Bahasa-bahasa Austronesia

From Wikipedia

Rumpun bahasa Austronesian adalah sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Dari Taiwan dan Hawaii di hujung utara sampai New Zealand di wilayah (Aotearoa) di hujung selatan dan dari Madagascar jauh di barat sampai Pulau Easter (Rapanui) di hujung timur.


Jadual isi kandungan

[Sunting] Asal usul bangsa Austronesia

Para penutur bahasa Austronesia proto atau purba dijangka berasal dari daerah yang sekarang disebut China bahagian selatan. Mereka sekitar 4000 tahun yang lalu bermigrasi ke pulau Taiwan dan dari sana lalu menyebar ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagascar dekat benua Afrika dan ke seluruh lautan Pasifik.

Bahasa Ma’anyan yang merupakan sebuah bahasa Dayak dan dipertuturkan di Borneo adalah bahasa yang paling dekat dengan bahasa Malagasy yang dipertuturkan di Madagascar, melepasi pantai timur Afrika.

[Sunting] Klasifikasi

Secara lazimnya, rumpun bahasa Austronesia dibahagi kepada beberapa kelompok. Dua kelompok utama ialah bahasa Taiwan dan bahasa Melayu-Polinesia. Kemudian rumpun bahasa Melayu-Polinesia dibahagi pula menjadi bahasa-bahasa Melayu-Polinesia Barat, Tengah dan Timur.

Di bawah adalah salasilah pembahagian rumpun bahasa ini secara terperinci.

Austronesia

  • Taiwanik
    • bahasa Atayalik
    • bahasa Tsouik
    • bahasa Paiwanik
    • bahasa Taiwanik Barat
    • bahasa Taiwanik yang terpengaruh bahasa China
  • bahasa Melayu-Polinesia
    • bahasa Melayu-Polinesia Barat
      • bahasa Borneo
      • bahasa Filipina Utara
      • bahasa Filipina Tengah
      • bahasa Filipina Selatan
      • bahasa Mindanao Selatan
      • bahasa Sama-Bajau
      • bahasa Sulawesi
      • bahasa Sundik
    • bahasa Melayu-Polinesia Tengah
      • bahasa Bima-Sumba
      • bahasa Maluku Tengah
      • bahasa Maluku Tenggara
      • bahasa Timor-Flores
    • bahasa Melayu-Polinesia Timur
      • bahasa Halmahera Selatan-Papua Barat-Laut
      • bahasa Oseania

Salah satu cabang terpenting adalah cabang Sundik yang menurunkan bahasa-bahasa Austronesia dengan jumlah penutur terbesar yaitu: bahasa Jawa, bahasa Melayu (dan bahasa Indonesia), bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Aceh, bahasa Batak dan bahasa Bali.

[Sunting] Bahasa Jepun

Bahasa Jepun adalah sebuah kes yang menarik minat banyak pakar linguistik. Ada yang mengelompokkan bahasa ini dalam rumpun bahasa Austronesia berdasarkan beberapa kata-kata dan fonologi bahasa Jepun. Namun yang lain berpendapat bahasa Jepun termasuk rumpun bahasa Altai dan terutamanya mirip dengan cabang bahasa Mongol. Bahasa Korea kemungkinan besar termasuk rumpun bahasa yang sama pula. Bahasa Korea mirip dengan bahasa Jepun namun sejauh ini belum ada yang menghubungkannya dengan rumpun bahasa Austronesia. Namun perlu diberi catatan pula bahwa rumpun bahasa Altai masih dipertikaikan lagi.

Beberapa kata dari bahasa Jepun yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • hi yang berarti api dan berasal dari *PAN (Proto-Austronesia): *Xapuy
  • ke yang berarti kayu

(bahagian ini masih perlu ditambah)

[Sunting] Contoh

Di bawah terdapat beberapa contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata “keras”) dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata “lémpar”). Jika ada kesalahan, para pembaca dipersilakan membetulkannya.


Bahasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Proto-Austronesia *esa/isa *duSa *telu *Sepat * lima *enem *pitu *walu *Siwa *sa-puluq
Paiwan ita dusa celu sepac lima unem picu alu siva ta-puluq
Tagalog isá dalawá tatló ápat limá ánim pitó waló siyám sampû
Ma'anyan Isa' rueh telo epat dime enem pitu Balu' suei sapuluh
Malagasy iráy róa télo éfatra dímy énina fíto válo sívy fólo
Aceh sa duwa lhee peuet limöng nam tujôh lapan sikureueng plôh
Toba Batak sada duwa tolu opat lima onom pitu uwalu sia sampulu
Bali sa dua telu empat lima enem pitu akutus sia dasa
Sasak esa due telu empat lime enem pitu’ balu’ siwa’ sepulu
Jawa Kuna sa rwa telu pat lima nem pitu wwalu sanga sapuluh
Jawa Baru siji loro telu papat lima nem pitu wolu sanga sepuluh
Sunda hiji dua tilu opat lima genep tujuh dalapan salapan sapuluh
Madura settong dhua tello' émpa' léma' énném pétto' ballu' sanga' sapolo
Melayu satu dua tiga empat lima enam tujuh lapan sembilan sepuluh
Minangkabau ciék duo tigo ampék limo anam tujuah dalapan sambilan puluah
Rapa Nui tahi rua toru ha rima ono hitu va'u iva 'ahuru
Hawaii `ekahi `elua `ekolu `eha: `elima `eono `ehiku `ewalu `eiwa `umi

[Sunting] Tipologi

Fonologi bahasa –bahasa Austronesia tergolong sederhana. Para penutur bahasa ini biasanya tidak suka dengan sukukata-sukukata tertutup dan menghindari gugusan-gugusan konsonan. Beberapa bahasa memang memiliki gugusan-gugusan konsonan namun ini merupakan pengaruh dari bahasa-bahasa lain, terutama dari bahasa Arab, bahasa Sanskrit, dan bahasa Indo-Eropa lainnya.

Kemudian beberapa bahasa turut meminjam fonem-fonem retrofleks dari bahasa Sanskrit, iaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bahkan bahasa Madura juga memiliki fonem-fonem berhembus (aspirata) yang kemungkinan juga berasal dari bahasa Sanskrit. Meskipun begitu, banyak para pakar yang menentang bahawa fonem-fonem ini dipinjam dari bahasa Sanskrit. Mereka berpendapat fonem-fonem ini telah berkembang dengan sendirinya.

[Sunting] Jumlah penutur

Secara keseluruhannya jumlah penutur bahasa Austronesia adalah sekitar 300 juta orang. Bahasa-bahasa pertuturan terbesar adalah bahasa Jawa, bahasa Melayu (dan bahasa Indonesia), bahasa Tagalog, bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Bali, bahasa Aceh, bahasa Batak dan bahasa Malagasy.

[Sunting] Status resmi

Bahasa Austronesia terpenting ditilik dari status resminya ialah bahasa Melayu yang merupakan bahasa rasmi di lima negara: Malaysia, Singapura, Brunei, Indonesia dan Timor-Timur. Di Indonesia bahasa resmi ini disebut sebagai bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa Filipina yang sebenarnya adalah bahasa Tagalog merupakan bahasa rasmi Filipina. Di Timor-Timur bahasa resmi lainnya adalah bahasa Tetun, juga sebuah bahasa Austronesia selain bahasa Portugis yang hanya dikenal oleh segelintir orang. Di Madagascar, bahasa Malagasy adalah bahasa resmi. Di Aotearoa(New Zealand), bahasa Maori juga memiliki status rasmi di samping bahasa Inggeris.

[Sunting] Kekerabatan dengan rumpun bahasa lain

Ada beberapa pakar yang menggolongkan rumpun bahasa Austronesia dengan rumpun bahasa Austro-Asia dan menamakannya rumpun bahasa besar atau superfamili Austrik. Mereka berpendapat bahwa semua bahasa di China bagian selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia, bahasa Austro-Asia, bahasa Tai-Kadai dan bahasa Hmong-Mien (juga disebut Miao-Yao). Secara skematis rumpun bahasa Austrik secara hipotetis adalah sebagai berikut:

  • Austrik
    • Austronesia
    • Tai-Kadai
    • Hmong-Mien
    • Austro-Asia

Para penutur keempat rumpun bahasa yang diduga berkerabat ini bermukim di daerah yang sekarang termasuk RRC bahagian selatan sampai lebih kurang antara tahun 2000 SM – 1000 SM. Dikala itu sukubangsa Han, yang merupakan penutur bahasa Sino-Tibet dari China utara, menyerbu ke selatan dan para penutur bahasa Austrik tercerai-berai. Hal ini yang diduga sebagai alasan mengapa kaum Austronesia terpaksa berhijrah ke Taiwan dan ke kepulauan Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik lainnya.

Kemudian para ahli linguistik mempunyai pendapat lain iaitu keberadaan kata-kata dasar dwisilabik yang mirip di mana bahasa Austronesia menyimpan kedua sukukata sedangkan bahasa Austro-Asia menyimpan sukukata pertama dan bahasa Tai-Kadai menyimpan suku kata kedua.

Contoh: Proto-Austronesia / Proto-Mon-Kmer (Austro-Asia) / Proto Thai (Tai-Kadai)

  • mata ‘mata’ / *măt ‘mata / *taa ‘mata’

[Sunting] Bacaan selanjutnya

  • Peter Bellwood, 1979, Man’s Conquest of the Pacific. The Prehistory of Southeast Asia and Oceania, New York: Oxford University Press.
  • Peter Bellwood, 1985, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Orlando, Florida: Academic Press.
  • Peter Bellwood, 1987, The Polynesians: Prehistory of an Island People, New York: Oxford University Press.
  • P. Benedict, 1975, Austro-Thai Language and Culture. With a Glossary of Roots, New Haven: HRAF Press.
  • O.C. Dahl, 1951, Malgache et Maanjan., Oslo: Egede Instituttet.
  • Otto Dempwolff, 1956, Perbendaharaan Kata-kata dalam Berbagai Bahasa Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Jared Diamond, 1997, Guns, Germs and Steel, W.W. Norton & Company.
  • Isidore Dyen, 1956, “Language Distribution and Migration Theory”, di Language, 32: 611-626.
  • Hendrik Kern, 1956, Pertukaran Bunyi dalam Bahasa-bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Hendrik Kern, 1957, Berbagai-bagai Keterangan berdasarkan Ilmu Bahasa dipakai untuk Menetapkan Negeri Asal Bahasa-Bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.

[Sunting] Pranala luar