut uraian diatas, bahwa,... 204475 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>TUNGGAL SUTJI Tata Ngesti Tunggal". Demikianlah bunjinja sembojan Taman - Siswa jang didjundjung oleh bapak ibu anak, jaitu suatu keluarga jang dengan bersih batinnja dan tertib lahirnja mentjita tjitakan persatuan kokoh-kekal". Bahwasanja hanja batin jang sepi pamrih dan lahir jang tertib bisa mewudjudkan persatuan jang kekal itu. Sembojan tsb. disini dikemukakan sekedar un- tuk mengambil makna tunggal". Njatalah menurut uraian diatas, bahwa,,tunggal" itu ialah,,satu". Sungguh tepatlah maksud ini dari sudut sasteranja. Tetapi pula sungguh tepat dalam falsafatnja. Satu, bukan dua atau tiga. Memang benar, bahwa satu itu bisa djuga terdjadi dari dua atau tiga. Tetapi dua atau tiga, jang sudah hilang nafsu kedua dan nafsu ke- tigaannja, bahkan dua atau tiga jang sudah luluh sama sekali. Boleh djadi rupanja dua, tetapi dalam galibnja tetap satu. Laksana bagian atas dan bagian bawahnja daun sirih, jang mempunjai tjorak tjorai dua, tetapi tjobalah digigit, nanti tentu hanja satulah rasanja. Tunggal rasa, inilah jang oleh karenanja lalu mem- punjai maksud satu itu. Bahkan hanja tidak rasanja sadja jang satu itu, tetapi pada bulatnja hendaklah sama kali Tunggal Tjipta, Tunggal-Rasa dan Tunggal - Karsa. Kembali kepada keluarga tadi, jaitu bapa-ibu-anak. Suatu keluarga jang masih ngalor ngidul tjipta rasa - karsanja, mustahil bisa tunggal. Sebenarnja djika diperdalamkan, maka hanja para Ksatrya jang bisa tunggal dan bisa Menunggal, ialah dalam arti Kawula Gusti. Karena ia sudah sepi pamrih batinnja, dan bersiap lengkap, pun tertib lahirnja. Ia mengerti, bahwa Kawula dan Gusti memang Dua tetapi insjaf pula, bahwa Kawula jang pasrah" itu tentu bisa luluh, bisa bersatu padu, bisa Tunggal dengan Gustinja. Dan disitulah pula didalam menunggalnja Kawula dan Gusti itulah, letaknja djaja, tetapi pula sa'at bahagia raja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|45}}</noinclude> ify0d038g1wiaigm37puwbnyoyfq7an Halaman:Ksatrya.pdf/42 104 70972 204476 2024-11-30T14:37:45Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'SEMBILAN. SETELAH dikupas „Tunggal" jang berarti "Satu", ma- ka ternjata bahwa kata itu mengandung isi jang dalam. Demikianlah dengan adanja angka2 jang lain, masing2 memberi pedoman. Dua loro2-ning atunggal, Tiga tri-sakti, Empat = keblat-empat, Lima pantja indera, Tudjuh = tingkatan- kealam-baka, Delapan Tjakra, dan sembilan = babahan- nawa-sanga (babahan = lobang). Seorang Ksatrya jang telah lengkap bersendjata adil, djudjur, sepi- pamrih,... 204476 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>SEMBILAN. SETELAH dikupas „Tunggal" jang berarti "Satu", ma- ka ternjata bahwa kata itu mengandung isi jang dalam. Demikianlah dengan adanja angka2 jang lain, masing2 memberi pedoman. Dua loro2-ning atunggal, Tiga tri-sakti, Empat = keblat-empat, Lima pantja indera, Tudjuh = tingkatan- kealam-baka, Delapan Tjakra, dan sembilan = babahan- nawa-sanga (babahan = lobang). Seorang Ksatrya jang telah lengkap bersendjata adil, djudjur, sepi- pamrih, diam, pasrah dan lain sebagainja, pendek kata jang sudah menetapi Kawula Gusti, tentu selalu ingat dan berdjalan atas petundjuk angka2 terse- but berturut2. Hingga tepat pada saatnja tahu, bahwa ia harus menutup pintu-gerbang, ialah babahan nawa sanga, jang menempel pada Djandjinja. Demikianlah karena ia tahu, bahwa sembilan buah pintu itu bisa memasukkan hama dari luar, tetapi bisa mengeluarkan segala daja dari dalam tubuhnja, hal mana mempunjai akibat melemahkan tubuh dan menghantjurkan semangatnja. Inilah arti sembilan" itu hendaknja ja'ni membe- baskan kuman2, lalu memberi semangat dan ilham2 untuk perdjuangan hidup seterusnja". Tidak mengindahkan arti itu, berarti tidak mau membebaskan kuman2 dan tidak mau memberi semangat dan kesempatan pada ilham2 jang sedjati tadi. Ingat pada sembilan tiada lain, melain- kan mendjaga djanganlah djandji kawula akan bebas tadi diabaikan hendaknja. Tutuplah babahan-nawa-sanga rapat2, nanti akan menghadapi tjahaja gumilang. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|46}}</noinclude> 27m7jsrx3niwhd2cbonk2ahrzj26jyk Halaman:Ksatrya.pdf/43 104 70973 204477 2024-11-30T14:38:20Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'DJANDJI. WAHAI anakku, kalau kelak datang pada djan- djimu, haraplah kamu meninggalkan.be- kas". Demikian kata pesenan seorang tua kepada anak- siswanja sebagai wasita atau sabda penghabisan, karena siswa tadi akan meninggalkan asramanja dan terdjun kemasjarakat ramai. Djandji mati, inilah arti dalam sabda tersebut. Ada- nja mati karena adanja hidup. Oleh sebab itu bolehlah arti djandji itu diperluaskan sama sekali, jaitu bahwa djan- dji itu d... 204477 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>DJANDJI. WAHAI anakku, kalau kelak datang pada djan- djimu, haraplah kamu meninggalkan.be- kas". Demikian kata pesenan seorang tua kepada anak- siswanja sebagai wasita atau sabda penghabisan, karena siswa tadi akan meninggalkan asramanja dan terdjun kemasjarakat ramai. Djandji mati, inilah arti dalam sabda tersebut. Ada- nja mati karena adanja hidup. Oleh sebab itu bolehlah arti djandji itu diperluaskan sama sekali, jaitu bahwa djan- dji itu ditudjukan pula pada hidupnja. Bahwasanja hidup dalam dunia fana ini adalah semata2 perdjandjian, pada Jang Memberi Hidup. Dengan seketika disini terbukalah lajar rahasia, bahwa dengan tegas hidup tadi terus me- nuruti atau harus menetapi djandji dengan saksama. Oleh sebab itu Sang Begawan memberi peringatan pada siswa tadi, supaja dalam hidup seterusnja sampai habis djandji, siswa senantiasa membuktikan kesetiaannja pada djan- djinja, jaitu memberi beka s2, jang njata, jang tepat, jang bersih. Soal djandji inilah oleh seorang Ksatrya diperhatikan benar2, djandji ketjil2 sampai djandji besar2, karena Ksa- trya mengerti, bahwa tjidra pada djandji itu melenjapkan kepertjajaan dari masjarakat lingkungannja. Ia sudah tetap berkejakinan Kawula-Gusti, dan pertjaja bahwa sabda adalah Djandji jang benar. Inilah pedoman jang harus dipegang seteguh2nja. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|47}}</noinclude> 7u797e9ofga34xwt0yign8h0h329wx3 Halaman:Ksatrya.pdf/44 104 70974 204478 2024-11-30T14:38:56Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'BAKTI BAKTI = MEMBERI. Djadi tidak minta2, tidak meng- harap2. Orang memberi, karena ada jang diberikan, djadi karena mempunjai. Tidak bisa memberi adalah satu tanda, bahwa orang tidak mempunjainja. Oleh sebab itu orang harus merasa bahagia kalau ia masih bisa memberi, tandanja ia masih punja. Dalam hakekatnja segala sesuatu jang mendjadi kepu- njaan manusia itu tidak kekal. Ini djika ditilik dari djihat ,,manusia selaku kawula". Djika Kawula... 204478 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>BAKTI BAKTI = MEMBERI. Djadi tidak minta2, tidak meng- harap2. Orang memberi, karena ada jang diberikan, djadi karena mempunjai. Tidak bisa memberi adalah satu tanda, bahwa orang tidak mempunjainja. Oleh sebab itu orang harus merasa bahagia kalau ia masih bisa memberi, tandanja ia masih punja. Dalam hakekatnja segala sesuatu jang mendjadi kepu- njaan manusia itu tidak kekal. Ini djika ditilik dari djihat ,,manusia selaku kawula". Djika Kawula mempunjai apa2 maka sebenarnja karena ia sekedar diserahi untuk se- mentara waktu sadja, agar kemudian apa2 tadi dikem- balikan lagi, jaitu kepada Gustinja. Inilah sebabnja tadi dikatakan, orang harus merasa bahagia, ia bisa memberi. Suatu bukti, bahwa ia mendapat sebesar kepertjajaan dari Gusti untuk mendjaganja. Dari Gusti kawula menerima dan kepada Gusti pula kawula memberi dengan ichlas. Gusti bersifat Tjinta-kasih. Kawula membalas dengan Bakti hendaknja dan dasar Bakti adalah tjinta-kasih pula. Ksatrya pada hakekatnja adalah seorang jang sudah sanggup terus menerus memberi. Dan ia memang bisa memberi karena seorang Ksatrya adalah kaja-raja". Ia adalah Kawula sewutuhnja. Kawula jang sudah berting- kat istimewa, kawula jang sudah djudjur, sepi-pamrih, sudah ridla-ichlas, bisa pasrah, jang oleh karenanja sudah bisa bakti. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|48}}</noinclude> 0zjr2sycwhf4i1errcqj9qxcopfnwji Halaman:Ksatrya.pdf/45 104 70975 204479 2024-11-30T14:39:39Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'WIRAGA WIRAMA WIRAGA mengenai kesempurnaan Raga. Kalau Wiraga bermaksud mengatur geraknja raga sa- paja tertampak dengan tertibnja, maka Wirama meng- hendaki teraturnja rasa jang mempengaruhi getaran-dji- wa-hingga mentjapai damai atau tenteram hendaknja. Oleh sebab itu Wiraga-dan Wirama adalah loro-loroning atunggal, jaitu dua arti jang tidak boleh dipisahnja. Orang laki2 atau perempuan, jang tidak teratur gerak raganja berarti tiada berwirag... 204479 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>WIRAGA WIRAMA WIRAGA mengenai kesempurnaan Raga. Kalau Wiraga bermaksud mengatur geraknja raga sa- paja tertampak dengan tertibnja, maka Wirama meng- hendaki teraturnja rasa jang mempengaruhi getaran-dji- wa-hingga mentjapai damai atau tenteram hendaknja. Oleh sebab itu Wiraga-dan Wirama adalah loro-loroning atunggal, jaitu dua arti jang tidak boleh dipisahnja. Orang laki2 atau perempuan, jang tidak teratur gerak raganja berarti tiada berwiraga atau perlenté" adanja. Dan ini membuktikan pula ia belum menguasai wirama atau belum teratur tenteram batinnja. Wiraga Wirama oleh karenanja sangat lekat mengenai tinggi rendahnja keadaan manusia berdasarkan kesusilaannja. Dalam kesenian umumnja dan chususnja seni tari dan seni-suara soal Wiraga-Wirama itu sangat pen- ting adanja, oleh sebab itu wadjib mendapat perhatian sepenuhnja. Wiraga-Wirama Timur beda dengan lagak Barat. Rasa dari getaran djiwa jang asli sedjati nistjaja mentjiptakan Wiraga-Wirama jang tepat tidak djanggal djuga. Tari dan lagu Ketimuran-Indonesia minta ombak melambai-lambainja" Wiraga-Wirama Ketimuran-Indonesia djuga, jang digetarkan oleh djiwa aseli tadi. Untuk menjambung uraian tentang Ksatrya maka di- sini-lepas dari soal tari dan lagu perlu ditegaskan pula, bahwa Ksatrya itu seorang jang sudah sungguh teratur lahir dan batinnja dengan tertib-damainja, dalam gerak raganja, dalam melambaikan bibir lidahnja dan dalam menggetarkan Wiraga-Wirama. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|49}}</noinclude> 880jat1u4d0y8qb6cz91jtktknn2ffr Halaman:Ksatrya.pdf/46 104 70976 204480 2024-11-30T14:40:21Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'SAUDARA. SAUDARA" adalah perkataan jang setiap hari didengungkan, baik dengan lisan maupun dengan tulisan, bahkan supaja lebih tegas dan dalam maka diperkuatkan dengan perkataan keluarga". Memang tepatlah, karena rasa Saudara, dan lebih landjut rasa keluarga itu memang sendi jang harus lebih dulu diper- hatikan, kalau beberapa orang ingin hidup bersama2. Hidup bersama jang tiada rasa-saudara diantara tenaga pasti remuk. Saudara = seperti sedara... 204480 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>SAUDARA. SAUDARA" adalah perkataan jang setiap hari didengungkan, baik dengan lisan maupun dengan tulisan, bahkan supaja lebih tegas dan dalam maka diperkuatkan dengan perkataan keluarga". Memang tepatlah, karena rasa Saudara, dan lebih landjut rasa keluarga itu memang sendi jang harus lebih dulu diper- hatikan, kalau beberapa orang ingin hidup bersama2. Hidup bersama jang tiada rasa-saudara diantara tenaga pasti remuk. Saudara = seperti sedarah. Adanja kata saudara, karena ada orang2 lebih dari satu, jang masing2 butuh perhubungan, butuh tjampur dan selandjutnja, satu butuh ini dan lainnja butuh itu, karena merasa tidak punja. Tetapi supaja sama ichlasnja memberi, pentinglah jang satu harus kenal dulu pada jang lain. Kenal-baik-buruknja, kenal tjatjatnja, kenal tabi'atnja, pendek kata kenal isi hatinja dengan dada terbuka. Oleh sebab itu rasa saudara tidak bisa sekali gus terdapat, kalau masih ragu2, belum gulet, belum luluh, belum tunggal sama sekali. Barulah tingkatan lebih tinggi boleh di-indjak, jaitu tingkatan keluarga", karena keluarga ialah kawula" dan warga". Kawula = Hamba. Warga Teman atau anggota. Djadi keluarga adalah orang2-lebih dari satu- jang sudah mau menghamba antara satu dan lain, sebagai temannja, djadi tidak sebagai budaknja. Selaku kawula maka orang2 itu sama. Kawula" harus mengerti benar, ia tidak bisa lebih tinggi lagi dari Gusti", oleh sebab itu tidak perlu kawula dalam lapang keluarga angkuh. Pendawa-Lima ialah para Ksatrya jang sudah gem- blengan, itulah jang dalam galibnja sudah boleh disebut keluarga. Darmakusuma selalu mau menghamba pula kepada Bima-Ardjuna-Nakula-Sadewa, selaku saudara- sedarah. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|50}}</noinclude> 7e3g8kzwm7fpuinqj6tkksv7hqnm5ei Halaman:Ksatrya.pdf/47 104 70977 204481 2024-11-30T14:41:10Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'PERTJAJA SATU hal perlu dikupas ialah "pertjaja", karena pertjaja itu membuat teguhnja seorang Ksatrya dalam mendjalankan kewadjiban kearah tudjuannja. Pertjaja adalah suara batin selaku putusan bulat jang berbunji Tentu Ada". Putusan ini diambil didalam hati manusia oleh dan untuk ketetapan diri pribadi. Dan per- tjaja ini bukanlah karena tahu", bukan karena lihat", bukan karena raba". Pertjaja semata2 putusan dalam bathin, djadi tidak karena... 204481 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>PERTJAJA SATU hal perlu dikupas ialah "pertjaja", karena pertjaja itu membuat teguhnja seorang Ksatrya dalam mendjalankan kewadjiban kearah tudjuannja. Pertjaja adalah suara batin selaku putusan bulat jang berbunji Tentu Ada". Putusan ini diambil didalam hati manusia oleh dan untuk ketetapan diri pribadi. Dan per- tjaja ini bukanlah karena tahu", bukan karena lihat", bukan karena raba". Pertjaja semata2 putusan dalam bathin, djadi tidak karena disuruh atau diperintah. Tidak perlu orang ingin tahu, ingin melihat, ingin meraba lebih dulu. Djadi pertjaja tidak lagi tawar-menawar. Oleh sebab itu tadi dikatakan, bahwa pertjaja itu adalah putusan bathin jang tidak sangsi2, berbunji dengan tegasnja: "Tentu Ada". Dengan mata tertutup, telinga, bahkan se- mua pantja indera tertutup. Meskipun dalam peti badja terkuntji rapat2 Tentu Ada". Kalau masih ada ragu2, lebih baik djanganlah memutuskan pertjaja" dulu. Beberapa pemuda berangkat ketempat latihan. Roman mukanja kelihatan berseri2. Apakah dalam hakekatnja jang mendjadi sendi riang gembira mereka. Tiada lain, melainkan putusan bathin mereka jang berbisik pertjaja", jaitu suara bathin jang berbunji Tentu Ada". Ada harapan baik, a da intan, a da mustika. disana. Ada kemenangan sungguh. Ada menang Tentu Ada". Oleh sebab itu orang jang sudah punja putusan bathin Tentu Ada" itu nistjaja teguh mendjalankan lakon hidupnja. Pertjaja serupa ini tidak bisa dan tidak boleh diganggu. Seorang Ksatrya sudah punja putusan bathin itu. Ia sudah pegang sendjata sakti pertjaja" Dan pertjaja dari seorang Ksatrya ini bersendi lebih dalam, karena ia me- rasa Kawula jang 100 pCt. bulat pertjaja Ada Gusti. Ada Gusti Jang Maha Menang. Dengan pantja-indera tertutup. Tentu Ada". <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|51}}</noinclude> 10oyexcjk1497x5ays2fkormn9r3ye5 Halaman:Ksatrya.pdf/48 104 70978 204482 2024-11-30T14:42:02Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'ANTARA. ANTARA" siang dan malam, apakah batasnja"? Antara" bangun dan tidur, apakah „batasnja"? Antara" wanita dan prija, apakah batasnja"? "Antara" hidup dan mati, apakah batasnja"? Jah susah balasannja, kata orang. Seperti djuga orang mengatakan susah membalas pertanjaan: „Antara" Rakjat dan Pemimpin, apakah batasnja"? Sebetulnja kalau memakai katja-mata-rasa dan mene- ropong dengan lebih telitinja, maka tidak patutlah orang susah mendapat... 204482 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>ANTARA. ANTARA" siang dan malam, apakah batasnja"? Antara" bangun dan tidur, apakah „batasnja"? Antara" wanita dan prija, apakah batasnja"? "Antara" hidup dan mati, apakah batasnja"? Jah susah balasannja, kata orang. Seperti djuga orang mengatakan susah membalas pertanjaan: „Antara" Rakjat dan Pemimpin, apakah batasnja"? Sebetulnja kalau memakai katja-mata-rasa dan mene- ropong dengan lebih telitinja, maka tidak patutlah orang susah mendapat balasannja, sebab bukankah batasnja, itu sudah disebut dengan terang didalam pertanjaan-perta- njaan itu sendiri? Apakah jang disebut itu? Jaitu kata Antara". Djadi ,,Antara" itulah batasnja. Memang mata kasar tidak me- ngizinkan menebak Antara" itu. „Antara" bukan garis jang digurat terang-terangan dengan tinta atau potlot. Antara" bukan pagar bambu, bukan tembok batu, bukan rudji besi, bukan dinding, bukan batas seperti dalam kon- trak djual beli tanah, punjamu-punjaku, fihakmu-fihakku. Antara" adalah batas batin, adalah djarak-rasa, jang djauh dekatnja tidak dapat dilukiskan dengan lisan maupun dengan tulisan. Dan disinilah tempatnja lagi di- peringatkan bahwa para Ksatrya adalah tjontoh pula sebagai manusia jang sudah jakin akan tjarak-rasa itu, karena Ksatrya dengan bekal eling-waspadanja, pasrahnja dan lain sebagainja sudah bisa menjelami, meluluhkan dirinja dalam alam-antara itu. Ksatrya tidak pantas tanja lagi mana batasnja, dan tidak patut pula membalas: ,,Jah susah". Seorang Ksatrya sudah masuk didalamnja alam antara, dan disitulah pula ia sebagai Kawula sudah berdjumpa" dengan Gusti. Nah dimanakah batasnja „Antara" Kawula dan Gusti jang sudah... Tunggal? <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|52}}</noinclude> 6h8st1y7hg407ojb0rdd68jd8fw2kew Halaman:Ksatrya.pdf/49 104 70979 204483 2024-11-30T14:43:10Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'SARI BUMI, api, air dan angin. empat bahan jang mewudjudkan djasmani manusia dan kalau sudah datang pada djandjinja", maka djasmani kembali pula pada empat pokok itu. Apakah jang dimaksudkan itu bumi jang bisa diraba, api jang kelihatan menjala, air jang mengalir dipinggir djalan dengan derasnja, angin jang menghembus se poi- sepoi basah? Bukan, bukan itu tetapi pokoknja, isinja, zat- nja semata-mata jaitu,,sari" jang terkandung oleh empat bah... 204483 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>SARI BUMI, api, air dan angin. empat bahan jang mewudjudkan djasmani manusia dan kalau sudah datang pada djandjinja", maka djasmani kembali pula pada empat pokok itu. Apakah jang dimaksudkan itu bumi jang bisa diraba, api jang kelihatan menjala, air jang mengalir dipinggir djalan dengan derasnja, angin jang menghembus se poi- sepoi basah? Bukan, bukan itu tetapi pokoknja, isinja, zat- nja semata-mata jaitu,,sari" jang terkandung oleh empat bahan asal itu. Djasmani tiada sari adalah bobrok, makanan tiada sari adalah tjemplang, omong tiada sari adalah hampa, jaitu omong jang hanja berarti mengeluarkan perkataan ba- njak jang berhamburan karena getaran bibir terserimpung lidah, tetapi jang sebenarnja pisah dari getaran hati. Seorang Ksatrya, lebih2 Ksatrya Pendita sudah bisa hidup dengan sari sadja, meski ia sekian lamanja tidak menelan makanan seperti orang biasa. Oleh sebab itu ia tahu mana jang harus dibuang karena kosong belaka, dan mana jang wadjib ditelan dan dinikmatkan karena mengandung sari tulen. <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|53}}</noinclude> l46i5d38bh18td5u2v24hzq61whk3um Halaman:Ksatrya.pdf/50 104 70980 204484 2024-11-30T14:43:52Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'LAMBANG. GAMBAR burung Garuda Mungkur", jaitu Garuda dilihat dari belakang sedang terbang, membubung angkasa dengan menggunakan segenap kekuatan djiwa dan raganja. Sajap kanan-kiri dan ekornja masing2 berbulu lima dan tudjuh. Perhiasan sadjakah? Memang kalau di lihat sambil lalu dengan mata kasar tetapi sebenarnja gambar itu mengandung sari. Burung Garuda Kekuatan. Membubung ke ang. kasa Menudju tjita2 luhur. Lima Pemusatan pantja. indera. Tud... 204484 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>LAMBANG. GAMBAR burung Garuda Mungkur", jaitu Garuda dilihat dari belakang sedang terbang, membubung angkasa dengan menggunakan segenap kekuatan djiwa dan raganja. Sajap kanan-kiri dan ekornja masing2 berbulu lima dan tudjuh. Perhiasan sadjakah? Memang kalau di lihat sambil lalu dengan mata kasar tetapi sebenarnja gambar itu mengandung sari. Burung Garuda Kekuatan. Membubung ke ang. kasa Menudju tjita2 luhur. Lima Pemusatan pantja. indera. Tudjuh tingkatan Baka, Hening Sutji. Ini seke- dar sebagai tjontoh djadi gambar jang mengandung isi itu namanja Lambang". Gambar tsb. adalah lambang Taman-Siswa. Dimana-mana dan pada tiap bangsa ter- dapat lambang. Bahkan semesta Alam-Akbar ini adalah lambang, ialah lambang bahwa jang Mentjiptakannja Ada. Pertjajalah! Tidak gampang menebak lambang. Karena halusnja, maka orang jang ingin menebaknja harus halus pula. Orang jang kasar dan tebal kulit bungkusan hatinja mustahil bisa menangkap lambang. Seorang Ksatrya selaku kawula-sedjati, bahkan wa- djib meresapkan dan menghimpun segala lambang jang tergurat pada tirai dunia ramai ini, jaitu guna bahan2 meneruskan lakunja kearah tjita2 jang luhur. Ia hanja kawula, tetapi kawula jang tetap ingin tunggal dengan Gusti. Oleh karenanja wadjib mengerti dengan tjepat tiap lambang jang ditjiptanja. Waspadakanlah ! <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{left|54}}</noinclude> kcd5l9mo0ruwbrp8r9k88p7lmtgruf3 Halaman:Ksatrya.pdf/51 104 70981 204485 2024-11-30T14:44:37Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'SENI Seni = halus. DEMIKIANLAH arti kata Seni". Dalam kata halus itu-karena hulusnja tersimpul djuga arti „Indah" dan „Laras". Oleh sebab itu kesenian itu ialah segala sesuatu jang nampaknja atau terdengarnja halus, indah dan laras. Dengan sendirinja terang djuga disini, bahwa buah Seni itu, adalah tjermin djiwa jang halus, indah dan laras dari pentjiptanja. Djiwa kasar, buruk dan djanggal, mus- tahil dapat mentjipta buah seni sesungguhnja.... 204485 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>SENI Seni = halus. DEMIKIANLAH arti kata Seni". Dalam kata halus itu-karena hulusnja tersimpul djuga arti „Indah" dan „Laras". Oleh sebab itu kesenian itu ialah segala sesuatu jang nampaknja atau terdengarnja halus, indah dan laras. Dengan sendirinja terang djuga disini, bahwa buah Seni itu, adalah tjermin djiwa jang halus, indah dan laras dari pentjiptanja. Djiwa kasar, buruk dan djanggal, mus- tahil dapat mentjipta buah seni sesungguhnja. Dipandang sedjatinja dan seluas-luasnja, maka Se- mesta Alam Akbar ini adalah Seni, karena indahnja. Apa sebab? Sebab Pentjiptanja adalah memang Maha Halus. Maha indah, Maha Laras Hanja segala sesuatu, baik gerak-gerik, maupun omongan atau sikap-sikap jang sesuai dengan keterangan Seni" diatas itulah jang akan mempunjai „daja" dan „djaja". Adakah hubungan antara Seni dan Ksatrya? Tentu dan memang ada. Seorang Ksatrya adalah mempunjai djiwa jang halus, indah dan laras. Ia kawula jang sudah tunggal dengan Gusti Jang Maha Halus. Oleh sebab itu gerak-geriknja, suaranja, sikapnja adalah getaran djiwa seni semata-mata, ialah getaran Seni Sedjati jang pasti akan memberi daja" dan "djaja". <hr style="width: 20%; margin: 0 auto;"><noinclude>{{right|55}}</noinclude> 258ehl1aok5h3hgtirj9k24j7dqrjpf Halaman:Ksatrya.pdf/52 104 70982 204486 2024-11-30T14:45:43Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'MERDEKA. TITIK pusat dengan lingkaran tergurat sekelilingnja jg bulat sempurna inilah gambarnja kata Mer- deka" itu. Kalau manusia menempatkan diri pribadi pada titik pusat tadi maka djarak kemerdekaan terbatas sam- pai garis lingkaran itu tidak kurang dan tidak lebih. (K.H. Dewantara). Dua pangkal jg harus ditangkap dlm,,lambang" diatas. 1. Manusia punja hak Merdeka dlm titik pusatnja. 2. Tetapi kemerdekaan punja batas. Djadi merdeka itu mem... 204486 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>MERDEKA. TITIK pusat dengan lingkaran tergurat sekelilingnja jg bulat sempurna inilah gambarnja kata Mer- deka" itu. Kalau manusia menempatkan diri pribadi pada titik pusat tadi maka djarak kemerdekaan terbatas sam- pai garis lingkaran itu tidak kurang dan tidak lebih. (K.H. Dewantara). Dua pangkal jg harus ditangkap dlm,,lambang" diatas. 1. Manusia punja hak Merdeka dlm titik pusatnja. 2. Tetapi kemerdekaan punja batas. Djadi merdeka itu memang milik setiap manusia, wa- nita maupun prija tiada lain melainkan karena manu- sianja. Tetapi merdeka itu punja batas, sebab kalau tidak maka bukan merdeka, melainkan hanja sewenang2 atau semau2nja sadja berdasarkan atas kesrakahannja belaka. Seperti lingkaran jang tidak boleh mengindjak ling- karan lain, maka begitulah hendaknja arti merdeka tadi: pribadi satunja djanganlah menjinggung pribadi lainnja, nanti akan gontjang. Merdeka Bebas = Lepas. Lepas ialah suatu akibat dari,,ikatan". Djadi,,Merdeka itu adalah lepas dari ika- tan". Apakah jg mengikat djiwa manusia? Dalam uraian hal,,kesusilaan" dulu telah tersinggung. Jaitu,,harta, tachta, dan wanita-prija". Djanganlah salah tangkap. Bukannja manusia harus menjingkiri tiga anasir itu. Tjarilah harta, tjarilah tachta, tjarilah wanita atau prija. Tetapi djanganlah merasa terikat. Sebab lalu butuh tambah, jang pasti akan melewati batas. Hanja oleh Satu jang harus dirasa terikat jaitu oleh Tuhan Jang Maha Merdeka!. Bahaja ikatan djiwa oleh harta, tachta, wanita-prija itulah jg dapat mengandaskan tjita2 kemerdekaan, dari ke- merdekaan orang seseorang sampai kemerdekaan Negara dan bangsa. Oleh sebab itu pentinglah muntjulnja para Ksatrya se- perti telah dikupas dgn mengandung djiwa dan sifat 2 itu. Seorang Ksatrya telah dapat berdiri dititik pusat pri- badi dengan tegaknja dan tidak terikat dan tidak mau diikat oleh tiga anasir tersebut. Dia selaku Kawula ha- nja terikat oleh Gusti, dan pekik,,Merdeka" pas- ti mendengung karena keluar dari getaran,,djiwa mer- deka", jg pasti dapat kumandang dlm dada Rakjat Murba. Wahju Merdeka pasti dapat tampak selajaknja!<noinclude>{{right|56}}</noinclude> jgd56hzn13otl0t5z2146wp9a7to0ge Halaman:Ksatrya.pdf/53 104 70983 204487 2024-11-30T14:46:02Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'Isi: KATA PENGANTAR KSATRYA KESUSILAAN KORBAN PRIHATIN Halaman 6 8 00 10 13 15 SETIA 17 ADIL 19 HALUS KASAR 21 PAMRIH 23 DJUDJUR 25 LARAS 27 PERWIRA 29 SABAR 30 ELING WASPADA 31 RIDLA ICHLAS 33 TJINTA 35 PANTJA INDERA 37 TERTIB DAMAI 39 KAWULA GUSTI 41 PENDIAM 43 PASRAH 44' 204487 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>Isi: KATA PENGANTAR KSATRYA KESUSILAAN KORBAN PRIHATIN Halaman 6 8 00 10 13 15 SETIA 17 ADIL 19 HALUS KASAR 21 PAMRIH 23 DJUDJUR 25 LARAS 27 PERWIRA 29 SABAR 30 ELING WASPADA 31 RIDLA ICHLAS 33 TJINTA 35 PANTJA INDERA 37 TERTIB DAMAI 39 KAWULA GUSTI 41 PENDIAM 43 PASRAH 44<noinclude></noinclude> eo2oqsfsxz7goc9x5vzv9i60zo36ce8 Halaman:Ksatrya.pdf/54 104 70984 204488 2024-11-30T14:46:13Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'Isi: Halaman TUNGGAL 45 SEMBILAN 46 DJANDJI 47 BAKTI 48 WIRAGA WIRAMA 49 SAUDARA 50 PERTJAJA 51 ANTARA 52 SARI 53 LAMBANG 54 SENI 55 MERDEKA 56' 204488 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>Isi: Halaman TUNGGAL 45 SEMBILAN 46 DJANDJI 47 BAKTI 48 WIRAGA WIRAMA 49 SAUDARA 50 PERTJAJA 51 ANTARA 52 SARI 53 LAMBANG 54 SENI 55 MERDEKA 56<noinclude></noinclude> k5sg26kvabayz99m5gw49ignqh9f665 Halaman:Ksatrya.pdf/55 104 70985 204489 2024-11-30T14:46:45Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'PANTJASILA oleh Ki Hadjar Dewantara. Sendi- abadi Negara kita, diuraikan dengan tjara jang sangat mudah dimengerti. Dipakai oleh Djawatan Pendidikan Masjarakat R 2,50 UNDANG2 DASAR NEGARA KESATUAN jalah Undang2 Dasar sementara jang banjak se- kali dipakai oleh para Mahasiswa dan pemimpin2 Djawatan.... R 3,- GAMBARAN LUAS SUSUNAN TJARA BAHASA, systeem memberi peladjaran Bahasa pada Sekolah Rakjat. Dipakai oleh Djawatan In- .. R 2,75 speksi Seko... 204489 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>PANTJASILA oleh Ki Hadjar Dewantara. Sendi- abadi Negara kita, diuraikan dengan tjara jang sangat mudah dimengerti. Dipakai oleh Djawatan Pendidikan Masjarakat R 2,50 UNDANG2 DASAR NEGARA KESATUAN jalah Undang2 Dasar sementara jang banjak se- kali dipakai oleh para Mahasiswa dan pemimpin2 Djawatan.... R 3,- GAMBARAN LUAS SUSUNAN TJARA BAHASA, systeem memberi peladjaran Bahasa pada Sekolah Rakjat. Dipakai oleh Djawatan In- .. R 2,75 speksi Sekolah Rakjat. TATANEGARA INDONESIA oleh Mr. Iman Su- pomo, Batjaan dan peladjaran untuk Se- kolah Menengah. Dipakai resmi dalam Sekolah2 Menengah Negeri R 4,- ELEMENTARY ENGLISH oleh Moechtar dan Soe- djono. Diakui baik oleh Kem. P.P. dan K. dan dipakai resmi dalam Sekolah2 Landjutan, Sekolah Guru, Sekolah Technik dsb. . . . R 8,- DASAR2 PELADJARAN POLITIK oleh Surjopra- noto, Pengetahuan tentang faham2 politik. Banjak sekali dibeli oleh Djawatan2 Pene- rangan Daerah2. R 4,- Pesanan ditambah ongkos kirim 10 % (minimum R 0,50) N. V. USAHA PENERBITAN INDONESIA. Patjinan 9 Jogja.<noinclude></noinclude> excwxekt2idybtysredmg4p43a85x4h Halaman:Ksatrya.pdf/56 104 70986 204490 2024-11-30T14:47:15Z Maqor 24972 /* Belum diuji baca */ ←Membuat halaman berisi 'N. V. Pert Nasional -Jogja.' 204490 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Maqor" /></noinclude>N. V. Pert Nasional -Jogja.<noinclude></noinclude> 38tdwabqk283ni8dawwmv5pge316nbi Halaman:It Kie Tho.pdf/12 104 70987 204491 2024-11-30T14:53:12Z Bimapri4 25004 /* Telah diuji baca */ 204491 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Bimapri4" /></noinclude>ternjata ada simp; beiiiug dsn tida ada apa-apa fang menjoerigaken. „Sekarang kaoe orang boleh moelai makan," kata ia achir achir, "minoem arak di antara akoe poenja. pe!iggave penggawe, akoe oelangken fida bolehi lebih dari tiga tjriwan. Daiî kaloe akoe boleh kasi advies, kaoe sendiri poen lebih baekmiiioem sabrapa Sedikit sabisanja, toewan Ong." „Kaoe ini teriaioe hati-hati, foewan Tio," kata Ong Ban Kim ; „sebab djika dengen sasoenggoenja ada kawanan begal jang brani meiigganggoe kaoe poeiija pio, masatah »aorang menoenggoe sampe di sini ? Di sapandjang perdjalanan dafem provincie Holam, banjak sekali koetika boeat iaorang toeroen tangan, tapi mengapa sampe di sini kita orang tinggal slamat dengen tida terganggoe barang saoedjoeng; ramboet? Itoelah satoe tanda bahoea kaoe poenjai bendera matjan (tam terbang ada sangat berpengaroeh dan diindahken oleh orang-orang di kalangan lioklim,. hingga It Kie Tho jang begitoe mengemparken djoega .... „Akoe harep loewan djangan mengoerBpak akoe begitoe tinggi," memotong lagi Tio Beng, akoe makanja bisa berdjalan di kalangan kang-ouw dengen slamet dan mendapet bantoeannja bebrapa banjak sobat-sobat di kalangan liokiim, sampe sekarang soeda tigapoeloeh taon lamanja. meloeloe lantaran akoe bisa bergaoelan dan pegang tegoe persobatan sama marika itoe, hingga kita bisa sama sama nientjari penghidoepan dengen tida saling mengganggoe ; tapi sama sekali boekar» mengandel sama akoe poenja kabranian dan kagagahan." Omongannja Tio B-eng ini, biar poen sabagian ada marendah, tapi sabagian ada mengandoeng kabeneran.<noinclude></noinclude> ib7isu4zn2fy3hng61700bhlwd10e09 204492 204491 2024-11-30T15:01:29Z Thersetya2021 15831 /* Tervalidasi */ 204492 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Thersetya2021" />{{rh||— 6 —}}</noinclude>ternjata ada sampe bening dsn tida ada apa-apa yang menjoerigaken. „Sekarang kaoe orang boleh moelai makan,“ kata ia achir achir, “minoem arak di antara akoe poenja penggawe penggawe, akoe oelangken tida boleh lebih dari tiga tjawan. Dan kaloe akoe boleh kasi advies, kaoe sendiri poen lebih baekminoem sabrapa Sedikit sabisanja, toewan Ong.“ „Kaoe ini terlaloe hati-hati, toewan Tio,“ kata Ong Ban Kim ; „sebab djika dengen sasoenggoenja ada kawanan begal jang brani mengganggoe kaoe poenja pio, masatah iaorang menoenggoe sampe di sini ? Di sapandjang perdjalanan dafem provincie Holam, banjak sekali koetika boeat iaorang toeroen tangan, tapi mengapa sampe di sini kita orang tinggal slamat dengen tida terganggoe barang saoedjoeng ramboet? Itoelah satoe tanda bahoea kaoe poenjai bendera matjan itam terbang ada sangat berpengaroeh dan diindahken oleh orang-orang di kalangan lioklim, hingga It Kie Tho jang begitoe mengemparken djoega {{...|6}}“ „Akoe harep loewan djangan mengoempak akoe begitoe tinggi, memotong lagi Tio Beng, akoe makanja bisa berdjalan di kalangan kang-ouw dengen slamet dan mendapet bantoeannja bebrapa banjak sobat-sobat di kalangan lioklim, sampe sekarang soeda tigapoeloeh taon lamanja, meloeloe lantaran akoe bisa bergaoelan dan pegang tegoe persobatan sama marika itoe, hingga kita bisa sama sama mentjari penghidoepan dengen tida saling mengganggoe ; tapi sama sekali boekan mengandel sama akoe poenja kabranian dan kagagahan.” Omongannja Tio B-eng ini, biar poen sabagian ada marendah, tapi sabagian ada mengandoeng kabeneran,<noinclude></noinclude> e5cuu685467hco3kho30arddexqtjoi Halaman:It Kie Tho.pdf/108 104 70988 204493 2024-11-30T15:27:05Z Mbee-wiki 5975 /* Telah diuji baca */ 204493 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Mbee-wiki" />{{rh||– 100 –|}}</noinclude>soeka mengirim kaoe poenja bebrapa orang boewat membantoe sebagi kita poenja spion.“ „Baeklah; akoe atoer itoe semoea dengen beres. Tapi toako menginep di mana, apa di hotel Ko-seng-tjan djoega sebagimana biasa?“ „Ja, betoel.“ „Kaloe begitoe sabentar akoe dateng ka sana bersama akoe poenja bebrapa orang,“ kata Lauw Soe Sam. {{asterisme}} Lauw Soe Sam pegang betoel iapoenja djandji, kira djam ampat sore, bersama ampat kawannja ia dateng mengoendjoengin hotel Ko-seng-tjan, Sesoedanja diadjar berkenalan sama Lee Siang Hiap, Thio Po Hoei dan laen laennja, iaorang lantas berdamiken lagi apa jang moesti dilakoeken, kamoedian Lauw Soe Sam lantas prentahken iapoenja ampat saderek pergi lakoeken penjelidikan ka dekatnja Hong-sek-kang di sabelah loearnja pintoe kota selatan. Kira satoe djam kamoedian dengen berpisahan Tio Beng, Lauw Soe Sam, Lee Siang Hiap, Thio Po Hoei dan laen-laennja menoedjoe ka pintoe kota selatan. Oleh kerna itoe waktoe ada terdjadi itoe perampokan-perampokan dan pemboenoehan jang dilakoeken oleh It Kie Tho, maka di sesoeatoe pintoe kota ada dibikin pendjagahan keras dan tilik dengen terliti sesoeatoe orang jang mave masoek atawa poen kaloear. Kira-kira ampir djam anam, soeda dekei waktoenja pintoe kota bakal ditoetoep, dari loear kota ada mendatengin tiga orang jang dandanannja seperti kaoem pakerdjahan. Roepanja itoe tiga orang ada kenal baek sama pendjaga pintoe kota, sebab iaorang tjoema ditegor sadja, kamoedian lantas dikasi masoek.<noinclude></noinclude> klxqibn5g14e8lidleqahpylikbzhwo Pengguna:Ni Putu Novsa Dewi 2 70989 204529 2024-12-01T02:08:56Z Ni Putu Novsa Dewi 24179 ←Membuat halaman berisi '{{Wilma-meetup}}' 204529 wikitext text/x-wiki {{Wilma-meetup}} p5m2ri6ht8sk8tapmtkse23du66biwq Halaman:It Kie Tho.pdf/109 104 70990 204530 2024-12-01T04:34:52Z Mbee-wiki 5975 /* Telah diuji baca */ 204530 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Mbee-wiki" />{{rh||– 101 –|}}</noinclude>Baroe sadja itoe tiga orang meliwatin tembok pintoe kota, mendadak dari kadoewa sampingnja tembok kota ada lontjat keloear bebrapa orang dengen sendjata terhoenoes menjerang pada sala-satoe dari itoe tiga orang jang baroe masoek. „Bangsat It Kie Tho! sekarang kaoe poenja adjal soeda sampe, hajolah pasrahken diri, agar djangan bikin tjape pada kaoe poenja Tio toaya,“ berseroeh sala-satoe dari itoe orang jang madjoe menjerang. Tapi itoe tiga orang jang diserang poen dengen berbareng menjaboet marika poenja sendjata jang di semboeniken dalem marika poenja badjoe, sembari menangkis sembari lari moendoer ka djoeroesan pintoe kota. Tapi ternjata pintoe kota soeda ditoetoepken, kerna memang lebih doeloe soeda didamiken oleh Lauw Soe Sam sama pendjaganja. Meliat pintoe kota soeda ditoetoep, sala satoe di antara itoe tiga orang jang dikepoeng, lantas poeter goloknja seperti angin tjepatnja menerdjang pada bagian jang lebih lemah dari itoe orang-orang jang nengepoeng, jalah Oei Ban Seng, pembantoenja Tio Beng, hingga ia ini terpaksa moesti moendoer bebrapa tindak ka blakang, dan itoe orang, jang boekan laen dari It Kie Tho, tida sia-siaken itoe koetika bagoes lontjat madjoe ka depan, dan dengen satoe kali lontjat sadja ia soeda bisa tepisa dari moesoeh-moesoehnja kira-kira delapanbelas kaki, djaoenja. Tjoema Tio Beng, Lee Siang Hiap dan Thio Po Hoei sadja jang paham itoe matjem ilmoe lontjat maka iaorang mengedjar dengen berlontjat djoega. Tapi itoe waktoe It Kie Tho soeda menikoeng ka sabelah timoer hingga tida bisa {{sic|tertamapak|tertampak}} lagi, dan koetika Tio Beng jang paling doeloe menjoesoel ka itoe djoeroesan, ternjata It Kie Tho soeda lontjat naek<noinclude></noinclude> dy4e3wokuqfjflvphotf2dtge6vu7x6 Halaman:It Kie Tho.pdf/31 104 70991 204531 2024-12-01T05:53:38Z Silviamalia 24957 /* Telah diuji baca */ 204531 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Silviamalia" /></noinclude>— 25 — dan menoelak boeat meneroesken perdjalanan, hingga itoe praoe besar lepas djangkarnja di satoe tempat jang aernja perlahan, terpisa kira-kira satengah lie dari Tjip-lioe-tan. Tio Beng oendjoek paras moeka jang merasa sänget mendongkol, kerna baroe satoe kali ini ia moesti alamken kagagalan jang begitoe heibat, sebagi satoe toekang popio jang ternama dan terin­dah, ia merasa ketjiwa sekali dengen terdjadinja itoe hal. Itoe soedagar thee poenja toekang popio sama sekali ada delapan orang, doea jang mendjadi kapala dan anam penggawe. Itoe doea jang mendjadi kapala masing-masing bernama Lioe Kie Boe dan Lioe Kie Giap, jang bersoedara satoe dengen laen. Ini doea soedara Lioe ada toekang popio jang sanget ternama di bilangan Anhoei, tapi iaorang baroe sadja mendapet nama, kerna iaorang poen baroe sadja melakoeken pakerdjahannja satoe taon, hingga biar poen iaorang denger namanja Tio Beng jang besar, tapi belon perna bertemoe moeka atawa poen berkenalan. Itoe waktoe satelah praoe soeda berlaboe dan ka'adahan di atas itoe praoe djadi menoegoein Drig Ban Kim, siapa itoe waktoe masi tinggal tida inget orang. Bagimana apa ia masi belon sedar djoega, toean Tio ?" menanja itoe doea soedara dengen berbareng. Tio Beng tjoema mendjawab dengen golengan kapala dengen pikiran melajang. Itoe doea soedara Lioe mengarti kadjengkelannja Tio Beng, maka sabisanja iaorang rnenghiboer dengen perkatahan manis.<noinclude></noinclude> d6u7biemnezvw5b155l370njeoyj01f Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1972) 0 70992 204534 2024-12-01T09:56:24Z 103.141.104.97 ←Membuat halaman berisi 'Bacalah teks berikut! di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisiss, torehan pertumbuhan ekonomi indonesia menunjukkan hasil yang positiff. jika dibandingkan, pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi indonesia meningkat kurang lebih 6,4 percen. pertumbuhan ini tetap masih terpusat di pulau jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%. apabila di akumulasikan, pertumbuhan ekonomi indonesia semester i tahun 20122 lebih baik diba...' 204534 wikitext text/x-wiki Bacalah teks berikut! di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisiss, torehan pertumbuhan ekonomi indonesia menunjukkan hasil yang positiff. jika dibandingkan, pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi indonesia meningkat kurang lebih 6,4 percen. pertumbuhan ini tetap masih terpusat di pulau jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%. apabila di akumulasikan, pertumbuhan ekonomi indonesia semester i tahun 20122 lebih baik dibandingkan dengan semester i tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3%. akan tetapi, pertumbuhan ekonomiii indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. hal ini dikatakan oleh salamuddin daeng, pengamat ekonomi indonesia for global justice. ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. tidak hanya itu, daeng juga memaparkan, sekurangkurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi indonesia mengalami bias. pertama, perekonomian indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya terus meningkat. “utang indonesia mencapai r p. 2.865 triliun. utang asing pemerintah meningkat setiap tahunnya. utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi indonesia,” ujar daeng. kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia. konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang mengalami kenaikan, serta disokong oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi. ketiga, ekonomi indonesia pertumbuhannya didorong oleh eksport bahan mentah, contohnya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan. faktor terakhir, pertumbuhan ekonomi indonesia di dorong oleh penanaman asing yang menjadikan sumber daya alam indonesia makin di kuasai asing. di lain pihak, a tony prasetiantono, pengamat ekonomi dari universitas gadjah mada, menyatakan 100 https://brainly.co.id/tugas /12599903 pertumbuhan ekonomi indonesia di topang oleh sektor domestik. menurutnya, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. ia menilai kontribusi ekspor terhadap pdb tidak besar. selaras dengan itu, ekonom mirza adityaswara berpendapat bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga rendah. hal ini tampak dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28% sekaligus didukung oleh harga bbm yang rendah sebab masih disubsidi oleh pemerintah. lebih lanjut mirza meyampaikan, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan. dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam ngeri memiliki kecenderungan defisit neraca perdagangan yng semakin besar. menurut a tony prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat membantu pertumbuhan. seiring dengan hal itu, tingkat inflasi yang berada dibawah 5 % cukup membantu, walaupun hal tersebut ada dampaknya, yakni nilai subsidi energi yang terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat. kpvzepobxd1lftmrf49hhfblkr369mh 204535 204534 2024-12-01T09:57:31Z Iming 24970 Requesting deletion 204535 wikitext text/x-wiki {{delete|No useful content}}Bacalah teks berikut! di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisiss, torehan pertumbuhan ekonomi indonesia menunjukkan hasil yang positiff. jika dibandingkan, pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi indonesia meningkat kurang lebih 6,4 percen. pertumbuhan ini tetap masih terpusat di pulau jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%. apabila di akumulasikan, pertumbuhan ekonomi indonesia semester i tahun 20122 lebih baik dibandingkan dengan semester i tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3%. akan tetapi, pertumbuhan ekonomiii indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. hal ini dikatakan oleh salamuddin daeng, pengamat ekonomi indonesia for global justice. ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. tidak hanya itu, daeng juga memaparkan, sekurangkurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi indonesia mengalami bias. pertama, perekonomian indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya terus meningkat. “utang indonesia mencapai r p. 2.865 triliun. utang asing pemerintah meningkat setiap tahunnya. utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi indonesia,” ujar daeng. kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia. konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang mengalami kenaikan, serta disokong oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi. ketiga, ekonomi indonesia pertumbuhannya didorong oleh eksport bahan mentah, contohnya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan. faktor terakhir, pertumbuhan ekonomi indonesia di dorong oleh penanaman asing yang menjadikan sumber daya alam indonesia makin di kuasai asing. di lain pihak, a tony prasetiantono, pengamat ekonomi dari universitas gadjah mada, menyatakan 100 https://brainly.co.id/tugas /12599903 pertumbuhan ekonomi indonesia di topang oleh sektor domestik. menurutnya, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. ia menilai kontribusi ekspor terhadap pdb tidak besar. selaras dengan itu, ekonom mirza adityaswara berpendapat bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga rendah. hal ini tampak dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28% sekaligus didukung oleh harga bbm yang rendah sebab masih disubsidi oleh pemerintah. lebih lanjut mirza meyampaikan, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan. dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam ngeri memiliki kecenderungan defisit neraca perdagangan yng semakin besar. menurut a tony prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat membantu pertumbuhan. seiring dengan hal itu, tingkat inflasi yang berada dibawah 5 % cukup membantu, walaupun hal tersebut ada dampaknya, yakni nilai subsidi energi yang terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat. qc8wfdm7jr0yh3c7v1gpnvhmujh25w8